GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN
Ria amelia
Aris munandar
Saripah hanum
Kadarisna
Liska safitri
Nofelia cyntia rizki
Maymunah
Aulia sandra
Delia ersa mayori
Sri hartati
Vita febriyanti
Shinta widiastuty
Uray frasigit
M syauqi beik
Suci maulia ningsih
Barakallah
Gangguan
fungsi
kelenjar
paratiroid
Defenisi penyakit
berkurangnya sekresi hormon paratiroid
dengan karakteristik hypokalesmi dan
hypersentitif neuromuskular atau gejala tetani.
Etiologi
Idioatik-autonium/keturunan
Pengangkatan
Patofisiologi
sekresi paratiroid menurun sehingga penyerapan
kalsium pada tulang menjadi lambat
Kalsifikasi pada : mata, basal ganglia,
neuromuskuler
Hipoparatyroidism
a. tetani
b.Kejang
c.dyspagia
d.Debar jantung
e.Gejala psikosa
f.Pada anak terjadi tumbuh tidak
sempurna
g.Sering tejadi katarak
Penatalaksanaan medis
Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
b. Pengkajian fisik
adakah kejang pada ekstremitas
jantung : aritmia ?
tingkat kecemasan ?
rambut : Jarang ? Putih ?
kulit : kering? Kasar?
tanda retardasi mental
Manajemen Keperawatan
A. kejang b/d hypertoni otot
Tujuan : kejang tidak ada
Intervensi :
• Observasi tanda kejang
• Monitor kalsium dalam darah
• Beri makanan yang mengandung kalsium
• Kolaborasi vit.D
Diagnosa keperawatan
B. Gangguan keseimbangan cairan b.d
penurunan serum kalsium
tujuan :
•elektrolit seimbang
•kalsium normal 9,6 gr
intervensi :
• Kaji intake-output
• Monitor serum kalsium/fosfat 24 jam
• Kolaborasi vit.D
C. Gangguan eliminasi urine b.d terbentuknya batu
ginjal
Tujuan : eliminasi urine balik
Intervansi :
a) Kaji pola / frekuensi BAK
b) Observasi inteke-output
D.Potensial gangguan pernafasan b.d spasme
laring
Tujuan : gangguan pernafasaan tidak terjadi
Intervensi :
a) Observasi tanda respirasi distress stidor
b) Observasi tanda vital
Diagnosa Keperawatan
Defenisi penyakit :
suatu keadaan dimana lebih banyak
parathormon dibuat dari jumlah parathormon
yang disekresi dari pada yang dibutuhkan.
Etiologi :
belum diketahui
Patofisiologi :
Kerusakan tulang
Hyperkalsemi
Kerusakan ginjal
Hyper Parathiroidism
Dekalsipikasi tulang
sakit tulang, sendi,dan fraktur
Hipekalsemi
Pada gastro intestinal terjadi mual, muntah,
haus, dan konstipasi
Nursing manajemen
Diagnosa keperawatan
A. Perubahan keadaan muskuloskeletal b.d
kekurangan kalsium dalam tulang
-tujuan : muskuloskeletal membaik
-intervensi :
a)kaji aktivitas klien
b)Lindungi klien dari injuri
c)Hati-hati dalam merubah posisi
d)Beri support pada klien
B. Perubahan eliminasi b.dpengendapan
pada ginjal
-tujuan : pola eliminasi baik
-intervensi :
a)Observasi pengeluaran urine
b)Beri diet rendah kalsium
c)Kaji fungsi renal
GANGGUAN FUNGSI
KELENJAR TYROID
Hypertiroidisme
Pengertian :
Peningkatan sekresi H. Tyroid disertai pemb.
Kel. Tyroid
Hypertiroidismen bersifat :
Permanen
Temporer
Penyebab :
Primer - - - - Ca tiroid dan tiroidistis akut
Sekunder - - - - tumor hipotise, kel.
