Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH MIKROBIOLOGI

INTERAKSI DALAM KEHIDUPAN MIKROORGANISME


DENGAN MANUSIA

Disusun oleh Kelompok 5 :


1. Liyana
2. Maudina Aliffia Afifah
3. Qorry Afifah
4. Rizkyah Putri Amalia
5. Sabrina Christianingrum
6. Widya Anggraeni

TINGKAT 1 KELAS D3B


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2019
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Virulensi, Imunitas, Patogenitas dan Infeksi
A. Virulensi
Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya organisme
yang diperlukan untuk menimbulkan penyakit pada jangka waktu tertentu. Virulensi
berkaitan erat dengan infeksi dan penyakit: infeksi merujuk pada suatu situasi di mana suatu
mikroorganisme telah menetap dan tumbuh pada suatu inang, dalam hal ini mikrorganisme
tersebut dapat melukai atau tidak melukai inangnya; sementara penyakit adalah kerusakan
atau cedera pada inang yang mengganggu fungsi tubuh inang.

Sebagai contoh, dosis letal 50%/ 50%lethal dose (LD50) adalah jumlah
organisme yang diperlukan untuk membunuh setengah dari jumlah inang yang
diserang. Sementara dosis infeksius 50%/ 50%infectious dose (ID50) adalah jumlah
organisme patogen yang dibutuhkan untuk menginfeksi 50% dari total inang yang
diserang. ID50 dari tiap organisme berbeda-beda, sebagai contoh, Shigella memiliki
ID50 kurang dari 100 organisme sementara Salmonella memiliki ID50 sekitar 100.000
organisme. Dosis infeksius dari suatu organisme tergantung dari faktor virulensi
mereka.

B. Imunitas

Imonologi atau imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit


infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap
infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul
terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem imun diperlukan
tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan
berbagai bahan dalam lingkungan hidup.

Mikroba dapat hidup ekstraseluler, melepas enzim dan menggunakan makanan


yang banyak mengandung gizi yang diperlukannya. Mikroba lain menginfeksi sel
pejamu dan berkembang biak intraseluler dengan menggunakan sumber energi sel
pejamu. Baik mikroba ekstraseluler maupun intraseluler dapat menginfeksi subyek
lain, menimbulkan penyakit dan kematian, tetapi banyak juga yang tidak berbahaya
bahkan berguna untuk pejamu. Pertahanan imun terdiri atas sistem imun alamiah atau
nonspesifik (nature innate/ native) dan didapat atau spesifik (adaptive/ acquired).

C. Patogenitas

Patogenesitas adalah kemampuan pathogen menyebabkan penyakit (Agrios,


1996). Kapasitas bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada patogenitasnya.
Dengan kriteria ini bakteri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu agen penyebab bakteri,
pathogen oportunistik, dan non pathogen. Agen penyebab penyakit adalah bakteri
pathogen yang menyebabkan suatu penyakit ( Salmonella sp. ). Pathogen oportunistik
adalah bakteri yang berkemampuan sebagai pathogen ketika mekanisme pertahanan
inang diperlemah ( contohE. coli ) menginfeksi saluran urin ketika sistem pertahanan
inang dikompromikan ( diperlemah ). Non pathogen adalah bakteri yang tidak pernah
menjadi pathogen. Namun bakteri non pathogen dapat menjadi pathogen karena
kemampuan adaptasi terhadap efek mematikan terapi modern seperti kemoterapi,
imunoterapi, dan mekanisme resistensi. Bakteri tanah Serratia marcescens yang
semula non pathogen, berubah menjadi pathogen yang menyebabkan pneumonia,
infeksi saluran urin, dan bakteremia pada inang terkompromi. Pathogen oportunistik
biasanya adalah flora normal ( manusia ) dan menyebabkan penyakit bila menyerang
bagian yang tidak terlindungi, biasanya terjadi pada orang yang kondisinya tidak
sehat. Pathogen virulen ( lebih berbahaya ), dapat menimbulkan penyakit pada tubuh
kondisi sehat ataupun normal.

D. Infeksi

Infeksi atau jangkitan adalah kolonalisasi (mengacu pada mikroorganisme


yang tidak bereplikasi pada jaringan yang ditempatinya. Sedangkan "infeksi"
mengacu pada keadaan di mana mikroorganisme bereplikasi dan jaringan menjadi
terganggu) yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat
paling membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan
sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya
merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada
luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang
terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan
sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas,
mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.

Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu
pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang
menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.

Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar:

1. Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh
2. Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti HIV, karena
virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.

2.2 Jenis – Jenis Imunitas

Terdapat dalam dua golongan besar.


1. Kekebalan alam (natural immunitf), sudah ada sejak lahir
2. Kekebalan didapat (acquired immunity), didapat selama hidup

l. Kekebalan alam:
Di antara manusia dan binatang berbagai jenis ditemukan perbedaan dalam hal
kekebalan terhadap berbagai macam penyakit. Faktor konstitusi atau faktor alarn yang
tidak diketahui dapat menimbulkan kekebalan alam berupa:
A. Kekebalan rx (rucial immanity)
Telah ditemukan secara statistik bahwa orang kulit berwa rna terflyata lebih peka
terhadap penyakit tuberkulosis daripada orang kulit putih.

B. Kekebalan spesies (species immunity)


Penyakit lepra dan gonore secara alamhanya terdapat pada manusia dan tidak
ditemukan pada binatang. Penyakit tetanus yang rerdapat pada manusia dan kuda,
tidak terdapat pada burung. Penyakit anthrax yang ditemukan pada ternak, tidak
terdapat pada anjing atau kucing.

C. Kekebalan perorangan (personalimmunity)


Ditemukan perbedaan kepekaan terhadap satu jenis penyakit pada beberapa orang di
dalam satu spesies atau ras.

2. Kekebalan didapat
Pada kekebalan yang didapat, pencegahan terjadtnya penyakit ditujukan pada
bahan asing yang masuk ke dalam jaringan tubuh, mungkin berupa kuman tertentu,
virus atau toksin. Bahan asing yang masuk disebut "antigen" dan terhadap antigen ini
dalam tubuh dibentuk bahan yang disebut Antibodi yang termasuk zat imunoglobulin,
dapat disuntikkan ke dalam orang lain dan akan memberi proteksi kepada orang lain.
Dengan demikian dikenal berbagai cara untuk mencapai kekebalan.

2.3 Jenis Penyakit Infeksi dan Non Infeksi


https://id.wikipedia.org/wiki/Patogen
http://mungkininiadalahblog.blogspot.com/2015/06/contoh-makalah-tentang-sistem-
imunitas.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi
http://dewirha93.blogspot.com/2015/03/patogenesis.html

Anda mungkin juga menyukai