Anda di halaman 1dari 26

NAMA-NAMA ANGGOTA

KELOMPOK 12

FLORENZA EKAPUTI/NH0120060(A1)
JELIANTI SAMPE/NH0120020(A1)
NURLIA/NH0120039(A2)
RISMAWATI/NH0120045(A2)
RUT DINI LUNDAK/NH0120046(A2)
YURLINDA HAMID/NH0120060(A2)
FAKTOR- FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
TRANMISI AGEN-AGEN
INFEKSIUS
■ Mikroba atau penyakit menular akan menyebar dari orang satu
ke orang lain memerlukan kondisi atau faktor tertentu.
1. Patogenitas MO
2. Virulensi
3. Infeksi
4. Rantai Infeksi
5. Pengendalian infeksi
A. Patogenitas
Mikroorganisme
■ 1. Mikroorganisme Nonpatogen
■ Mikroorganisme nonpatogen adalah mikroorganisme yang tidak
berbahaya dan tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru membantu
memelihara keseimbangan baik di dalam tubuh maupun lingkungan
dan dapat bertindak sebagai flora normal.
■ Mikroorganisme nonpatogen juga membantu membatasi pertumbuhan
mikroorganisme patogen. Banyak mikroorganisme tumbuh baik di
permukaan tubuh inang maupun di dalam tubuh inang, mereka tidak
menyebabkan infeksi bila mereka tetap berada di tempat habitatnya.
■ Jika suatu organisme nonpatogen berpindah ke luar dari tempat
habitatnya, dapat menjadi organisme penyebab penyakit dan disebut
patogen oportunistik
2. Mikroorganisme Patogen
■ Pada dasarnya dari keseluruhan mirkroorganisme di alam hanya sebagian kecil
mikroorganisme yang merupakan patogen ataupun potensial patogen.
■ Patogen adalah agen biologi, fisik, atau kimia yang mampu menyebabkan
penyakit pada organisme lain. Agen biologi dapat berupa bakteri, virus, jamur,
protozoa, cacing, dan prion. Agar dapat menyebabkan penyakit,
mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke tubuh inang. Kemampuan
mikroorganisme untuk menyebabkan penyakit disebut patogenesitas.
■ Penyakit infeksi dimulai saat mikroorganisme memasuki tubuh inang,
selanjutnya bereproduksi, dan bereplikasi. Istilah infeksi menggambarkan
pertumbuhan atau replikasi mikroorganisme di dalam tubuh inang.
B. VIRULENSI
MIKROORGANISME

■ Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi


(keganasan) yang dapat meningkatkan patogenisitas dan
memungkinkan berkolonisasi atau menginvasi jaringan
inang dan merusak fungsi normal tubuh. Virulensi
menggambarkan kemampuan untuk memperberat penyakit.
Virulensi berasal dari bahasa latin virulensia yang berarti
toksin.
■ Proses untuk menghilangkan sifat virulensi disebut atenuasi.
Keberadaan mikroorganisme patogen dalam tubuh adalah
akibat dari berfungsinya faktor virulensi mikroorganisme,
jumlah mikroorganisme dan faktor resistensi tubuh inang.
Virulensi ditentukan oleh
■ Perlekatan (adhesi/ligan – fimbrae)— invasi MO ke dalam tubuh
■ Eksoenzim (leukosidin,hemolisin)
■ Eksotoksin
Eksotoksin merupakan protein toksin yang tidak tahan panas dan
bersifat antigenik yang menginduksi pembentukan antibodi. Antibodi
yang terbentuk akibat induksi eksotoksin disebut antitoksin. Toksin
bekerja dengan cara menghancurkan bagian tertentu sel inang atau
menghambat fungsi metabolik tertentu.
Sitotoksin, membunuh sel inang atau mempengaruhi sel dengan
menggunakan sel fagosit
C. INFEKSI
■ Infeksi adalah masuk dan berkembangbiaknya suatu organisme
(agen infeksius) dalam tubuh inang. Suatu agen infeksius
(patogen) belum tentu menyebabkan penyakit pada manusia.
■ Jika suatu mikroorganisme menginvasi dan berkembang biak di
dalam tubuh tetapi tidak menyebabkan gejala, maka disebut
kolonisasi.
■ Jika suatu penyakit infeksius dapat ditularkan dari satu individu
ke individu lainnya disebut penyakit menular.
■ Jika mikroorganisme patogen berkembang biak dan
menyebabkan tanda dan gejala klinis maka infeksi tersebut
bersifat simptomatis, sebaliknya jika tidak ada gejala yang
timbul, maka penyakit bersifat asimptomatis.
infeksi Deskripsi

Lokal Terbatas pada area tubuh tertentu

Sistematik Infeksi dimana mikroorganisme tersebar di seluruh tubuh

Primer Disebabkan oleh satu macam mikroorganisme

Sekunder Disebabkan oleh mikroorganisme yang mengikuti infeksi primer

Campuran Infeksi disebabkan oleh dua atau lebih mikroorganisme

Subklinis Infeksi yang tidak menunjuhkan gejala apapun

Bakteriemia Menunjuhkan adanya bakteri dalam darah, umumnya hanya sementara

Septikemia Mengindikasikan keberadaan bakteri dan produk pertumbuhannya dalam darah


Oportunistik Mikroorganisme yang secara normal menyebabakan penyakit dengan gejala ringan dapat
sembuh dengan sendirinya, namaun setelah terjadi perubahan fisiologis pada tubuh inang
menurunya kekebalan tubuh ( defidiensi imun, immunocomprimosie) ( misalnya daibetes,
terapi imunosupresan, AIDS, malnutrisi berat) dapat menyebabkan penyakit dengan
gejala lebih berat dan kronis sering kali tidak sembuh dengan pengobatan bahkan dapat
berakibat kematian.
Nosokomial Infeksi baru yang diperoleh klien pada saat diirawat di rumah sakit
D. RANTAI INFEKSI
1. Agen infeksius
■ Agen penyebab penyakit infeksi pada dasarnya adalah
mikroorganisme yakni bakteri, virus, jamur, protozoa, dan
parasit lainnya
■ Potensi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan
penyakit tergantung beberapa faktor, antara lain: kecukupan
jumlah organisme (dosis), virulensi atau kemampuan agen
untuk bertahan hidup dalam tubuh host atau di luar tubuh
host, kemampuan untuk masuk dan pertahan hidup dalam
tubuh host, dan kerentanan tubuh host (daya tahan host).
2. Reservoir
■ Reservoir adalah suatu tempat dimana patogen dapat
bertahan hidup, tetapi belum tentu dapat berkembang
biak. Contoh: Virus Hepatitis A bertahan hidup dalam
kerang laut, tetapi tidak dapat berkembang biak.
Reservoir yang paling dikenal adalah tubuh manusia,
berbagai mikroorganisme hidup di kulit dan berada
dalam rongga, dalam cairan, dan cairan yang keluar
dari tubuh. Mikroorganisme tidak selalu
menyebabkan individu menjad sakit.
■ Karier (carrier, pembawa) adalah individu yang tidak
menunjukkan gejala penyakit, meskipun terdapat
organisme patogen pada atau dalam tubuhnya, yang
dapat ditularkan ke orang lain,
3. Jalan keluar (Port Exit)
■ Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk tumbuh dan
berkembang biak, mikroorganisme harus menemukan jalan keluar jika
akan masuk ke penjamu dan menyebabkan penyakit. Jalur keluar
dapat berupa darah, kulit, membran mukosa, saluran pernapasan,
saluran pencernaan, saluran genitourinaria dan transplasenta (ibu ke
janin), serta mekanisme aliran (drainase).
4. Cara Penularan (Mode of Transmission)
■ Mikroorganisme tidak dapat bepergian sendiri, sehingga mereka
membutuhkan kendaraan untuk membawa mereka ke orang atau tempat
lain. Setiap penyakit memiliki jenis penularan tertentu. Kendaraan utama
penularan adalah makanan dan air. Jenis penularan suatu penyakit bisa
melalui kontak langsung (yakni individu ke individu atau kontak fisik
antara sumber dengan penjamu yang rentan) dan tidak langsung (kontak
penjamu yang rentan dengan benda mati yang terkontaminasi, yaitu: jarum
atau benda tajam, lingkungan, dan lainnya), melalui udara (Airborne), dan
vektor (lalat, nyamuk).
5. Jalur masuk mikroorganisme (port d’entry)
■ Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai
macam jalan, misalnya letak (traktus respiratorius,traktus
gastrointestinalis, traktus genitourinarius, kulit/membran mukosa,
transplasental, parenteral), dan mekanisme aliran (trauma perkutaneus,
tindakan invasif dan insisi pembedahan).
6. Kerentanan host
■ Bagaimana individu mendapatkan infeksi tergantung
pada kerentanannya terhadap agen infeksius.
Mikroorganisme dapat menyebar ke orang lain tetapi
tidak berkembang menjadi infeksi jika sistem kekebalan
tubuh seseorang dapat melawannya. Mereka mungkin
menjadi pembawa (carrier) tanpa gejala, selanjutnya
menjadi mode transmisi ke host rentan yang lain.
■ Penjamu yang rentan banyak ditemukan di tempat
pelayanan kesehatan, mereka yang mengalami gangguan
sistem kekebalan tubuh meliputi anak kecil atau bayi,
lanjut usia,orang dengan penyakit kronis, orang yang
menerima terapi medis seperti kemoterapi, atau
kortikosteroid dosis tinggi, orang dengan luka terbuka.
E. PENGENDALIAN INFEKSI
DAN INFEKSI NOSOKOMIAL

■ Klien dalam lingkungan pelayanan kesehatan


memiliki peningkatan resiko untuk terkena infeksi.
Infeksi yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan biasanya disebut infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dihasilkan
dari tindakan pelayanan pada suatu pelayanan
kesehatan. Infeksi ini dapat terjadi sebagai hasil
tindakan invasif, pemakaian antibiotik, adanya
organisme yang resisten dengan berbagai obat, dan
kelalaian dalam kegiatan pencegahan dan kontrol
infeksi
Transmission
1. Cleaning dan Sanitasi
2. Desinfeksi dan Sterilisasi
3. Standard Precaution (Tindakan Pencegahan Standar)
■ Cuci tangan
■ Sarung tangan
■ Masker dan kaca mata
■ Schott
■ Penanganan linen dan tenun dll
KULIT

■ Kulit manusia secara normal dihuni


oleh beragam spesies bakteri dan jamur
■ Ketahanan kulit dari infeksi karena :
– Kulit luar yang padat dan berkeratin
– pH kulit (5,5) dan asam lemak yang
menghambat pertumbuhan kuman
Kulit….
■ Kulit ditembus oleh mikroba akibat :
– Masuk melalui lesi kulit
■ Tusukan superfisial
■ Dalam (stafilokokkus)
■ Luka bakar ( Pseudomonas aeruginosa)
■ Jarum suntuk
– Gigitan
■ Kutu, nyamuk dan tungau
■ Gigitan hewan (virus rabies)
SALURAN UROGENITAL
■ Urine menunjang pertumbuhan bakteri namun
saluran kemih dalam keadaan normal steril karena
dibilas beberapa kali sehari
■ Obstruksi
■ Patogen yang mudah melekat di epitel sal.kemih (ex
Gonokokkus)
■ Memiliki Fimbria adheren (Strain E.coli)
menyebabkan ISK akut
SALURAN NAFAS
■ Sekitar 10.000 MO (virus,bakteri/jamur) terhirup
setiap hari (tinggal di kota)
■ Jarak yang ditempuh oleh berbagai Mo ini di sistem
pernafasan berbanding terbalik dengan ukuran
mereka
– Mikroba besar ----Mukosiliaris (hidung dan Sal
nafas atas)
– MO di Mukus – sel goblet dgn bantuan gerakan
silia ke tenggorokan --- MO di keluarkan/ditelan
– MO < 0,5 nanomikron langsung ke alveoli –
fagosit oleh makrofag atau neutrofil dengan
sitokin.
SALURAN CERNA

■ Tercemar akibat kontaminasi bahan feses


■ Sistem pertahanan sal.cerna :
– Cairan lambung yang asam
– Lapisan mukus yang kental yang menutupi
usus
– Sekresi antibodi imunoglobulin A (IgA)
Sekian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai