Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

ASISTENSI PERAWAT PADA PASIEN DEMENSIA


DI PANTI LANSIA AL-ISHLAH

Disusun untuk melengkapi tugas Praktek Kerja Industri


dan memenuhi syarat Ujian akhir Semester

Disusun oleh :

Nama : ASTIRA RAMADANI

NIS : 6398/761.070

Kelas : XI Keperawatan 1

PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 11 MALANG

Jl. Pelabuhan Bahakuni No.1 Telp. 0341 – 836330 Fax. 0341 – 837271

Tahun 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Industri ini telah disetujui oleh pembimbing dan disahkan pada
:

Hari / Tanggal :

Tempat : SMK Negeri 11 Malang

Menyetujui,

Pembimbing DU/DI Pembimbing Sekolah

Zakariya Yahya.Amp,Kep Nanik Nurhayati,S.Kep.NS


NIP. NIP.
Mengetahui,

Kepala SMKN 11 Malang Ka. Komkel Keperawatan

Drs.Gunawan Dwiyono, S.ST,M.Pd Dra. Anggraeni Susilowati


NIP. 1967030 199512 1 002 NIP. 1961 1031 198803 2 003

2
MOTTO

1. Ubah pikiranmu dan kamu dapat merubah duniamu


2. Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak menfaatkannya dengan baik, maka ia
akan memanfaatkanmu
3. Kita lebih besar dan lebih baik dari apa yang kita pikirkan
4. Bekerja keras dan bersikap baiklah. Hal luar biasa akan terjadi
5. Jika kamu ingin hidup bahagia, terikatlah pada tujuan, bukan orang atau benda

PERSEMBAHAN

1. Bpk Gunawan Dwiyanto, S.ST,MPd selaku kepala sekolah SMKN 11 Malang.


2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dalam prakerin ini.
3. Bapak/ibu guru dan karyawan di SMKN 11 Malang.
4. Seluruh perawat dan karyawan di Pondok Lansia Al-Ishlah
5. Serta teman-teman di SMKN 11 Malang yang telah memberikan semangat dan
dukungan.

3
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek
Kerja Instansi (PRAKERIN) dan dapat menyusun laporan ini dengan baik guna
memenuhi kelengkapan bukti belajar.
Laporan Praktek Kerja Instansi (PRAKERIN) ini dapat disusun dengan baik
berkat bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan
sebagai bahan masukan untuk kami.Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayat serta kesempatan untuk
penulis menyelesaikan laporan prakerin ini. Kedua orang tua yang tidak lelah
mendukung dan mendoakan
2. Bpk. Drs. Gunawan Dwiyono. S. ST. M.Pd selaku kepala SMK NEGERI 11
MALANG yang telah memberi izin untuk mengikuti kegiatan prakerin ini.
3. Ibu. Dra. Anggraeni selaku ka KOMKEL keperawatan SMKN 11 MALANG
4. Seluruh karyawan dan karyawati Panti Lansia Al-Ishlah
5. Teman teman atas dukungan dan bantuannya untuk menyelesaikan laporan ini
penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Baik dari segi
menulis maupun dari isi laporan. Oleh karna itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. penyusun berharap dengan
adanya PKL ini akan bermanfaat bagi semua pihak. Baik penyusun, pembaca,
maupun adik - adik kelas yang juga akan melaksanakan pratik kerja lapangan.

Malang,

Astira Ramadani

4
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................1

Halaman Pengesahan................................................................................................... 2

Halaman Motto dan Pengesahan ................................................................................. 3

Kata Pengantar ............................................................................................................ 4

Daftar Isi .....................................................................................................................5

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Prakerin..................................................................................7


1.2 Pengertian Prakerin .........................................................................................8
1.3 Tujuan dan manfaat prakerin ..........................................................................8
1.3.1 Tujuan prakerin .....................................................................................8
1.3.2 Manfaat prakerin ...................................................................................9

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Tempat dan waktu pelaksanaan prakerin......................................................11


2.2 Sejarah singkat,Visi Misi dan Motto DU/DI ................................................11
2.3 Struktur organisasi DU/DI ............................................................................12
2.4 Tata tertib dan keselamatan kerja .................................................................12
2.4.1 Tata tertib di tempat praktek ...............................................................12
2.4.2 Prosedur keselamatan kerja di tempat praktek ....................................13
2.5 Prosedur dan bentuk kegiatan .......................................................................13

BAB III KOMPETENSI PRAKTIK

3.1 Spesifikasi kompetensi/pekerjaan .................................................................15


3.1.1 Konsep penyakit……………...............................................................15
3.1.2 Tinjauan kasus, data pasien .................................................................19
3.1.3 Kopetensi asisten perawat pada pasien ...............................................23
3.2 Hambatan selama prakerin............................................................................26

5
3.3 Penyelesaian masalah....................................................................................26

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan....................................................................................................27
4.2 Saran………………………. .......................................................................27

DAFTAR PUSTAKA…………………….. ..............................................................27

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah


Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi
kognitif tanpa gangguan kesadaran. Gangguan fungsi kognitif antara lain pada
intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi,
perhatian dan konsentrasi, penyesuaian, dan kemampuan bersosialisasi. (Arif
Mansjoer, 1999)
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi vegetatif
atau keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian,
dan interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat terganggu. (Elizabeth J.
Corwin, 2009)
Demensia adalah penurunan fungsi intelektual yang menyebabkan hilangnya
independensi sosial. (William F. Ganong, 2010)
Jadi, Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya
berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan
kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.
Pengalaman praktek kerja industri membantu peserta didik mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di kelas pada situasi nyata sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini.
Praktek kerja industri dilakukan untuk kompetensi lulusan didukung oleh sarjana
yang memadai di sekolah. Sesuai dengan ketentuan dalam praktik kerja industri yang
dilaksanakan selama 3 bulan.
Praktek Kerja Industri membuat para siswa mengetahui dunia kerja yang
sesungguhnya. Bahwa lulusan SMK diharapkan menjadi siswa yang siap pakai di
masyarakat.Di dalam kurikulum sekolah ditetapkan bahwa untuk mewujudkan
program tersebut para siswa diharuskan mengikuti dan melaksanakan prakerin antara
lain : Ketentuan Kurikulum SMK, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan berdasarkan
pendekatan pendidikan dan pelatihan berdasarkan pendekatan Pendidikan Sistem
Ganda, Visi dan Misi SMK.

7
1.2 Pengertian Prakerin
PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan didunia usaha atau dunia industri yang relevan
dengan dengan kompetensi (kemampuan) siswa sesuai bidangnya. Dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan prosedur tertentu, bagi siswa yang bertujuan untuk
magang disuatu tempat kerja, baik dunia usaha maupun didunia industri setidaknya
sudah memiliki kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya atau sudah
mendapatkan bekal dari pembimbing disekolah untuk memiliki ilmu-ilmu dasar yang
akan diterapkan dalam dunia usaha atau dunia Industri. Alasan utama mengapa para
siswa-siswi habus memiliki bekal ilmu pengetahuan dasar sesuai bidangnya agar
dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri tidak mengalami kendala yang berarti dalam
penerapan Ilmu Pengetahuan dasar yang kemungkinan besar dalam proses praktek
kerja industri mendapatkan ilmu-ilmu baru yang tidak diajarkan di Lembaga Kejuruan
terkait.

1.3 Tujuan dan Manfaat Prakerin


1.3.2 Tujuan Prakerin

Bagi siswa :
1. Dapat mengamati langsung perbedaan antara materi di sekolah dengan dunia
industri.
2. Melantik siswa untuk berinteraksi dengan dunia kerja yang nyata
3. Dapat memgebangkan ilmunya dengan adanya prakerin
4. Mempersiapakan diri menghadapi dunia kerja
5. Siswa dapat mempunyai wawasan yang luas tentang dunia kerja.

Bagi sekolah :

1. Dapat menjalin kerja sama dengan dunia industri.


2. Untuk mengembangkan kompetensi para siswa siswinya.
3. Untuk mengetahui kesiapan para siswanya sebelum memasuki dunia industri
4. Untuk melihat peluang akan ingormasi kesempatan kerja ditempat tersubut.

8
5. Untuk mengetahui berapa besar ilmu yang diterapkan oleh siswanya saat memasuki
dunia usaha atau dunia industri

Bagi Dunia Usaha atau Dunia industri :

1. Untuk menjalin kerja sama dengan sekolah


2. Untuk memberikan kesempatan kerja kepada siswa dan mengenalkan kepada siswa
dunia kerja sesunggunya
3. Memberikan kepada siswa kesempatan kerja dan mengenalkan

1.3.2 Manfaat Prakerin

Bagi Siswa :

1. Mendapatkan pendidikan dan pelatihan serta pengalaman kerja yang sesungguhnya.


2. Memiliki kemampuan, keahlian dan ketrampilan kerja yang professional sesuai
dengan standar DU/DI.
3. Meningkatkan rasa percaya diri yang akan mendorong untuk meningkatkan
keahlian dan ketrampilannya.
Bagi DU/DI :
1. Mengenal dan memahami secara nyata kualitas pendidikan dan pelatihan yang
dilahirkan oleh lembaga-lembaga pendidikan kejuruan.
2. Memiliki data base tentang kualitas peserta prakerin, sebagai bahan pertimbangan
dalam melakukan proses rekrutmen tenaga kerja bila suatu saat dibutuhkan oleh
perusahaan.
Bagi Sekolah :
1. Sekolah akan memperoleh image / pandangan positif dari perusahaan tempat
Prakerin, karena anak didik sekolah mampu beradaptasi dalam pekerjaan dan
lingkungan perusahaan.
2. Bentuk kepedulian sekolah kepada dunia industri akan kualitas Siswa didik.
3. Menghilangkan kesan negatif bagi perusahaan penerima peserta prakerin bahwa
proses prakerin hanya mengganggu aktivitas perusahaan.
4. Sekolah akan mendapat kepercayaan yang tinggi dari orangtua dan masyarakat
karena anak didik memiliki kemampuan yang baik.

9
5. Mengenalkan nama sekolah kepada masyarakat sebagai sekolah kejuruan yang
memiliki potensi kerja yang tinggi.

10
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Tempat dan waktu pelaksanaan prakerin


Tempat yang digunakan praktik kerja industri adalah Panti Lansia Al-Ishlah
Malang yang terletak di Jalan Raya Laksda Adisucipto.

Ruang yang digunakan praktik antara lain: Ruang Perawat Dan kamar-kamar
pasien

Adapun waktu untuk melakukan prakerin yaitu 8 minggu, yang dimulai tanggal
24 Agustus 2020 sampai dengan 24 November 2020 Tempat dan waktu pelaksanaan
prakerin

2.2 Sejarah Singkat, Visi Misi dan Motto Panti Lansia Al-Ishlah

Sejarah Singkat Panti Lansia Al-Ishlah

Awal didirikan Panti Lansia Al – Ishlah pada tahun 1996, setelah itu 10 tahun
berikutnya didirikan Gedung Panti Asuhan Putra. Pengurus mendirikan pada tahun
2009 dan diresmikan pada tahun 2010.

VISI Panti Lansia Al-Ishlah

Mewujudkan Panti Lansia Al-Ishlah sebagai Pusat Pelayanan Lansia dengan


standar pelayanan sosial maksimum

MISI Panti Lansia Al-Ishlah

 Meningkatkan pelayanan sosial bagi lanjut usia baik fisik, mental, spiritual maupun
sosial.
 Menggali serta mengembangkan potensi lansia yang diarahkan pada pengisian
waktu luang guna mempertahankan fungsi kognitif, afektif dan psikomotorik,
membangun citra diri positif, penerimaan diri, kebermaknaan hidup, serta interaksi
sosial lansia.
 Menjamin terwujudnya perlindungan sosial bagi lanjut usia terutama di dalam panti

11
 Memberdayakan lansia dan/keluarga agar dapat memberikan pelayanan, perawatan
dan perlindungan sosial bagi lanjut usia yang mendapatkan pelayanan dalam
rumah.
 Meningkatkan profesionalisme pelayanan, manajemen dan administrasi melalui
peningkatan Mutu SDM serta tersedianya sarana dan prasarana pendukung.
 Menjadikan panti sebagai pusat pengembangan ilmu gerontik.

MOTTO Panti Lansia Al-Ishlah

“Profesional, Transparan dan Akuntabel”

2.3 Struktur Organisasi

Ketua yayasan
H.Machfudz

Sekretaris Bendahara
Didik Suhartono S.E Nursiyanto

PJ.Panti jompo/Al.Ishlah PJ.Panti Asuhan Putra PJ.Panti Asuhan Putri


Bpk.Nursiyanto Ibu.Hj.Nurhidayati Ibu.Hj.Mudawamah

2.4 Tata Tertib dan Keselamatan Kerja

2.4.1 Tata Tertib Panti Lansia Al-Ishlah

1. Semua praktikan harus hadir di tempat sesua waktu yang sudah ditentukan.
Ketidakhadiran.
1) Praktikan diperbolehkan izin tidak masuk dinas karena sunggu-sungguh sakit
atau keperluan yang sangat penting menyangkut panggilan dari sekolah atau
keperluan keluarga.

12
2) Siswa yang tidak masuk harus meminta izin kepada pembimbing panti secara
langsung dan menyerahkan surat izin dari orang tua serta keterangan dari dokter
(jika sakit).
3) Siswa praktik harus mengganti sejumlah hari praktik yang ditinggalkan di
tempat praktik tersebut.
2. Kewajiban praktikan
1) Hormat kepada pembimbing sekolah dan pembimbing DU/DI.
2) Mentaati peraturan yang berlaku di tempat praktik.
3) Ikut menjaga nama baik sekolah dan tempat dimana siswa praktik.
4) Saling menghormati dan bekerja sama dengan siswa praktikan yang lain.
5) Melengkapi diri dengan keperluan praktik.
6) Setiap praktik harus memakai seragam yang sudah di tentukan dan penampilan :
a. Memakai seragam praktik.
b. Memakai tanda pengenal.
c. Memakai harnet (yang tidak berjilbab sedangkan yang berhijab harap
dimasukkan).
d. Tidak menggunakan aksesoris berlebihan.
e. Rambut pendek rapi, tidak berjambang, tidak berkumis, tidak menggunakan
aksesoris(untuk siswa laki-laki)

2.4.2 Keselamatan Kerja

1. Pembedaan pembuangan sampah medis dengan non medis sesuai tempatnya.


2. Penggunaan sarung tangan atau handscoon saat membantu pasien atau kontak
dengan pasien terutama pada pasien infeksius.
3. Penggunaan masker, yaitu digunakan saat kontak dengan pasien terutama pada
pasien infeksius.
4. Penggunaan skort saat tindakan di ruangan.
5. Cuci tangan 6 langkah sesuai prosedur dengan 5 momen yaitu :
1) Sebelum kontak langsung dengan pasien.
2) Sebelum melakukan tindakan aseptic.
3) Sesudah kontak langsung dengan pasien.
4) Sesudah kontak dengan lingkungan pasien.

13
2.5 Prosedur dan Bentuk Kegiatan

Prosedur kerja di Panti Lansia Al-Ishlah

Di Panti Lansia Al-Ishlah prosedur kerjanya sama dengan para karyawan yang
bekerja di Panti Lansia Al-Ishlah. Tetapi di Panti Lansia Al-Ishlah dibentuk dalam sift
yaitu sift pagi, sore, & malam. Untuk yang jadwalnya sift pagi kita harus datang jam
07.00 – 15.00 WIB, untuk jadwalnya sift sore kita harus datang jam 14.00 – 20.00
WIB & untuk yang jadwalnya sift malam kita harus datang jam 20.00 – 07.00 WIB.

14
BAB III

KOMPETENSI PRAKTIK

3.1 Spesifikasi kompetensi atau perkerjaan

Spesifikasi kompetensi keahlian pada pasien Demensia

3.1.1 Konsep penyakit

A. Definisi Demensia

Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif


yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan
gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Demensia bukanlah suatu
penyakit yang spesifik. Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan kumpulan gejala yang bisa disebabkan oleh berbagai kelainan yang
mempengaruhi otak. Seorang penderita demensia memiliki fungsi intelektual yang
terganggu dan menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari maupun hubungan
dengan orang sekitarnya. Penderita demensia juga kehilangan kemampuan untuk
memecahkan masalah, mengontrol emosi, dan bahkan bisa mengalami perubahan
kepribadian dan masalah tingkah laku seperti mudah marah dan berhalusinasi.
Seseorang didiagnosa demensia bila dua atau lebih fungsi otak, seperti ingatan dan
keterampilan berbahasa menurun secara sign

B. Etiologi

Penyebab utama dari penyakit demensia adalah penyakit alzheimer, yang


penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti, namun diduga penyakit Alzheimer
disebabkan karena adanya kelainan faktor genetik atau adanya kelainan gen tertentu.
Penyebab lainnya dari Demensia yaitu, serangan stroke yang berturut-turut.
Stroke tunggal yang ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan yang ringan atau
kelemahan yang timbul secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan
kerusakan jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya
aliran darah yang disebut dengan infark. Demensia yang disebabkan oleh stroke kecil
disebut demensia multi-infark. Sebagian penderitanya memiliki tekanan darah tinggi
atau kencing manis, yang keduanya menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak.

15
C. Pathway

D. Patofisiologi

Hal yang menarik dari gejala penderita demensia (usia >65 tahun) adalah adanya
perubahan kepribadian dan tingkah laku sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Lansia penderita demensia tidak memperlihatkan gejala yang menonjol pada tahap
awal, mereka sebagaimana Lansia pada umumnya mengalami proses penuaan dan
degeneratif. Kejanggalan awal dirasakan oleh penderita itu sendiri, mereka sulit untuk
mengingat dan sering lupa jika meletakkan suatu barang. Mereka sering kali menutup-
nutupi hal tersebut dan meyakinkan bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia mereka.
Kejanggalan berikutnya mulai dirasakan oleh orang-orang terdekat yang tinggal
bersama mereka, mereka merasa khawatir terhadap penurunan daya ingat yang
semakin menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa bahwa mungkin lansia kelelahan

16
dan perlu lebih banyak istirahat. Mereka belum mencurigai adanya sebuah masalah
besar di balik penurunan daya ingat yang dialami oleh orang tua mereka.
E. Klasifikasi
1. Menurut Kerusakan Struktur Otak
a. Tipe Alzheimer
Demensia ini ditandai dengan gejala :
1. Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif,
2. Daya ingat terganggu, ditemukan adanya : afasia, apraksia, agnosia, gangguan
fungsi eksekutif,
3. Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru,
4. Perubahan kepribadian (depresi, obsesitive, kecurigaan),
5. Kehilangan inisiatif.
b. Demensia Vascular
Demensia tipe vascular disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di otak dan setiap
penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat terjadinya demensia. Depresi
bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak,
sehingga depresi dapat diduga sebagai demensia vaskular
Tanda-tanda neurologis fokal seperti :
1. Peningkatan reflek tendon dalam
2. Kelainan gaya berjalan
3. Kelemahan anggota gerak
2. Menurut Umur:
a. Demensia senilis ( usia >65tahun)
b. Demensia prasenilis (usia <65tahun)
3. Menurut perjalanan penyakit :
a. Reversibel (mengalami perbaikan)
b. Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit.B,
Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb)
Pada demensia tipe ini terdapat pembesaran vertrikel dengan meningkatnya cairan
serebrospinalis, hal ini menyebabkan adanya :
1. Gangguan gaya jalan (tidak stabil, menyeret).
2. Inkontinensia urin.

17
3. Demensia.
4. Menurut sifat klinis
a. Demensia proprius
b. Pseudo-demensia

F. Manifestasi Klinis

Tanda dan Gejala dari Penyakit Demensia antara lain :


1. Rusaknya seluruh jajaran fungsi kognitif.
2. Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek.
3. Gangguan kepribadian dan perilaku (mood swings).
4. Defisit neurologi dan fokal.
5. Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang.
6. Gangguan psikotik : halusinasi, ilusi, waham, dan paranoid.
7. Keterbatasan dalam ADL (Activities of Daily Living)
8. Kesulitan mengatur penggunaan keuangan.
9. Tidak bisa pulang kerumah bila bepergian.
10. Lupa meletakkan barang penting.
11. Sulit mandi, makan, berpakaian dan toileting.
12. Mudah terjatuh dan keseimbangan buruk.
13. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan,
tahun, tempat penderita demensia berada
G. Penatalaksanaan

Keperawatan :

 Terapi stimulasi kognitif, terapi ini bertujuan untuk merangsang daya ingat,
kemampuan berbahasa, dengan melakukan kegiatan kelompok atau olaraga
 Terapi okupasi, terapi ininertujuan untuk mengajarkan penderita cara melakukan
aktivitas sehari-hari dengan aman sesuai kondisinya, serta mengajarkan cara
mengontrol emosi dalam menghadapi perkembangan gejala
 Terapi ingatan, terapi ini berguna untuk membantu penderita mengingat riwayat
hidupnya, Seperti kampong halaman, masa sekolah, pekerjaan, hingga hobi.

18
 Rehabilitasi kognitif, terapi ini bertujuan untuk melatih bagian otak yang tidak
berfungsi, menggunakan bagian otak yang masih sehat.

Medis: Medikamentosa

o Inhibilator kolinesterase, pemberian Inhibilator kolinesterase akan menurunkan


degradasi asetilkolin di celah sinaps sehingga kadar asetilkolin meningkat.
o Memantin, pemberian memantin bertujuan untuk melindungi reseptor NMDA.
H. Komplikasi
 Depresi
 Sifat Agresif
 Kebingungan
 Rasa Cemas
 Frustasi
 Px dapat kehilangan kemampuan dalam mengingat nama orang
I. Pencegahan

Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia
diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan
fungsi otak, seperti :
1. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan
zat adiktif yang berlebihan.
2. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan
setiap hari.
3. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif :
4. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam
kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.
3.1.2 Hasil Pengkajian

A. Data Pasien

Nama Pasien : Ny.H

Umur Pasien : 77 Tahun

Tanggal lahir : 2-10-1943

19
Jenis kelamin : Perempuan

Alamat Pasien : Perum Sumber Alam Blok F.12 Tegal Batu Kidul, Jember

Agama : Islam

No.register : 77925

Diagnosa Pasien : Demensia

Tanggal MRS : 2-Februari-2019

Tanggal KRS : -

Data Subyektif : Pasien mengatakan Demensia tidak dapat mengingat kejadian


di masa lalu

Data Obyektif :

A. Peningkatan suhu tubuh

1. 4 Desember 2020(MRS) : 36,8°C


2. 5 Desember 2020 : 36,6°C
3. 6 Desember 2020 : 36,4°C
4. 7 Desember 2020 : 36°C

B. Kecepatan nadi : 80×/ menit

C. Kecepatan pernafasan : 21×/ menit

D. Kedaan umum : Pasien tampak lemas

E. Kesadaran : Sadar penuh (Composmentis)

B. Keluhan Pasien

Pasien mengatakann pusing,lemas dan kecapekan

C. Riwayat penyakit sekarang

Demensia

D. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan Pernah sakit malaria & disentri

20
E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan bahwa tidak ada riwat penyakit

F. Pemeriksaan fisik

A. Keadaan Umum : pasien tampak lemas

B. Kesadaran : compas mentis

C. Tanda Tanda Vital :

1. Tekanan darah : 110/80 mmhg


2. Nadi : 80×/ menit
3. Respirasi : 21×/ menit
4. Suhu : 36°C

D. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE

1. Kepala dan leher :


Kepala bulat, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan pada kepala. Distribusi
rambut merata, warna rambut putih dan hitam, bentuk rambut lurus, bentuk
wajah simetris. Mata tidak anemis, pupil isokor. Warana bibir pink lembab,
mukosa bibir lembab, gigi hilang 4, keadaan gigi bersih, warna lidah pink ada
putih – putihnya. Hidung simetris, tidak ada nyeri tekan, lubang hidung ada 2,
tidak ada kotoran dalam hidung. Telinga tidak ada nyeri tekan, tidak ada
kotoran, ada lubang telinga, tidak ada pembengkakan pada telinga.
2. Dada :
 Paru
Auskultasi : normal vesikuler, palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, perkusi : sonor.
 Jantung
Auskultasi : lupdup s1 dan s2 normal, perkusi:pekak, palpasi:teraba di ICS 5.
3. Payudara dan ketiak :
Papila berada ditengah, ketiak normal tidak ada benjolan.
4. Abdomen :

21
Auskultasi : bising usus 8x/ menit (normal), palpasi : hati, usus (bunyi
nyaring), lambung (normal), perkusi : hypertimpani.
5. Genetalia :
Tidak ada benjolan pada anus, pubis hanya sedikit, tidak ada benjolan pada
vagina.
6. Integumen :
Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi pada tangan, turgor kulit kurang dari
2 detik baik bagian tangan dan kaki, ada bekas luka pada kaki karena terkena
cangkul.
7. Ekstremitas :
 Atas
5I5
 Bawah
5I5
G. Diagnosa

H. Analisis Data
NO Data penunjang Masalah keperawatan
Ds:
- Ny.H mengatakan tidak ingat kapan
suaminya meninggal
- Ny.H mengatakan tidak ingat berapa orang
jumlah cucunya
- Ny.H mengatakan tidak ingat umur dia
1 Perubahan proses piker
Do:
- Ny.H berulang kali menanyakan nama
pengkaji
- Saat diminta menghitung mundur dari 5-1,
Ny.H mampu menyelesaikan

22
I. Intervensi Keperawatan
NO
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
DX
1 Setelah diberikan tindakan o Jalin hubungan saling Untuk membangun
keperawatan diharapkan klien mendukung dengan kepercayaan dan
dapat beradaptasi dengan klien. rasa nyaman
perubahan aktivitas sehari- o Orientasikan pada Menurunkan
hari dan lingkungan dengan lingkungan dan kecemasan dan
KH : rutinitas baru. perasaan terganggu
a. mengidentifikasi perubahan o Kaji tingkat stressor
b. mampu beradaptasi pada (penyesuaian diri,
perubahan lingkungan dan perkembangan, peran
aktivitas kehidupan sehari-hari keluarga, akibat
c. cemas dan takut berkurang perubahan status
kesehatan)
d

3.1.3 Kompetensi asistensi perawat pada pasien Demensia

Sebagai seorang asistensi perawat tindakan yang saya lakukan pada pasien
yaitu :

1. Mengukur tanda - tanda vital

A. Definisi

Tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan darah, denyut
nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena penting untuk
menilai fungsi fisiologi organ vital tubuh.

1. Tekanan darah : 110/80 mmhg


2. Nadi : 80×/ menit
3. Suhu : 36°C

23
4. Respirasi : 21×/ menit

B. Tujuan

Untuk dapat mengetahui normal atau tidak normalnya ukuran tekanan darah,
nadi, pernafasan dan suhu tubuh pasien.

C. Persiapan pasien

1. Memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan.


2. Menyiapkan pasien dalam keadaan istirahat atau rileks.
3. Menyiapkan lengkungan yang aman dan nyaman.
4. Berikan privasi pada pasien

D. Persiapan alat

1. Tensimeter digital
2. Thermometer
3. Jam tangan
4. Buku pendokumentasian

E. Prosedur tindakan

1. Mencuci tangan terlebih dahulu


2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
3. Mengatur posisi pasien
4. Meletakkan themometer pada kening pasien
5. Untuk mengukur nadi, lakukan palpasi pada pergelangan tangan (Arteri
radialis) hitung selama 1 menit penuh
6. Untuk mengukur pernafasan mengamati naik turunya dada ataupun perut
selama 1 menit
7. Mencuci tangan setelah tindakan

F. Evaluasi

1. Rapikan dan bereskan alat


2. Sampaikan hasil pengukuran tanda tanda vital ke pasien
3. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman

24
Data Subyektif : pasien mengatakan pusing,lemas dan kecapekan
Data Obyektif : Peningkatan suhu tubuh
1) 4 Desember 2020 : 36.8°C
2) 5 Desember 2020: 37.2°C
3) 6 Desember 2020: 37.6°C
4) 7 Desember 2020: 37.0°C

2. Pemberian nutrisi melalui oral

A. Definisi

Pemberin nutrisi per oral adalah suatu peroses pemenuhan makanan dan
minuman melalui mulut pasien.

B. Tujuan

Tujuan pemberian nutrisi per oral antara lain tercukupinya keseimbangan nutrisi
pasien dan sebagai sosialisasi antara pasien

C. Persiapan pasien

1. Identifikasi kemapuna pasien dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi per oral


(Posisi dan privasi pasien)
2. Identifikasi kesiapa dan kesediaan pasien dan keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi (menjelaskan tujuan nutrisi per oral)

D. Persiapan alat

1. Piring berisi makanan


2. Sendok
3. Garbu
4. Gelas minum yang berisi air hangat serta tutupnya
5. Sedotan
6. Tisu dalam tempatnya
7. Serbet
8. Baki tempat membawa makananya

E. Prosedur tindakan

25
1. Anda harus menjelaskan tujuan pemenuhan nutrisi per oral
2. Anda harus meminta persetujuan pasien atau keluarga sebelum melakukan
tindakan tersebut
3. Jaga privasi pasien
4. Dekatkan alat alat yang akan digunakan
5. Minta pasien berpatisipasi dalam tindakan mengatur posisi
6. Alat alat dibereskan dan pasien dirapikan
7. Jangan lupa cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan prosedur

F. Evaluasi

1. Rapikan dan bereskan alat


2. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman

DO : Pasien menyatakan badan sudah tidak terlalu lemas

DS : Suhu tubuh telah mencapai normal

Wajah tidak terlalu pucat

3.2 Hambatan selama Prakerin

1. Kurangnya kominukasi antara karyawan panti dan anak prakerin


2. Botol minum oma yang digunakan secara bergantin tanpa di cuci
3. Pada saat pergantian shift cukup lama dan tidak tepat waktu.
4. Terbatasnya peralatan seperti tensi

3.3Penyelesaian

1. Komunikasi dengan karyawan panti


2. Sebaikanya mencuci botol minum terlebih dahulu sebeluh di gunakan untuk
memberi minum ke oma
3. Diusahakan lebih tepat waktu.
4. Membawa tensi sendiri atau pinjam ke teman

26
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dengan adanya praktik kerja indusrti penulis mendapatkan pengalaman yang
berharga selain itu juga mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat untuk kedepannya.
Jika di sekolah di ajarkan ilmu oleh guru sedangkan saat melakukan praktik kerja
industry kita dapat memperatikannya langsung dengan dunia kerja sesungguhnya. Di
dalam prakerin kita dilatih untuk menjadi orang yanh mandiri, tegas, disiplin dan
melatih kesabaran yang belum di dapatkan di sekolah.
Dari kegiatan dapat saya simpulkan :
1. Selalu mengutamakan kenyamanan pasien.
2. Selalu mengitamakan keselamatan kerja.
3. Selalu berusaha untuk tetap beretika.

4.2 Saran
1. Bagi sekolah
a) Harus lebih matang lagi dalam mempersiapkan siswa sisinya untuk praktik di
dunia industri
b) Guru yang mengajar di sekolah sebaiknya lebih menambah wawasan yang di
berikan kepada siswa siswinya saat akan memasuki dunia industri.
c) Usaha untuk memantau kegiatan siswa siswi sehari-hari di tempat praktik.
2. Bagi DU/DI
a) Harus lebih sering berkomunikasi dengan siswa yang praktik agar tercipta
sesuatu yang nyaman.
b) Mengajarkan ilmu yang seharusnya diberikan kepada siswa siswi praktik dan
mendampingi saat melakukan tindakan yang belum di kuasai oleh siswa praktik

27
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah .Vol 1 & 2. EGC
: Jakarta.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made
Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC : Jakarta.
Elizabeth.J.Corwin. 2009. Buku Saku : Patofisiologi. Ed.3. EGC : Jakarta.
Kushariyadi.2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Salemba medika : Jakarta
Nugroho, Wahjudi. 1999. Keperawatan Gerontik Edisi 2 Buku Kedokteran. EGC :
Jakarta.
Silvia.A.Price & Wilson, Patofisiologi. Ed.8. Jakarta. EGC.2006
Stanley,Mickey. 2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. EGC; Jakarta.
Sumber : http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/03/demensia-pada-lansia-3/

28

Anda mungkin juga menyukai