Kongenital hipotise
In take hormon-hormon tiroid berlebihan
Pathofisiologi
Hipertiroid sekresi H. Tiroid - - - - aktivitas
metabolisme jar. Dengan perangsang saraf
simpatis
Metabolisme Jar. Meningkat - - - -
peningkatan :
- Kardiac output
- Konsumsi ca
- Sirkulasi darah perifer
- Temperature tubuh
Peningkatan kadar hormon tiroid - - - -
menstimulasi kerja jantung (SV dan HR
meningkat) - - -cardiac output meningkat dan
sirkulasi periperal meningkat
Peningkatan reseptor beta adrenergik di
jantung - - - hipertensi
Metabolisme hormon lemak dan protein
Protein - - - - sintesa
dan degradasi prot
meningkat - - - balance nitrogen yang berkurang
Lemak - - - - mobilisasi lemak meningkat - - -
atherosiderosis
Dampak terhadap pertumbuhan
Peningkatan sebelum pubertas - - - -
perkembangan tanda tanda seks sekunder
melambat
Peningkatan setelah pubertas - - - - menstruasi
irregular dan tingkat kesuburan meningkat libido
meningkat
Graves atau toxic diffuse goiter dengan
karakteristik :
- pembentukan kelenjar tiroid
- peningkatan kadar T3 dan T4
- optalmiopaty
Toxic nodullar goiter
- manifestasi klinisnya lebih ringan dari
jenis yg
pertama
Pengkajian Keperawatan
Pemeriksaan fisik
Amati penampilan umum pasien, amati wajah pasien khusunya kelainan
pada mata seperti opthalmiopati, yaitu :
Exophatalmus : bulbus okuli menonjol keluar
Stellwag’s sign : mata jarang berkedip ( winking )
Von graefe’s sign : jika pasien melihat ke bawah maka palpebra superior
sukar atau sama sekali tidak dapat mengikuti bola mata
Mebiere sign : sukar mengadakan/ menahan konvergensi
Joffory sign : tidak dapat mengerutkan dahi jika melihat ke atas
Resembagh sign : tremor palpebra jika mata menutup
Edema palpebra dikarenakan akumulasi cairan di periorbital &
penumpukan lemak di retro orbital juga akan di jumpai lemak retro
orbital juga akan di jumpai penurunan virus akibat penekanan saraf
optikus dan adanya tanda-tanda radang atau inveksi pada conjungtiva &
kornea
Photopobia & pengeluaran air mata yang berlebihan merupakan tanda
yang lazim
Pengkajian keperawatan
Amati manifestasi klinis hipertiroidiisme pada berbagai sistem
tubuh seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya.
Palpasi kelenjar tiroid, kaji adanya pembesaran, bagaimana
konsistensinya , apakah dapat di gerakan serta apakah nodul
soliter atau multipel
Auskultasi adanya bruit
Pengkajian psikososial mencakup :
Stabilitas emosi : iritabilitas, perhatian yang menurun dan
perilaku mania
Fluktuasi emosi menyebabkan psn menjadi bertambah lelah
Pemeriksaan emosi menyebabkan psn bertambah lelah T3
Resin Up Take dan kadar TSH serum, scanning tyroid, USG
pemeriksaan elektrocardiografi
Pemerikasaan fisik
Penurunan cardiac out put s.d penurunan
waktu pengisian diastolik sebagai akibat
peningkatan Heart Rate
Ggn. Nutrisi : Kurang dari kebutuhan
tubuh s.d efek hiperkatabolisme
Ggn. Persepsi sensori ( penglihatan ) s.d
gangguan perpindahan impuls sensori
akibat opthalmiopaty
Diagnosa keperawatan
Diare s.d aktifitas metabolik yang meningkat
Koping individu yang tidak efektif s.d emosi
yang labil
Intoleran terhadap aktifitas s.d kelemahan
akibat metabolisme yang meningkat
Ggn. Pola tidur s.d suhu tubuh yang
meningkat akibat peningkatan metabolisme
Ggn. Proses berfikir s.d emosi yang lebih dan
perhatian yang menyempit
Diagnosa keperawatan
tambahan
Dx .1 :
penurunan cardiac ouput s.d menurunya waktu pengisian
diastolik sebagai akibat dari peningkatan heart rate.
Tujuan keperawatan
fungsi cardiovaskuler kembali normal
Intervensi keperawatan
Observasi setiap 4 jam nadi apical, tek Darah dan
temperature tubuh
Anjurkan kepada pasien agar segeramelaporkan pada perawat
bila mengalami nyeri dada, palpitasi,dispnoe, dan vertigo
Upayakan agar pasien dapat beristirahat , tempatkan pasien
di ruangan yang tenang dan jauh dari stimulus.
Bantu pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuai
kebutuhan
Bila basah pakaian dan alat-alat tenun segera di ganti
Perencanaan keperawatan
Batasi aktivitas yang melelahkan pasien.
Kolaborasi pemberian obat-obatan anti tiroid seperti:
thionamite semuanya menghambat pembentukan hormone
tyroid , termasuk PTU = Propil Hourovil, menthimazole.
Juga mengurangi vaskularisasi ke kelenjar tyroid lithium
karbonat juga menghambat sintesa , tetapi
penggunaannya dibatasi karena dapat menimbulkan efek
samping seperti :
1. Depresi
2. Diabetes insipidus neprogenik
3. Tremor
4. Nausea & muntah
Tindakan pembedahan , dengan indikasi :
1. Denga terapi anti tiroid tidak memberi respon yang baik
2. Pembesaran kelenjar tiroid mendorong trachea atau esophagus
Intervensi keperawatan
PENGERTIAN : sekresi Hormon. kelenjar Tiroid
sebagai kegagalan mekanisme kompensasi kel
tiroid memenuhi keburtuhan jaringan tubuh akan
hormone tiroid
PENYEBAB :
Pengangkatan kelenjar tiroid
Pengobatan tiroksikosis dengan RAI
Infeksi kronis kelenjar tiroid
Atropi kelenjar tiroid bersifat idiopatik
PREVALENSI :
Meningkat pada usia 30-60 tahun
Perempuan 4x disbanding laki-laki
Hipotiroidisme congenital 1 : kelenjar hidup
HYPOTIROIDISME
Jika produksi hormon tiroid menurun kelenjar tiroid
berkompensasi untuk meningkatkan sekresi sebagai
respon TSH.
Hormon tiroid menurun dapat menuju BMR bisa
mempengaruhi semua sistem tubuh
Penurunan produksi asam lambung ( aclorhidria )
Penurunan motilitas usus
Penurunan detak jantung
Gangguan fungsi neurologi
Penurunan produksi panas
Penurunan hormon tiroid dapat mengganggu metabolisme
lemak dan, peningkatan kadar kolesterol & trigliserida
potensi atherosclerosis akumulasi proteoglicans hidrophilik
di intestinal ( seperti pembengkakan eritrosit tidak optimal
bisa anemia )
PHATOFISIOLOGI
SISTEM INTEGUMEN
Kulit dingin, pucat, kering, besisik, dan menebal
Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
Rambut kering, kasar
Rambut rontok dan pertumbuhannya buruk
SISTEM PULMONARI
Hipoventilasi
Effusi pleura
Dispnoe
SISTEM CARDIO VASKULER
Beradikardi
Dysritmia
Pembesaran jantung
Toleransi terhadap aktivitas menurun
Hipotensi
tubuh
Hilang pendengaran
Parastesia
Penurunan reflek tendom
Dampak terhadap sistem
tubuh
GASTROINTESTINAL
Anoreksia
Peningkatan BB
Obstipasi
Distensi abdomen
REPRODUKSI
Pada wanita : perubahan menstruasi seperti amenore atau masa
menstruasi yang memanjang , infertilitas, anovulasi, dan
penurunan libido
Pada pria : penurunan & impotensia
Pengkajian keperawatan
Pemeriksaan fisik mencakup
• Penampilan secara umum : mengamati wajah pasien,
mencakup edema sekitar mata wajah bulan dan ekspresi
wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak
menebal dan gerakan klien sangat lamban
• Pistur tubuh kecil dan pendek, kulit kasar, tebal, bersisik,
dingin, dan pucat.
• Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
• Pembesaran jantung
• Disarritmia dan hipotensi, parastesia dan reflek tendon
menurun
Pengkajian psikososial
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan T3 dan T4
• Pemeriksaan TSG serum
Pengkajian keperawatan
Diagnosa keperawatan yang utama yang dapat
di jumpai pada pasien dengan hipotiroidisme
antara lain :
Penurunan kardiak ouput sehubungan dengan
penurunan stroke volume sebagai akibat dari
bradikardi : arterossklerosis arteri koronari
Pola nafas yang tidak efektif sehubungan dengan
penurunan tenaga kelelahan : ekspansi paru
yang menurun, obesitas dan in aktifitas
Gangguan proses berpikir sehubungan dengan
edema jaringan, serebral dan proses retensi air
Diagnosa keperawatan
Ganguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan
dengan penurunan kebutuhan metabolik , nafsu makan yang
menurun.
Hipotermi sehubungan dengan laju metabolisme yang menurun
Obstipasi sehubungan dengan penurunan motilitas usus
Gangguan integrasi kulit sehubungan dengan nutrisi buruk dan
hipotermi
Disfungsi seksual sehubungan dengan efek penyakit , kelelahan,
obesitas
Disfungsi seksual sehubungan dengan depresi
Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan kelelahan
penurunan kekuatan motorik, depresi, obesitas dan nyeri otot.
Perubahan gambaran diri sehubungan dengan perubahan
penampilan fisik
Diagnosa keperawatan
tambahan