Anda di halaman 1dari 12

TUGAS IDK II

NAMA :RADA FEBRIA ADDELVI

NIM :19001001

TUGAS : 4

1. Apakah yang dimaksud dengan agen infeksius?


2. Tulis 4 karakteristik agen infeksius ?
3. Jelaskan struktur dan fungsi agen infeksius ?
4. Tuliskan beserta contoh klafikasi agen infeksius?
5. Jelaskan proses penularan infeksi ?
6. Bagaimana upaya pencegahan infeksi ?
7. Jelaskan pengertian vaksinasi ?
8. Jelaskan factor yang mempengaruhi transmisi agen infeksius ?

JAWABAN

1. Infeksi merupakan peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di


dalam tubuh pejamu (Pronggoutomo, 2002). Sedangkan agen infeksius
adalah mikroorganisme yang dapatmenimbulkan infeksi. Mikroorganisme
yang termasuk dalam agen infeksi antara lain virus, bakteri, jamur, parasit,
riketsia, dan clamidia.
Agen pencetus infeksi terdiri atas beberapa jenis dengan kemampuan yang
berbeda-beda dalammenimbulkan infeksi progresif dan penyakit. Sebagai
contoh, pada satu ujung spektrum, satu mikroorganismehidup mungkin
cukup untuk menimbulkan penyakit (misal Richettsia tsutsugamushi),
sedangkan mikroba lain,sejuta organisme atau lebih mungkin baru diperlukan
untuk menimbulkan penyakit (misal Salmonella typhi). Hanya dua sifat
umum diperlukan oleh suatu agen infeksi agar menimbulkan penyakit.
Agen infeksi tersebut harus mampu melakukan metabolisme dan
memperbanyak diri di dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut harus
mampu mendapatkan tekanan oksigen, pH yang sesuai, suhu, danlingkungan
nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya.

2. karakteristik infeksius
 Virus
Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Virus
merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk
makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati karena ia dapat
dikristalka, sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus dapat
memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang., Para ahli biologi terus
mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel tersebut dikelompokkan
sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus.

 Bakteri
Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki
selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik
berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus ( nukleus ) dan tidak ada
membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut
nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas akson
saja.
 Jamur
Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom)
yangberarti tumbuh dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur
yang memiliki tubuh buah serta tumbuh atau muncul di atas tanah atau pepohonan
(Tjitrosoepomo, 1991).
Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof, dinding sel spora
mengandung kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat fagotrof,
umumnya memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat),
atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi
(Gandjar, et al., 2006).
 parasit
Parasit berasal dari kata “Parasitus” (Latin) = “Parasitos” (Grik), yang artinya
seseorang yang ikut makan semeja. Mengandung maksud seseorang yang ikut
makan makanan orang lain tanpa seijin orang yang memiliki makanan tersebut.
Jadi Parasit adalah organisme yang selama atau sebagian hayatnya hidup pada
atau didalam tubuh organisme lain, dimana parasit tersebut mendapat makanan
tanpa ada konpensasi apapun untuk hidupnya.

 Clamidia
Klamidia adalah bakteri yang umum ditularkan melalui infeksi menular
seksual. Infeksi ini menulari wanita dan pria, termasuk pria yang berhubungan
seksual dengan pria. Pada wanita, bakteri ini menyebabkan infeksi pada serviks
dan pada pria menyebabkan infeksi pada uretra. 

 Ricketsia
Rickettsia adalah genus bakteri gram-negatif. Rickettsia bersifat parasit intraselular
obligat, dan dapat menyebabkan penyakit Rickettsia.Metode perkembangan
Rickettsia dalam embrio ayam ditemukan oleh Ernest William Goodpasture dan
koleganya di Universitas Vanderbilt pada tahun 1930-an.
3. Struktur dan fungsi agen infeksius

4. Contoh klafikasi agen infeksius


Pengklasifikasian didasari oleh sejumlah faktor, yaitu: 1. Jenis dan Ukuran Asam Nukleat
Dilihat dari jenis dan ukuran asam nukleat, klasifikasi terbagi ke dalam 3 famili yakni:
Parvoviridae (contoh: genus Parvovirus) Picornaviridae (contoh: genus Enterivirus)
Poxviridae (contoh: genus Orthopoxvirus) 2. Bentuk dan Ukuran Kapsid Sementara jika
dilihat dari ukuran kapsid, diklasifikasikan menjadi: Paramyxoviridae (contoh: genus
Pneumovirus) Orthomyxoviridae (contoh: genus Influensavirus) Coronaviridae
Rhabdoviridae (contoh: genus Lyssavirus) Herpesviridae (contoh: genus Herpesvirus)
Retroviridae (contoh: genus Retrovirus) Togaviridae (contoh: genus Alphavirus)
5. Proses penularan infeksi
 Agen Infeksi
Agen infeksi adalah agen yang menjadi penyebab timbulnya infeksi.
Seringkali agen infeksi ini berupa mikroorganisme, seperti bakteri, virus,
parasit, atau jamur.

 Reservoar
Apa itu reservoar? Reservoir adalah suatu wadah sebagai tempat agen
penyebab infeksi hidup, melaksanakan proses pertumbuhan dan perkembangan
hingga tiba pada waktu penularan kepada manusia atau host.

 Portal of Exit (Pintu Keluar)


Apa yang dimaksud dengan portal of exit? Portal of exit adalah muara atau area
keluarnya agen infeksi dari reservoirnya. Contohnya adalah mulut dan hidung
dari saluran pernafasan dan pencernaan, anus dari saluran pencernaan, dan
sebagainya.

 Cara Transmisi atau Metoda Penularan


Metoda transmisi adalah cara transportasi mikroba dari reservoir melalui portal
of exit kepada host yang memiliki kerentanan terhadap penyakit infeksi.
Beberapa metoda yang ada antara lain:

 Kontak langsung atau tidak langsung

 droplet

 airborne

 via vehikulum (melalui minuman, makanan, atau pun darah)

 vektor (hewan pembawa agen infeksi, semisal serangga, binatang


pengerat, kelelawar, dan lain-lain.
 Portal of Entry (Jalur Masuk)
Istilah ini mirip dengan port d’entry. Portal of entry adalah tempat masuknya
agen penyebab infeksi kepada host. Contohnya adalah hidung, mulut, mata,
luka atau kulit yang tidak dalam keadaan utuh, dan lain sebagainya.

 Susceptibel Host
Susceptible host adalah individu yang memiliki daya tahan tubuh yang turun,
oleh sebab itu tidak mempunyai kemampuan dalam melawan proses infeksi. Sistem imunitas
tubuh ini mendapat pengaruh dari usia, status gizi, riwayat imunisasi, mengidap
penyakit kronik, menderita luka bakar luas, paska trauma atau pembedahan,
atau mendapatkan obat-obat yang bersifat imunosupresan.

6.Upaya pencegahan infeksius

Tindakan atau upaya pencegahan penularan penyakit infeksi adalah


tindakan yang paling utama. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan
dengan cara memutuskan rantai penularannya. Rantai penularan adalah
rentetan proses berpindahnya mikroba patogen dari sumber penularan
(reservoir) ke pejamu dengan/tanpa media perantara.10 Jadi, kunci untuk
mencegah atau mengendalikan penyakit infeksi adalah mengeliminasi
mikroba patogen yang bersumber pada reservoir serta mengamati
mekanisme transmisinya, khususnya yang menggunakan media
perantara.4

7. Pengertian vaksinasin
Definisi vaksin adalah bahan yang digunakan dalam menstimulus atau
merangsang pembentukan antibodi yang dimasukkan ke tubuh manusia
melalui mulut atau lewat suntikan.
Selain itu menurut Hidayat (2005), Vaksin adalah bahan yang dimasukkan
ke dalam tubuh lewat suntikan (seperti vasin campak, DPT, BCG) dan
lewat mulut (seperti vasin polio) yang berguna untuk merangsang zat
antibodi.
Vaksin dapat dibuat dengan bakteri atau virus yang sudah tidak
berpatogen. DAn juga vaksin bersumber dari organisme yang telah mati
atau hasil dari pemurnian seperti protein, peptida, dan lain sebagainya.

8. Factor yang mempengaruhi transmisi agen


infeksius

1. Faktor dari agen infeksius sendiri

Potensi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan penyakit tergantung


beberapa faktor, antara lain: kecukupan jumlah organisme (dosis), virulensi atau
kemampuan agen untuk bertahan hidup dalam tubuh host atau di luar tubuh host,
kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam tubuh host, dan kerentanan
tubuh host (daya tahan host).

2.Sumber penular (reservoir)

Tempat di mana patogen dapat bertahan hidup tetapi belum tentu dapat
berkembang biak. Meski begitu tetap ada peluang bagi agen infeksius melakukan
transmisi dan menimbulkan infeksi pada makhluk hidup. Reservoir terdiri dari
hewan dan manusia.

Contoh: Virus Hepatitis A bertahan hidup dalam kerang laut tetapi tidak dapat
berkembang biak, Pseudomonas dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam
reservoir nebulizer, serta berbagai mikroorganisme yang banyak hidup di kulit, di
rongga, dalam cairan, dan cairan yang keluar dari tubuh.

3.Penularan kontak secara langsung


Yaitu penularan melalui kontak fisik antara sumber dengan penjamu yang rentan
atau individu ke individu. Contoh:

 Kontaminasi dan luka

misal, infeksi luka rabies.

 Inokulasi

misal, gigitan serangga, suntikan serum hepatitis.

 Menelan makanan dan minuman yang terkontaminasi

misal, hepatitis A, poliomielitis, dan kolera.

 Menghirup debu dan droplets

Misal, influenza dan tuberkulosis.

4.Penularan kontak secara tidak langsung

Yaitu penularan melalui kontak penjamu yang rentan dengan benda mati yang
terkontaminasi.  Misalnya, melalui jarum, benda tajam, lingkungan, udara
(airbone), air, dan vektor (lalat, nyamuk).

5.Kerentanan host (penjamu)

Dapat terkena infeksi tergantung pada keretanannya terhadap agen infeksius.


Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu terhadap patogen.
Meskipun secara konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah yang
besar, infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadap kekuatandan
jumlah mikroorganisme tersebut.

Penjamu yang rentan banyak ditemukan di tempat pelayanan kesehatan, mereka


yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh meliputi anak kecil atau bayi,
lanjut usia, orang dengan penyakit kronois, orang yang menerima terapi medis
seperti kemoterapi, atau steroid dosis tinggi, orang dengan luka terbuka.
TUGAS IDK II

NAMA :RADA FEBRIA ADDELVI


NIM : 19001001
TUGAS : 5

1. Jelaskan proses infeksius virus


2. Jelaskan proses infeksius bakteri
3. Jelaskan proses infeksius jamur
4. Jelaskan proses infeksius parasite
5. Jelaskan proses infeksius rickettsia
6. Jelaskan proses infeksius clamidia
7. Jelaskan begaimana kondisi yang melemahkan penjamu melawan
mokroorganisme

Jawaban

1. Proses infeksius Virus


-Siklus listik
 Fase absorpsi = fage melekat dibagian tertentu dari dinding dengan serabut
ekornya
 Fase penetrasi = meskipun tidak memiliki enzim untuk metabolisme
.bakteriofage memiliki enzim berfungsi merusak dinding sel bakteri
 Fase replikasi dan sintesis = fage merusak DNA bakteri dan menggunakannya
sebagai bahan untuk sintesis
 Fase perakitan = komponen –komponen fage akan disusun membentuk fage
baru yang lengkap dengan DNA dan kapsidnya
 Fase pembebasan atau isis = setelah fage dewasa, sel bakteri akan pecah [isis]
sehingga fase yang baru akan kehu virua baru ini dapat mencapai 200 buah
- Siklus lisogena
 Fase absorpsi dan infeksi = pada fase absorpsi dan infeksi peristiwa terjadi
semua halnya dengan fase absorpsi pada infeksi secara litik
 Fase penetrasi = fage melepas enzim lisozim sehingga dinding sel bakteri
berlubang
 Fase penggabungan = DNA virus bergabung dengan DNA bakteri
membentuk profage. Dalam bentuk profage,sebagian besar gen berada
dalam fase tidak tidak aktif ,tetapi sedikitnya satu gen yang selalu aktif
 Fase replikasi = saat profage akan bereplikasi,itu artinya DNA fage
berplikasi kemudian ketika bakteri membelah diri ,bakteri menghasilkan
dua sel anakan yang masing-masing mengandung profage

2. Proses infeksius bakteri


Proses infeksi bakteri dimulai dari dimana suatu bakteri harus menempel dan
melekat pada sel inang biasanya pada sel epitel.setelah bakteri mempunyai
kedudukan yang tetap untuk menginfeksi .infeksi ini [bacteremia] dapat
berlansung sementara ataupun menerima bacteremia mempunyai kesempatan
untuk menyebar kedalam tubuh serta mencapai jaringan yang cocok untuk
memperbanyak diri
CONTOH Proses infeksi bakteri : pneumonia dan kolera

3. PROSES INFEKSIUS JAMUR


Mekanisme infeksi jamr sebagai berikut:
1. Tahap inkubasi = ketika lapisan perlindungan tersebut rusak atau
keseimbangan mikroorganisme terganggu spora-spora dan fungi dapat
dengan mudah mengakibatkan infeksi pada kulit manusia terutama pada
kulit yang lembab
2. Tahap produmal = setelah terjadi infeksi ,spora tumbuh menjadi mycelium
dengan menggunakan serpihan kulit sebagai makanan
3. Tahap sakit = benang mycelium menyebar keseluruh arah sehingga lokasi
infeksi meluas .enzim yang dimiliki fungi menembus kebagian dalam kulit
dan mengakibatkan suatu reaksi peradangan

4. PROSES INFEKSIUS PARASIT


Penularan penyakit parasitic terjadi karena stadium infektif berpindah dari
satu kehospes yang lain.parasit menginvasi imunitas protektif dengan
mengurangi imunogensitas dan menghambat respon imun host.
1. Parasite mengubah permukaan antigen mereka selama siklus hidup dalam
vertebrata
2. Menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada dalam
3. Parasite protozoa dapat bersembunyi dari system imun dengan hidup disel
host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imu
4. Lalu parasite menghambat respon imun dengan berbagai mekanisme
untuk masing-masing parasite.

5. PROSES INFEKSIUS RIKETSIA


Rickettsia typhi memperoleh bahan makanan dari darah yang diambil dari spesies
inang lalu masuk dan tumbuh didalam sel epitel usus dari kutu dan keluar bersama
tinja yang dikeluarkan kutu.Ricketsia typhi yang berada pada tinja dari kutu
tersebut menjangkit tikus dan manusia melalui INOKULASI INTRAKUTAN dengan
penggarukan kulit, atau perpindahan oleh jari kedalam membran lender.Rickettsia
typhi tidak menyebar secara efektif ke esl-sel lainnya sampai pembelahan
binernya telah selesai ,yang pada akhirnya membuat sel inang retak dan pecah
serta membebaskan sejumlah besar riketsia typhi.

6. PROSES INFEKSIUS CLAMIDIA


INFEKSI KRONIK klamidia dapat memicu kerusakan tuba yang dari beberapa
penelitian inv diperkirakan dapat diakibatkan oleh :
1. Badan elementer klamidia trakomatis yang terdapat pada semen pria yang
terinfeksi menularkan keperempuan pasangan seksualnya.
2. Klamidia naik ketraktus reproduksi wanita dan menginfeksi sel epitel pada
tuba falopi
3. Didalam sel badan elementer berubah menjadi badan retikulat dan mulai
untyk berepi
4. Jalur apoptosis dihambat,yang menyebabkan sel yang terinfeksi dapat
bertahan
5. Ketika jumlah badan elementer mencapai tingkat densitas tertentu
6. Badan elementer ekstraseluler akan mengaktivasi system imum berupa dipro
7. Respon imun menurunkan jumlah badan elementer dan menghambat
replikasi intraseluler dari badan retikulat
8. Duksinya dan sitokin-sitokin proinflamasi lainnya
9. Interupsi replikasi badan retikulat menyebabkan klamidia tetap ada dalam
bentuk
Intase sehingga dapat menimbulkan respon imun yang bersifat deskrupsif
.pada bentuk persis ini,potein -60 [CHSP60] delepaskan
10.Ketika badan elementer berada pada dibawah kadar kritis tertentu maka
aktivasi system imun berhenti dan replikasi badan retikulat mulai kembali
11. Perubahan siklus infeksi badan elementer dengan destruksi dari sel epitel
baru dalam persiapan intraseluler dengan pelepasan CHSP60 menyebabkan
pembentukan jaringan paru-paru dan merusak patensi tuba falopi

7. Kondisi yang melemahkan sel penjamu melawan mikroorganisme


=tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung
mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan
penyakit infeksi pada manusia.Mikroben pathogen yang ada bersifat poligenik
dan kompleks. Oleh karena itu respons imun tubuh yang berperan manusia
terhadap berbagai macam mikroba pathogen juga berbeda.umumnya gambaran
biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imu n mana yang berperan
untuk poteksi.begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri
ekstraseluler atau bakteri ekstraseluler mempunya karakteristik tertentu pula
tubuh manusia akan selalu terancam oleh apapun bakteri .virus,parasite,radiasi
matahari,dan polusi.
Pertahanan oleh diperantarai sel T [celluar mediated immunity,CMI] sangat
penting dalam mengatasi intraseluler. Sel T CD4 akan berkaitan dengan partikel
antigen yang dipresentasikan melalui MHC II pada permukaan makrofag yang
terinfeksi bakteri intraseluler.

Anda mungkin juga menyukai