Anda di halaman 1dari 11

PENUAAN PADA SISTEM NEUROLOGIS

PROSES PENUAAN (AGEING PROCESS)


Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki dari atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita
(CONSTANTINIDES, 1994)
Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara ilmiah. Dimulai sejak
lahirdan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Adakalanya orang
belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi kekurangan kekurangannya yang
menyolok (deskripansi)

TEORI TEORI PROSES PENUAAN


Sebenarnya secara individu:
Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.
Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.
Tidak ada satu faktor pun ditemukan untuk mencegah proses menua.

TEORI-TEORI BIOLOGI

Teori genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)


Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu.
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekulmolekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas
adalah mutasi dari sel-sel kelamin. (Terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
Pemakaian dan Rusak
kelebihan

usaha

dan

stess

menyebabkan

sel-sel

tubuh

lelah

(terpakai).

Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh, yang disebut teori akumulasi dari
produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan
saraf pusat pada orang lanjut usia yang mengakibatkan mengganggu fungsi sel itu sendiri.
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.
Tidak ada perlindungan terhadap: radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi.

Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)


Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jarinagan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah
dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi
dan

semenjak

itu

terjadilah

BROCKLEHURST,1989).

kelainan

auto

imun.

(Menurut

GOLDTERIS

&

Teori Immunologi Slow Virus (Imunology Slow Virus Theory)


Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh
dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress
menyebabkan sel-sel tubuh telah terpakai.

Teori Radikal Bebas


Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein.
Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

Teori Rantai Silang


Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan, dan hilangnya
fungsi.

Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut
mati.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN


Meliputi

BATASAN BATASAN LANJUT USIA


Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara memuaskan. Di bawah ini
dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


Lanjut usia
meliputi
Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
Lanjut usia (elderly)
ialah antara 60 dan 74 tahun.
Lanjut usia tua (old)
ialah antara 75 dan 90 tahun.

Usia sanagt tua (very old) ialah di atas 90 tahun.


Menurut Prof. Dr. Ny, Sumiati Ahmad Mohamad
Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad mohamad (alm) Guru Besar Universitas Gajah Mada pada
Fakultas Kedokteran, membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut.
0 1 tahun = masa bayi
1 6 tahun = masa prasekolah
6 -10 tahun = masa sekolah
10-20 tahun = masa pubertas
40-65 tahun = masa setengah umur(Prasenium)
65 tahun keatas=masa Lanjut Usia(Senium)

Menurut Dra.Ny.Jos Masdani (Psikolog UI)


Mengatakan lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi
menjadi 4 bagian. Pertama= fase iuventus, antara 25 dan 40 tahun, kedua = fase verilitas,
antara 40 dan 50 tahun, ketiga = fase prasenium, antara 55 dan 65 tahun, dan keempat = fase
senium, antara 65 tahun hingga tutup usia.

Menurut Prof. Dr. koesoemato Setyonegoro

Pengelompokkan lanjut usia sebagai berikut: Usia Dewasa Muda (elderly adulthood)antara
usia 18 atau 20 25 tahun. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas antara usia 25
60 atau 65 tahun. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 atau 70 tahun. Terbagi untuk umur
70 75 tahun (young old), 75 80 tahun (old), dan lebih dari 80 tahun (very old).

Menurut Undang Undang Nomor 4 Tahun 1965


Bantuan penghidupan orang jompo/lanjut usia yang termuat dalam pasal 1 dinyatakan
sebagai berikut : Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usiasetelah
yang bersangkutan mencapai umur 55tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
(INI SUDAH DIPERBARUI KARENA SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI). Saat ini
berlaku Undang-Undang No.13/th. 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi
sebagai berikut : BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi Lanjut Usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
Sebenarnya lanjut usia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat ditentukan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam.
Umur manusia maksimal sekitar 6x umur masa bayi sampai (620 tahun =120 tahun). Semua
orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir, yang pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial
sedikit demi sedikit sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi sehingga
sehingga bagi kebanyakan orang, masa tua itu merupakan masa yang kurang menyenangkan.

Birren and Jenner (1997)


mengusulkan untuk membedakan antara: usia biologis, usia psikologis, dan usia social.

Usia biologis:
yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup
tidak mati.

Usia psikologis:
yang menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian
kepada situasi yang dihadapinya.

Usia sosial:
yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada
seseorang sehubungan dengan usianya.
Ketiga jenis usia yang dibedakan oleh Birren dan Jenner itu saling mempengaruhi dan prosesprosesnya saling berkaitan. Oleh karena itu, secara umum tidak akan terdapat perbedaan yang
terlalu menyolok antara kelangsungan ketiga jenis usia tersebut.
Dalam batas-batas tertentu seseorang sudah tua dilihat dari keadaan fisiknya namun tetap
bersemangat muda. Yang pertama ada hubungan dengan usia biologisnya dan kedua dengan
usia psikologisnya.

PERUBAHAN NEUROLOGIS YANG TERJADI PADA PROSES LANJUT USIA


Berat otak menurun 10 20 %. (setiap oarng berkurang sel saraf otaknya dalam setiap
harinya)
Cepatnya menurun hubungan persarafan.
Lambat dalam respon dan waktuuntuk bereaksi, khususnya dengan stress.
Mengecilnya saraf panca indera.
Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan
perasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap
dingin.
Kurang sensitive terhadap sentuhan.
PERUBAHAN ANAYOMIS PADA SISTEM SYARAF PUSAT:
1.Otak
Berat otak 350 gram pada saat kelahiran, kemudian meningkat menjadi 1,375 gram pada
usia 20 tahun,berat otak mulai menurun pada usia 45-50 tahun penurunan ini kurang lebih
11% dari berat maksimal. Berat dan volume otak berkurang rata-rata 5-10% selama umur 2090 tahun. Otak mengandung 100 million sel termasuk diantaranya sel neuron yang berfungsi
menyalurkan impuls listrik dari susunan saraf pusat.
Pada penuaan otak kehilangan 100.000 neuron / tahun. Neuron dapat mengirimkan signal
kepada beribu-ribu sel lain dengan kecepatan 200 mil/jam. Terjadi penebalan atropi cerebral

(berat otak menurun 10%) antar usia 30-70 tahun. Secara berangsur angsur tonjolan dendrite
dineuron hilang disusul membengkaknya batang dendrit dan batang sel. Secara progresif
terjadi fragmentasi dan kematian sel. Pada semua sel terdapat deposit lipofusin (pigment wear
and tear) yang terbentuk di sitoplasma, kemungkinan berasal dari lisosom atau mitokondria.
RNA, Mitokondria dan enzyme sitoplasma menghilang, inklusi dialin eosinofil dan badan
levy, neurofibriler menjadi kurus dan degenerasi granulovakuole. Corpora amilasea terdapat
dimana-mana dijaringan otak.
Berbagai perubahan degenerative ini meningkat pada individu lebih dari 60 tahun dan
menyebabkan gangguan persepsi, analisis dan integrita, input sensorik menurun
menyebabkan gangguan kesadaran sensorik (nyeri sentuh, panas, dingin, posisi sendi).
Tampilan sesori motorik untuk menghassilakan ketepatan melambat.
Gangguan mekanisme mengontrol postur tubuh dan daya anti gravitasi menurun,
keseimbangan dan gerakan menurun. Daya pemikiran abstrak menghilang, memori jangka
pendek dan kemampuan belajar menurun, lebih kaku dalam memandang persoalan, lebih
egois, dan introvert.
2. Saraf Otonom.
Pusat penegndalian saraf otonom adalah hipotalamus. Beberapa hal yang dikatakan sebagai
penyebab terjadinya gangguan otonom pada usia lanjut adalah penurunanasetolikolin,
atekolamin, dopamine, noradrenalin.
Perubahan

pada

neurotransmisi

pada

ganglion

otonom

yangberupa

penurunan

pembentukan asetil-kolin yang disebabkan terutama oleh penurunan enzim utama kolinasetilase.

Terdapat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor kolin. Hal
ini menyebabkan predisposisi terjadinya hipotensi postural, regulasi suhu sebagai tanggapan
atas panas atau dingin terganggu, otoregulasi disirkulasi serebral rusak sehingga mudah
terjatuh.
Perubahan penuaan pada sistem saraf
Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas seharihari. Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensorik dan respon motorik pada susunan
saraf pusat dan penurunan reseptor proprioseptif.
Perubahan sistem saraf pada penuaan
Atropi serebrum
Peningkatan cairan serebrospinal
Neuronal loss
Kematian dendrite
Peningkatan granula lipofosin
Penurunan keefektifan sistem neurotransmitter
Penurunan sirkulasi darah otak
Penurunan gangguan glukosa
Penurunan pada EEG
Berkurangnya serabut saraf motorik

Penurunan kecepatan konduksi saraf


Perubahan tersebut mengakibatkan penurunan kognitif, koordinasi, dan keseimbangan
kekakuan otot, reflek, propioseptif, perubahan postur dan peningkatan waktu reaksi.
REFERENSI
Nugroho,Wahjudi.2000.Keperawatan Gerontik.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai