Anda di halaman 1dari 7

A.

Klasifikasi Pinjal
Pinjal adalah insekta yang termasuk ordo Siphonaphtera. Nama tersebut
berarti bahwa mereka makan dengan menyifon (menghisap) darah. Pinjal dibagi 6
genus yaitu Genus Ctenocephalides, Genus Echidnophaga, Genus Pulex, Genus
Nosopsyllus fasciatus, Genus Xenopsylla Cheopis, dan Genus Tungau. Namun pada
kesempatan ini hanya akan membahas tentang genus Genus Xenopsylla Cheopis
yang merupakan vector dari bakteri Pasteurella Pestis.

B. Daur Hidup Pinjal

Siklus hidup pinjal merupakan metaorfosis sempurna karena melalui 4 tahap


siklus hidup pinjal, yaitu: telur, larva,pupa, dan pinjal dewasa.
* Tahap Telur
Pinjal betina meletakkan telurnya diantara bulu-bulu inang/hewan tempat
hidupnya. Pinjal betina bertelur 20-28 buah/hari. Selama hidupnya seekor pinjal bisa
menghasilkan telur hingga 1800 buah. Berukuran 0,4-0,5 mm, berbentuk oval,
berwarna putih, saat akan menetas berwarna kuning kecoklatan. Karena telur tersebut
kering, maka akan jatuh dari inangnya saat inang melakukan aktivitas, seperti sarang,
lantai, karpet, rumput, dan lain-lain. Telur-telur ini menetas dalam waktu 2-12 hari,
tergantung dari suhu dan kelembaban habitat telur. Suhu dan kelembapan yang
menguntungkan ialah suhu antara 18⁰-27⁰C dan kelembapan sekitar 75-80%.
* Tahap Larva
Telur-telur pinjal menjadi larva-larva kecil setelah 9-12 hari, berwarna muda
dan seperti cacing. Larva-larva ini terdapat dilantai, retak-retak pada dinding,
permadani, sarang tikus, kandang ayam, kandang anjing, sarang burung, dan
sebagainya. Larva-larva hidup dari segala macam parasit kecil dan sisa-sisa organic,
yaitu dari kotoran pinjal atau darah kering, kulit-kulit mati. Larva-larva mengalami 2x
tukar kulit selama 1 minggu sampai beberapa bulan.
* Tahap Pupa
Larva berubah menjadi pupa yang dibungkus dengan kokon yang dikotori oleh
pasir dan sisa-sisa kotoran lain. Stadium pupa berlangsung selama 1 minggu sampai 6
bulan, Tergantung dari kondisi cuaca. Pupa tahap yang paling tahan dalam lingkungan
dan dapat terus tidak aktif sampai satu tahun.
* Tahap Dewasa
Dari pupa akhimya pinjal dewasa. Pinjal dewasa keluar dari kepompongnya
waktu mereka merasa hangat, getaran dan karbon dioksida yang menandakan ada host
di sekitarnya, dalam waktu 24 jam pinjal ini sudah bisa mulai menggigit dan
mengisap darah.. Setelah mereka loncat ke host, kutu dewasa akan kawin dan
memulai siklus baru. Daur hidup pinjal secara normal berkisar 2-3 minggu, jika suhu
dan kelembapannya tidak mendukung daur hidup pinjal akan membutuhkan waktu
lebih lama dan seluruh tahap dapat mencapai 1 tahun atau lebih.
Umur rata-rata pinjal sekitar 6 minggu, tetapi pada kondisi tertentu dapat berumur
hingga 1 tahun.

C. Genus Xenopsylla
Xenopsylla cheopis adalah pinjal tikus tropis. Pada tikus pinjal ini lebih umum
daripada Nosopsyllus fasciatus di Negara tropis dan banyak menyerang orang. Pinjal
ini sangat penting karena menularkan penyakit plague/pes (disebabkan bakteri
Pasteurella pestis) dari tikus kepada manusia. Bakteri tersebut berkembang biak di
dalam proventikulus pinjal sampai dapat memenuhinya. Kemudian bila pinjal
terinfeksi bakteri ini dan pinjal menggigit korban lain, pinjal tersebut tidak dapat
menghisap darah tetapi memuntahkan bakteri ke dalam luka. Pinjal ini juga
menularkan thyphus endemic (disebabkan oleh Rickettsia typhi) dari tikus kepada
manusia. Xenopsylla cheopis merupakan pinjal kosmopolitan atau synathropic
murine rodent yang mempunyai ciri-ciri:
a. pedikel panjang,
b. bulu antepidigidal panjang dan kaku
c. Receptakel seminalis besar
d. berkitin dengan sudut ekor meruncig.
Xenopsylla cheopis yang makan pada inangnya bisa hidup selama 38 hari dan tanpa
makan tetapi tinggal pada lingkungan yang lembab dan dapat hidup selama 100 hari
(Soviana, )

D. Pasteurella pestis (Yersinia pestis)


Yersinia pestis adalah bakteri batang gram negative yang terlihat mencolok
dengan pewarnaan Wayson. Yersinia pestis (Pasteurella pestis) berbentuk batang,
ukuran 1,5-2X0,5-0,7 mikron. Bersifat bipolar,non motil,non sporing. Gram negatif.
Pada suhu 280C merupakan suhu optimun tetapi kapsul terbentuk tidak sempurna.
Pada shu 370C merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri tersebut

gb.bakteri Y pestis gb. Darah terinfeksi Y pestis


E. Penyakit Plague/Pes
Penyakit Pes adalah penyakit yang terdapat pada hewan rodent dan menular ke
manusia melalui gigitan pinjal. Pes memiliki nama lain plague, sampar atau La peste.
Penyebab penyakit Pes adalah bakteri Yersinia pestis (Pasteurella pestis), sedangkan
reservoir (hewan perantara) utama dari penyakit pes adalah hewan-hewan rodent
(tikus, kelinci).
 Gejala
Gejala awal penyakit ini mulai sesudah 2-6 hari penderita tertular penyakit yang
diawali dengan demam, dingin, tidak enak badan, myalgia, nausea (mual), prostration,
sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Atau bias saja tiba-tiba timbul demam,
konyungtivitas dan pembengkakan kelenjar getah bening setempat (bubo), ketiga
gejala ini adalah ciri khas gejala dini penyakit. Setelah itu timbul rasa lesu, mual,
nyeri pada tungkai dan punggung lalu terjadi kolaps vaskuler dengan cepat disertai
koagulasi intravaskuler yang menyebar dan perdarahan dibawah kulit di seluruh tubuh
(pes hitam atau black plague) yang merupakan gejala khas penyakit ini.

 Penularan Penyakit Pes


Vektor pes adalah pinjal. Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu:
Xenopsylla cheopis, Culex iritans,Neopsylla sondaica, dan Stivalus cognatus.
Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan–hewan rodent (tikus,kelinci).
Penyaki menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi
plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat
membawa bakteri ini sampai berbulan- bulan lamanya. Selain itu pada kasus
pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang terbawa
oleh udara.

gb. Penderita infeksi Bubonic Plague gb. Pinjal yang terinfeksi Yersinia pestis
 Jenis Penyakit Pes
Ada beberapa jenis penyakit Pes yaitu sebagai berikut:
1. Pes Kelenjar (Bubonic Plague)
Kelenjar yang bengkak terisi bakteri yang tumbuh di kelenjar limfe, terutama pada
bagian ketiak dan selangkangan. Bentuk ini biasaanya ditularkan pada manusia oleh
pinjal yang terinfeksi. Bentuk ini menyebabkan kematian sekitar 50 % dari jumlah
seluruh kasus, dan paling sering ditemukan.
2. Pes Paru-Paru (Pneumonic Plague)
Tipe ini adalah bentuk kedua yang menyerang paru-paru. Penyakit ini sangat tinggi
tingkat penularannya. Basil Pes menyebar dari satu orang ke orang yang lain dalam
bentuk droplet melalui air ludah, batuk, dan bersin orang yang memiliki penyakit Pes.
Masa inkubasi penyakit pes adalah 1-3 hari yang dicirikan oleh pneumonia dengan
gejala demam tinggi, batuk-batuk, kotoran yang berdarah, susah bernafas/sesak nafas,
dan kedinginan. Untuk jenis pes in angka kematian diatas 50-90%. Namun dengan
adanya pengobatan, mortalitas hanya terjadi sekitar 5-10%.
3. Pes Aliran Darah (Septicaecenic Plague)
Penyakit pes berkembang dengan cepat dan bakteri dapat menginvasi darah,
menghasilkan sakit yang serius yang disebut Septicemia Plagus (kehilangan darah
karena pes).
Infeksi dapat mengakibatkan kematian bila tidak diobati dengan antibiotic.
Penyakit ini berkembang mulai dari infeksi saluran darah dan kemudian menginfeksi
paru-paru. Aliran darah dimasuki basil- basil Pes, menyebabkan kematian sebelum
salah satu dari kedua tipe diatas bisa berkembang.

 Mekanisme Transmisi Penyakit Pes


- Penularan pes secara eksidental dapat terjadi pada orang – orang yang bila digigit
oleh pinjal tikus hutan yang infektif. Ini dapat terjadi pada pekerja-pekerja di hutan,
ataupun pada orang-orang yang mengadakan rekreasi/ camping di hutan.
- Direct contact, Penularan pes ini dapat terjadi pada para yang berhubungan erat
dengan tikus hutan, misalnya para Biologi yang sedang mengadakan penelitian di
hutan, dimana ianya terkena darah atau organ tikus yang mengandung kuman pes.
- Kasus yang umum terjadi dimana penularan pes pada orang karena digigit oleh
pinjal infeksi setelah menggigit tikus domestik/komersial yang mengandung kuman
pes.
- Penularan pes dari tikus hutan komersial melalui pinjal. Pinjalyang efektif kemudian
menggigit manusia.
- Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal manusia
Culex Irritans (Human flea).
- Penularan pes dari orang yang menderita pes paru-paru kepada orang lain melalui
percikan ludah atau pernapasan.

 Pengobatan Pes
a. Untuk orang yang terpapar pes, hendaknya diberikan obat:
1) Tetracycline 4x250 mg biberikan selama 5 hari berturut-turut atau.
2) Cholamphenicol 4x250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut.
b. Untuk Penderita Pes
Streptomycine dengan dosis 3 gram/hari (IM) selama 2 hari berturut-turut,kemudian
dosis dikurangi menjadi 2 garam/hari selama 5 hari berturut-turut.Setelah panas
hilang dilanjutkan dengan pemberian :
1) Tetracycline 4-6 gram/hari selama 2 hari berturut-turut,kemudian dosis diturunkan
menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut atau
2) Chlomphenicol 6-8 gram/hari selama 5 hari berturut –turut, kemudian dosis
diturunkan menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut.
3) Kloramfenikol sangat efektif jika digunakan sehari setelah muncul gejala dari
penyakir Pes.

 Pencegahan Penyakit Pes


Untuk mencegah penyakiy pes beberapa langkah yang dapat kita lakukan adalh
sebagai berikut:
- Membunuh Tikus (Memperkecil perkembangbiakan tikus)
- Menjaga kebersihan dan pembuangan sampah pada tempatnya.
- Menjaga diri pada saat bersentuhan atau berkontak langsung dengan hewan
rodent seperti tikus, kucing, hamster, anjing ,dan lain-lain.
Pasteurella pestis
(Yesernia pestis)

oleh:
1. Jenika Romian Hutauruk (121 000 294)
2. Maria Liliana (121 000 274)
3. Cahaya Rumapea (121 000 296)
4. Romichael (121 000 283)
5. Bonic Suranta (121 000 320)
6. Abdul Munthe (111 000 119)

Dosen:

Ir. Indra Chahaya M.Si

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TP 2012/2013

Anda mungkin juga menyukai