Anda di halaman 1dari 22

LKP PVB-A

IDENTIFIKASI TIKUS DAN


PEMERIKSAAN EKTOPARASIT

NAMA : 1. Farkhah Naila Mufidah (P1337433218033)


2. Meliniyana Nur Fauziyah (P1337433218034)
3. Khoerul Kholifah (P1337433218035)
4. Khansa Farahdina Kurniasari (P1337433218036)
5. Hafiz Zam-zami Al Furqon (P1337433218037)
SEMSETER : IV
WAKTU & LOKASI : 17 April 2020, Kuliah Daring

A. MATERI PRAKTIKUM
Identifikasi tikus dan pemeriksaan ektoparasit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri morfologi, siklus hidup, habitat, dan bionomic
dari masing-masing spesies
2. Mahasiswa mampu menjelaskan peranan terhadap kesehatan manusia dari
masing-masing spesies

C. ALAT DAN BAHAN

 Identifikasi Tikus
1. Kantong
2. Perangkap + tikus
3. Sarung tangan
4. Masker
5. Jangka sorong
6. Penggaris
7. Timbangan
8. Arthopine
9. Ketamine

 Pemeriksaan Ektoparasit
1. Sampel tikus
2. Nampan
3. Sikat untuk menyisir
4. Botol vial
5. Alkohol
6. Pinset
7. Masker
8. Sarung tangan

D. CARA KERJA

 Identifikasi Tikus
1. Siapkan kantong untuk memasukan tikus.
2. Masukkan perangkap tikus ke dalam kantong, kemudian buka secara perlahan-lahan
penutup perangkap agar tikus keluar dari perangkap.
3. Gerakkan tikus ke ujung kantong, lalu pegang tikus dengan cara meletakkan kepala
tikus diantara jari telunjuk dan jari tengah. Pegang secara perlahan agar tikus tidak
shock.
4. Buka kantong dengan hati-hati kemudian bius tikus menggunakan ketamine yang
diinjeksikan ke dalam badan tikus (suntikkan di area paha atau bokong tikus).
Suntikkan juga arthopine ke dalam tubuh tikus untuk melemaskan otot tikus. Dosis
ketamine dan arthopine yaitu 0,1 ml/ 100 gr berat tikus.
5. Timbang berat tikus dengan menggunakan timbangan.
6. Lakukan pengukuran panjang total tikus menggunakan penggaris.
7. Lakukan pengukuran panjang mulut, panjang kaki dan panjang telinga
menggunakan jangka sorong.
8. Lihat jenis kelamin tikus tersebut, jika betina hitung jumlah puting susu.

 Pemeriksaan Ektoparasit
1. Siapkan kantong untuk memasukan tikus.
2. Masukkan perangkap tikus kedalam kantong, kemudian buka secara perlahan-lahan
penutup perangkap agar tikus keluar dengan cara menggerak-gerakkan perangkap
tersebut.
3. Gerakkan tikus ke ujung kantong, lalu pegang tikus dengan cara meletakkan kepala
tikus diantara jari telunjuk dan jari tengah. Pegang secara perlahan agar tikus tidak
shock.
4. Buka kantong dengan hati-hati kemudian bius tikus menggunakan ketamine yang
diinjeksikan ke dalam badan tikus (suntikkan di area paha atau bokong tikus).
Suntikkan juga arthopine ke dalam tubuh tikus untuk melemaskan otot tikus. Dosis
ketamine dan arthopine yaitu 0,1 ml/ 100 gr berat tikus.
5. Letakkan tikus diatas nampan berwarna putih, kemudian lakukan penyisiran dengan
berlawanan arah menggunakan sikat.
6. Apabila ditemukan pinjal maka masukkan pinjal ke dalam tabung vial yang berisi
alcohol 70 %.
7. Identifikasi pinjal tersebut dengan menggunakan kunci identifikasi.
E. HASIL PRAKTIKUM
a. Identifikasi Tikus
1. Rattus-ratus diardi
2. Ratus norvegicus
3. Mus musculus
4. Mus caroli
b. Pemeriksaan Ektoparastit
1. Pulex irritans
2. Xenopsylla cheopis
3. Ctenocephalides felis
F. PEMBAHASAN

 Identifikasi Tikus
1. Rattus-ratus diardi (Tikus Rumah)
A. Ciri-ciri Morfologi :

B. Berat Berat (W = Weight) keseluruhan berkisar antara


80 – 300 gram
Kepala dan Badan Warna badan atas dan bawah coklat tua kelabu,
tinggal dalam rumah dan gudang, Panjang mulai
dari kepala sampai ujung ekor (TL = Total
Length) 220 – 370 mm
Ekor Warna ekor semuanya berwarna gelap, Panjang
ekor (T = Tail)  berkisar antara 95 – 115 % dari
TL
Telinga Panjang telinga (E = Ear)   19 – 23 mm dan besar
Bulu Bulu biasanya berwarna gelap/coklat kehitaman

Mata Sipit dan gelap


Siklus Hidup :
Tikus muda akan mencapai kematangan seksual setelah empat
bulan. Kegiatan seksual dan potensi reproduksi akan berlanjut
sampai akal tiba.
Untuk semua jenis tikus rumah rata-rata seekor tikus betina dapat
beranak 3 sampai 6 kali atau lebih dalam satu tahun.Rata-rata satu
kali beranak dirampungkan selama 60 hari.Jumlah anak yang
dilahirkan setiap kali berkisar antara tiga sampai 12 ekor atau
lebih.Kegiatan tikus akan meningkat mulai berumur dua bulan
sampai Sembilan bulan.Rata-rata tikus tidak mampu hidup lebih
dari 12 bulan ,bahkan beberapa ahli mengatakan bahwa lama
hidupnya sekitar enam bulan.

C. Habitat :
Rumah dan Gudang

D. Bionomik :
Biasanya hidup di tanah dan bersarang di liang, tetapi gesit dan bisa
memanjat. Dalam serangan berat, lemak dari tubuh yang dikombinasikan dengan
kotoran dan urin dapat membentuk pilar-pilar kecil. Tikus rumah memiliki jejak
kaki yang lebih kecil daripada tikus atap. Hewan ini termasuk dalam subsuku
Murinae dan berasal dari Asia. Namun, ia lalu menyebar ke Eropa melalui
perdagangan sejak awal penanggalan modern dan betul-betul menyebar pada abad
ke-6. Selanjutnya ia menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tikus rumah pada masa
kini cenderung tersebar di daerah yang lebih hangat karena di daerah dingin kalah
bersaing dengan tikus got.
Tidak seperti saingannya, tikus got, tikus rumah adalah perenang yang
buruk dan bangkainya sering ditemukan di sumur-sumur. Namun, ia lebih gesit dan
pemanjat ulung, bahkan berani "terbang". Warnanya biasanya hitam atau coklat
terang, meskipun sekarang ada yang dibiakkan dengan warna putih atau loreng.
Ukurannya biasanya 15–20 cm dengan ekor ± 20 cm. Hewan ini nokturnal dan
pemakan segala, tetapi menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan saja,
dengan anak 3-10 ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai
hidup berkelompok.

E. Peranan terhadap kesehatan manusia :


Tikus juga merupakan salah satu spesies yang harus diwaspadai karena
dapat menyebabkan penyakit, baik melalui langsung maupun tidak langsung.
Penyakit yang ditimbulakan tikus antara lain :
1.      Penyakit Pes (Plague)
Sebagai pembawa penyakit pes, yang merupakan penyakit yang
disebabkan oleh pinjal tikus dan dapat ditularkan kepada manusia.
Penyakit ini merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan
rodent lain yang dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit Pes
juga dikenal  sebagai penyakit samparini adalah penyakit yang
sangat fatal yang disebabkan oleh bakteri yarsinia peptis. Penyakit
Pes dibagi menjadi 2 yaitu :
- Pes Pubo: ditandai dengan demam yang tinggi, tubuh menggigil,
perasaan tidak enak, malas, nyeri otot, sakit kepala hebat,
pembengkakan kelenjar (lipatpaha, ketiak, leher).
- Pes Pneumonic: gejala batuk hebat, berbuih, air liur berdarah,
sesak nafas dan susah bernafas.
2.      Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh infeksi Leptospira pada
tubuh tikus yang berkembangbiak pada ginjal tikus dan kemudian
dikeluarkan melalui urine. Leptospira dapat hidup untuk beberapa
lama pada tanah lembab, basah atau air. Penularan kepada manusia
terjadi melalui selaput lendir atau luka di kulit.
F. Gambar :

2. Rattus norvegicus (Tikus Got)


A. Ciri-ciri Morfologi :

Berat Berat dan agak besar (150-600 gram)


Kepala dan Hidung tumpul dan lebar, badan besar 18-25 cm, Panjang
Badan total 31-46 cm

Ekor Lebih pendek dari kepala+badan,bagian atas lebih tua dan


warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut pendek,
kakuLebih pendek dari kepala+badan,bagian atas lebih tua
dan warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut
pendek, kaku
Telinga Relatif kecil, separoh tertutup bulu, jarang lebih dari 20-23
mm
Bulu Bagian punggung abu-abu kecoklatan, keabu-abuan pada
bagian perut
Mata Kecil

B. Siklus Hidup :

Tikus merupakan hewan yang mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi,


terutama bila dibandingkan dengan hewan menyusui lainnya. Hal ini ditunjang oleh
beberapa faktor sebagai berikut :

1. Matang seksual cepat, yaitu antara 2-3 bulan.


2. Masa bunting singkat, yaitu 22-24 hari.
3. Terjadi post partum oestrus, yaitu timbulnya berahi kembali segera
(24-48 jam) setelah melahirkan.
4. Dapat melahirkan sepanjang tahun tanpa mengenal musim, yaitu
sebagai hewan poliestrus.
5. Melahirkan dalam jumlah banyak yaitu 3-12 ekor dengan rata-rata 6
ekor per kelahiran.
6. Setelah lahir anak tikus belum bisa mencari makan sendiri, sehingga
tikus betina dewasa menyusui anaknya. Setelah disapih tikus akan
menjadi tikus dewasa dalam waktu 35-63 hari.

C. Habitat :
Gudang, selokan, di luar rumah, dalam rumah, parit

D. Bionomik :
Tikus got, tikus coklat, tikus rumah besar atau tikus laboratorium (Rattus
norvegicus) adalah salah satu spesies tikus yang paling umum dijumpai di
perkotaan. Hasil seleksi terhadap hewan ini banyak digunakan sebagai hewan
percobaan (dikenal sebagai tikus putih) dan sebagai hewan peliharaan (dengan
warna bervariasi). Tikus got lebih suka bersarang di bawah tanah. Liangnya sering
terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, dan dibawah lempengan
beton atau tembok. Liang yang baru tampak bersih dan licin. Kotoran tikus akan
tertinggal sepanjang tempat yang didatanginya. Misalnya di tempat penyimpanan
makanan, air,dll. Jalan yang dilalui tikus biasanya sama, selama perjalannya dari
liang atau sarang ke tempat penyimpanan makanan, tikus akan melewati jalan yang
sama.

E. Peranan terhadap kesehatan manusia :


Tikus juga merupakan salah satu spesies yang harus diwaspadai karena
dapat menyebabkan penyakit, baik melalui langsung maupun tidak langsung.
Penyakit yang ditimbulakan tikus antara lain :
1.      Penyakit Pes (Plague)
Sebagai pembawa penyakit pes, yang merupakan penyakit yang
disebabkan oleh pinjal tikus dan dapat ditularkan kepada manusia.
Penyakit ini merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan
rodent lain yang dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit Pes
juga dikenal  sebagai penyakit samparini adalah penyakit yang
sangat fatal yang disebabkan oleh bakteri yarsinia peptis. Penyakit
Pes dibagi menjadi 2 yaitu :
- Pes Pubo: ditandai dengan demam yang tinggi, tubuh menggigil,
perasaan tidak enak, malas, nyeri otot, sakit kepala hebat,
pembengkakan kelenjar (lipatpaha, ketiak, leher).
- Pes Pneumonic: gejala batuk hebat, berbuih, air liur berdarah,
sesak nafas dan susah bernafas.
2.      Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh infeksi Leptospira pada
tubuh tikus yang berkembangbiak pada ginjal tikus dan kemudian
dikeluarkan melalui urine. Leptospira dapat hidup untuk beberapa
lama pada tanah lembab, basah atau air. Penularan kepada manusia
terjadi melalui selaput lendir atau luka di kulit.

F. Gambar :

3. Mus Musculus (Mencit)

A. Ciri-ciri Morfologi :
Bentuk tubuh mencit memiliki ciri-ciri rambut mencit (Mus musculus) liar
memiliki warna coklat pada bagian dorsal dan warna abu-abu terang pada bagian
dorsal. Warna mata hitam dan integumen (kulit) kulit berpigmen dan ekor berwarna
gelap. Adapun morfometri Mus musculus yakni:
1. Panjang tubuh total = 153 mm.
2. Panjang ekor 80-130% dari panjang badan dan kepala = 79 mm.
3. Ukuran kaki belakang = 16 mm.
4. Ukuran telinga  = 12 mm.
5. Ukuran tengkorak = 19 mm.
6. Rumus puting susu = 3 + 2
7. Berat tubuh dewasa = 30 – 40 gr.

B. Siklus Hidup :
- Siklus hidup dan reproduksi Mus musculus betina memiliki siklus estrus lamanya
4-6 hari, dengan lama estrus kurang dari 1 hari
- Lama hidup mencit satu sampai tiga tahun, dengan masa kebuntingan yang
pendek (18-21 hari)
- Musim kawin terjadi setiap tahun.
- Masa aktifitas reproduksi yang lama (2-14 bulan) sepanjang hidupnya.
- Mencit mecapai dewasa pada umur 35 hari dan dikawinkan pada umur
delapan minggu (jantan dan betina).
- Siklus reproduksi mencit bersifat poliestrus dimana siklus estrus (berahi)
berlangsung sampai lima hari dan lamanya estrus 12-14 jam.

C. Habitat :
Hidup liar di hutan dan di perkotaan. Di dalam rumah dan juga di lapangan rumput
di luar rumah

D. Bionomik :
Penyebaran mencit sangat luas, semua jenis (strain) yang dapat digunakan di
laboratorium sebagai hewan percobaan berasal dari mencit liar melalui seleksi.
Mencit liar lebih suka hidup pada suhu lingkungan yang tinggi, tetapi mencit juga
dapat hidup terus pada suhu lingkungan yang rendah. Hewan ini dapat hidup pada
temperatur 300C.

E. Peranan terhadap kesehatan manusia :


Non-penyakit menular
- Barbering
Rambut kumis menggigit atau mengunyah, adalah manifestasi dari dominasi sosial.
Daerah alopecia (rambut rontok) di sekitar moncong mungkin juga akibat dari
abrasi terhadap permukaan kandang.
- Tail menggigit, lesi kulit
Tail menggigit dan lesi kulit lainnya yang dihasilkan oleh pertempuran juga
manifestasi dari dominasi sosial.
Walaupun tidak terbatas pada laki-laki, mereka cenderung menjadi lebih agresif.

F. Gambar

4. Mus caroli ( Tikus Ryukyu )

A. Ciri-ciri Morfologi :
- Tikus Ryukyu ( Mus caroli ) adalah spesies hewan pengerat dalam
keluarga Muridae
- Memiliki massa 11g untuk umur dewasa

B. Siklus Hidup :
Periode gestasi mus caroli adalah 18 hari.

C. Habitat :
Spesies ini mendiami padang rumput, semak belukar dan pertumbuhan
sekunder serta ladang pertanian berumput lainnya seperti sawah tempat ia
memakan biji dan invertebrata. Habitat alaminya adalah hutan sedang terancam
oleh hilangnya habitat.

D. Bionomik :
Ditemukan di Kamboja, Cina, Indonesia, Laos, malaysia, Taiwan, Thailand,
dan Vietnam. Berawal ditemukan di Kepulauan Ryukyu Jepang. Mereka terutama
aktif di malam hari, meskipun kadang-kadang mereka juga aktif untuk periode
singkat di siang hari.

E. Peranan terhadap kesehatan manusia :


Spesies ini mungkin terjadi di beberapa kawasan lindung sepanjang
rentangnya. Di Cina, ini terjadi di Cagar Alam Changshanerhai dan Tongbiguan
(CSIS 2008). Penelitian harus dilakukan untuk menentukan status spesies yang
berpotensi berbeda di Myanmar tengah. Di Cina, spesies ini secara regional
terdaftar Merah sebagai Setidaknya Kepentingan. Jadi jenis tikus ini belum
diketahui menimbulkan resiko terhadap kesehatan manusia.

F. Gambar

 Pemeriksaan Ektoparasit
1. Pulex irritans
Klasifikasi
a. Domain : Eukaryota
b. Kingdom : Animalia
c. Phylum : Arthropoda
d. Class : Insecta
e. Ordo : Siphonaptera
f. Family : Pulicidae
g. Genus : Pulex
h. Species : Pulex irritans
Pulex irritans atau yang sering disebut dengan pinjal manusia, Pinjal ini
umum terdapat di California dan kadang-kadang terdapat juga pada kandang-
kandang ayam. Pinjal tersebut dapat juga menyerang banyak hewan lain termasuk
babi, anjing, kucing dan tikus.
Habitat
Habitat Pulex irritans ada di kulit kepala manusia
Morfologi

Pinjal manusia (Pulex Irritans) tidak memiliki sayap, sebagian besar tidak
bermata, bentuk tubuh yang pipih dorsoventral, bagian sayap disesuaikan untuk
menusuk-isap atau untuk mengunyah, dan memiliki enam tungkai atau kaki yang
kokoh dengan kuku yang besar pada ujung tarsus yang bersama dengan tonjolan
tibia berguna untuk merayap dan memegang bulu atau rambut inangnya. Pinjal
manusia (Pulex Irritans) tidak memiliki ktenidia genal dan ktenidia pronatal,
dahinya membuat kurva (membulat). Mengembalikan Iritans Irritans
menginfestasi manusia, tetapi dapat menginfestasi, ayam, babi, anjing, kucing
dan tikus (Brown, 1983).
Makhluk hidup di mana pun berada di bumi ini hidup berdampingan dan
saling membutuhkan. Tapi ada makhluk hidup yang lolos tidak pernah ada di
tempat tinggal karena ada makhluk hidup yang lolos dari tempat lain. Makhluk
yang menumpang dan berbahaya disebut dengan parasit. Disekitar kita
merupakan banyak parasit yang masih kurang diperhatikan oleh masyarakat.
Salah satunya adalah pinjal manusia atau lebih dikenal dengan kutu rambut
(Husada, 1992).
Lingkaran hidup kutu rambut merupakan metamorfosis yang tidak lengkap,
yaitu telur-nimfa-dewasa. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10
hari kemudian dikeluarkan oleh induk kutu rambut. Sesudah bertambah 3 kali
pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi kutu rambut dewasa dalam waktu
7-14 hari. Dalam keadaan cukup makanan pinjal ini dapat bertahan 27 hari.

Siklus Hidup
1. Telur telur berwarna keputihan, bentuk bulat dan pendek terlihat seperti
ketombe tetapi tidak mudah dikeluarkan. Panjang 1/50 inci
2. Larva Bentuk ramping, warna keputihan, dengan panjang sekitar 1/60 inci
Kepala tampak pucat coklat tanpa mata dan kaki tubuh memiliki segmen
ditutupi dengan rambut panjang
3. Pupa Ukuran sangat kecil kokon warna sutra putih dan bentuk oval
memberikan penampilan yang kotor Seperti ada partikel debu dan sampah
yang melekat
4. Dewasa ukuran 2,0-2,5 mm badan pipih laterolateral (kanan-kiri) warna coklat
tanpa sayap Tidak memiliki baik ktenidia genal dan pronatal ktenidia frons
kepala membulat, tergit toraks lebih panjang dari pada tergit abdominal Kulit
keras bagian mulut untuk menusuk-isap Antenna yang tersembunyi makanan
hanya darah kaki yang besar untuk melompat memiliki enam tungkai atau kaki
yng kokoh dengan kuku yang besar pada ujung tarsus yang bersama dengan
tonjolan tibia berguna untuk memegangi rambut inangnya. ocular bristle di
bawah mata.

Penyakit yang ditimbulkan


Lesi pada kulit kepala oleh tusukan kutu rambut pada saat menghisap darah.
Lesi sering ditemukan di belakang kepala atau kuduk. Air liur yang berusaha
menarik papula merah dan rasa takut yang hebat.
Pullex irritans juga sebagai hospes perantara Dipilidium caninum,dan juga
sebagai vektor penyakit flea typus dan pes.

Peran
Pulex irritans adalah spesies parasit yang menggunakan berbagai macam
host, terutama di Mamalia dan beberapa di Aves . Karena mereka memakan darah,
gigitan berlebihan dari spesies ini dapat menyebabkan anemia pada inangnya.
Pulex irritans juga berfungsi sebagai vektor untuk berbagai patogen termasuk
bakteri wabah penyebab ( Yersinia pestis ), bakteri yang menyebabkan tifus murine
( Rickettsia typhi ), bakteri yang menyebabkan kucing melihat-demam ( Rickettsia
felis ), protozoa ( Nosema pulicis ), nematoda parasit ( Steinernema carpocapsae ),
dan pteromalid tawon ( Bairamlia fuscipes ).

Yersinia pestis sebenarnya bisa menyebabkan kematian kutu. Seorang dewasa


P. irritans memperoleh agen wabah setelah makan dari host yang terinfeksi. Bakteri
berkembang biak dengan cepat di usus hanya anterior ke proventrikulus dan
memblokir makanan darah lebih lanjut. Ketika kutu mencoba untuk memberi
makan, darah hanya dimuntahkan kembali ke inang setelah bertemu dengan massa
Y. pestis di usus kutu. Darah yang dimuntahkan kembali membawa beberapa
bakteri kembali ke inang, menginfeksi individu baru. Karena tidak dapat memberi
makan, kutu akan menjadi stres dan berusaha memberi makan lebih sering daripada
biasanya, mengintensifkan penyebaran wabah. ( Azad, et al., 1997 ; Azad, 1990
;Brouqui dan Raoult, 2006 ; Mullen dan Durden, 2009 ; Ruiz, 2001 ) Pulex irritans
adalah parasit manusia serta vektor untuk penyakit, sehingga tidak memberikan
manfaat. ( Azad, et al., 1997 ; Azad, 1990 ; Brouqui dan Raoult, 2006 ; Rolain,
dkk., 2005 )

2. Xenopsylla cheopis
Klasifikasi
a. Kingsdom : Animalia
b. Phylum : Arthropoda
c. Class : Insecta
d. Ordo : Siphonaptera
e. Family : Pulicidae
f. Genus : Xenopsylla
g. Species : X. Cheopis

Xenopsylla Cheopis adalah parasit dari hewan pengerat, terutama dari genus
Rattus, dan merupakan dasar vektor untuk penyakit pes dan murine tifus. Hal ini
terjadi ketika pinjal menggigit hewan pengerat yang terinfeksi, dan kemudian
menggigit manusia. Pinjal tikus oriental terkenal memberikan kontribusi bagi Black
Death.

Morfologi & Life Cycle

Pinjal berukuran kecil dengan panjang 1,5-3,3 mm dan bergerak cepat.


Biasanya berwarna gelap (misalnya, cokelat kemerahan untuk kutu kucing). Pinjal
merupakan serangga bersayap dengan bagian-bagian mulut seperti tabung yang
digunakan untuk menghisap darah host mereka. Kaki pinjal berukuran panjang,
sepasang kaki belakangnya digunakan untuk melompat (secara vertikal sampai 7
inch (18 cm); horizontal 13 inch (33 cm). Pinjal merupakan kutu pelompat terbaik
diantara kelompoknya. Tubuh pinjal bersifat lateral dikompresi yang memudahkan
mereka untuk bergerak di antara rambut-rambut atau bulu di tubuh inang. Kulit
tubuhnya keras, ditutupi oleh banyak bulu dan duri pendek yang mengarah ke
belakang, dimana bulu dan duri ini memudahkan pergerakan mereka pada hostnya.

Gambar siklus hidup Xenopsylla cheopis.

Siklus Hidup
Siklus hidup pinjal terdiri dari 4 tahapan, yaitu:
5. Tahap Telur
Seekor kutu betina dapat bertelur 50 telur per hari di hewan peliharaan.
Telurnya tidak lengket, mereka mudah jatuh dari hewan peliharaan dan
menetas dalam dua atau lima hari. Seekor betina dapat bertelur sekitar 1.500
telur di dalam hidupnya
6. Tahap Larva
Setelah menetas, larva akan menghindar dari sinar ke daerah yang gelap
sekitar rumah dan makan dari kotoran kutu loncat (darah kering yang
dikeluarkan dari kutu loncat). Larva akan tumbuh, ganti kulit dua kali dan
membuat kepompong dimana mereka tumbuh menjadi pupa.
7. Tahap Pupa
Lama tahap ini rata-rata 8 sampai 9 hari. Tergantung dari kondisi cuaca,
ledakan populasi biasanya terjadi 5 sampai 6 minggu setelah cuaca mulai
hangat. Pupa tahap yang paling tahan dalam lingkungan dan dapat terus tidak
aktif sampai satu tahun.
8. Tahap Dewasa
Kutu loncat dewasa keluar dari kepompong nya waktu mereka merasa hangat,
getaran dan karbon dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya. Setelah
mereka loncat ke host, kutu dewasa akan kawin dan memulai siklus baru.
Siklus keseluruhnya dapat dipendek secepatnya sampai 3-4 minggu.
Umur rata-rata pinjal sekitar 6 minggu, tetapi pada kondisi tertentu dapat
berumur hingga 1 tahun. Pinjal betina bertelur 20-28 buah/hari. Selama
hidupnya seekor pinjal bisa menghasilkan telur hingga 800 buah. Telur bisa
saja jatuh dari tubuh kucing dan menetas menjadi larva di retakan lantai atau
celah kandang. Pertumbuhan larva menjadi pupa kemudian berkembang jadi
pinjal dewasa bervariasi antara 20-120 hari.
Peranan di bidang Kesehatan (penyakit yang ditularkan)
Cara menularkan penyakit
Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent.
Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit, dapat ditularkan ke
hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang
mengandung kuman pes tadi,dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke
hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.
1. Penularan pes secara eksidental dapat terjadi pada orang – orang yang bila
digigit oleh pinjal tikus hutan yang infektif.Ini dapat terjadi pada pekerja-
pekerja di hutan,ataupun pada orang-orang yang mengadakan rekreasi/camping
di hutan.
2. Penularan pes ini dapat terjadi pada para yang berhubungan erat dengan tikus
hutan, misalnya para Biologi yang sedang mengadakan penelitian di hutan,
dimana ianya terkena darah atau organ tikus yang mengandung kuman pes.
3. Kasus yang umum terjadi dimana penularan pes pada orang karena digigit oleh
pinjal infeksi setelah menggigit tikus domestik/komersial yang mengandung
kuman pes
4. Penularan pes dari tikus hutan komersial melalui pinjal. Pinjal yang efektif
kemudian menggigit manusia.
5. Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal
manusia Pulex Irritans (Human flea)
6. Penularan pes dari orang yang menderita pes paru-paru kepada orang lain
melalui percikan ludah atau pernapasan.

3. Ctenocephalides felis

C. felis adalah ektoparasit yang menggunakan kucing sebagai hospes. C.

felis menghisap darah kucing, sehingga dalam tingkat parah dapat

menyebabkan anemia. C. felis juga menyuntikan saliva saat menghisap darah

menyebabkan iritasi pada kucing. Reaksi hipersensitif tersebut dikenal sebagai

FAD yang disebabkan oleh saliva C. felis. Selain gangguan langsung, C. felis

juga berperan dalam penularan beberapa penyakit berbahaya bagi manusia

dan hewan, antara lain berperan sebagai inang cacing pita,selain itu juga

sebagai vektor virus dan bakteri

Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Siphonaptera
Superfamily : Pulicoidea
Family : Pulicidae
Genus : Ctenocephalides
Species : Ctenocephalides felis

Morfologi
Morfologi dari C. felis memiliki ukuran tubuh kecil 1-2 mm, berwarna
cokelat tua atau hitam, tubuh pipih, tidak bersayap tetapi memiliki tiga
pasang tungkai yang panjang dan berkembang baik digunakan untuk lari dan
melompat. Tungkai maupun tubuh tertutup oleh rambut-rambut kasar atau
rambut-rambut halus. Kepala memiliki lekuk yang berfungsi menyimpan tiga
segmen antena dan memiliki mata sederhana di depan antena. Bagian ventral
anterior kepala memiliki bagian yang dikenal sebagai gena. Gena memiliki
duri berjajajar seperti sisir yang dinamakan sisir gena (genal ctenidium)
(Damanik, 2011).

Bagian ventral kepala memiliki sepasang lobus maxillary yang luas dikenal
sebagai stipes, dilengkapi dengan bantalan palps maxillary yang panjang.
Mulut pinjal memiliki struktur berlapis, terdiri atas sepasang laciniae beralur
halus, berfungsi untuk menusuk kulit inang. Mulut pinjal juga dilengkapi
dengan epiharynx labrum yang berfungsi menusuk kapiler darah inang,
sehingga darah mengalir ke saluran pencernaan pinjal (Wall dan Shearer
2008).

Toraks memiliki tiga segmen yaitu protoraks, mesotoraks, dan


metatoraks.Beberapa genus C. felis memiliki sebaris duri yang kuat di bagian
belakang protoraks yang dinamakan sisir pronotal (pronotal ctenidium).
Keberadaan Ctenidium berguna dalam mengidentifikasi jenis C. felis dan
segmen terakhir metatoraks berkembang sangat baik untuk menunjang tungkai
belakang sebagai pendorong saat melompat. C.felis betina memiliki organ
yang disebut spermateka berfungsi menyimpan sperma dan berbentuk seperti
kantung terletak di antara segmen 6 – 8 (Bitam, et, al., 2010). C. felis jantan
terdapat organ yang disebut aedeagus atau penis berkhitin berbentuk seperti
per melingkar. Bagian dorsal pada segmen terakhir abdomen dinamakan
sensilium atau pygidium ditumbuhi rambut sensoris yang belum diketahui
fungsinya (Lawrence, et, al.,2015).

Habitat
Terrestrial Ektoparasit pada kulit kucing

Siklus Hidup

Telur akan menetas 2-10 hari menjadi larva yang makan darah kering(yang
dikeluarkan pinjal dewasa), Feses,bahan organic latinnya. Larva juga membuat
pupa dengan menyilih 2 kali. Stadium larva berlangsung 1-24 minggu. Pupa
dapat hidup selama 1 minggu sampai 1 tahun tergantung faktor lingkugan.
Setelah melewati masa pupa, maka kutu dewasa akan terlahir dengan tipe
mulut penghisap yang dilengkapi tiga stilet penusuk.

Peran di kehidupan
Gigitan pinjal kucing dapat menyebabkan alergi pada kulit kucing yang
ditandai dengan rasa gatal, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, dan
penipisan rambut kucing pada daerah gigitan.Selain itu, pinjal kucing sering
menjadi perantara cacing pita (Dipylidium canium), sehingga kucing yang
menjadi inangnya akan ikut terinfeksi oleh cacing pita. Selain itu manusia juga
bisa dijadikan inang.
G. KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh dari identifikasi tikus dan pemeriksaan ektoparasit, dapat
di simpulkan bahwa tikus dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia dan
menimbulkan penyakit kepada manusia jika keberadaannya tidak dikendalikan
dengan baik, tetapi dari sisi positifnya tikus juga memiliki beberapa manfaat
terhadap kehidupan manusia seperti tikus mus musculus (mencit) dapat digunakan
sebagai bahan percobaan dalam kegiatan manusia. Serta sampel tikus terinfeksi
ektoparasit dan bisa menularkan ke manusia.

H. DAFTAR PUSTAKA
http://abdinstr.blogspot.com/2014/06/rattus-norvegicus.html diakses pada
hari senin, 20 april 2020 pukul 12:36

https://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_got diakses pada hari senin, 20 april


2020 pukul 12:36

http://planthospital.blogspot.com/2013/10/identifikasi-hama-macam-macam-
jenis_7.html diakses pada hari senin, 20 april 2020 pukul 12:54

https://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_rumah diakses pada hari senin, 20


april 2020 pukul 1:19

https://www.rentokil.co.id/tikus-rumah/perbedaan-antara-tikus-atap-dan-
tikus-rumah/ diakses pada hari senin, 20 april 2020 pukul 1:19

https://www.generasibiologi.com/2016/12/anatomi-morfologi-fisiologi-
klasifikasi-nama-ilmiah-latin-mencit-mus-musculus.html diakses pada hari
Senin, 20 April 2020 pukul 22:31

http://eprints.undip.ac.id/34448/1/6._Artikel_Pertumbuhan_Mencit_Biji_Jar
ak_Pagar_(revisi)_hirawati.pdf diakses pada hari Senin, 20 April 2020 pukul
22:53

http://digilib.unila.ac.id/20300/2/after%202.pdf diakses pada hari senin, 20


april 2020 pukul 22:55

https://id.wikipedia.org/wiki/Mencit diakses pada hari senin, 20 April 2020


pukul 23:11

https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Ryukyu_long-
tailed_giant_rat&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp diakses pada hari senin, 20
april 2020 pukul 23:38

https://www.iucnredlist.org/species/13956/115116283#errata diakses pada


hari senin, 20 april 2020 pukul 23:48

Anda mungkin juga menyukai