Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI TRANSMISI
AGEN-AGEN INFEKSIUS
 Mikroba atau penyakit menular akan
menyebar dari orang satu ke orang lain
memerlukan kondisi atau faktor tertentu.

1. Patogenitas MO
2.   Virulensi
3.   Infeksi
4. Rantai Infeksi
5. Pengendalian infeksi
A. Patogenitas Mikroorganisme

1. Mikroorganisme Nonpatogen
Mikroorganisme nonpatogen adalah mikroorganisme yang tidak berbahaya dan
tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru membantu memelihara keseimbangan
baik di dalam tubuh maupun lingkungan dan dapat bertindak sebagai flora
normal .

Mikroorganisme nonpatogen juga membantu membatasi pertumbuhan


mikroorganisme patogen. Banyak mikroorganisme tumbuh baik di permukaan
tubuh inang maupun di dalam tubuh inang, mereka tidak menyebabkan infeksi
bila mereka tetap berada di tempat habitatnya.

Jika suatu organisme nonpatogen berpindah ke luar dari tempat habitatnya,


dapat menjadi organisme penyebab penyakit dan disebut patogen oportunistik
2. Mikroorganisme Patogen

  Pada dasarnya dari keseluruhan mirkroorganisme di alam hanya sebagian kecil


mikroorganisme yang merupakan patogen ataupun potensial patogen.

 Patogen   adalah agen biologi, fisik, atau kimia yang mampu menyebabkan
penyakit pada organisme lain. Agen biologi dapat berupa bakteri, virus, jamur,
protozoa, cacing, dan prion. Agar dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme
patogen harus dapat masuk ke tubuh inang. Kemampuan mikroorganisme untuk
menyebabkan penyakit disebut patogenesitas .

 Penyakit infeksi dimulai saat mikroorganisme memasuki tubuh inang, selanjutnya


bereproduksi, dan bereplikasi. Istilah infeksi menggambarkan pertumbuhan atau
replikasi mikroorganisme di dalam tubuh inang.
B. VIRULENSI MIKROORGANISME

 Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi (keganasan) yang


dapat meningkatkan patogenisitas dan memungkinkan berkolonisasi
atau menginvasi jaringan inang dan merusak fungsi normal tubuh.
Virulensi menggambarkan kemampuan untuk memperberat penyakit.
Virulensi berasal dari bahasa latin virulentia  yang berarti toksin.

 Proses untuk menghilangkan sifat virulensi disebut atenuasi .


Keberadaan mikroorganisme patogen dalam tubuh adalah akibat dari
berfungsinya faktor virulensi mikroorganisme, jumlah mikroorganisme
dan faktor resistensi tubuh inang.
Virulensi ditentukan oleh

  Perlekatan (adhesi/ligan –   fimbrae)  invasi MO ke dalam tubuh


  Eksoenzim (leukosidin,hemolisin)
   Eksotoksin

Eksotoksin merupakan protein toksin yang tidak tahan panas dan bersifat antigenik yang
menginduksi pembentukan antibodi.

Antibodi yang terbentuk akibat induksi eksotoksin disebut antitoksin.

Toksin bekerja dengan cara menghancurkan bagian tertentu sel inang atau menghambat
fungsi metabolik tertentu. Eksotoksin dikelompokkan menjadi tiga tipe berdasarkan
mekanisme kerjanya, yaitu:

  Sitotoksin , membunuh sel inang atau mempengaruhi sel


  Neurotoksin , terlibat dalam transmisi normal impuls saraf
  Enterotoksin , mempengaruhi sel saluran pencernaan
C. INFEKSI
 Infeksi adalah masuk dan berkembangbiaknya suatu organisme (agen
infeksius) dalam tubuh inang. Suatu agen infeksius (patogen) belum
tentu menyebabkan penyakit pada manusia.

 Jika suatu mikroorganisme menginvasi dan berkembang biak di dalam


tubuh tetapi tidak menyebabkan gejala, maka disebut kolonisasi.

 Jika suatu penyakit infeksius dapat ditularkan dari satu individu ke


individu lainnya disebut  penyakit menular .

 Jika mikroorganisme patogen berkembang biak dan menyebabkan


tanda dan gejala klinis maka infeksi tersebut bersifat   simptomatis ,
sebaliknya jika tidak ada gejala yang timbul, maka penyakit
bersifat  asimptomatis .
Rantai Infeksi
D. RANTAI INFEKSI

1. Agen infeksius
 Agen penyebab penyakit infeksi pada dasarnya adalah
mikroorganisme yakni bakteri, virus, jamur, protozoa, dan parasit
lainnya

 Potensi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan penyakit


tergantung beberapa faktor, antara lain: kecukupan jumlah
organisme (dosis), virulensi atau kemampuan agen untuk bertahan
hidup dalam tubuh host atau di luar tubuh host, kemampuan untuk
masuk dan pertahan hidup dalam tubuh host, dan kerentanan tubuh
host (daya tahan host).
2. Reservoir

 Reservoir adalah suatu tempat dimana patogen dapat bertahan hidup, tetapi
belum tentu dapat berkembang biak. Contoh: Virus Hepatitis A bertahan
hidup dalam kerang laut, tetapi tidak dapat berkembang biak;  
P seu do mo na s   dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam
reservoir nebulizer.

Reservoir yang paling dikenal adalah tubuh manusia, berbagai mikroorganisme


hidup di kulit dan berada dalam rongga, dalam cairan, dan cairan yang
keluar dari tubuh. Mikroorganisme tidak selalu menyebabkan individu menjad
sakit.

 Karier (carrier, pembawa) adalah individu yang tidak menunjukkan gejala


penyakit, meskipun terdapat organisme patogen pada atau dalam tubuhnya,
yang dapat ditularkan ke orang lain,
3. Jalan keluar (Port Exit)

   Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk tumbuh


dan berkembang biak, mikroorganisme harus menemukan jalan
keluar jika akan masuk ke penjamu dan menyebabkan penyakit.

Jalur keluar dapat berupa darah, kulit, membran mukosa,


saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran genitourinaria
dan transplasenta (ibu ke janin), serta mekanisme aliran
(drainase).
 Mikroorganisme tidak dapat bepergian sendiri,

4. Cara Penularan (Mode of Transmission)


sehingga mereka membutuhkan kendaraan untuk membawa mereka
ke orang atau tempat lain.

Setiap penyakit memiliki jenis penularan tertentu. Kendaraan utama


penularan adalah makanan dan air.
Jenis penularan suatu penyakit bisa melalui kontak langsung (yakni
individu ke individu atau kontak fisik antara sumber dengan penjamu
yang rentan) dan   tidak langsung (kontak penjamu yang rentan
dengan benda mati yang terkontaminasi, yaitu: jarum atau benda
tajam, lingkungan, dan lainnya), melalui udara ( Airborne ), dan vektor
(lalat, nyamuk).
5. Jalur masuk mikroorganisme ( port d’entry )

traktusgenitourinarius, kulit/membran
mukosa, transplasental, parenteral), dan
mekanisme aliran (trauma perkutaneus,
tindakan invasif dan insisi pembedahan).
6. Kerentanan host

  Bagaimana individu mendapatkan infeksi tergantung pada kerentanannya terhadap agen infeksius.
Mikroorganisme dapat menyebar ke orang lain tetapi tidak berkembang menjadi infeksi jika sistem
kekebalan tubuh seseorang dapat melawannya. Mereka mungkin menjadi pembawa (carrier) tanpa
gejala, selanjutnya menjadi mode transmisi ke host rentan yang lain.

Setelah host terinfeksi, ia mungkin menjadi reservoir untuk transmisi penyakit ke depannya.

  Penjamu yang rentan banyak ditemukan di tempat pelayanan kesehatan, mereka yang mengalami
gangguan sistem kekebalan tubuh meliputi anak kecil atau bayi, lanjut usia,orang dengan penyakit
kronis, orang yang menerima terapi medis seperti kemoterapi, atau steroid dosis tinggi, orang dengan
luka terbuka.

Jadi kerentanan ini dapat disebabkan sebagai akibat dari proses penyakit, pengobatan, atau
tindakan medis.

Sistem kekebalan tubuh yang tidak efektif ini membuat mereka rentan terhadap agen infeksi dalam
lingkungan pelayanan kesehatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai