A. MATERI PRAKTIKUM
Identifikasi tikus dan pemeriksaan ektoparasit
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri morfologi, siklus hidup, habitat, dan bionomic
dari masing-masing spesies
2. Mahasiswa mampu menjelaskan peranan terhadap kesehatan manusia dari
masing-masing spesies
Identifikasi Tikus
1. Kantong
2. Perangkap + tikus
3. Sarung tangan
4. Masker
5. Jangka sorong
6. Penggaris
7. Timbangan
8. Arthopine
9. Ketamine
Pemeriksaan Ektoparasit
1. Sampel tikus
2. Nampan
3. Sikat untuk menyisir
4. Botol vial
5. Alkohol
6. Pinset
7. Masker
8. Sarung tangan
D. CARA KERJA
Identifikasi Tikus
1. Siapkan kantong untuk memasukan tikus.
2. Masukkan perangkap tikus ke dalam kantong, kemudian buka secara perlahan-lahan
penutup perangkap agar tikus keluar dari perangkap.
3. Gerakkan tikus ke ujung kantong, lalu pegang tikus dengan cara meletakkan kepala
tikus diantara jari telunjuk dan jari tengah. Pegang secara perlahan agar tikus tidak
shock.
4. Buka kantong dengan hati-hati kemudian bius tikus menggunakan ketamine yang
diinjeksikan ke dalam badan tikus (suntikkan di area paha atau bokong tikus).
Suntikkan juga arthopine ke dalam tubuh tikus untuk melemaskan otot tikus. Dosis
ketamine dan arthopine yaitu 0,1 ml/ 100 gr berat tikus.
5. Timbang berat tikus dengan menggunakan timbangan.
6. Lakukan pengukuran panjang total tikus menggunakan penggaris.
7. Lakukan pengukuran panjang mulut, panjang kaki dan panjang telinga
menggunakan jangka sorong.
8. Lihat jenis kelamin tikus tersebut, jika betina hitung jumlah puting susu.
Pemeriksaan Ektoparasit
1. Siapkan kantong untuk memasukan tikus.
2. Masukkan perangkap tikus kedalam kantong, kemudian buka secara perlahan-lahan
penutup perangkap agar tikus keluar dengan cara menggerak-gerakkan perangkap
tersebut.
3. Gerakkan tikus ke ujung kantong, lalu pegang tikus dengan cara meletakkan kepala
tikus diantara jari telunjuk dan jari tengah. Pegang secara perlahan agar tikus tidak
shock.
4. Buka kantong dengan hati-hati kemudian bius tikus menggunakan ketamine yang
diinjeksikan ke dalam badan tikus (suntikkan di area paha atau bokong tikus).
Suntikkan juga arthopine ke dalam tubuh tikus untuk melemaskan otot tikus. Dosis
ketamine dan arthopine yaitu 0,1 ml/ 100 gr berat tikus.
5. Letakkan tikus diatas nampan berwarna putih, kemudian lakukan penyisiran dengan
berlawanan arah menggunakan sikat.
6. Apabila ditemukan pinjal maka masukkan pinjal ke dalam tabung vial yang berisi
alcohol 70 %.
7. Identifikasi pinjal tersebut dengan menggunakan kunci identifikasi.
E. HASIL PRAKTIKUM
a. Identifikasi Tikus
1. Rattus-ratus diardi
2. Ratus norvegicus
3. Mus musculus
4. Mus caroli
b. Pemeriksaan Ektoparastit
1. Pulex irritans
2. Xenopsylla cheopis
3. Ctenocephalides felis
F. PEMBAHASAN
Identifikasi Tikus
1. Rattus-ratus diardi (Tikus Rumah)
A. Ciri-ciri Morfologi :
C. Habitat :
Rumah dan Gudang
D. Bionomik :
Biasanya hidup di tanah dan bersarang di liang, tetapi gesit dan bisa
memanjat. Dalam serangan berat, lemak dari tubuh yang dikombinasikan dengan
kotoran dan urin dapat membentuk pilar-pilar kecil. Tikus rumah memiliki jejak
kaki yang lebih kecil daripada tikus atap. Hewan ini termasuk dalam subsuku
Murinae dan berasal dari Asia. Namun, ia lalu menyebar ke Eropa melalui
perdagangan sejak awal penanggalan modern dan betul-betul menyebar pada abad
ke-6. Selanjutnya ia menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tikus rumah pada masa
kini cenderung tersebar di daerah yang lebih hangat karena di daerah dingin kalah
bersaing dengan tikus got.
