Anda di halaman 1dari 29

VIRUS &

PATOLOGI,
PATOFISIOLOGI
COVID-19
Kelompok 1
Kelompok 1 :

1. Anisa Nuraini (2214314201009)


2. Anjarwati (2214314201150)
3. Faiszatun Nuronniyah (2214314201037)
4. Joses Rama Maharyono (2214314201052)
5. Kanisius Rahalus(2214314201239)
6. Sanite Kum ( 2214314201120)
7. Yuyun Rosiyawati (2214314201127)
“VIRUS

Pengertian virus

• Virus adalah agen submikroskopik penginfeksi yang hanya dapat


hidup di dalam sel-sel dari organisme lain. Virus dapat menginfeksi
semua jenis makhluk hidup, dari hewan, tumbuhan hingga
mikroorganisme, termasuk bakteri dan archaea (Koonin, dkk., 2006).

• Virus dianggap oleh beberapa ahli biologi sebagai bentuk kehidupan,


karena mereka membawa materi genetik, berkembang biak, dan
berevolusi melalui seleksi alam, namun dikarenakan virus tidak
memiliki struktur sel (karakteristik penting kehidupan) dalam
bentuknya, banyak ahli yang mengelompokkan virus sebagai
"organisme di tepi kehidupan" (Koonin dan Starokadomskyy, 2016)
• Virus tidak bisa bereplikasi atau memperbanyak diri tanpa
menumpangi organisme lain. Karena itu virus diklasifikan
sebagai organisme yang bersifat parasit atau merugikan.

• Sebagai informasi, makhluk yang ditumpangi virus disebut


dengan host atau inang. Sebelum masuk ke tubuh inang,
virus ‘hadir’ dalam bentuk yang disebut virion.

• Apabila virus masuk ke sel inang, organisme ini akan


memasukkan sejenis materi genetik ke dalam inang dan
mengambil alih fungsi sel inang tersebut. Virus akan terus
bereproduksi setelah menginfeksi sel inang.
Struktur
Penyusun Virus
1. Kepala.
Adalah bagian virus berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik
kehidupannya. Di bagian kepala virus juga terdapat kapsid yang bentuknya dapat
berbeda-beda tergantung pada jenis virus.

2. Kapsid.
Adalah selubung protein yang tersusun atas rangkaian kapsomer atau sub-unit
protein. Kapsid memiliki beragam fungsi penting bagi virus, termasuk melindungi
isi kepala virus (DNA atau RNA) sebagai pembentuk tubuh, serta melindungi virus
dari kondisi lingkungan luar.

3. Isi tubuh atau Virion.


Isi tubuh virus adalah bahan genetik berupa asam nukleat DNA atau RNA. Jenis
asam nukleat pada virion akan memengaruhi bentuk tubuh virus.

4. Ekor.
Virus memiliki ekor yang berfungsi sebagai area untuk melekatkan diri pada sel
inang atau sel organisme yang dihinggapi.
Gambar struktur penyusun virus dan Bentuk-bentuk Virus

Gambar ilustrasi: www.siswapedia.com


Bentuk - Bentuk Virus
Siklus Hidup Virus

Virus merupakan parasit intraseluler obligat,


dengan kata lain memerlukan sel inang untuk
berkembang biak. Meskipun cara yang
digunakan virus untuk masuk dan keluar dari
sel inang dapat bervariasi, mekanisme dasar
multiplikasi virus serupa untuk semua virus.
Terdapat dua mekanisme dalam siklus hidup
virus yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
• Siklus Litik, yaitu replikasi virus yang disertai matinya sel inang setelah
terbentuk anakan virus baru. Siklus litik terjadi apabila pertahanan sel
inang lemah dibandingkan daya infeksi virus sehingga tahap-tahap
(adsorbsi, penetrasi, sintesis, pematangan, lisis) dari replikasi virus
berlangsung cepat. Virus yang mampu bereproduksi secara litik disebut
virus virulen. Pada siklus litik sel inang akan pecah dan mati setelah
terbentuk anakan virus baru (virion).

• Siklus Lisogenik, terjadi apabila sel inang memilki pertahanan yang


lebih baik dibandingkan dengan daya infeksi virus sehingga sel inang tidak
segera pecah, bahkan dapat bereproduksi secara normal (membelah).
Pada siklus lisogenik, terjadi replikasi genom virus, tetapi tidak
menghancurkan sel inang. DNA atau RNA virus berinteraksi ke dalam
kromosom sel inang membentuk profag dan ini dapat diturunkan kepada
kedua sel anak melalui reproduksi.
Gambar Tahap siklus litik
Mekanisme Virus Menyebabkan
Kerusakan Pada Sel Pejamu
• Patogenesis adalah suatu proses dimana infeksi virus dapat berkembang
menjadi penyakit infeksi.

• Mekanisme patogenesis termasuk yang pertama adalah cara masuk virus


ke dalam tubuh, kedua mengenai replikasi pada lokasi infeksi, ketiga
penyebaran virus dan multiplikasinya pada organ target dimana penyakit
infeksi tersebut terjadi, dan keempat diseminasi virus secara sistemik ke
organ- organ lain di seluruh tubuh.

• Beberapa faktor yang mempengaruhi mekanisme patogenesis adalah


kemampuan virus untuk masuk ke dalam jaringan, kerentanan sel terhadap
multiplikasi virus dan ketahanan virus terhadap sistem kekebalan hospes
(Ryu, 2016).
Tahap-tahap
penyebaran
virus dalam
tubuh
penderita
Terdiri dari :
1. Virus masuk melalui pintu masuk virus ke dalam tubuh: Melalui
udara, makanan, gigitan binatang dan bahan terkontaminasi
lainnya. Pintu masuk virus ke dalam tubuh dapat melalui kulit,
saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran darah, saluran
urogenital dan plasenta.

2. Replikasi lokal dan penyebaran lokal: Setelah virus masuk ke


dalam sel, virus akan bereplikasi pada sel yang terinfeksi,
kemudian dapat menginfeksi sel-sel yang berada disekitarnya baik
secara ekstraselular maupun secara intraselular.

3. Multiplikasi virus pada organ sasaran: Multiplikasi virus dapat terus


berlangsung sehingga menyebabkan infeksi lokal. Infeksi virus
sendiri dibagi menjadi infeksi litik dan infeksi laten.
• Infeksi Litik Virus: Pada infeksi litik, virus dapat
membunuh sel hospesnya dengan cara melisis, memecah
sel hospes ataupun merusak jaringan sel hospesnya.

• Infeksi Laten Virus: Pada infeksi laten, virus dapat


hidup di dalam sel hospes tanpa memproduksi partikel
virus baru.

4. Diseminasi virus melalui pembuluh darah: Replikasi


dan multiplikasi virus di organ tempat terjadinya infeksi.
dapat berhubungan dengan saluran darah atau saluran
saraf tepi sehingga menyebabkan terjadinya
penyebaran virus ke seluruh tubuh sehingga
menimbulkan kelainan-kelainan pada organ tubuh lain.
Jenis dan Contoh Virus
Virus Terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
1. Virus RNA, terbagi menjadi 3 yaitu:
● Rantai tunggal positif (Sense positif)
● Rantai tunggal Negatif (Sense negative)
● Rantai ganda

2. Virus DNA, Contohnya:


● Virus Hepatitis: (Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, D dan E)
● Human Imunodeficiency Virus (HIV)
● Virus Tumorigenik
● Epstein-barr virus (EBV)
Pengendalian Infeksi Virus
• Penyakit-penyakit yang ditimbulkan karena virus tersebut dapat
cegah dengan pemberian vaksin. Vaksin diberikan sesuai dengan
penyakit yang diderita. Vaksin hidup yang dilemahkan yang telah
direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO),
diantaranya vaksin polio oral, vaksin campak, vaksin rotavirus, dan
vaksin demam kuning.

• Pada penyakit gondongan, diberikan vaksin MMR (Measles,


Mumpus, dan Rubella). Selain vaksin, pencegahan dapat dilakukan
dengan tidak kontak langsung dengan penderita, Contohnya pada
penyakit gondongan, seperti tidak berbagi alat makan dan minum,
tidang terhirup droplet ketika penderita batuk/bersin/berbicara, dan
tidak menyentuh hidung/mulut setelah menyentuh benda disekitar
penderita.
• Virus pada hewan dapat dicegah dengan pemberian vaksin
pula, seperti pencegahan pada manusia. Pada penyakit tetelo,
ayam yang terdeteksi terkena tetelo dipisahkan dan diletakkan
dalam kandang yang tersendiri agar tidak menular ke unggas
yang lain.

• Vaksinasi juga dilakukan agar ayam mendapatkan sistem imun


yang kebal. Vaksin pertama dapat dilakukan dengan pemberian
obat melalui tetes mata dan vaksin kedua dilakukan dengan
cara disuntik di instramuskular otot dada pada ayam.

• Tumbuhan padi yang diserang virus tungro. memiliki potensi


kerusakan yang cukup tinggi. Virus ditularkan oleh wereng
terutama wereng hijau. Sehingga tindak pencegahan dapat
dilakukan dengan mengendalikan wereng hijau dengan
menggunakan pestisida.
“PATOLOGI &
PATOFISIOLOGI COVID-19”
1. Patologi Covid - 19
• KORONAVIRUS adalah kelompok besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit di hewan dan manusia. Beberapa penyakit-
penyakit pada manusia yang ditimbulkan virus dari keluarga
koronavirus adalah: Selesma, Middle East Respiratory Syndrome
(MERS), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

• Penyakit yang dinyatakan pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 oleh


WHO, disebut Coronavirus Disease 19 (COVID- 19).

• Di tanggal 12 Februari 2020, nama COVID-19 resmi digunakan untuk


penyakit baru ini dengan virus penyebabnya disebut SARS-CoV-2².
Secara umum, virus korona memiliki struktur sampul yang
melingkupi materi genetik. Pada sampul terdapat berbagai
protein dengan berbagai fungsi, salah satunya berikatan
dengan reseptor membran sel sehingga dapat masuk sel.
Struktur sampul dan protein ini menyerupai mahkota atau
crown sehingga virus ini dinamai virus korona atau
coronavirus.
• COVID-19 menular melalui droplet (yang keluar
ketika batuk, bersin, atau menghembuskan napas)
dan kontak erat, berbeda dengan tuberkulosis
yang menular melalui udara atau airborne,

• Virus yang keluar bersama droplet menempel di


permukaan benda. Orang lain dapat tertular
COVID-19 apabila menyentuh mata, hidung, atau
mulut dengan tangan yang telah berkontak benda
dengan droplet yang mengandung virus. Virus ini
dapat bertahan di lingkungan sekitar tiga Jam.
• Droplet yang dikeluarkan ketika batuk atau bersin
dapat menempel pada benda berjarak satu meter.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga jarak satu
meter satu sama lain.

• Golongan yang beresiko tertular dan menularkan:


Golongan berusia lebih dari 50 tahun, orang dengan
penyakit medis sebelumnya (komorbid), seperti
hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru, kanker,
atau diabetes, orang dengan imunokompromi, seperti
pasien kemoterapi dan Orang Dengan HIV dan AIDS
(ODHA)
2. Patofisiologi Covid - 19
• PERIODE INKUBASI" adalah waktu antara pertama kali
terkena virus hingga pertama kali gejala muncul. Periode
inkubasi COVID-19 berlangsung 1-14 hari, biasanya sekitar
lima hari. Gejala yang muncul dapat berupa demam, batuk
nonproduktif, sesak, mialgia, dan lemas.

• Pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan jumlah


leukosit normal atau Leukopenia dan bukti radiologis yang
mengarah ke pneumonia.
• Perjalanan penyakit dan proses munculnya gejala dan
sejak virus masuk adalah sebagai berikut:
1.) Entry dan Replikasi virus:
- Protein S yang melekat pada sampul virus berperan untuk berikatan
dengan reseptor selular sel target, yaitu ACEZ untuk Sars-CoV-2.

- Ikatan antara protein 5 dengan ACEZ akan memicu fusi antara membran
plasma dengan virus.

- Setelah virus memasuki sel, RNA virus akan terlepas ke sitoplasma lalu
ditranslasikan menjadi dua polyprotein dan protein struktural. Pada tahap
inilah virus memulai replikasi.

- Partikel-partikel pembentuk virus kemudian masuk ke dalam Endoplasmic


Reiculum-Golgi Intermediate Compartment (ERGIC).

- Setelah bagian virus selesai dirakit, sel akan membentuk vesikel untuk
selanjutnya berfusi dengan membran plasma, melepaskan virus yang siap
menginfeksi sel-sel lain.
2.) Presentasi Antigen

- Ketika virus menginfeksi sel, antigen virus akan dipresentasikan


Antigen Presentation Cells (APC) sebagai bagian dari sistem
imunitas tubuh.
- Antigen ini dipresentasikan oleh Major Histocompatibility Complex
(MHC; atau Human Leukocyte Antigen (HLA) di manusia) pada
permukaan sel APC untuk dikenali sel limfosit T sitotoksik.
- Hingga saat ini belum diketahui struktur molekul HLA yang dapat
memberikan efek protektif dari SARS-CoV-2. -Pengetahuan ini
sangat berharga untuk tata laksana dan pencegahan COVID-19.
3.) Badai Sitokin pada Covid-19
- ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS)
dilaporkan sebagai penyebab utama kematian pada pasien
COVID-19. Dari 41 pasien COVID-19 di masa-masa awal
wabah, 6 diantaranya meninggal akibat ARDS.
-
- Salah satu mekanisme utama terjadinya ARDS adalah badal
sitokin, yaitu sebuah respon inflamasi tidak terkontrol akibat
pelepasan sitokin proinflamasi dalam jumlah besar oleh sel
imun.

- Selain ARDS, badai sitokin ini dapat menyebabkan kerusakan


organ tubuh (multiple organ failure),
Sekian, Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai