Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) 2

TUGAS INDIVIDU

1. Jelaskan tentang definisi mikrobiologi


2. Jelaskan tentang definisi infeksi
3. Jelaskan tentang faktor risiko terjadi infeksi (kelemahan mekanisme pertahanan tubuh,
faktor lingkungan, faktor pertumbuhan)
4. Jelaskan tentang karakteristik patogen
5. Jelaskan tentang stage infeksi (inkubasi, stase prodormal, acute illness, stase konvalesens)
6. Jelaskan tentang infeksi karena mikroba (bakteri, virus, parasit, mikoplasma, riketsia,
clamidia)
7. Jelaskan tentang bagaimana virus menyebabkan penyakit
8. Jelaskan tentang bagaimana bakteri menyebabkan penyakit
9. Jelaskan tentang bagaimana fungi menyebabkan penyakit
10. Jelaskan tentang bagaimana parasit menyebabkan penyaki
11. Jelaskan tentang perubahan patofisiologis infeksi (inflamasi)
12. Jelaskan tentang infeksi akut, sub akut, kronik
13. Jelaskan tentang latent infeksi
14. Jelaskan tentang perbandingan infeksi primer vs sekunder
15. Jelaskan tentang tahap patogenesis penyakit infeksi
16. Jelaskan macam-macam virus
17. Jelaskan tentang pemeriksaan diagnosis
18. Jelaskan tentang penatalaksanaan / terapi infeksi virus
19. Jelaskan tentang penatalaksanaan menurunkan jumlah mikroorganisme kontaminan &
mencegah transmisi
20. Jelaskan tentang standar isolasi kasus infeksi: standard precautions,
21. Jelaskan tentang standard transmission categories: airborne pracautions, droplet
precautions, contact precautions

JAWABAN

1. Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.
Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan
mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering
juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk
hidup. Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat
penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur
(wine) dan membuat vaksin rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19
terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting
lain: biokimia. Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak
dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran,
pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.
2. Kondisi infeksi disebabkan oleh adanya serangan dan perkembangbiakan mikroorganisme
seperti bakteri, virus, dan parasit yang pada dasarnya tidak berasal dari dalam tubuh. Infeksi
bisa terjadi pada satu area saja pada tubuh atau bisa menyebar melalui darah sehingga
menjadi bersifat menyeluruh. Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan
oleh organisme, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Beberapa organisme ini hidup di
dalam tubuh manusia dan memberikan manfaat. Namun, pada kondisi tertentu, organisme ini
justru dapat menyebabkan penyakit. Penyakit infeksi dapat menyebar melalui kontak
langsung dengan individu yang terinfeksi, gigitan hewan, serta tanah atau air yang
terkontaminasi. Penyebaran penyakit ini juga bisa terjadi melalui kontak tidak langsung,
misalnya menyentuh benda yang baru dipegang oleh orang yang terinfeksi. Penyakit infeksi
kadang menimbulkan gejala ringan yang dapat diatasi dengan perawatan mandiri di rumah.
Namun, beberapa kasus infeksi dapat berbahaya sehingga memerlukan perawatan intensif.

3. Faktor risiko penyakit infeksi


Semua orang berisiko terserang penyakit infeksi. Namun, ada beberapa kelompok orang yang lebih
rentan terkena penyakit ini, yaitu:

 Ibu hamil
 Anak kecil
 Orang lanjut usia
 Penderita penyakit tertentu, seperti asma, penyakit jantung, dan diabetes
 Penderita penyakit autoimun yang menggunakan obat imunosupresif
 Penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, misalnya HIV/AIDS
 Penderita jenis kanker tertentu
 Orang yang sering bepergian jauh
Beberapa faktor yang dapat berperan dalam terjadinya infeksi dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Faktor intrinsik: seperti umur, jenis kelamin, kondisi umum, resiko
terapi, adanya penyakit lain, tingkat pendidikan dan lamanya masa
kerja.
2. Faktor ekstrinsik: seperti dokter, perawat, penderita lain, bangsal /
lingkungan, peralatan, material medis, pengunjung/keluarga, makanan
dan minuman.
3. Faktor keperawatan: lamanya hari perawatan, menurunnya standar
perawatan, dan padatnya penderita.
4. Faktor mikroba patogen: kemampuan invasi / merusak jaringan, dan
lamanya paparan.
1. Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.
Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan
walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.

Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting
dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan
membuat vaksin rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada
bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari
cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik
kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.
2. Kondisi infeksi disebabkan oleh adanya serangan dan perkembangbiakan mikroorganisme
seperti bakteri, virus, dan parasit yang pada dasarnya tidak berasal dari dalam tubuh. Infeksi bisa
terjadi pada satu area saja pada tubuh atau bisa menyebar melalui darah sehingga menjadi bersifat
menyeluruh.
Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme, seperti bakteri, virus,
jamur, atau parasit. Beberapa organisme ini hidup di dalam tubuh manusia dan memberikan
manfaat. Namun, pada kondisi tertentu, organisme ini justru dapat menyebabkan penyakit.

Penyakit infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi, gigitan
hewan, serta tanah atau air yang terkontaminasi. Penyebaran penyakit ini juga bisa terjadi melalui
kontak tidak langsung, misalnya menyentuh benda yang baru dipegang oleh orang yang terinfeksi.
Penyakit infeksi kadang menimbulkan gejala ringan yang dapat diatasi dengan perawatan mandiri
di rumah. Namun, beberapa kasus infeksi dapat berbahaya sehingga memerlukan perawatan
intensif.

4. Sifat–Sifat Penyakit Infeksi


Sebagai agen penyebab penyakit (biotis), mikroba patogen memiliki
sifat–sifat khusus yang sangat berbeda dengan agen penyebab penyakit
lainnya (abiotis). Sebagai makhluk hidup, mikroba patogen memiliki ciri–
ciri kehidupan, yaitu :
1. Mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara berkembang
biak
2. Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi kelangsungan hidupnya
(habitat–reservoir)
3. Bergerak dan berpindah tempat (dinamis)
Umumnya, hanya organisme yang sangat patogen yang dapat menyebabkan penyakit, sementara
sisanya jarang menimbulkan penyakit. Patogen oportunis adalah patogen yang jarang
menyebabkan penyakit pada orang-orang yang memiliki imunokompetensi (immunocompetent)
namun dapat menyebabkan penyakit/infeksi yang serius pada orang yang tidak memiliki
imunokompetensi (immunocompromised). Patogen oportunis ini umumnya adalah anggota dari
flora normal pada tubuh. Istilah oportunis sendiri merujuk kepada kemampuan dari suatu
organisme untuk mengambil kesempatan yang diberikan oleh penurunan sistem pertahanan inang
untuk menimbulkan penyakit. Pada umumnya semua patogen pernah berada di luar sel tubuh
dengan rentang waktu tertentu (ekstraselular) saat mereka terpapar oleh mekanisme antibodi,
tetapi saat patogen memasuki fase intraselular yang tidak terjangkau oleh antibodi, sel T akan
memainkan perannya.

5. Dalam riwayat perjalanan penyakit, pejamu yang peka akan berinterksi dengan mikroba patogen
yang secara alamiah akan melewati 4 tahap:
1. Tahap Rentan
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat namun peka atau labil, disertai faktor
predisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti umur, keadaan fisik,
perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain. Faktor predisposisi tersebut
mempercepat masuknya mikroba patogen untuk berinteraksi dengan pejamu.

2. Tahap Inkubasi
Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen mulai bereaksi, namun tanda dan gejala
penyakit belum tampak. Saat mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh pejamu hingga saat
munculnya tanda dan gejala penyakit disebut inkubasi. Masa inkubasi satu penyakit berbeda
dengan penyakit lainnya, ada yang hanya beberapa jam, dan ada pula yang bertahun-tahun.
3. Tahap Klinis
Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan gejala
penyakit. Dalam perkembangannya, penyakit akan berjalan secara bertahap. Pada tahap awal,
tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas sehari-
hari. Jika bertambah parah, penderita sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit dapat berakhir dengan 5 alternatif, yaitu:
a. Sembuh sempurna
Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi sel/jaringan/organ tubuh
kembali seperti sedia kala.
b. Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh dari penyakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat berbentuk
cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial.
c. Pembawa ( carrier )
Perjalanan penyakit seolah–olah berhenti, ditandai dengan menghilangnya tanda dan gejalan
penyakit. Pada kondisi ini agen penyebab penyakit masih ada, dan masih potensial sebagai
sumber penularan.
d. Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak berubah.
e. Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi–fungsi organ

6. Infeksi bakteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini dapat
menyebabkan demam, batuk, hingga tanda peradangan, seperti nyeri dan pembengkakan, pada
penderitanya. Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang dapat ditemukan di air, tanah,
bahkan di dalam tubuh manusia.

7. Ketika virus memasuki sel tubuh Anda, ia menyerang dan mengambil alih sistem kerja sel, lalu
mengubahnya menjadi sel penghasil virus baru. Virus baru inilah yang nantinya akan menginfeksi
tubuh Anda dan menyebabkan sakit. Saat virus masuk ke tubuh makhluk hidup seperti manusia,
materi genetik virus dapat merusak atau mengubah sel untuk berkembang biak dengan cepat.
A. Penularan secara langsung. Menurut Klausner, ada jenis virus yang bisa menular langsung
lewat cipratan cairan bersin atau batuk, kontak seksual, serta penggunaan jarum suntik
bergantian. Virus corona penyebab Covid-19, dapat menular lewat cipratan langsung dari
cairan saluran pernapasan (droplet) seperti dahak dan bersin dari jarak kurang dari dua meter.
Untuk penularan virus influenza (flu), sebagian besar juga lewat droplet dari saluran
pernapasan seperti virus corona.
B. Penularan tidak langsung. Menurut Mayo Clinic, virus juga dapat menular secara tidak
langsung lewat benda sekitar kita seperti HP, gagang pintu, meja, plastik, dan sebagainya.
Virus corona atau flu misalkan, secara tidak langsung dapat menular lewat droplet yang
menempel di benda sekitar, lalu tak sengaja dipegang orang lain. Virus bisa masuk saat
tangan orang tersebut memegang hidung, mulut, atau mata. Virus umumnya bisa hidup lebih
lama di permukaan benda bertekstur keras seperti logam atau plastik, daripada benda dengan
tekstur lembut seperti kain atau pakaian.

8. Bagaimana bakteri dapat menyebabkan penyakit?


Bakteri dapat menyebabkan penyakit dalam beberapa cara. Beberapa bakteri jahat bisa berkembang
biak berlebihan sehingga mengganggu ekosistem alaminya, seperti bacterial vaginosis. Beberapa
menghancurkan jaringan secara langsung. Yang lainnya menghasilkan toksin (racun) yang membunuh
sel. Ketika bakteri menginfeksi, mereka akan tinggal lama di dalam tubuh. Mereka “melahap” nutrisi
dan energi tubuh, dan bisa menghasilkan racun atau toksin. Toksin tersebut pada akhirnya dapat
menyebabkan gejala infeksi umum, seperti demam, tersengal-sengal, ruam, batuk, muntah, dan diare.
9. Infeksi jamur adalah kondisi medis yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini menular antar
manusia maupun ditularkan dari hewan ke manusia. Infeksi jamur pada manusia paling sering terjadi
di kulit, tetapi bisa juga menyerang paru-paru, aliran darah, lapisan pelindung otak (meningen) hingga
saraf tulang belakang. Jamur bereproduksi dengan melepaskan spora. Spora tersebut kemudian dapat
masuk ke tubuh melalui kontak langsung maupun melalui udara yang dihirup. Itulah kenapa, infeksi
jamur umumnya menyerang kulit, kuku, dan paru-paru. Jamur juga bisa masuk meresap ke dalam
kulit dan menyerang organ-organ dalam tubuh.

10. Infeksi parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, seperti cacing atau kutu. Infeksi
parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi, gigitan serangga, atau kontak langsung dan tidak langsung dengan penderita infeksi
parasit. Parasit adalah mikroorganisme yang hidup dan menggantungkan hidup dari organisme lain.
Sebagian parasit tidak berbahaya, sedangkan sebagian lain dapat hidup dan berkembang di dalam
tubuh manusia kemudian menyebabkan infeksi. Infeksi parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam
tubuh manusia melalui mulut atau kulit. Parasit tersebut kemudian berkembang dan menginfeksi
organ tubuh tertentu.

11. Jelaskan tentang perubahan patofisiologis infeksi (inflamasi)

Sumber: https://eprints.umm.ac.id/58840/3/BAB%202.pdf

Inflamasi atau radang merupakan proses fungsi pertahanan tubuh terhadap masuknya organisme
maupun gangguan lain. Inflamasi merupakan suatu reaksi dari jaringan hidup guna melawan berbagai
macam rangsangan
Fenomena yang terjadi dalam proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya
permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit menuju jaringan radang. Tanda-tanda dari inflamasi yaitu
kemerahan (rubor), panas (kalor), bengkak (tumor), nyeri (dolor), dan hilangnya fungsi (function
laesa).
Reaksi radang meskipun membantu menghilangkan infeksi dan stimulus yang membahayakan serta
memulai proses penyembuhan jaringan, reaksi radang dapat pula mengakibatkan kerugian
dikarenakan mengakibatkan jejas pada jaringan normal misalnya pada inflamasi dengan reaksi
berlebihan (infeksi berat), berkepanjangan, autoimun, atau kelainan alergi

12. Jelaskan tentang infeksi akut, sub akut, kronik


Sumber: https://www.halodoc.com/artikel/jangan-salah-ini-bedanya-penyakit-kronis-dan-akut

 Infeksi akut mengacu pada kondisi medis yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,
tetapi ketika muncul menimbulkan serangan dalam waktu cepat dan berbahaya. Penyakit akut
juga dapat diartikan dengan penyakit yang terjadi secara mendadak, dalam waktu singkat, dan
biasanya merupakan indikasi penyakit yang serius.
 Sub Akut yaitu kondisi di antara akut dan kronis.
 Penyakit kronis mengacu pada kondisi medis yang berlangsung dalam kurun waktu lama atau
terjadi secara perlahan-lahan. Penyakit kronis juga berpotensi menjadi penyakit serius yang
berbahaya jika tidak ditangani dengan segera. Penyakit kronis juga dapat diartikan dengan
penyakit yang bisa saja timbul sewaktu-waktu, secara berulang, dalam waktu yang lama, dan
dapat bertambah parah dalam jangka waktu tertentu.
13. Jelaskan tentang latent infeksi
Sumber: https://amp.kompas.com/health/read/2022/02/16/180100068/kenali-apa-itu-tb-laten-infeksi-
tbc-tanpa-gejala
infeksi laten atau TB laten adalah kondisi saat sistem kekebalan tubuh penderita yang terinfeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis tidak mampu memerangi kuman biang penyakit secara tuntas,
tapi dapat mengendalikan pertumbuhan bakteri, sehingga gejala TBC tidak muncul. Ketika bakteri
mulai berkembang, sistem imun akan melakukan perlawanan.
Ketika sistem imun berhasil melawannya, maka bakteri akan “tertidur” dan tidak aktif menginfeksi.
Sehingga, seseorang yang terinfeksi tidak akan merasakan gejala apapun.

14. Jelaskan tentang perbandingan infeksi primer vs sekunder


Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Infeksi
Infeksi primer adalah infeksi yang (atau secara praktis dapat dipandang) menjadi akar penyebab
masalah kesehatan saat ini. Sebaliknya, infeksi sekunder adalah sekuela (gejala sisa) atau komplikasi
dari penyebab utama. Sebagai contoh, tuberkulosis paru sering merupakan infeksi primer, tetapi
infeksi yang terjadi hanya akibat luka bakar atau trauma tajam (sebagai akar penyebab) yang
memungkinkan akses patogen ke jaringan dalam, merupakan infeksi sekunder. Patogen primer sering
menyebabkan infeksi primer dan juga sering menyebabkan infeksi sekunder. Biasanya, infeksi
oportunistik dipandang sebagai infeksi sekunder (karena defisiensi imun atau cedera adalah faktor
predisposisinya).

15. Jelaskan tentang tahap patogenesis penyakit infeksi

Sumber:
http://eprints.undip.ac.id/44749/3/IGOR_RIZKIA_SYAHPUTRA_22010110110094_Bab2KTI.pdf
1. Tahap Rentan
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat namun peka atau labil, disertai faktor
predisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan
hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain. Faktor predisposisi tersebut mempercepat masuknya mikroba
patogen untuk berinteraksi dengan pejamu.
2. Tahap Inkubasi
Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen mulai bereaksi, namun tanda dan gejala penyakit
belum tampak. Saat mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh pejamu hingga saat munculnya tanda
dan gejala penyakit disebut inkubasi. Masa inkubasi satu penyakit berbeda dengan penyakit lainnya,
ada yang hanya beberapa jam, dan ada pula yang bertahun-tahun.
3. Tahap Klinis
Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan gejala penyakit.
Dalam perkembangannya, penyakit akan berjalan secara bertahap. Pada tahap awal, tanda dan gejala
penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Jika bertambah
parah, penderita sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit dapat berakhir dengan 5 alternatif, yaitu:
a. Sembuh sempurna
Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi sel/jaringan/organ tubuh kembali
seperti sedia kala.
b. Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh dari penyakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat berbentuk cacat
fisik, cacat mental, maupun cacat sosial.
c. Pembawa ( carrier )
Perjalanan penyakit seolah–olah berhenti, ditandai dengan menghilangnya tanda dan gejalan penyakit.
Pada kondisi ini agen penyebab penyakit masih ada, dan masih potensial sebagai sumber penularan.
d. Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak berubah.
e. Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi–fungsi organ.

16. Jelaskan macam-macam virus


Sumber: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4751775/10-macam-macam-virus-yang-perlu-
kamu-tahu
1. Virus Adenovirus
Virus ini memasuki tubuh melalui tetesan yang dihirup setelah menyentuh bahan yang terkontaminasi.
Adenovirus paling sering menyebabkan penyakit pernapasan, tetapi juga dapat menyebabkan
gastroenteritis, konjungtivitis, sistitis (infeksi kandung kemih), dan ruam. Tidak ada obat atau
vaksinasi yang tersedia untuk virus ini.

2. Virus Corona
Coronavirus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan
akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang
menyebabkan Covid-19.
Coronavirus bersifat zoonosis, artinya berasal dari hewan yang menyebarkannya ke manusia.
Penularan dari manusia ke manusia adalah melalui tetesan yang terinfeksi yang disebarkan melalui
bersin dan batuk.

3. Virus dengue
Virus ini, menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi, menyebabkan demam
berdarah, dan variasinya yang lebih serius, demam berdarah dengue.
Gejala berupa demam tinggi, ruam, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, dan nyeri otot dan
sendi, yang bisa sangat parah. Tidak ada obat untuk demam berdarah, pengobatan biasanya bersifat
suportif, seperti istirahat dan minum banyak cairan.

4. Virus hepatitis B
Virus ini ditularkan ketika cairan tubuh, seperti darah dan air mani, dari orang yang terinfeksi masuk
ke tubuh orang lain.
Misalnya, ibu yang terinfeksi dapat menularkan virus ke bayinya saat lahir, orang yang terinfeksi
dapat menularkannya ke pasangan seksual mereka dan pecandu narkoba yang terinfeksi dapat
menularkan virus dengan berbagi jarum suntik dengan orang lain.

5. Human immunodeficiency virus (HIV)


HIV ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi dan
selama persalinan bayi baru lahir.
Ia menyerang sel-sel kekebalan kita (CD4 +) dan menurunkan jumlahnya secara bertahap,
mengakibatkan pasien menjadi terganggu kekebalannya, atau terlalu lemah untuk melawan infeksi
normal. Kondisi ini dikenal dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Penderita dapat
memperpanjang hidupnya dengan menggunakan terapi anti-retroviral, yang merupakan kombinasi
dari obat HIV, tetapi tidak ada obat untuk HIV / AIDS, juga tidak ada vaksin untuk itu.

6. Human papillomavirus (HPV)


Virus ini ditularkan melalui kontak langsung dan merupakan IMS yang paling umum di seluruh
dunia. Kebanyakan infeksi HPV tidak menimbulkan gejala dan sembuh secara spontan.
Pada beberapa, infeksi berlanjut dan mengakibatkan kutil atau lesi pra-kanker yang dapat
menyebabkan kanker serviks, vulva, vagina, mulut atau tenggorokan. Tidak ada pengobatan untuk
infeksi HPV, tetapi ada vaksin untuk mencegah infeksi oleh jenis virus yang paling umum ini.

7. Virus campak
Virus ini ditularkan melalui kontak dengan tetesan dari orang yang terinfeksi saat mereka batuk atau
bersin. Virus ini menyebabkan campak, yang merupakan infeksi yang sangat menular.
Gejala awal biasanya berupa demam, batuk, pilek, dan mata meradang. Bintik putih kecil yang
dikenal sebagai bintik Koplik bisa terbentuk di dalam mulut.
Ruam merah dan datar biasanya dimulai di wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Tidak ada
obat untuk penyakit ini; pengobatan bersifat suportif.
8. Virus Parvovirus
Virus ini biasanya menyebabkan infeksi pada hewan, tetapi satu jenis, parvovirus B19, hanya
menginfeksi manusia. Parvovirus B19 sangat menular dan menyebar melalui kontak dengan tetesan
dari orang yang terinfeksi ketika mereka batuk atau bersin. Tidak ada obat atau vaksin untuk
parvovirus B19, pengobatan bersifat suportif.
9. Virus polio
Virus ini ditularkan melalui jalur faecal-oral, artinya virus masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi
feses yang terinfeksi. Ini sering terjadi melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
Virus menyebabkan poliomielitis, biasa disebut polio, yang terutama menyerang anak kecil. Gejala
awal polio antara lain demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kaku di leher dan nyeri di tungkai.
Dalam sebagian kecil kasus, penyakit ini menyebabkan kelumpuhan, yang seringkali bersifat
permanen.

17. Jelaskan tentang pemeriksaan diagnosis


Jawab:
Pelaksanaan diagnostis adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikasi
terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.
Hasil pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan diagnosa. Karena itu perlu diketahui factor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.
Namun, ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan, antara lain:
1. Pemeriksaan darah1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah adalah jenis pemeriksaan penunjang yang paling umum dilakukan.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien untuk kemudian
dianalisis di laboratorium.

2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali dilakukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta apakah seseorang mengonsumsi obat-
obatan tertentu. Selain itu, pemeriksaan urine juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk
memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi preeklamsia.

3. Elektrokardiogram (EKG) Pemeriksaan penunjang ini sering digunakan untuk memantau


kerja jantung, khususnya irama detak jantung dan aliran listrik jantung. EKG juga dapat
dilakukan untuk mendeteksi kelainan jantung, seperti aritmia, serangan jantung,
pembengkakan jantung, kelainan pada katup jantung, dan penyakit jantung koroner.

4. Foto Rontgen
Foto Rontgen merupakan jenis pemeriksaan penunjang yang menggunakan radiasi sinar-X
atau sinar Rontgen untuk menggambarkan kondisi berbagai organ dan jaringan tubuh.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi kelainan tulang dan sendi, termasuk
patah tulang, radang sendi, dan pergeseran sendi (dislokasi), kelainan gigi, sumbatan saluran
napas atau saluran cerna, batu saluran kemih Infeksi, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan
usus buntu. Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan memberikan zat kontras kepada pasien
melalui suntikan atau per oral (diminum), agar hasil foto Rontgen lebih jelas.
5. Ultrasonografi (USG)
USG adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan gelombang suara untuk
menghasilkan gambar organ dan jaringan di dalam tubuh. Pemeriksaan penunjang ini sering
dilakukan untuk mendeteksi kelainan di organ dalam tubuh, seperti tumor, batu, atau infeksi
pada ginjal, pankreas, hati, dan empedu.

6. Computed tomography scan (CT Scan)


CT scan adalah pemeriksaan penunjang yang memanfaatkan sinar Rontgen dengan mesin
khusus untuk menciptakan gambar jaringan dan organ di dalam tubuh.

Gambar yang dihasilkan oleh CT scan akan terlihat lebih jelas daripada foto Rontgen biasa.
Pemeriksaan CT scan biasanya berlangsung sekitar 20–60 menit.

Untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik atau lebih akurat dalam mendeteksi
kelainan tertentu, seperti tumor atau kanker, dokter dapat menggunakan zat kontras saat
melakukan pemeriksaan CT scan.

7. Magnetic resonance imaging (MRI)


MRI sepintas mirip dengan CT scan, tetapi pemeriksaan penunjang ini tidak memanfaatkan
sinar Rontgen atau radiasi, melainkan gelombang magnet dan gelombang radio berkekuatan
tinggi untuk menggambarkan kondisi organ dan jaringan di dalam tubuh. Prosedur MRI
biasanya berlangsung selama 15–90 menit.

Pemeriksaan MRI dapat dilakukan untuk memeriksa hampir seluruh bagian tubuh, termasuk
otak dan sistem saraf, tulang dan sendi, payudara, jantung dan pembuluh darah, serta organ
dalam lainnya, seperti hati, rahim, dan kelenjar prostat.

Sama seperti CT scan dan foto Rontgen, dokter juga terkadang akan menggunakan zat kontras
untuk meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan pada pemeriksaan MRI.

8. Fluoroskopi
Fluoroskopi adalah metode pemeriksaan radiologis yang memanfaatkan sinar Rontgen untuk
menghasilkan serangkaian gambar menyerupai video. Pemeriksaan penunjang ini umumnya
dikombinasikan dengan zat kontras, agar gambar yang dihasilkan lebih jelas.

Fluorokospi biasanya digunakan untuk mendeteksi kelainan tertentu di dalam tubuh, seperti
kerusakan atau gangguan pada tulang, jantung, pembuluh darah, dan sistem pencernaan.
Fluoroskopi juga bisa dilakukan untuk membantu dokter ketika melakukan kateterisasi
jantung atau pemasangan ring jantung.

9. Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop, yaitu alat
berbentuk selang kecil yang elastis dan dilengkapi kamera di ujungnya. Alat ini terhubung
dengan monitor atau layar TV, sehingga dokter dapat melihat kondisi organ dalam tubuh.

Pemeriksaan endoskopi biasanya dilakukan untuk memantau kondisi saluran cerna dan
mendiagnosis penyakit tertentu, seperti gastritis atau peradangan pada lambung, tukak
lambung, GERD, kesulitan menelan, perdarahan saluran pencernaan, serta kanker lambung.
Selain beberapa jenis pemeriksaan penunjang di atas, ada beberapa jenis pemeriksaan
penunjang lainnya yang juga sering dilakukan dokter, seperti:

 Ekokardiografi
 Biopsi
 Elektroensefalografi (EEG)
 Pemeriksaan tinja
 Pemeriksaan cairan tubuh, seperti cairan otak, cairan sendi, dan cairan pleura
 Pemeriksaan genetik
Ada banyak sekali jenis pemeriksaan penunjang dengan fungsi, kelebihan, dan
kekurangannya masing-masing. Suatu pemeriksaan penunjang mungkin cocok untuk
mendeteksi jenis penyakit tertentu, tapi tidak efektif untuk mendeteksi jenis penyakit lainnya.
Bahkan, kadang dibutuhkan beberapa jenis pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis suatu
penyakit.

Biasanya, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis


penyakit setelah melakukan anamnesa (tanya jawab) dan pemeriksaan fisik pada pasien. Jenis
pemeriksaan penunjang yang dilakukan akan disesuaikan dengan penyakit yang dicurigai oleh
dokter dan kondisi pasien secara umum.

18. Jelaskan tentang penatalaksanaan / terapi infeksi virus


Jawab:
Cara Mengatasi Infeksi Virus
Infeksi virus masuk ke dalam tubuh untuk menyerang sel tubuh yang sehat. Virus dapat berkembang
biak dengan cepat sehingga pengidapnya akan mengalami gejala atau keluhan kesehatan yang sangat
bervariasi sesuai dengan organ tubuh yang diserang.
Umumnya, penyakit yang disebabkan oleh virus dapat menular pada orang lain. Proses
penyebarannya pun bermacam-macam, yaitu:

 Batuk.
 Bersin.
 Paparan cairan tubuh yang terinfeksi (darah, air mani, cairan vagina, hingga air liur).
 Kontak dengan benda atau objek yang terpapar.
 Kontak langsung dengan pengidap infeksi virus.
 Penyakit akibat infeksi virus biasanya tidak memiliki obat khusus. Biasanya, keluhan
kesehatan dapat membaik dengan sendirinya atau menggunakan pengobatan untuk mengatasi
gejala yang dialami.
Agar kesehatan bisa kembali secara optimal, kamu perlu meningkatkan imun tubuh agar bisa
melawan virus penyebab infeksi. Berikut ini beberapa pilihan yang bisa dilakukan untuk mengatasi
infeksi virus:

 Penggunaan Obat-Obatan Tertentu


 Penggunaan obat biasanya bisa digunakan untuk meredakan gejala yang muncul akibat
infeksi virus dalam tubuh. Infeksi virus tidak bisa diatasi dengan antibiotik, jadi sebaiknya
jangan mengonsumsi obat sembarangan tanpa anjuran dokter.
 Menggunakan Anti Virus
 Obat antivirus juga bisa diberikan untuk mencegah virus berkembang dan membunuh virus
yang aktif di dalam tubuh.
 Mengoptimalkan Imunitas Tubuh

Selain menggunakan obat-obatan, kondisi ini bisa diatasi dengan mengoptimalkan imunitas
tubuh. Ada berbagai hal yang bisa membuat imun tubuh meningkat, seperti:
 Memperbanyak istirahat.
 Mengonsumsi berbagai makanan sehat dan bernutrisi.
 Memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
 Memenuhi kebutuhan istirahat.
Selain itu, infeksi virus juga bisa dicegah dengan melakukan berbagai vaksin yang sesuai dengan jenis
penyakitnya. Jadi, sebaiknya kunjungi rumah sakit untuk mendapatkan berbagai jenis vaksin yang
bisa membantu kamu mencegah paparan virus.

19. Jelaskan tentang penatalaksanaan menurunkan jumlah mikroorganisme kontaminan & mencegah
transmisi
Jawab:
Menurunkan jumlah kontaminan dan mencegah transmisi dapat dilakukan dengan mencuci tangan.
Mencuci tangan merupakan metode terbaik mencegah transmisi mikroorganisme. Telah terbukti
bahwa tindakan mencuci tangan secara signifikan menurunkan infeksi pada ICU dan infeksi saluran
pencernaan.
20. Jelaskan tentang standar isolasi kasus infeksi: standard precautions,
Sumber: http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2926/BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi yang disusun olehCenter
for Desease Control (CDC) dan harus diterapkan di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.
Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk menurunkan resiko trasmisi penyakit dari pasien
ke pasien lain atau ke pekerja medis.Kewaspadaan isolasi memiliki 2 pilar atau tingkatan, yaitu
Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions) dan Kewaspadaan berdasarkan cara
penularan.
a. Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions)
Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua
pasien di semua fasilitas kesehatan.Kewaspadaan standar (Standard Precaution) yaitu
kewaspadaan yang utama, dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh
pasien di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik yang telah
didiagnosis,diduga terinfeksi atau kolonisasi
Kewaspadaan Universal yaitu
tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga
kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan
pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi
menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas
kesehatan (Nursalam, 2007).Tindakan dalam kewaspadaan standar
meliputi:
1) Kebersihan tangan.
2) APD : sarung tangan, masker,goggle, face shield , gaun.
3) Peralatan perawatan pasien.
4) Pengendalian lingkungan.
5) Penatalaksanaan Linen.
6) Pengelolaan limbah tajam/ Perlindungan & Kesehatan karyawan.
7) Penempatan pasien
8) Hygiene respirasi/Etika batuk
9) Praktek menyuntik aman
10) Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi .

21. Jelaskan tentang standard transmission categories: airborne pracautions, droplet precautions,
contact precautions
Sumber: http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2926/BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

 Kewaspadaan transmisi melalui udara ( Airborne Precautions )

Kewaspadaan transmisi melalui udara diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar


terhadap pasien yang diduga atau telah diketahui terinfeksi mikroba yang secara epidemiologi
penting dan ditransmisikan melalui jalur udara.Seperti transmisi partikel terinhalasi (varicella
zoster) langsung melalui udara.Kewaspadaan transmisi melalui udara ditunjukan untuk
menurunkan resiko transmisi udara mikroba penyebab infeksi baik yang ditransmisikan
berupa droplet nuklei (sisa partikel kecil < 5μm evaporasi dari droplet yang bertahan lama di
udara) atau partikel debu yang mengandung mikroba penyebab infeksi. Mikroba tersebut akan
terbawa aliran udara > 2m dari sumber, dapat terinhalasi oleh individu rentan di ruang yang
sama dan jauh dari pasien sumber mikroba, tergantung pada faktor lingkungan, misal
penanganan udara dan ventilasi yang penting dalam pencegahan transmisi melalui udara,
droplet nuklei atau sisik kulit luka terkontaminasi bakteri.

 Droplet precautions

Diterapkan sebagai tambahan Kewaspadaan Standar terhadap pasien dengan infeksi diketahui
mengidap mikroba yang dapat ditransmisikan melalui droplet( > 5μm). Droplet yang besar
terlalu berat untuk melayang di udara dan akan jatuh dalam jarak 1 m dari sumber. Transmisi
droplet melibatkan kontak konjungtiva atau mucus membrane hidung/mulut, orang rentan
dengan droplet partikel besar mengandung mikroba berasal dari pasien pengidap atau carrier
dikeluarkan saat batuk, bersin, muntah, bicara, selama prosedur suction, bronkhoskopi,
Transmisi droplet langsung, dimana droplet mencapai mucus membrane atau terinhalasi.
Transmisi droplet ke kontak, yaitu droplet mengkontaminasi permukaan tangan dan
ditransmisikan ke sisi lain misal: mukosa membrane. Transmisi jenis ini lebih sering terjadi
daripada transmisi droplet langsung, misal: commoncold, respiratory syncitial virus (RSV).
Transmisi ini dapat terjadi saat pasien terinfeksi batuk, bersin, bicara, intubasi endotrakheal,
batuk akibat induksi fisioterapi dada, resusitasi kardiopulmoner.

 Contact Precautions adalah Bertujuan untuk pasien yang diketahui atau diduga menderita
penyakit yang secara epidemiologis penting dan ditularkan melalui kontak langsung
(misalnya kontak tangan atau kulit ke kulit) yang terjadi selama perawatan rutin, atau kontak
tak langsung (persinggungan) dengan benda di lingkungan

Anda mungkin juga menyukai