Anda di halaman 1dari 20

BUKU SKILL LAB

MATA AJAR ILMU DASAR KEPERAWATAN 2

TOPIK:

AGEN-AGEN INFEKSIUS

Disusun Oleh :

Ns. Yulia Rizka, M.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
PRAKTIKUM AGEN-AGEN INFEKSIUS

Ns. Yulia Rizka, M.Kep


Pendahuluan
Infeksi merupakan peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di dalam tubuh pejamu
(Pronggoutomo, 2002). Sedangkan agen infeksius adalah mikroorganisme yang dapat menimbulkan
infeksi. Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain virus, bakteri, jamur,
parasit, riketsia, dan clamidia.

1. Virus
Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Secara umum virus
merupakan partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung salah satu asam
nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang
dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh
inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Partikel virus secara keseluruhan ketika
berada di luar inang yang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein
dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis dan
reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses
reproduksi. Virus ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang
untuk menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus. Virus dapat bertindak
sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki
sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang
akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang
diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel
tersebut secara permanen. Berdasarkan sifat hidupnya maka virus dimasukan sebagai
parasit obligat, karena keberlangsungan hidupnya sangat tergandung pada materi
genetik inang.
Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan secara
lisogenik. Pada infeksi secara lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi
berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian, virus akan bertambah banyak
pada saat sel inang membelah. Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan
maupun tumbuhan mirip dengan yang berlansung pada bakteriofag seperti yang diuraikan
berikut ini.
1) Infeksi secara litik
a. Fase absorbsi
b. Fase injeksi
c. Fase sintesis
d. Fase perakitan
e. Fase litik

2) Infeksi secara lisogenik


a. Fase absorbsi (proses sama dengan litik)
b. Fase injeksi (proses sama dengan litik)
c. Fase penggabungan
d. Fase pembelahan
e. Fase sintesis
f. Fase perakitan (proses sama dengan litik)
g. Fase litik (proses sama dengan litik)

2. Bakteri
Bakteri berasal dari kata “bacterion” = “small rod”= batang kecil, merupakan organisme
mikroskopis yang tersusun atas satu sel. Bakteri adalah salah satu golongan organisme
prokariotik (tidak memiliki selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup memiliki informasi
genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus ( nukleus ) dan tidak ada
membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoi.
 Bentuk bakteri
a. Bulat
Bentuk kokus (coccus = sferis / tidak bulat betul) dapat di bedakan lagi menjadi
beberapa formasi, yaitu: Micrococcus, Diplococcus, Staphylococcus,
Streptococccus, Sarcina, Tetracoccus / gaffkya

b. Batang
Bakteri bentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan
batang pendek, dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat
dibedakan lagi atas bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama atau tidak
sama di seluruh bagian panjangnya.

c. Lengkung/spiral
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur tidak hanya terjadi di luar baguan tubuh (kulit),
tetapi terjadi juga di dalam tubuh. Misalnya Candida Albicans. Candida Albicans
adalah jenis fungi yang seperti ragi, umumnya ditemukan di dalam mulut,
kerongkongan, usus, dan saluran genital. Normalnya, bakteri baik dalam usus akan
berkompetisi dengan candida dan menjaganya agar tetap terkendali tanpa
menyebabkan masalah kesehatan apapun. Namun ketika keseimbangan antara bakteri
baik dan candida terganggu, maka infeksi candidas tidak dapat dihindari.

 Hypha : elemen dasar jamur berfilamen dengan struktur tubular bercabang,


lebar 2–10 lm.
 Mycelium : jaringan atau struktur seperti hifa. Miselia substrat (khusus untuk
nutrisi) menembus ke dalam substrat nutrisi, sedangkan miselia aerial (untuk
perbanyakan aseksual) berkembang di atas media nutrisi
 Fungal thallus : keseluruhan miselia dan juga disebut tubuh jamur atau koloni.
 Yeast : elemen dasar dari jamur uniseluler. Beberapa sel ragi memanjang yang
dirantai bersama dan menyerupai hifa disebut pseudohyphae.

a. Candida adalah penghuni normal mukosa manusia dan hewan (commensal).


Candodosis biasanya berkembang pada orang yang kekebalannya terganggu,
paling sering di hadapan imunitas seluler yang terganggu. Mukosa paling sering
terkena, lebih jarang kulit luar dan organ dalam (kandidiasis dalam). Pada infeksi
rongga mulut, lapisan putih dan keras kepala terlihat pada mukosa dan lidah pipi.
b. Aspergillus
Pintu masuk utama untuk patogen ini adalah sistem bronkial, tetapi organisme
ini juga dapat menyerang tubuh melalui cedera pada kulit atau mukosa.

c. Zygomycetes
Mucorales/ Zygomycetes adalah oportunis khas yang hanya menyebabkan
infeksi pada pasien dengan defisiensi imun atau gangguan metabolisme. Patogen
menembus ke dalam sistem organik target dalam bentuk debu. Mereka
menunjukkan afinitas tinggi terhadap struktur pembuluh darah, di mana mereka
berkembang biak, berpotensi mengakibatkan trombosis dan infark.
4. Parasit
Pada umumnya, cara penularan penyakit parasit adalah secara kontak langsung,
melalui mulut (food-borne parasitosis), melalui kulit, melalui plasenta, melalui alat
kelamin dan melalui air susu. Sumber penularan bagi penyakit parasit, seperti halnya
bagi penyakit menular lain terjadi dari inang yang satu ke inang yang lain. Penularan
dapat juga dari sumber penyakit kepada inang baru. Adapun sumber penularan
penyakit parasit ialah organisme baik hewan maupun tumbuhan dan benda mati
seperti tanah, air,makanan dan minuman. Parasit menginvasi imunitas protektif
dengan mengurangi imunogenisitas dan menghambat respon imun host. Parasit
yang berbeda menyebabkan imunitas pertahanan yang berbeda.
 Parasit mengubah permukaan antigen mereka selama siklus hidup
dalam host vertebrata.
 Parasit menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada
dalam host.
 Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di dalam
sel host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun.
Parasit dapat menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan ataupun
setelah terikat pada antibodi spesifik.
 Parasit menghambat respon imun dengan berbagai mekanisme untuk masing-
masing parasit.

Jenis-jenis parasit :
a. Tungau scabies
Sarcoptes scabei (tungau scabies) hidup di kulit. Tungau jantan dan betina
terdapat pada orifisium folikel rambut. Tungau betina berbentuk oval dengan
panjang 0.4 mm, mempunyai 2 pasang kaki dengan gigi sisir di belakang. Apabila
bertelur, tungau akan menggali terowongan pada lapisan epidermis kulit dengan
meletakkan 30 telur dan kemudian mati. Telur akan menetas menjadi larva dan
kemudian menjadi tungau dewasa dalam waktu 10 hari. Rasa gatal yang hebat
pada terowongan menyebabkan penderita menggaruknya dan menjadi infeksi
sekunder. Tempat tersering adalah di bagian dalam pergelangan tangan, lipatan
antara jari-jari bagian dalam tangan, telapak kaki, dan genitalia eksterna pria.

b. Trichomonas vaginalis
Organisme berbentuk oval yang ukurannya bervariasi. Mempunyai struktur
bertingkat yang panjang yang tumbuh dari nucleus, berjalan sepanjang organisme
tersebut dan keluar dari ujung posterior. Empat flagel yang tipis dan panjang
keluar dari ujung anterior, menyebabkan pergerakan yang khas. Membran
bergelombang yang melekat pada pada salah satu sisi menyebabkan pergerakan
bergelombang yang konstan.
Trichomoniasis merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks
dengan masa inkubasi 1-3 minggu. Selain itu, cara penularan lainnya adalah
melalui alat-alat ginekologis yang tidak steril, sarung tangan karet, baju pinjaman
yang tidak di cuci dan seksresi yang baru pada tempat duduk WC. Trichomoniasis
pada wanita:
 Vaginitis
 Skenitis dan bartholinitis
 Uretritis
 Servisitis
Trichomoniasis pada pria:
 Uretritis

c. Enterobius vermicularis (Cacing kremi)


Sering ditemukan dalam intestine. Parasit hanya pada manusia, menyerupai
benang putih halus dan hidup di dalam usus halus dan usus besar. Cacing jantan
panjangnya sekitar 0.5 cm, hidup dan mati di dalam intestine. Betina panjanganya
1 cm keluar melalui anus dan kemudian mati, pecah dan mengeluarkan banyak
telur yang melekat pada kulit dan pakaian. Infeksi dan reinfeksi disebabkan
karena menelan telur yang saat di dalam usus akan menjadi larva.
d. Ascaris lumbricoides (Cacing gelang)
Hidup di dalam usus dengan insidensi terbesar di dunia. Bentuk sama dengan
cacing tanah namun warnanya putih dan lebih panjang. Cacing betina lebih
panjang daripada cacing jantan dan dapat mencapai 25 cm. Telur keluar melalui
feses dan resisten terhadap panas, pengeringan dan antiseptic. Infeksi terjadi
karena menelan telur. Pada saat menelan telur, larva terbentuk di dalam usus kecil
dan menembus dinding pembuluh darah dan mengikuti aliran darah ke paru.
Ketika di paru, akan menembus dinding alveolar ke dalam alveoli dan berjalan ke
faring melalui saluran pernafasan. Lalu tertelan dan kembali ke usus halus yang
kemudian menjadi cacing dewasa. Komplikasi : obstruksi saluran empedu atau
saluran pancreas oleh cacing saat melewati saluran tersebut.
e. Cacing pita
Cacing yang menyerupai pita panjang berwarna putih, hidup di dalam intestine.
Terdapat di seluruh dunia, khususnya daerah tropis dan subtropics. Cacing pita
melekat pada membrane mukosa intestine. Cacing ini tidak memiliki mulut atau
system pencernaan dan mengabsorbsi makanan melalui permukaan tubunya.
Segmen yang berisi telur akan dikeluarkan melalui anus atau feses. Jika telur
dimakan oleh hewan, maka akan terbentuk larva dan akan bermigrasi ke dalam
jaringan dan membentuk kista.
 Taenia sagina (cacing pita sapi)
Panjang sampai 6 meter atau lebih dan mempunyai banyak segmen
dengan lebar mencapai 1.5 cm. Jika telur dimakan oleh sapi, akan
terbentuk kista pada otot. Infeksi akan ditularkan pada manusia jika
memakan daging mentah atau tidak dimasak dengan baik
 Taenia solium
Cacing pita babi yang ditularkan melalui babi yang akan menyebabkan
terjadinya sistiserkosis apabila manusia memakan daging babi yang
terdapat telur taenia solium. Larva yang terbentuk akan menembus
membrane mukosa usus halus dan menyebar keseluruh tubuh melalui
aliran darah.
f. Trichinella spiralis
Cacing nematode (daun) yang menginfeksi berbagai hewan terutama babi. Infeksi
pada manusia terjadi apabila memakan daging babi yang dimasak kurang
sempurna.
g. Infeksi cacing tambang
Ancylostoma duodenale dan Necator americanus merupakan 2 jenis cacing
tambang yang menginfeksi manusia. Ancylostoma duodenal. Infeksi terjadi
melalui penetrasi kulit oleh larva. Telur cacing yang keluar melalui feses pada
keadaan lembab akan menjadi larva. Cara infeksi yang sering adalah penetrasi
oleh larva melalui kulit kaki yang tidak memakai alas. Setiap cacing akan
menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0.03 – 0.1 ml dan pada infeksi berat,
kehilangan darah dapat menjadi serius. Komplikasi : anemia hipokromik yang
disebabkan karena kehilangan darah. Anemia ini dapat terjadi pada orang-orang
yang mengalami defisiensi besi atau defisiensi protein.
h. Filariasis
Infeksi yang disebabkan oleh cacing fillaria yang dapar mengakibatkan lesi.
Terdapat di negara tropis dan subtropics. Filariasis Bancroft terdapat diseluruh
dunia. Infeksi pada manusia disebabkan karena gigitan nyamuk. Larva
dipindahkan melalui gigitan dan menjadi cacing dewasa dalam waktu sekitar 6
bulan yang bentuknya ramping seperti benang dengan panjang mencapai 10 cm
dan hidup dalam kelenjar dan saluran limfe, terutama daerah pelvis dan genitalia
eksterna.

i. Toxoplasmosis
Disebabkan oleh Toxoplasma gondi, suatu protozoa yang ditemukan pada
berbagai spesies burung, hewan dan reptile dengan penyebaran ke seluruh dunia.
Infeksi didpat dari hewan dan menginfeksi pada manusia dapat terjadi melalui
pencernaan, inhalasi, droplet, dan melalui plasenta.
j. Tripanosomiasis
Disebabkan oleh trypanosome yang mempunyai flagel. Terdapat dalam bentuk
African trypanosomiasis yang menyebar melalui gigitan nyamuk tsetse yang
menggigit pada siang hari dan berkembang biak di tempat yang teduh dan lembab.
Dampak : meningoensfefalitis, edema otak, dll.

5. Riketsia
Riketsia merupakan parasite obligat intraseluler yang ditularkan ke manusia melalui
perantara arthropod yang bekerja baik sebagai vector atau reservoir. Rickettsia adalah
coccobaccili yang pleomorfik dengan bentuk batang pendek (0.3 x 1-2 mikrometer)
Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia memiliki sifat yang sama
dengan bakteri, termasuk bakteri Gram negatif. Riketsia mempunyai enzim yang
penting untuk metabolisme. Dapat mengoksidasi asam piruvat, suksinat, dan glutamat
serta merubah asam glutamat menjadi asam aspartat. Riketsia tumbuh dalam
berbagai bagian dari sel. Riketsia prowazekii dan Riketsia typhi tumbuh dalam
sitoplasma sel. Sedangkan golongan penyebab spotted fever tumbuh di dalam
inti sel. Riketsia dapat tumbuh subur jika metabolisme sel hospes dalam tingkat
yang rendah. Pada umumnya riketsia dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan
dan pengeringan atau oleh bahan-bahan bakterisid.

6. Clamidia
Clamidia termasuk bakteri parasit intraseluler obligat yang hanya dapat
bereproduksi dalam sel manusia tertentu. Clamidia memiliki ribosom, RNA, dan
DNA, dinding sel dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat. Dikenal
juga dengan Miyagawanellla atau Bedsonia, termasuk Gram negatif, berukuran 0,2-
1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasit intrasel obligat.
Clamidia berkembang melalui beberapa stadium mulai dari badanelementer yang
infeksius, berbentuk sferis dengan garis tengah 0,2- 0,4 mikron, memiliki satu inti dan
sejumlah ribosom. Badanelementer kemudian berubah menjadi badan inisial dan
kemudian badan intermedier. Siklus perkembangan Clamidia memakan waktu
24-48 jam. Clamidia mempunyai 2 jenis antigen yaitu antigen grup dan antigen
spesies. Keduanya terdapat di dalam dinding sel. Antigen spesies tetap dalam dinding
sel meskipun sebagian besar grup telah dilepaskan dengan fluorocarbon atau
deoksikholat. Clamidia dapat dibeda-bedakan atas dasar patologenitas dan jenis
hospes yang diserangnya. Dua spesies yangterpenting adalah
1. Clamidia psittaci, membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang tersebar secara difus
 Clamidia psittaci, membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang tersebar
secara difus dan tidak mengandung glikogen. Penyebab penyakit
Psittacosis pada manusia, ornitosis pada burung, dan lain-lain.
2. Clamidia trachomatis, membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang padat
ClaClamidia trachomatis, membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang padat dan
 Clamidia mengandung glikogen. Dapat menyebabkan pneumonitis pada
tikus. Pada manusia dapat menyebabkan penyakit trachoma, konjungtivitas
inklusi, uretritis, non-spesifik, salpingitis, servisitis, dan pneumonitis.
Penugasan

1. Jelaskan bagaimana proses infeksi oleh virus pada manusia

2. Jelaskan Siklus hidup cacing pita

3. Jelaskan bagaimana proses infeksi oleh bakteri pada manusia

4. Jelaskan bagaimana toxoplasma dapat menginfeksi manusia

Anda mungkin juga menyukai