Tidak seperti saingannya, tikus got, tikus rumah adalah perenang yang
buruk dan bangkainya sering ditemukan di sumur-sumur. Namun, ia lebih gesit dan
pemanjat ulung, bahkan berani "terbang". Warnanya biasanya hitam atau coklat
terang, meskipun sekarang ada yang dibiakkan dengan warna putih atau loreng.
Ukurannya biasanya 15–20 cm dengan ekor ± 20 cm. Hewan ini nokturnal dan
pemakan segala, tetapi menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan saja,
dengan anak 3-10 ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai
hidup berkelompok.
B. Siklus Hidup :
C. Habitat :
Gudang, selokan, di luar rumah, dalam rumah, parit
D. Bionomik :
Tikus got, tikus coklat, tikus rumah besar atau tikus laboratorium (Rattus
norvegicus) adalah salah satu spesies tikus yang paling umum dijumpai di
perkotaan. Hasil seleksi terhadap hewan ini banyak digunakan sebagai hewan
percobaan (dikenal sebagai tikus putih) dan sebagai hewan peliharaan (dengan
warna bervariasi). Tikus got lebih suka bersarang di bawah tanah. Liangnya sering
terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, dan dibawah lempengan
beton atau tembok. Liang yang baru tampak bersih dan licin. Kotoran tikus akan
tertinggal sepanjang tempat yang didatanginya. Misalnya di tempat penyimpanan
makanan, air,dll. Jalan yang dilalui tikus biasanya sama, selama perjalannya dari
liang atau sarang ke tempat penyimpanan makanan, tikus akan melewati jalan yang
sama.
F. Gambar :
A. Ciri-ciri Morfologi :
Bentuk tubuh mencit memiliki ciri-ciri rambut mencit (Mus musculus) liar
memiliki warna coklat pada bagian dorsal dan warna abu-abu terang pada bagian
dorsal. Warna mata hitam dan integumen (kulit) kulit berpigmen dan ekor berwarna
gelap. Adapun morfometri Mus musculus yakni:
1. Panjang tubuh total = 153 mm.
2. Panjang ekor 80-130% dari panjang badan dan kepala = 79 mm.
3. Ukuran kaki belakang = 16 mm.
4. Ukuran telinga = 12 mm.
5. Ukuran tengkorak = 19 mm.
6. Rumus puting susu = 3 + 2
7. Berat tubuh dewasa = 30 – 40 gr.
B. Siklus Hidup :
- Siklus hidup dan reproduksi Mus musculus betina memiliki siklus estrus lamanya
4-6 hari, dengan lama estrus kurang dari 1 hari
- Lama hidup mencit satu sampai tiga tahun, dengan masa kebuntingan yang
pendek (18-21 hari)
- Musim kawin terjadi setiap tahun.
- Masa aktifitas reproduksi yang lama (2-14 bulan) sepanjang hidupnya.
- Mencit mecapai dewasa pada umur 35 hari dan dikawinkan pada umur
delapan minggu (jantan dan betina).
- Siklus reproduksi mencit bersifat poliestrus dimana siklus estrus (berahi)
berlangsung sampai lima hari dan lamanya estrus 12-14 jam.
C. Habitat :
Hidup liar di hutan dan di perkotaan. Di dalam rumah dan juga di lapangan rumput
di luar rumah
D. Bionomik :
Penyebaran mencit sangat luas, semua jenis (strain) yang dapat digunakan di
laboratorium sebagai hewan percobaan berasal dari mencit liar melalui seleksi.
Mencit liar lebih suka hidup pada suhu lingkungan yang tinggi, tetapi mencit juga
dapat hidup terus pada suhu lingkungan yang rendah. Hewan ini dapat hidup pada
temperatur 300C.
F. Gambar
A. Ciri-ciri Morfologi :
- Tikus Ryukyu ( Mus caroli ) adalah spesies hewan pengerat dalam
keluarga Muridae
- Memiliki massa 11g untuk umur dewasa
B. Siklus Hidup :
Periode gestasi mus caroli adalah 18 hari.
C. Habitat :
Spesies ini mendiami padang rumput, semak belukar dan pertumbuhan
sekunder serta ladang pertanian berumput lainnya seperti sawah tempat ia
memakan biji dan invertebrata. Habitat alaminya adalah hutan sedang terancam
oleh hilangnya habitat.
D. Bionomik :
Ditemukan di Kamboja, Cina, Indonesia, Laos, malaysia, Taiwan, Thailand,
dan Vietnam. Berawal ditemukan di Kepulauan Ryukyu Jepang. Mereka terutama
aktif di malam hari, meskipun kadang-kadang mereka juga aktif untuk periode
singkat di siang hari.
F. Gambar
Pemeriksaan Ektoparasit
1. Pulex irritans
Klasifikasi
a. Domain : Eukaryota
b. Kingdom : Animalia
c. Phylum : Arthropoda
d. Class : Insecta
e. Ordo : Siphonaptera
f. Family : Pulicidae
g. Genus : Pulex
h. Species : Pulex irritans
Pulex irritans atau yang sering disebut dengan pinjal manusia, Pinjal ini
umum terdapat di California dan kadang-kadang terdapat juga pada kandang-
kandang ayam. Pinjal tersebut dapat juga menyerang banyak hewan lain termasuk
babi, anjing, kucing dan tikus.
Habitat
Habitat Pulex irritans ada di kulit kepala manusia
Morfologi
Pinjal manusia (Pulex Irritans) tidak memiliki sayap, sebagian besar tidak
bermata, bentuk tubuh yang pipih dorsoventral, bagian sayap disesuaikan untuk
menusuk-isap atau untuk mengunyah, dan memiliki enam tungkai atau kaki yang
kokoh dengan kuku yang besar pada ujung tarsus yang bersama dengan tonjolan
tibia berguna untuk merayap dan memegang bulu atau rambut inangnya. Pinjal
manusia (Pulex Irritans) tidak memiliki ktenidia genal dan ktenidia pronatal,
dahinya membuat kurva (membulat). Mengembalikan Iritans Irritans
menginfestasi manusia, tetapi dapat menginfestasi, ayam, babi, anjing, kucing
dan tikus (Brown, 1983).
Makhluk hidup di mana pun berada di bumi ini hidup berdampingan dan
saling membutuhkan. Tapi ada makhluk hidup yang lolos tidak pernah ada di
tempat tinggal karena ada makhluk hidup yang lolos dari tempat lain. Makhluk
yang menumpang dan berbahaya disebut dengan parasit. Disekitar kita
merupakan banyak parasit yang masih kurang diperhatikan oleh masyarakat.
Salah satunya adalah pinjal manusia atau lebih dikenal dengan kutu rambut
(Husada, 1992).
Lingkaran hidup kutu rambut merupakan metamorfosis yang tidak lengkap,
yaitu telur-nimfa-dewasa. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10
hari kemudian dikeluarkan oleh induk kutu rambut. Sesudah bertambah 3 kali
pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi kutu rambut dewasa dalam waktu
7-14 hari. Dalam keadaan cukup makanan pinjal ini dapat bertahan 27 hari.
Siklus Hidup
1. Telur telur berwarna keputihan, bentuk bulat dan pendek terlihat seperti
ketombe tetapi tidak mudah dikeluarkan. Panjang 1/50 inci
2. Larva Bentuk ramping, warna keputihan, dengan panjang sekitar 1/60 inci
Kepala tampak pucat coklat tanpa mata dan kaki tubuh memiliki segmen
ditutupi dengan rambut panjang
3. Pupa Ukuran sangat kecil kokon warna sutra putih dan bentuk oval
memberikan penampilan yang kotor Seperti ada partikel debu dan sampah
yang melekat
4. Dewasa ukuran 2,0-2,5 mm badan pipih laterolateral (kanan-kiri) warna coklat
tanpa sayap Tidak memiliki baik ktenidia genal dan pronatal ktenidia frons
kepala membulat, tergit toraks lebih panjang dari pada tergit abdominal Kulit
keras bagian mulut untuk menusuk-isap Antenna yang tersembunyi makanan
hanya darah kaki yang besar untuk melompat memiliki enam tungkai atau kaki
yng kokoh dengan kuku yang besar pada ujung tarsus yang bersama dengan
tonjolan tibia berguna untuk memegangi rambut inangnya. ocular bristle di
bawah mata.
Peran
Pulex irritans adalah spesies parasit yang menggunakan berbagai macam
host, terutama di Mamalia dan beberapa di Aves . Karena mereka memakan darah,
gigitan berlebihan dari spesies ini dapat menyebabkan anemia pada inangnya.
Pulex irritans juga berfungsi sebagai vektor untuk berbagai patogen termasuk
bakteri wabah penyebab ( Yersinia pestis ), bakteri yang menyebabkan tifus murine
( Rickettsia typhi ), bakteri yang menyebabkan kucing melihat-demam ( Rickettsia
felis ), protozoa ( Nosema pulicis ), nematoda parasit ( Steinernema carpocapsae ),
dan pteromalid tawon ( Bairamlia fuscipes ).
2. Xenopsylla cheopis
Klasifikasi
a. Kingsdom : Animalia
b. Phylum : Arthropoda
c. Class : Insecta
d. Ordo : Siphonaptera
e. Family : Pulicidae
f. Genus : Xenopsylla
g. Species : X. Cheopis
Xenopsylla Cheopis adalah parasit dari hewan pengerat, terutama dari genus
Rattus, dan merupakan dasar vektor untuk penyakit pes dan murine tifus. Hal ini
terjadi ketika pinjal menggigit hewan pengerat yang terinfeksi, dan kemudian
menggigit manusia. Pinjal tikus oriental terkenal memberikan kontribusi bagi Black
Death.
Siklus Hidup
Siklus hidup pinjal terdiri dari 4 tahapan, yaitu:
5. Tahap Telur
Seekor kutu betina dapat bertelur 50 telur per hari di hewan peliharaan.
Telurnya tidak lengket, mereka mudah jatuh dari hewan peliharaan dan
menetas dalam dua atau lima hari. Seekor betina dapat bertelur sekitar 1.500
telur di dalam hidupnya
6. Tahap Larva
Setelah menetas, larva akan menghindar dari sinar ke daerah yang gelap
sekitar rumah dan makan dari kotoran kutu loncat (darah kering yang
dikeluarkan dari kutu loncat). Larva akan tumbuh, ganti kulit dua kali dan
membuat kepompong dimana mereka tumbuh menjadi pupa.
7. Tahap Pupa
Lama tahap ini rata-rata 8 sampai 9 hari. Tergantung dari kondisi cuaca,
ledakan populasi biasanya terjadi 5 sampai 6 minggu setelah cuaca mulai
hangat. Pupa tahap yang paling tahan dalam lingkungan dan dapat terus tidak
aktif sampai satu tahun.
8. Tahap Dewasa
Kutu loncat dewasa keluar dari kepompong nya waktu mereka merasa hangat,
getaran dan karbon dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya. Setelah
mereka loncat ke host, kutu dewasa akan kawin dan memulai siklus baru.
Siklus keseluruhnya dapat dipendek secepatnya sampai 3-4 minggu.
Umur rata-rata pinjal sekitar 6 minggu, tetapi pada kondisi tertentu dapat
berumur hingga 1 tahun. Pinjal betina bertelur 20-28 buah/hari. Selama
hidupnya seekor pinjal bisa menghasilkan telur hingga 800 buah. Telur bisa
saja jatuh dari tubuh kucing dan menetas menjadi larva di retakan lantai atau
celah kandang. Pertumbuhan larva menjadi pupa kemudian berkembang jadi
pinjal dewasa bervariasi antara 20-120 hari.
Peranan di bidang Kesehatan (penyakit yang ditularkan)
Cara menularkan penyakit
Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent.
Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit, dapat ditularkan ke
hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang
mengandung kuman pes tadi,dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke
hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.
1. Penularan pes secara eksidental dapat terjadi pada orang – orang yang bila
digigit oleh pinjal tikus hutan yang infektif.Ini dapat terjadi pada pekerja-
pekerja di hutan,ataupun pada orang-orang yang mengadakan rekreasi/camping
di hutan.
2. Penularan pes ini dapat terjadi pada para yang berhubungan erat dengan tikus
hutan, misalnya para Biologi yang sedang mengadakan penelitian di hutan,
dimana ianya terkena darah atau organ tikus yang mengandung kuman pes.
3. Kasus yang umum terjadi dimana penularan pes pada orang karena digigit oleh
pinjal infeksi setelah menggigit tikus domestik/komersial yang mengandung
kuman pes
4. Penularan pes dari tikus hutan komersial melalui pinjal. Pinjal yang efektif
kemudian menggigit manusia.
5. Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal
manusia Pulex Irritans (Human flea)
6. Penularan pes dari orang yang menderita pes paru-paru kepada orang lain
melalui percikan ludah atau pernapasan.
3. Ctenocephalides felis
FAD yang disebabkan oleh saliva C. felis. Selain gangguan langsung, C. felis
dan hewan, antara lain berperan sebagai inang cacing pita,selain itu juga
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Siphonaptera
Superfamily : Pulicoidea
Family : Pulicidae
Genus : Ctenocephalides
Species : Ctenocephalides felis
Morfologi
Morfologi dari C. felis memiliki ukuran tubuh kecil 1-2 mm, berwarna
cokelat tua atau hitam, tubuh pipih, tidak bersayap tetapi memiliki tiga
pasang tungkai yang panjang dan berkembang baik digunakan untuk lari dan
melompat. Tungkai maupun tubuh tertutup oleh rambut-rambut kasar atau
rambut-rambut halus. Kepala memiliki lekuk yang berfungsi menyimpan tiga
segmen antena dan memiliki mata sederhana di depan antena. Bagian ventral
anterior kepala memiliki bagian yang dikenal sebagai gena. Gena memiliki
duri berjajajar seperti sisir yang dinamakan sisir gena (genal ctenidium)
(Damanik, 2011).
Bagian ventral kepala memiliki sepasang lobus maxillary yang luas dikenal
sebagai stipes, dilengkapi dengan bantalan palps maxillary yang panjang.
Mulut pinjal memiliki struktur berlapis, terdiri atas sepasang laciniae beralur
halus, berfungsi untuk menusuk kulit inang. Mulut pinjal juga dilengkapi
dengan epiharynx labrum yang berfungsi menusuk kapiler darah inang,
sehingga darah mengalir ke saluran pencernaan pinjal (Wall dan Shearer
2008).
Habitat
Terrestrial Ektoparasit pada kulit kucing
Siklus Hidup
Telur akan menetas 2-10 hari menjadi larva yang makan darah kering(yang
dikeluarkan pinjal dewasa), Feses,bahan organic latinnya. Larva juga membuat
pupa dengan menyilih 2 kali. Stadium larva berlangsung 1-24 minggu. Pupa
dapat hidup selama 1 minggu sampai 1 tahun tergantung faktor lingkugan.
Setelah melewati masa pupa, maka kutu dewasa akan terlahir dengan tipe
mulut penghisap yang dilengkapi tiga stilet penusuk.
Peran di kehidupan
Gigitan pinjal kucing dapat menyebabkan alergi pada kulit kucing yang
ditandai dengan rasa gatal, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, dan
penipisan rambut kucing pada daerah gigitan.Selain itu, pinjal kucing sering
menjadi perantara cacing pita (Dipylidium canium), sehingga kucing yang
menjadi inangnya akan ikut terinfeksi oleh cacing pita. Selain itu manusia juga
bisa dijadikan inang.
G. KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh dari identifikasi tikus dan pemeriksaan ektoparasit, dapat
di simpulkan bahwa tikus dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia dan
menimbulkan penyakit kepada manusia jika keberadaannya tidak dikendalikan
dengan baik, tetapi dari sisi positifnya tikus juga memiliki beberapa manfaat
terhadap kehidupan manusia seperti tikus mus musculus (mencit) dapat digunakan
sebagai bahan percobaan dalam kegiatan manusia. Serta sampel tikus terinfeksi
ektoparasit dan bisa menularkan ke manusia.
H. DAFTAR PUSTAKA
http://abdinstr.blogspot.com/2014/06/rattus-norvegicus.html diakses pada
hari senin, 20 april 2020 pukul 12:36
http://planthospital.blogspot.com/2013/10/identifikasi-hama-macam-macam-
jenis_7.html diakses pada hari senin, 20 april 2020 pukul 12:54
https://www.rentokil.co.id/tikus-rumah/perbedaan-antara-tikus-atap-dan-
tikus-rumah/ diakses pada hari senin, 20 april 2020 pukul 1:19
https://www.generasibiologi.com/2016/12/anatomi-morfologi-fisiologi-
klasifikasi-nama-ilmiah-latin-mencit-mus-musculus.html diakses pada hari
Senin, 20 April 2020 pukul 22:31
http://eprints.undip.ac.id/34448/1/6._Artikel_Pertumbuhan_Mencit_Biji_Jar
ak_Pagar_(revisi)_hirawati.pdf diakses pada hari Senin, 20 April 2020 pukul
22:53
https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Ryukyu_long-
tailed_giant_rat&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp diakses pada hari senin, 20
april 2020 pukul 23:38