Ciri-Ciri :
- Merupakan serangga kecil tanpa sayap dan badannya pipih lateral
- Abdomen terdiri dari 10 segmen dan 3 segmen yang terakhir membentuk Kelamin.
- Metamorphosis sempurna.
- Mempunyai 7 pasang spiracle (lubang infuse) atau stigma pada thorax.
- Antenanya pendek dan terdiri dari 3 segmen
1. Kepala
Terdiri dari bagian anterior dan Posterior, terpisah oleh satu lekuk miring pada masing-masing
posisi yaitu fossa sungut. Bagian presungut dari kepala mengandung bagian-bagian mulut,
maupun mata, dan duri-duri gena apabila ini ada. Mata berfariasi mulai dari yang
berkembangbiak sampai yang sama sekali tidak ada, dan menyerupai mata tunggal strukturnya.
Duri-duri gena mungkin ada atau tidak. Bila didapatkan mungkin tersusun dari dua sampai lima
belas duri pada masing-masing sisi. Pada beberapa pinjal sebuah tentorium yang linear mungkin
terlihat mengarah ke bagian anterior di muka mata. Daerah fronts kepala biasanya mengandung
sebuah jendolan fronts. Ujung-ujung bagian atas dari lekuk sungut kadang-kadang dihubungkan
oleh sutura antarsungut dengan tepi-tepi yang mengeras bagian dalam. Secara kolektif struktur-
struktur ini membentuk falks (struktur bulan sabit).
2. Thoraks
Protoraks agak berbentuk huruf L, terdiri dari sebuah pronotum dorsal yang melengkung dan
prosternosom yang berbentuk tala yang terletak di sebelah ventral. Batas belakang pronotum
seringkali mengandung satu sisir dari duri-duri yang berpigmen. Sklerit plerosternum mesotoraks
biasanya terbagi menjadi sebuah mesepis terno anterior dan satu mesepimeron posterior oleh satu
batang pleura vertical. Metatoraks juga mempunyai satu batang pleura, tetapi ini mungkin
menyusut atau hilang pada pinjal-pinjal yang telah hilang kemampuannya untuk meloncat.
3. Tungkai-Tungkai
Rambut kaku yang berbentuk duri pada koksa-koksa adalah rambut-rambut yang gemuk,
biasanya terletak pada ujung koksa. Garis geligi bagian dalam pada koksa-koksa menyebar,
biasanya kelihatan pada specimen yang dijernihkan dengan bahan kimiawi sebagai satu garis
yang gelap yang meluas sepanjang koksa.
4. Abdomen
Abdomen adalah sepuluh ruas, tetapi ruas pertama menyusut (tidak mempunyai sebuah sternum),
dan ruas-ruas delapan sampai sepuluh dimodifikasi menjadi struktur-struktur paragenital, yang
dipakai secara ekstensif pada identifikasi jenis. Beberapa jenis mempunyai sebuah striarium
(sebuah daerah striae yang sejajar dan tersusun berdekatan) pada metepimeron atau ruas
abdomen dasar. Sensilium adalah satu keping yang terletak pada ujung abdomen pada sisi dorsal
tubuh, tepat dibelakang tergum abdomen akhir yang tidak mengalami modifikasi. Rambut-
rambut antepigidium adalah rambut-rambut yang besar yang terletak tepat di muka sensilium.
Daur Hidup
* Tahap Telur
Seekor pinjal betina dapat bertelur 50 telur per hari di hewan peliharaan anda. Telurnya tidak
lengket, mereka mudah jatuh dari hewan peliharaan anda dan menetas dalam dua atau lima hari.
Seekor pinjal betina dapat bertelur sekitar 1.500 telur di dalam hidupnya.
* Tahap Larva
Setelah menetas, larva akan menghindar dari sinar ke daerah yang gelap sekitar rumah anda dan
makan dari kotoran kutu loncat ( darah kering yang dikeluarkan dari kutu loncat). Larva akan
tumbuh, ganti kulit dua kali dan membuat kempongpong dimana mereka tumbuh menjadi pupae.
* Tahap Pupa
Lama tahap ini rata-rata 8 sampai 9 hari. Tergantung dari kondisi cuaca, ledakan populasi
biasanya terjadi 5 sampai 6 minggu setelah cuaca mulai hangat. Pupa tahap yang paling tahan
dalam lingkungan dan dapat terus tidak aktif sampai satu tahun.
* Tahap Dewasa
Pinjal dewasa keluar dari kepompong nya waktu mereka merasa hangat, getaran dan karbon
dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya. Setelah mereka loncat ke host, kutu dewasa
akan kawin dan memulai siklus baru. Siklus keseluruhnya dapat dipendek secepatnya sampai 3-4
minggu.
Ada beberapa obat yang dapat memutus siklus ini dengan membunuh kutu dewasa sebelum
mereka bertelur. Lalu terus menyediakan perlindungan yang terus menerus terhadap kutu.
Jenis – jenis penyakit yang diakibatkan oleh pinjal
PES
Pes merupakan penyakit Zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain dan dapat ditularkan
kepada manusia. Pes juga merupakan penyakit yang bersifat akut disebabkan oleh
kuman/bakteri. Selain itu pes juga dikenal dengan nama Pesteurellosis atau Yersiniosis/Plague.
Penyebab pes
Pes disebablan oleh :
• Kuman/BAKTERI Yersinia pestis(Pasteurella pestis).
• Kuman berbentuk batang,ukuran 1,5-2X0,5-0,7 mikron.
• Bersifat bipolar,non motil,non sporing.
• Gram negatif
• Pada suhu 280C merupakan suhu optimun tetapi kapsul terbentuk tidak sempurna
• Pada shu 370C merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri tersebut.
Vektor pes
Vektor pes adalah pinjal.Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu: Xenopsylla cheopis.culex
iritans,Neopsylla sondaica, dan Stivalus cognatus.
Reservoir
Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan –hewan rodent (tikus,kelinci).Kucing di
Amerika juga pada bajing.
Cara penularan
Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent.Kuman-kuman pes yang
terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke hewan lain atau manusia, apabila ada
pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung kuman pes tadi,dan kuman-kuman tersebut
akan dipindahkan ke hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.
1. Penularan pes secara eksidental dapat terjadi pada orang – orang yang bila digigit oleh pinjal
tikus hutan yang infektif.Ini dapat terjadi pada pekerja-pekerja di hutan,ataupun pada orang-
orang yang mengadakan rekreasi/camping di hutan.
2. Penularan pes ini dapat terjadi pada para yang berhubungan erat dengan tikus hutan, misalnya
para Biologi yang sedang mengadakan penelitian di hutan, dimana ianya terkena darah atau
organ tikus yang mengandung kuman pes.
3. Kasus yang umum terjadi dimana penularan pes pada orang karena digigit oleh pinjal infeksi
setelah menggigit tikus domestik/komersial yang mengandung kuman pes
4. Penularan pes dari tikus hutan komersial melalui pinjal. Pinjal yang efektif kemudian
menggigit manusia.
5. Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal manusia Culex
Irritans (Human flea)
6. Penularan pes dari orang yang menderita pes paru-paru kepada orang lain melalui percikan
ludah atau pernapasan
Pada no.1s/d5,penularan pes melalui gigitan pinjal akan mengakibatkan pes bubo.Pes bubo dapat
berlanjut menjadi pes paru-paru (sekunder pes)
Masa Inkubasi
Masa inkubasi untuk penyakit pes bubo adalah 2-6 hari, sedang masa inkubasi untuk pes paru
paru adalah 2-4 hari.
Pes Pneumonik
1. Batuk hebat
2. Berbuih air liur berdarah
3. Susah bernafas
4. Sesak nafas
Diagnosis
Diagnosis pes:
1. Diagnosis lapangan :
Diagnosis di lapangan ditemukan adanya tikus mati tanpa sebab-sebab yang jelas (rat fall) di
daerah fokus pes atau bekas fokus pes.
2. Diagnosis Klinis :
Adanya demam tanpa sebab-sebab yang jelas (FUO = Fever Unkwon Origin) Timbul
bubo/mringkil/sekelan (pembengkakan kelenjar) sebesar buah duku pada
leher/ketiak/selangkangan.
Batuk darah mendadak tanpa tanpa gejala yang jelas sebelumnya
3. Diagnosa Laboratorium :
Macam-macam pemeriksaan yang dilakukan laboratorium adalah:
1. Pemeriksaan Serologi :
Spesimen yang diperiksa adalah serum,yang berasal dari:
• Rodent (tikus)
• Manusia
• Species hewan lain seperti anjing,kucing
•Spesimen hewan, manusia dinyatakan positif pada tikus I :128.
2. Pemeriksaan Bakteriologi
Sepeciman yang diperiksa:
• Untuk manusia :darah,bubo,sputum
• Organ tikus:limpa,paru,hati
• Pinja
PENGOBATAN
1. Untuk tersangka pes
a. Tetracycline 4×250 mg biberikan selama 5 hari berturut-turut atau
b. Cholamphenicol 4×250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut
2. Untuk Penderita Pes
Streptomycine dengan dosis 3 gram/hari (IM) selama 2 hari berturut-turut,kemudian dosis
dikurangi menjadi 2 garam/hari selama 5 hari berturut-turut.Setelah panas hilang dilanjutkan
dengan pemberian :
a. Tetracycline 4-6 gram/hari selama 2 hari berturut-turut,kemudian dosis diturunkan menjadi 2
gram/hari selama 5 hari berturut-turut atau
b. Chlomphenicol 6-8 gram/hari selama 5 hari berturut –turut, kemudian dosis diturunkan
menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut.
3. Untuk pencegahan terutama ditujukan pada:
a. Penduduk yang kontak (serumah) dengan pendeita pes bobo.
b. Seluruh penduduk desa/dusun/RW jika ada penderita pes paru
Tetapi yang dianjurkan adalah dengan pemberian Tertracycline 500mg/hari selama 10 hari
berturut-turut
PEMBERANTASAN PINJAL
- terhadap lingkungan hidup digunakan larutan minyak tanah, Diazinon, Lindane 1%, bubuk (1
nertdust), Malathion 10%, triklofin 1%.Pencegahan penyakit pes dapat dilakukan melalui
penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat dengan cara mengurangi atau
mencegah terjadinya kontak dengan tikus serta pinjalnya
Peran keluarga sangat penting dalam pencegahan penyakit pes demi terciptanya keluarga yang
sehat dan bersih dan masing masing anggota keluarga menjaga kebersihan.
- terhadap hewan rumah digunakan bedak (Malathion 4%, atau reterion 10%).
Ditambah dengan pengobatan, langkah-langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk mencegah
kutu loncat anda menyerang hewan peliharaan anda:
• Menyedot menggunakan vaccum
Seringlah menyedot di daerah dimana saja hewan peliharaan anda kunjungi, khususnya di mobil
jika anda sering berpergian, daerah berkarpet, dan perabotan yang sering dikunjungi oleh hewan
peliharaan anda supaya semua kutu termasuk telur, dan pupae nya dibersihkan sebanyak
mungkin.
• Pencucian
Cucilah tempat tidur hewan peliharaan anda, kasur, selimut dan barang lainnya dengan air panas
jika memungkinkan.
• Penyemprotan Lingkungan
Ada beberapa macam spray/semprotan yang tersedia yang bertujuan membunuh kutu loncat di
lingkungan sekitarnya.
Kebiasaan hidup
Habitat pinjal adalah binatang seperti kucing, tikus, dan anjing
Jenis – jenis pinjal
Pinjal manusia (Pulex Irritans)
Pinjal kucing
Pinjal tikus (Xenopsylla cheopis)
Pinjal anjing
Pinjal merupakan insekta yang tidak mempunyai sayap dengan tubuh berbentuk pipih bilateral dan
panjangnya 1,5 – 4,0 mm. Pinjal termasuk dalam golongan ektoparasit, yaitu parasit yang
keberadaannya di luar tubuh inang. Ektoparasit ini diselaputi lapisan (khitin) yang tebal dan
berwarna coklat gelap. Pinjal betina mempunyai spermateka yaitu organ seperti kantung pada ujung
perut bagian bawah sebagai tempat untuk menyimpan sperma. Sedangkan pinjal jantan memiliki
alat melingkar yang disebut aedagus atau penis berkitin di lokasi yang sama seperti betina.
Pinjal adalah salah satu parasit yang paling sering ditemui pada hewan kesayangan, khususnya
kucing. Jenis pinjal yang biasanya menginfeksi kucing yaitu Ctenocephalides felis. Ciri khas dari
pinjal ini terdapat pada duri pertama dari alat genitalnya yang mempunyai panjang yang sama
dengan duri di belakangnya. Selain itu pinjal ini mempunyai manubrium (sepotong tulang berbentuk
segitiga yang berada di atas badan sternum / tulang dada) di bagian apeks (runcing).
Parasit
Apabila parasit atau agen infeksius berkembang di dalam tubuh pinjal, maka akan mengganggu
kelangsungan hidup pinjal
Predator
Predator adalah faktor dalam menekan populasi pinjal. Diketahui beberapa predator dapat
memakan pinjal dewasa.
Pinjal kucing
Pinjal kucing
Pinjal Kucing
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Siphonaptera
Famili: Pulicidae
Genus: Ctenocephalides
Spesies: C. felis
Nama binomial
Ctenocephalides felis
(Bouché, 1835)
Pinjal kucing (Ctenocephalides felis) adalah salah satu jenis pinjal yang paling umum ditemukan di
dunia.[2] Sesuai namanya, pinjal kucing merupakan parasit pada kucing yang hidup dari
menghisap darah.[3] Meskipun demikian, pinjal kucing relatif tidak berbahaya jika dibandingkan
dengan pinjal tikus karena jarang membawa agen penyakit.[3]
Seperti jenis pinjal lainnya, pinjal kucing memiliki bentuk tubuh pipih vertikal dan
berwarna cokelat kemerahan atau cokelat kehitaman.[4][2] Pinjal kucing juga tidak memiliki sayap,
tetapi memiliki kaki belakang yang kuat sehingga mampu melompat dan berlari
melewati rambut pada permukaan tubuh kucing.[2]
Pinjal kucing sering hidup pada bagian punggung kucing, yaitu daerah
pangkal ekor sampai leher.[4] Selain bagian tersebut, pinjal kucing juga terkadang ditemukan
pada paha bagian dalam.[4]
Dampak terhadap kucing[sunting | sunting sumber]
Gigitan pinjal kucing dapat menyebabkan alergi pada kulit kucing yang ditandai dengan rasa gatal,
perubahan warna kulit menjadi kemerahan, dan penipisan rambut kucing pada daerah
gigitan.[2] Selain itu, pinjal kucing sering menjadi perantara cacing pita (Dipylidium canium), sehingga
kucing yang menjadi inangnya akan ikut terinfeksi oleh cacing pita.[2][4][5]
Pinjal adalah serangga yang termasuk ordo Siphonaptera. Pinjal merupakan serangga parasit yang
umumnya ditemukan pada hewan, namun terkadang juga pada manusia. Pinjal
menghisap darah dari inang yang ditumpanginya