Anda di halaman 1dari 26

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

(MKB 01-0305)

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
TRANSMISI AGEN-AGEN
INFEKSIUS
Wahyu Retno Gumelar,
S.Kep., Ns., MNS

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


TABLE OF CONTENTS
Mikroba atau penyakit menular akan menyebar dari orang satu ke orang lain
memerlukan kondisi atau factor tertentu.

Patogenitas
01 Mikroorganisme
Infeksi 03

02 Virulensi Rantai Infeksi 04

Pengendalian infeksi 05

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


PATOGENITAS
MIKROORGANISME
01
Mikroorganisme Patogen dan mikroorganisme Non patogen

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


PATOGENITAS MIKROORGANISME
1. Mikroorganisme Nonpatogen
■ Mikroorganisme nonpatogen adalah mikroorganisme yang tidak berbahaya dan
tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru membantu memelihara
keseimbangan baik di dalam tubuh maupun lingkungan dan dapat bertindak
sebagai flora normal.
■ Mikroorganisme nonpatogen juga membantu membatasi pertumbuhan
mikroorganisme patogen. Banyak mikroorganisme tumbuh baik di permukaan
tubuh inang maupun di dalam tubuh inang, mereka tidak menyebabkan infeksi
bila mereka tetap berada di tempat habitatnya.
■ Jika suatu organisme nonpatogen berpindah ke luar dari tempat habitatnya,
dapat menjadi organisme penyebab penyakit dan disebut patogen
oportunistik
@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id
PATOGENITAS MIKROORGANISME
2. Mikroorganisme Patogen
■ Pada dasarnya dari keseluruhan mirkroorganisme di alam hanya
sebagian kecil mikroorganisme yang merupakan patogen ataupun
potensial patogen.
■ Patogen adalah agen biologi, fisik, atau kimia yang mampu menyebabkan
penyakit pada organisme lain. Agen biologi dapat berupa bakteri, virus,
jamur, protozoa, cacing, dan prion. Agar dapat menyebabkan penyakit,
mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke tubuh inang.
Kemampuan mikroorganisme untuk menyebabkan penyakit disebut
patogenesitas.
■ Penyakit infeksi dimulai saat mikroorganisme memasuki tubuh inang,
selanjutnya bereproduksi, dan bereplikasi. Istilah infeksi menggambarkan
pertumbuhan atau replikasi mikroorganisme di dalam tubuh inang.
@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id
02
VIRULENSI
MIKROOEGANISME
You can enter a subtitle here if you need it
VIRULENSI MIKROORGANISME

Mikroorganisme pathogen memiliki factor virulensi (keganasan) yang dapat


meningkatkan patogenisitas dan memungkinkan berkolonisasi atau menginvasi
jaringan inang dan merusak fungsi normal tubuh. Virulensi menggambarkan
kemampuan untuk memperberat penyakit. Virulensi berasal dari bahasa latin
virulensia yang berarti toksin.
■ Proses untuk menghilangkan sifat virulensi disebut atenuasi. Keberadaan
mikroorganisme patogen dalam tubuh adalah akibat dari berfungsinya faktor
virulensi mikroorganisme, jumlah mikroorganisme dan faktor resistensi
tubuh inang.

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


VIRULENSI MIKROORGANISME

Mikroorganisme pathogen memiliki factor virulensi (keganasan) yang dapat


meningkatkan patogenisitas dan memungkinkan berkolonisasi atau menginvasi
jaringan inang dan merusak fungsi normal tubuh. Virulensi menggambarkan
kemampuan untuk memperberat penyakit. Virulensi berasal dari bahasa latin
virulensia yang berarti toksin.
■ Proses untuk menghilangkan sifat virulensi disebut atenuasi. Keberadaan
mikroorganisme patogen dalam tubuh adalah akibat dari berfungsinya faktor
virulensi mikroorganisme, jumlah mikroorganisme dan faktor resistensi
tubuh inang.

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


VIRULENSI ditentukan oleh
- Perlekatan (adhesi/ligan – fimbrae)— invasi MO ke dalam tubuh
- Eksoenzim (leukosidin,hemolisin)
- Eksotoksin

Eksotoksin merupakan protein toksin yang tidak tahan


panas dan bersifat antigenik yang menginduksi pembentukan
antibodi. Antibodi yang terbentuk akibat induksi eksotoksin disebut
antitoksin. Toksin bekerja dengan cara menghancurkan bagian
tertentu sel inang atau menghambat fungsi metabolik tertentu.

Sitotoksin, membunuh sel inang atau mempengaruhi sel dengan


menggunakan sel fagosit

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


03
INFEKSI
INFEKSI
■ Infeksi adalah masuk dan berkembangbiaknya suatu organisme (agen infeksius)
dalam tubuh inang. Suatu agen infeksius (patogen) belum tentu menyebabkan
penyakit pada manusia.
■ Jika suatu mikroorganisme menginvasi dan berkembang biak di dalam tubuh
tetapi tidak menyebabkan gejala, maka disebut kolonisasi.

■ Jika suatu penyakit infeksius dapat ditularkan dari satu individu ke individu
lainnya disebut penyakit menular.
■ Jika mikroorganisme patogen berkembang biak dan menyebabkan tanda dan
gejala klinis maka infeksi tersebut bersifat simptomatis, sebaliknya jika tidak
ada gejala yang timbul, maka penyakit bersifat asimptomatis.

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


INFEKSI

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


04
RANTAI INFEKSI
RANTAI INFEKSI

1. Agen Infeksius
Agen penyebab penyakit infeksi pada dasarnya adalah mikroorganisme yakni
bakteri, virus, jamur, protozoa, dan parasit lainnya
Potensi mikroorganisme atau parasite untuk menyebabkan penyakit tergantng
beberapa factor, antara lain: kecukupan jumlah organisme (dosis), virulensi atau
kemampuan agen untuk bertahan hidup dalam tubuh host atau diluar tubuh
host, kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam tubuh host, dan
kerentanan tubuh host (daya tahan host).

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


RANTAI INFEKSI

2. Reservoir
■ Reservoir adalah suatu tempat dimana patogen dapat bertahan hidup,
tetapi belum tentu dapat berkembang biak. Contoh: Virus Hepatitis A
bertahan hidup dalam kerang laut, tetapi tidak dapat berkembang biak.
Reservoir yang paling dikenal adalah tubuh manusia, berbagai
mikroorganisme hidup di kulit dan berada dalam rongga, dalam cairan,
dan cairan yang keluar dari tubuh. Mikroorganisme tidak selalu
menyebabkan individu menjad sakit.
■ Karier (carrier, pembawa) adalah individu yang tidak menunjukkan gejala
penyakit, meskipun terdapat organisme patogen pada atau dalam
tubuhnya, yang dapat ditularkan ke orang lain,

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


RANTAI INFEKSI

3. Jalan keluar (Port Exit)


■ Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk tumbuh dan
berkembang biak, mikroorganisme harus menemukan jalan keluar jika
akan masuk ke penjamu dan menyebabkan penyakit. Jalur keluar dapat
berupa darah, kulit, membran mukosa, saluran pernapasan, saluran
pencernaan, saluran genitourinaria dan transplasenta (ibu ke janin),
serta mekanisme aliran (drainase).

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


RANTAI INFEKSI

4. Cara Penularan (Mode of Transmission)


■ Mikroorganisme tidak dapat bepergian sendiri, sehingga mereka
membutuhkan kendaraan untuk membawa mereka ke orang atau
tempat lain. Setiap penyakit memiliki jenis penularan tertentu.
Kendaraan utama penularan adalah makanan dan air. Jenis penularan
suatu penyakit bisa melalui kontak langsung (yakni individu ke individu
atau kontak fisik antara sumber dengan penjamu yang rentan) dan tidak
langsung (kontak penjamu yang rentan dengan benda mati yang
terkontaminasi, yaitu: jarum atau benda tajam, lingkungan, dan lainnya),
melalui udara (Airborne), dan vektor (lalat, nyamuk).

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


RANTAI INFEKSI

5. Jalur masuk mikroorganisme (port d’entry)


■ Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai
macam jalan, misalnya letak (traktus respiratorius, traktus
gastrointestinalis, traktus genitourinarius, kulit/membran mukosa,
transplasental, parenteral), dan mekanisme aliran (trauma perkutaneus,
tindakan invasif dan insisi pembedahan).

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


RANTAI INFEKSI

6. Kerentanan Host
■ Bagaimana individu mendapatkan infeksi tergantung pada
kerentanannya terhadap agen infeksius. Mikroorganisme dapat menyebar
ke orang lain tetapi tidak berkembang menjadi infeksi jika sistem
kekebalan tubuh seseorang dapat melawannya. Mereka mungkin
menjadi pembawa (carrier) tanpa gejala, selanjutnya menjadi mode
transmisi ke host rentan yang lain.
■ Penjamu yang rentan banyak ditemukan di tempat pelayanan kesehatan,
mereka yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh meliputi anak
kecil atau bayi, lanjut usia,orang dengan penyakit kronis, orang yang
menerima terapi medis seperti kemoterapi, atau kortikosteroid dosis
tinggi, orang dengan luka terbuka.

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


05
PENGENDALIAN INFEKSI
DAN INFEKSI
NOSOKOMIAL
PENGENDALIAN INFEKSI DAN INFEKSI NOSOKOMIAL

■ Klien dalam lingkungan pelayanan kesehatan memiliki peningkatan resiko


untuk terkena infeksi. Infeksi yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan biasanya disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial
adalah infeksi yang dihasilkan dari tindakan pelayanan pada suatu
pelayanan kesehatan. Infeksi ini dapat terjadi sebagai hasil tindakan
invasif, pemakaian antibiotik, adanya organisme yang resisten dengan
berbagai obat, dan kelalaian dalam kegiatan pencegahan dan kontrol
infeksi

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


TRANSMISSION

a) Direct contact b) Preventing direct contact


c) Indirect contact d) Dropplet
transmission VENUS
contact transmission (gloves,
transmission masks, and face shields transmission

Water Food Air

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


TRANSMISSION

a) Direct contact b) Preventing direct contact


c) Indirect contact d) Dropplet
transmission VENUS
contact transmission (gloves,
transmission masks, and face shields transmission

Water Food Air

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


TRANSMISSION

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


TRANSMISSION

@um_lamongan UMLA TV www.umla.ac.id


THANKS!
Do you have any questions?
wrgumelar@gmail.com
+6285 706 222921

Anda mungkin juga menyukai