Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

REPRODUKSI VIRUS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Mikrobiologi Umum

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh :

Salmawati (16620037)
Meta
Devi Azaria Rahmah (16620103)
Ibrohim

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri.Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak
berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan
untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau
fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel).
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa
penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot
dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman
tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil
dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau
yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit
mosaik.Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab
penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri
tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang
pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di
dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya
menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen
mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum
fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit
mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri.Namun demikian,
mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil. Pendapat Beijerinck
baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil
mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik
tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop
elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah kali ini sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan virus?
2. Bagaimana reproduksi virus?
3. Bagaimana peranan virus dalam kehidupan?
1.3 TUJUAN MASALAH
Tujuanan masalah kali ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetehui devinisi virus
2. Untuk mengetahui reproduksi virus
3. Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi
kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA.Partikelnya secara utuh disebut
“VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah
Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics. (Wesley, 1990)
Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler
(bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri
makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.Virus adalah
parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup
karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang,
virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus
mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi semacam bahan pelindung yang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik
protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam
daur hidupnya. (Istamar, 2007)
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau
fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel). (Istamar, 2007)
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus
flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau) (Istamar, 2007)
2.2 CARA HIDUP VIRUS
Bagaimanakah cara hidup virus ? Virus hanya bisa hidup di dalam sel hidup organisme
tertentu yang cocok sehingga virus juga disebut parasit intraseluler obligat. Bila sel hidup yang
ditumpanginya mati, maka virus pun akan mati karena tidak bisa hidup tanpa sel hidup tempat
menumpang. Sel hidup yang ditumpangi virus disebut sel inang. Sel inang dapat berupa
organisme monoseluler maupun multiseluler; mulai dari bakteri, jamur, protozoa, tumbuhan,
hewan, hingga manusia. (Wesley, 1990)
Virus yang terisolasi dari sel inangnya tidak akan mampu hidup lama, apalagi bereproduksi. Apa
sebabnya ? Hal ini dikarenakan virus tidak mempunyai enzim untuk melakukan metabolisme
sendiri dan juga tidak memiliki ribosom untuk menyintesis protein. Virus yang terisolasi hanya
merupakan paket-paket berisi gonom yang berpindah dari satu sel inang ke sel inang lainnya
yang cocok. Cara virus mengidentifikasi sel inang adalah dengan menggunakan kesesuaian (lock
and key). (Wesley, 1990)
Jenis sel yang dapat ditumpangi oleh virus disebut kisaran inang. Virus memiliki kisaran
inang yang cukup luas, misalnya virus flu burung, virus ini dapat menginfeksi golongan Aves,
babi, dan manusia. Virus rabies dapat menginfeksi sejumlah spesies mamalia. Namun demikian,
ada beberapa virus memiliki kisaran inang yang sempit, misalnya bakteriofag yang hanya dapat
menginfeksi bakteri Escherichia coli.
Virus yang menyerang sel eukariota (sel yang mempunyai membran inti) biasanya hanya
menyerang jaringan-jaringan tertentu. Contohnya adalah virus HIV yang hanya menyerang sel
darah putih tertentu yang disebut T CD4. Contoh lain adalah virus influenza yang hanya
menyerang sel-sel pada permukaan saluran pernapasan, sedangkan jaringan lain tidak diserang.
Cara penularan virus dari suatu sel inang ke sel inang yang lainnya dapat terjadi secara langsung
ataupun tidak langsung. Penularan virus secara langsung dapat terjadi melalui udara,
air, lendir, darah, dan media lain. Sebagai contoh, penularan virus yang menyebabkan penyakit
polio, herpes, pilek, dan campak. Sementara penularan virus secara tidak langsung dapat terjadi
melalui vektor (hospes perantara). Contohnya, Flavivirus (virus dengue) yang merupakan virus
penyebab penyakit demam kuning atau demam berdarah pada manusia, virus ini membutuhkan
vektor nyamuk Aedes aegypti; Togavirus yang merupakan penyebab penyakit ensefalitis
(peradangan otak) juga ditularkan oleh nyamuk. Beberapa virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada tanaman umumnya menular melalui vektor serangga. (Wesley, 1990).
2.3 REPRODUKSI VIRUS
1. Siklus Litik (Lisis)
Siklus litik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang menyebabkan kematian sel
inang pada akhir prosesnya. Istilah litik mengacu pada fase pelepasan virus di akhir proses
replikasi yang membuat sel inang pecah dan hancur.Virus-virus yang hanya dapat mereplikasi
dirinya melalui siklus litik disebut virus virulen. Berikut ini penjelasan dari tahapan reproduksi
virus yang dilakukan melalui siklus litik.
a. Fase Adsorbsi
Di fase ini, ekor virus melalui serabut yang dimilikinya mulai menempel pada dinding sel
bakteri. Penempelan virus dapat terjadi karena ia memiliki daerah tertentu pada ujung ekornya
yang disebut reseptor. Penempelan virus pada sel bakteri bersifat khas, artinya hanya dapat
dilakukan oleh virus tertentu sehingga jenis virus lain tidak dapat melakukannya. Adapun setelah
menempel, enzim lisozim kemudian akan dikeluarkan virus untuk menghancurkan dinding sel
sehingga virus dapat masuk ke dalam sel tersebut. (Istamar, 2007).
b. Fase Penetrasi
Fase penetrasi dilakukan setelah dinding sel inang hancur. DNA virus akan masuk ke
dalam sel inang melalui penambatan lempeng ujung, kontraksi, dan penusukan pasak.bagian
tubuh virus yang masuk ke dalam sel inang hanyalah asam nukleatnya saja. Kapsid akan tetap
ada di luar dinding sel dan akan terlepas dengan sendirinya setelah tidak berguna lagi. (Istamar,
2007).
c. Fase Sintesis
Enzim lisozim yang disintesis virus selain dapat menghancurkan dinding sel, juga dapat
menghancurkan DNA sel inang. Proses ini membuat sintesis DNA bakteri berhenti. DNA bakteri
kemudian digantikan oleh DNA virus, sehingga DNA virus mengendalikan secara penuh
kehidupan dari sel bakteri. Pada fase inilah virus mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus
mengendalikan sintesis DNA dan protein sel inang untuk kemudian dijadikan kapsid virus baru.
(Istamar, 2007)
d. Fase Perakitan
Di fase ini, bagian tubuh virus antara kepala, ekor, dan serabut ekor yang masih terpisah-
pisah akan mengalami perakitan menjadi sebuah kapsid yang utuh. Kapsid utuh yang terbentuk
kemudian diisi oleh DNA atau RNA virus sehingga proses reproduksi virus berhasil menciptakan
virus baru. Pada fase ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah. (Istamar, 2007)
e. Fase Lisis
Kerja enzim lisosom bukan hanya untuk melubangi dinding sel inang saja. Secara
simultan, enzim ini juga membuat dinding sel akan mengalami perpecahan di akhir fase
reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang
telah siap melakukan replikasi ulang dengan menemukan sel inang baru. Proses pelepasan virus
baru dalam fase ini dapat kita amati menggunakan mikroskop gelap. (Istamar, 2007)
2. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang tidak menyebabkan
kematian sel inang pada akhir prosesnya. Setelah adsorbsi dan injeksi, DNA virus akan
berintegrasi dengan kromosom bakteri secara profage. Sintesis DNA bakteri tidak dapat langsung
dilakukan virus karena bakteri masih mempunyai imunitas. Setelah imunitas bakteri hilang, DNA
virus barulah dapat mengendalikan DNA bakteri. Pada tahapan ini, proses replikasi virus akan
terjadi seperti siklus litik. Secara lebih lengkap, berikut ini 7 tahapan proses reproduksi virus
melalui siklus lisogenik. (Istamar, 2007)
1. Fase absorpsi dan infeksi : Terjadi dimana virus menempel pada dinding sel inang.
2. Fase penetrasi atau injeksi : Terjadi dimana fag virus masuk ke dalam sel bakteri.
3. Fase penggabungan : Terjadi saat DNA virus dan DNA bakteri bergabung membentuk suatu
profag. Dalam bentuk ini, hanya terdapat minimal 1 gen aktif yang
berfungsi mengkodekan protein reseptor.
4. Fase replikasi : Terjadi saat profag membelah. Sel bakteri yang membelah akan
menghasilkan 2 sel bakteri yang masing-masing mengandung profag.
Semakin sering bakteri melakukan pembelahan sel, maka akan semakin
banyak pula virus yang dihasilkan.
5. Fase sintesis : Enzim lisozim yang disintesis virus selain dapat menghancurkan dinding sel,
juga dapat menghancurkan DNA sel inang. Proses ini membuat sintesis DNA
bakteri berhenti. DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA virus,
sehingga DNA virus mengendalikan secara penuh kehidupan dari sel bakteri.
Pada fase inilah virus mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus
mengendalikan sintesis DNA dan protein sel inang untuk kemudian dijadikan
kapsid virus baru.
6. Fase perakitan : Di fase ini, bagian tubuh virus antara kepala, ekor, dan serabut ekor yang
masih terpisah-pisah akan mengalami perakitan menjadi sebuah kapsid
yang utuh. Kapsid utuh yang terbentuk kemudian diisi oleh DNA atau
RNA virus sehingga proses reproduksi virus berhasil menciptakan virus
baru. Pada fase ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah.
7. Fase lisis : Kerja enzim lisosom bukan hanya untuk melubangi dinding sel inang saja. Secara
simultan, enzim ini juga membuat dinding sel akan mengalami perpecahan di
akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh
pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan
menemukan sel inang baru. Proses pelepasan virus baru dalam fase ini dapat kita
amati menggunakan mikroskop gelap. (Istamar, 2007)
2.3 KLASIFIKASI VIRUS
Virus dikelompokkan berdasar sifat mereka bukan sel-sel indukan yang diinfeksi. Kriteria
utama pada klasifikasi jenis asam nukleat DNA atau RNA. Klasifikasi dengan mekanisme
sintesis mRNA dikenal sebagai klasifikasi Baltimore, seseorang yang memenangkan nobel Nobel
.
Menurut Baltimore semua virus memiliki mRNA strain positif dari genomnya untuk
memproduksi protein dan bereplikasi. Klasifikasi ini terbagi menjadi tujuh kelas. Virus yang
tegolong pada kelas I sampai kelas V melakukan reproduksi secara replikasi, sedangkan virus
kelas VI melakukan secara transkripsi balik.
Kelompok 1 : Virus DNA rantai ganda.
Kelompok 2 : Virus DNA rantai tunggal.
Kelompok 3 : Virus RNA rantai ganda.
Kelompok 4 : Virus RNA rantai tunggal positif.
Kelompok 5 : Virus RNA rantai tunggal negatif.
Kelompok 6 : Virus RNA transkripsi balik.
Kelompok 7 : Virus DNA transkripsi balik. (Istamar, 2007)
Kelas Asam Nukleat Cara Reproduksi Contoh
I DNAug Replikasi Virus herpes, adenovirus
II DNAut (+) Replikasi Virus MVM, M13
III RNAug Replikasi Reovirus
IV RNAut(+) Replikasi Virus Polio, Pengakit kuku
dan nulut ternak
V RNAut (-) Replikasi Virus rabies
VI RNAut (+) Transkripsi Balik Virus tetelo, virus leukimia,
virus AIDS
VII DNAug* Transkripsi Balik Hepadna virus
Keterangan : ug = utas ganda
ut = utas tunggal
(+) = basa utas tunggal homolog dengan basa mRNA
(-) = basa utas tunggal kompletenten (ante parallel) terhadap mRNA
)* = utas ganda dengan perantara RNA
2.4 PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN
Banyak yang tidak kita ketahui mengenai peranan virus yang dapat menguntungkan serta
merugikan manusia, pada umumnya banyak yang mengetahui bahwa virus hanya akan
merugikan manusia saja. Berikut adalah penjelasan mengenai peranan virus yang
menguntungkan dan merugikan makhluk hidup :
2.4.1 Virus yang Menguntungkan
Banyak yang tidak mengetahui bahwa virus yang masuk kedalam organ tubuh makhluk
hidup ternyata dapat menguntungkan di dalam tubuh manusia yang dapat menghindari kerusakan
pada organ tubuh manusia dan tidak memberikan pengaruh efek samping yang dapat merugikan
manusia. Berikut adalah penjelasan mengenai virus yang menguntungkan bagi manusia :
1. Membuat Vaksin
Patogen di dalam vaksin yang sudah dilemahkan membuatnya tidak berbahaya lagi ketika
menyerang manusia. Pemberian vaksin ke dalam tubuh manusia, akan membuat tubuh kita
menghasilkan antibodi terhadap patogen yang kemungkinan akan menyerang tubuh. Sehingga
ketika bakteri tersebut benar-benar muncul dan hendak menyerang, tubuh sudah memiliki
benteng berupa kekebalan terhadap patogen itu. Beberapa contoh vaksin itu antara lain :
 Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) berfungsi sebagai pencegah penyakit cacar air,
gondongan, campak jerman;
 OPV (Oral Polio Vaccine) berfungsi sebagai pencegah sakit polio;
 HZV (Varicella Zoster Vaccine) berfungsi mencegah penyakit cacar air;
 HBV (Hepatitis B Vaccine) berfungsi sebagai pencegah sakit kuning.
2. Pembuatan Pelawan Racun (Anti toksin)
Upaya menggabungkan DNA virus dengan DNA lain yang menguntungkan, akan
mempengaruhi bakteri yang nantinya akan diinfeksi. Dalam hal ini DNA virus akan digabungkan
dengan DNA manusia yang mengawasi sintetis pelawan racun. Selanjutnya, DNA itu oleh virus
lisogenik disambungkan ke sel bakteri sehingga bakteri tersebut akan mengandung gen penghasil
zat pelawan racun (anti toksin). Bakteri yang mengandung anti toksin akan membelah diri dan
menghasilkan bakteri-bakteri lainnya sehingga memiliki sifat dan gen yang sama (anti toksin).
3. Pelemahan Bakteri
DNA dari virus lisogenik yang kemudian memasuki bakteri patogen, membuat bakteri itu
jadi tak berbahaya jika masuk kedalam organ tubuh manusia.
4. Pemanfaatan virus dalan dunia kedokteran
Virus dapat dimanfaatkan untuk membuat peta kromosom yang penting dalam dunia
kedokteran yang dapat membantu kedokteran dalam menjalankan tugasnya menganalisa dan
membuat terobosan terbaru dalam bidang kedokteran. (Nugroho, 2003)
2.4.2 Virus yang Merugikan
Nah, setelah kita membahas mengenai virus yang menguntungkan bagi manusia,
sekarang adalah mengenai virus yang merugikan bagi manusia yang dapat merusak organ tubuh
manusia serta akan mengakibatkan fatal bagi kesehatan manusia jika tidak segera di lakukan
pengobatan dan pencegahan. Berikut adalah penjelasan mengenai virus yang merugikan bagi
manusia :
1. Hepatitis
Penyakit hepatitis biasa dikenal dengan sakit kuning. Hal ini disebabkan oleh warna
kuning yang muncul pada bola mata juga kulit penderita hepatitis. Penyebab dari penyakit
hepatitis adalah virus yang mengakibatkan bengkaknya organ hati, sehingga empedu akan
mengalir atau beredar ke seluruh bagian tubuh. Jenis-jenis hepatitis yang dapat menjangkit
manusia antara lain adalah hepatitis A, B, C, D, E. Yang tergolong hepatitis ringan dan dapat
pulih dalam waktu singkat (beberapa minggu) adalah jenis hepatitis A dan hepatitis E. Persebaran
kedua hepatitis ini, lewat air dan makanan yang tercemar feses orang yang menderita hepatitis.
Pencegahan terhadap kedua jenis hepatitis ini yaitu dengan selalu menjaga kebersihan
lingkungan, termasuk air dan makanan yang dikonsumsi. Sedangkan hepatitis yang tergolong
kronis adalah hepatitis B, C, D. Ketiganya dapat berefek pada terjadinya hepatitis yang kronis
dan diderita sepanjang orang tersebut hidup. Penularan ketiga jenis hepatitis ini melalui kontak
darah dengan si sakit.
Hepatitis B bisa menular saat berhubungan seksual dan menular pada bayi ketika proses
persalinan. Orang-orang yang memiliki peluang besar menderita penyakit hepatitis B, C, dan D
adalah pekerja kesehatan, pasien cuci darah, suka bergonta-ganti pasangan, Ibu yang mengidap
hepatitis dan menularkan pada bayinya, pecandu obat-obatan terlarang. Vaksin untuk penyakit
hepatitis B memang sudah ada, akan tetapi jenis hepatitis C dan D belum terdapat vaksinnya.
Pencegahan terhadap ketiga hepatitis tersebut dapat dilakukan dengan menghindari pakai barang-
barang yang sifatnya pribadi bebarengan (bersama-sama) dengan orang yang sudah terjangkit
hepatitis. Contohnya memakai gunting kuku atau pisau cukur. (Nugroho, 2003)
2. Influenza
Hampir sebagian besar orang pasti pernah terjangkit virus yang satu ini. Ya, virus
influenza yang menyebabkan penyakit flu. Ketika seseorang terkena flu maka badan terasa nyeri,
suhu tubuh naik (demam), keluar ingus atau pilek, batuk, dan selera makan akan berkurang.
Sekali terjangkit virus ini, akan dapat terjangkit lagi. Hal ini karena penyakit flu tidak
memunculkan kekebalan terhadap tubuh penderita. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 virus
penyebab penyakit influenza yang terdeteksi. Upaya pencegahan agar tidak terserang virus flu
yaitu makan makanan yang bergizi tinggi untuk menambah kekebalan tubuh dan jangan lupa
istirahat yang cukup. (Nugroho, 2003)
3. Rabies
Virus rabies menyerang bagian-bagian otak dan sistem saraf. Virus rabies dapat
menginfeksi bermacam-macam hewan darah panas. Yang termasuk dalam golongan hewan ini,
diantaranya : anjing, kelelawar, kucing, kera, dan sebagainya. Tanda mengidap rabies adalah
badan yang terasa lemah dan lesu, sakit kepala, demam, mengigau, halusinasi, dalam kasus
kronis penderita bisa mengalami ketakutan terhadap air, cahaya, dan udara. Virus rabies menular
lewat gigitan hewan yang terinfeksi virus, air liurnya juga dapat masuk melalui luka terbuka.
Pengobatan penyakit rabies dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi rabies. (Nugroho,
2003)
4. Mata Belek
Penyakit ini juga disebabkan oleh virus yang terjadi pada bagian-bagian mata. Tanda
terjangkitnya adalah mata yang memerah dan bengkak, gatal, berair, dan banyak mengeluarkan
kotoran mata. Orang-orang lebih sering menyebut penyakit mata ini dengan belekan. (Nugroho,
2003)
5. Campak
Virus penyebab penyakit campak disebut dengan virus morbili yang terjaid pada bagian-
bagian kulit. Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak. Gejala penyakit campak adalah
demam, batuk, mata terasa perih dan sensitif terhadap cahaya, seluruh badan terasa linu, yang
akhirnya muncul bercak merah. Terdapat empat fase dalam penyakit campak yaitu masa
inkubasi, prodmoral, makulopapuler, penyembuhan. Penyakit campak ditularkan melalui
percikan ludah penderita. Jika orang yang menderita penyakit campak bersin, percikan ludahnya
mengandung virus campak dan dapat menularkannya pada orang lain. Pencegahan penyakit ini
adalah dengan melakukan vaksinasi MMR (Morbili, Mumps, Rubella) atau vaksinasi campak,
gondongan, dan campak jerman. (Nugroho, 2003)
6. Polio
Virus polio menyebar lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses.
Infeksi saluran pernapasan dapat juga menularkan penyakit polio yaitu pada awal infeksinya.
Gejala dari orang yang terjangkit penyakit polio antara lain sakit kepala, demam, mual, muntah,
leher dan tulang belakang yang terasa kaku, meriang. Penderita polio dapat sembuh dengan
penanganan yang benar. Vaksinasi untuk penderita polio bernama salk dan sabin. Vaksin salk
berguna untuk mengaktifkan pembentukan antibodi yang ada dalam serum, membuat virus jadi
netral dan mencegahnya menyebar ke sistem saraf pusat. Vaksin sabin berisi virus polio yang
telah dilemahkan. (Nugroho, 2003)
7. Ebola
Virus ebola yang ditemukan di daratan Afrika, tepatnya di daerah Zaire (sungai Ebola)
dapat menjangkit manusia dan mengakibatkan kematian. Virus ini menyebar melalui kontak kulit
dan cairan tubuh si sakit. Awalnya penyakit ebola menyerang sel darah putih. Kemudian tembus
ke berbagai organ tubuh dan lapisan tubuh. Biasanya dalam kurun waktu satu minggu, si sakit
akan mengalami pendarahan di bagian dalam tubuh serta mengalami kerusakan berbagai fungsi
pada organ seperti bagian-bagian ginjal dan hati. Pada tahap ini akan muncul gejala berupa rasa
lelah di seluruh badan, suhu tubuh naik, sakit kepala. pendarahan yang hebat, selanjutnya akan
disertai dengan proses menggumpalnya darah penderita yang berujung pada kematian. (Nugroho,
2003)
8. Gondongan
Virus RNA adalah jenis virus penyebab penyakit gondong yang juga bisa menyerang
pankreas, jantung, juga kelenjar parotid yang terdapat di leher. Gondongan ini berbeda dengan
gondok yang disebabkan kurangnya yodium. Gondongan juga dikenal dengan nama parotitis.
Gondong menyebar lewat hidung atau mulut. Sekali terserang penyakit gondong, kemungkinan
tidak akan terjangkit kembali dikarenakan orang tersebut sudah mempunyai imunitas terhadap
gondong. (Nugroho, 2003)
9. Demam Berdarah
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue (genus flavivirus) dan tersebar lewat
gigitan nyamuk Aides aigepty. Tanda terjangkitnya demam berdarah adalah demam tinggi,
muncul bercak kemerahan di tubuh, mimisan, trombosit menurun berefek pada timbulnya
pendarahan pada organ tubuh, dan dapat berakibat fatal (kematian). (Nugroho, 2003)
10. AIDS
Virus HIV masuk melalui peredaran darah dan menyerang sistem imunitas atau
kekebalan tubuh seseorang yang berfungsi sebagai penghasil atau produksi antibodi untuk
melindungi tubuh dari serangan berbagai macam penyakit. Virus HIV ini termasuk dalam virus
lisogenik. Untuk meruntuhkan pertahanan tubuh dari seorang pengidap AIDS, virus ini
membutuhkan waktu kurang lebih selama delapan tahun. Apabila sudah tidak ada lagi
antibodinya, benteng pertahanan tubuh penderita sudah runtuh, maka si penderita AIDS akan
sangat mudah terserang bermacam jenis penyakit. Penularan virus HIV/AIDS ini melalui jarum
suntik yang tidak steril, transfusi darah, dan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.
Ibu hamil yang terkena virus ini, dapat juga menularkan ke bayi yang ada dalam kandungannya,
termasuk melalui ASI (air susu ibu). Pencegahan terhadap penyakit ini antara lain dengan tidak
mengkonsumsi narkoba dan melakukan seks bebas, juga pastikan donor darah yang didapat sehat
dan bebas virus. (Nugroho, 2003)
11. Herpes Simplex
HSV atau Herpes Simplex Virus terdapat dua golongan yaitu HSV tipe 1 dan tipe 2. HSV
tipe 2 menyerang membran lendir pada alat kelamin dan proses reproduksi manusia. Sedangkan
untuk HSV tipe 1 menyerang area wajah (hidung, pipi, dagu, bibir, dsb). Penularan HSV tipe 2
adalah lewat hubungan seksual. Untuk HSV tipe 1 yang banyak menjangkiti anak-anak,
termasuk bayi, menyebar lewat handuk, perlengkapan makan dan minum, dan ciuman.
12. Flu Burung
Penyebab flu burung yang dapat menjangkiti manusia adalah virus H5N1. Flu burung
juga mengakibatkan ayam-ayam di banyak negara, termasuk Indonesia mati. Penularan virus ini
tidak bisa dari manusia ke manusia, melainkan dari udara yang terpapar virus atau melakukan
kontak langsung dengan unggas yang telah terinfeksi virus flu burung. Disarankan ketika
memasak hasil dari unggas seperti daging atau telur benar-benar matang, karena virus ini dapat
mati ketika berada di suhu 80oC. Tanda terkena flu burung adalah mengalami demam di atas
38oC, radang paru dan infeksi saluran pernapasan atas, otot terasa nyeri.
13. Cacar Air
Penyakit cacar air yang menyerang anak-anak adalah cacar ringan. Ternyata virus
penyebab cacar air sama dengan yang menyebabkan penyakit herpes zoster yaitu varicella zoster
virus. Virus ini ada di lendir saluran napas dan beredar melalui darah kemudian menyerang kulit.
Tanda terkena cacar air antara lain : mengalami demam, lalu muncul bintil gelembung yang
berisi air di permukaan kulit, umumnya terasa gatal. Herpes zoster adalah infeksi yang
menyerang saraf sensori, umumnya terasa pedih. Herpes zoster menyerang orang dewasa yang
dahulu sudah pernah menderita cacar air. Karena virus cacar air pada dasarnya akan terus ada
pada jaringan saraf dan bisa aktif lagi apabila ketahanan tubuh orang itu sedang lemah.
2.4.3 Virus Merugikan yang Menyerang Hewan dan Tumbuhan
Virus merugikan yang meyerang hewan dan tumbuhan juga akan membahayakan hewan dan
tumbuhan karena dapat mengganggu kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan untuk melakukan
proses perkembangbiakkan dan pertumbuhan karena adanya gangguan virus yang merugikan
hewan dan tumbuhan.
Berikut adalah penjelasan mengenai virus merugikan yang menyerang hewan dan tumbuhan :
a. Virus yg merugikan pada hewan
1. Penyakit kuku-mulut (food and mouth disease) disebabkan oleh virus. Penyakit ini
menyerang kerbau, sapi, atau hewan ternak lain yang mengakibatkan mereka tidak
mampu berjalan atau makan.
2. Penyakit rabies yang disebabkan oleh virus rabies (rhabdovirus), menyerang hewan-
hewan berdarah panas seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, dan lainnya.
3. Penyakit tetelo yang biasa menjangkiti ayam. Menyebabkan ayam batuk dan mencret,
lalu mati. Apabila penyakit tetelo dapat disembukan, ayam tersebut bisa hilang
keseimbangan dan kepala terus berputar. Penyebab penyakit ini adalah virus New Castle
Disease.
4. Tumor/kanker yang menyerang ayam dan unggas lain disebabkan oleh Rous Sarcoma
Virus (RSV).
5. Avian Influenza (flu burung) disebabkan virus H5N1.
6. Penyebab tumor beberapa jenis hewan yaitu Adenovirus.
7. Polyoma penyebab tumor yang menyerang hewan. (Istamar, 2007)
b. Virus yang merugikan pada tumbuhan
1. Bercak kuning yang ada di daun tembakau diakibatkan oleh Tobacco Mosaic Virus
(TMV).
2. Cucumber Mosaic Virus, virus penyebab kerusakan buah mentimun.
3. Wheat Mosaic Virus, virus penyebab kerusakan gandum.
4. Bean Mosaic Virus, virus penyebab kerusakan buncis.
5. Tungro yang merusak padi lewat hama wereng dan penyebab padi kerdil.
6. Sugarcane Mosaic Virus, virus penyebab kerusakan tebu.
7. Turnip Yellow Mosaic Virus, virus penyebab rusaknya daun kapas dan daun jadi
menggulung.
8. Citrus Vetn Phloem Degeneration merupakan penyebab matinya tanaman jeruk. (Istamar,
2007)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, L. Hartono, Purnomo, 2003, Biologi X , Bandung ,Erlangga
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga.
Volk, Wesley dan Wheler Margaret.1990. Mikrobiologi Dasar Edisi kelima jilid 2.Jakarta :
Erlangga.
http://medicastore.com/apotik_online/kemoterapi_antimikroba/anti_virus.htm
http://www.food-info.net/id/virus/biochem.htm

Anda mungkin juga menyukai