Pengendalian Rubella/
Congenital Rubella Syndrome
(CSR)
Subdit Imunisasi
Dit Surveilans dan Karantina Kesehatan
Jateng 21 Februari 2017
Sejarah Perkembangan Imunisasi
di Indonesia
1974 2013 2016
Hepatitis Haemofilus
Variola TT B influensa tipe
Polio
b
(DPT/HB/Hib)
BCG
DPT DPT/HB
Campak
(Kombinasi)
IPV
www.childmortality.org 198 countries
2015
Landasan
Hukum
Eradikasi Polio
1997 virus polio liar indigenous Indonesia
terakhir
2005 importasi virus polio liar Afrika barat
2006 virus polio liar ex Afrika Barat terakhir
2014 Sertifikasi Bebas Polio Asia Tenggara
2020
Target Regional Rubella/CRS
Kontrol
CONGENITAL RUBELLA SYNDROME (CRS)
Tahap 2 :
Pemberian imunisasi di POS-POS PELAYANAN IMUNISASI
LAINNYA seperti Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas,
Puskesmas pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
Introduksi MR
Introduksi imunisasi MR akan
dilaksanakan segera setelah kampanye
imunisasi MR selesai (bulan Oktober 2017
dan 2018)
Vaksin MR menggantikan vaksin campak
(M) yang digunakan pada imunisasi rutin :
Imunisasi dasar pada bayi usia 9 bulan
Imunisasi lanjutan pada baduta usia 18 bulan
Bulan imunisasi anak sekolah (SD kelas 1)
Vaksin dan Cold Chain dalam Kegiatan
Kampanye MR
Vaksin = Pelarut produsen sama
Vaksin & pelarut beum kadaluarsa, VVM A
atau B
Vaksin yg sudah dilarutkan max 6 jam
Catat jam pelarutan vaksin pada label vaksin
melarutkan hanya 1 vial pakai smp habis, br
melarutkan lg jk masih ada sasaran
INGAT !!
JANGAN MELARUTKAN VAKSIN DENGAN
AQUABIDEST
Vaksin dan Cold Chain dalam
Kegiatan Kampanye MR
Vaksin MR sensitive panas harus disimpan
pada suhu 2-80C vaccine carrier yang berisi 4
buah cool pack.
Sehari sebelum pelayanan pelarut disimpan
pada suhu 2-80C
Vaccine carrier ditempatkan terlindung dari sinar
matahari langsung.
Vaksin yang sudah dipakai ditempatkan pada spons
/ busa penutup vaccine carrier, sedangkan yang
belum dipakai tetap disimpan didalam vaccine
carrier.
Cara pemberian vaksin MR :
Pakai alat suntik sekali pakai (ADS) 0,5 ml
Pastikan ujung jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, tidak
ada udara yang masuk ke dalam semprit.
Tarik torak cairan vaksin masuk ke dalam semprit keluarkan
udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik dan
mendorong torak sampai pada skala 0,5 cc, kemudian cabut jarum
dari vial.
Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas sekali
pakai
Dosis pemberian adalah 0,5 ml diberikan secara
subcutan (sudut kemiringan penyuntikan 45o).
Setelah vaksin masuk, jarum dikeluarkan, kapas ditekan pada
bekas suntikan jk ada perdarahan kapas tetap ditekan pada
lokasi suntikan hingga darah berhenti.
INGAT JANGAN MENYIMPAN BARANG SELAIN
VAKSIN & PELARUT DI DALAM VACCINE CARRIER
Lokasi Suntikan
45
Pemakaian Vaksin Sisa
Vaksin sisa yang belum terbuka diberi
tanda dan dibawa kembali ke puskesmas
untuk disimpan pada lemari es dengan
suhu 2 s/d 8 oC. didahulukan
penggunaannya pada pelayanan
berikutnya.
Vaksin sisa yang sudah terpakai harus
dibuang dan tidak boleh digunakan pada
hari berikutnya
Praktek Penyuntikan yang Aman
Selalu gunakan ADS dalam pelayanan imunisasi.
Jarum suntik habis pakai harus langsung dibuang ke
safety box dengan tanpa menutup kembali jarum.
Jangan mengisi safety box sampai terlalu penuh
(hanya boleh diisi )
Safety box dibawa kembali ke Puskesmas untuk
dimusnahkan.
Pemusnahan safety box yang berisi jarum bekas
dengan dibakar pada incinerator, pembakaran aman
terlindung atau dikubur.
Sampah lain (kapas, plastik, botol) dimasukkan
kedalam kantong plastik.
Pengelolaan Limbah Medis
Limbah Medis Infeksius Tajam :
Incinerator
Bak Beton
Needle Cutter / Needle Destroyer
Plastik Syringe Shredding Pit
(Penampung khusus)
Limbah Medis Infeksius Non Tajam :
Sisa vaksin dlm ampul terbuka dikeluarkan
didesinfeksi IPAL
Ampul kosong kantong plastik kuning
dibakar dg incinerator, microwave, autoclave
INGAT !!! Jangan Membuka Karet Penutup
Vial Vaksin