Anda di halaman 1dari 5

AGEN,VEKTOR, DAN PENGENDALIAN VEKTOR

PENYAKIT THYPUS

OLEH :
ALVISAR AFANDI
190612642921
OFFERING B

KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019
 Thypus

Tifus adalah infeksi yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteri Rickettsia typhi atau R.
prowazekii. Bakteri ini bisa dibawa oleh ektoparasit seperti kutu, tungau dan caplak, kemudian
menginfeksi manusia. Ektoparasit sering ditemukan pada hewan seperti tikus, kucing, dan tupai.
Beberapa orang juga bisa membawanya dari pakaian, sprei, kulit, atau rambut mereka. 

Bakteri penyebab tifus tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya seperti sakit flu
atau pilek. Ada empat jenis tipes, dan setiap jenisnnya disebabkan oleh bakteri serta cara
penularan yang berbeda-beda. Beberapa jenis penyakit tifus tergantung sumber bakteri yang
menginfeksinya, adalah:

 Epidemik thypus disebabkan oleh bakteria Rickettsia prowazeki yang ditularkan oleh


gigitan kutu rambut pada tubuh manusia. Jenis penyakit ini dapat menyebabkan sakit berat
dan bahkan kematian.
 Endemik thypus atau tifus murine disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi, yang ditularkan
oleh kutu loncat pada tikus. Penyakit ini mirip dengan epidemik thypus, tapi memiliki gejala
tifus yang lebih ringan dan jarang menyebabkan kematian.
 Scrub typhus disebabkan oleh Orientia tsutsugamushi, ditularkan melalui gigitan tungau
larva yang hidup pada hewan pengerat. Penyakit ini bisa menyerang manusia dalam tingkat
yang ringan sampai berat.
 Spotted fever atau demam yang disertai dengan bintik-bintik merah pada kulit disebarkan
oleh gigitan hewan caplak yang terinfeksi bakteri kelompok Rickettsia.

 Agen
Yang termasuk dalam agen penyakit Thypus yaitu :
a. Bakteri Rickettsia prowazeki
b. Bakteri Rickettsia thypi
c. Bakteri Orientia tsutsugamushi

 Rickettsia prowazekii

Rickettsia prowazekii adalah bakteri kecil yang merupakan parasit intraseluler obligat
dan ditularkan ke manusia melalui arthropoda. Rickettsia jenis ini merupakan suatu gram
negatif, serta merupakan bakteri aerob. Rickettsia prowazekii bukan termasuk virus,
melainkan tergolong bakteri. Rickettsia prowazekii ini dapat menyebabkan suatu infeksi /
peradangan tersembunyi, yang dapat aktif kembali setelah sekitar 1 dekade. Rickettsia jenis
ini dapat menyebabkan penyakit Thypus epidemik yang dapat menyebabkan kematian dan
biasanya terjadi pada seseorang yang pernah terjangkit thypus. Penyakit ini ditandai dengan
gejala klinis,antara lain demam, sakit kepala, lemah, lesu, kelainan di kulit, dan pembesaran
limpa serta hati.

 Rickettsia Typhi
Rickettsia typhi adalah penyebab dari typhus endemik. Infeksi ini menyebabkan sakit
kepala, demam, rasa menggigil (kedinginan) dan dapat menyebabkan penyakit multisistem,
termasuk infeksi pada liver, ginjal, dan jantung. Efek patologis lainnya yang ditimbulkan
Rickettsia typhi ialah meningoencephalitis, kudis, pneumonia yang menyebabkan sindrom
gangguan pernapasan pada beberapa penderita, perluasan luka vaskuler, dan kematian yang
jumlahnya kira-kira 1% dari kasus yang terjadi. Typhus endemik lebih lazim terjadi di
wilayah kota atau daerah padat penduduk. Selain itu, Meskipun typhus dapat ditemukan
secara luas di seluruh dunia, namun penyakit ini lebih sering terjadi di daerah pantai yang
suhunya hangat. Penyakit typhus biasanya dijumpai di daerah dengan kondisi kesehwatan
lingkungan yang buruk. Typhus endemik (murine typhus) sendiri kurang berbahaya jika
dibandingkan dengan typhus yang disebabkan oleh R. prowazekii.

 Rickettsia tsutsugamushi
Ditularkan oleh larva tungau yang terdapat dalam tubuh Trombicula akamushi,
Trombicula deliensis dan Trombicula scutellans, dengan masa inkubasi 6 – 21 hari.
Rickettsia tsutsugamushi ini masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan Trombicula sp.
Rickettsia tsutsugamushi ini dapat menyebabkan penyakit scrub thypus.

 Vektor
Yang termasuk vektor dalam penyakit Thypus yaitu :
a. Kutu rambut
Kutu rambut merupakan metamorfosis tidak sempurna, yaitu telur-nimfa-dewasa. Telur
akan menetas menjadi nimfa dalam kurun waktu 5-10 hari sesudah dikeluarkan oleh induk kutu
rambut. Sesudah mengalami 3 kali pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi kutu rambut
dewasa dalam waktu 7-14 hari. Dalam keadaan cukup makanan kutu rambut dewasa dapat hidup
27 hari lamanya. Kutu rambut habitatnya yaitu di kepala.
b. Kutu tikus
Tahap pertamanya adalah tahap telur. Telur putih mikroskopis jatuh dengan mudah dari
betina ke tanah atau dari hewan yang ditidurinya. Jika mereka diletakkan di atas seekor binatang,
mereka segera jatuh dalam debu atau di tempat tidur hewan.Telur-telur tersebut menetas menjadi
larva yang terlihat sangat mirip dengan cacing dan panjangnya sekitar dua milimeter. Itu hanya
memiliki tubuh kecil dan bagian mulut. Pada tahap ini, kutu tidak minum darah; sebaliknya ia
memakan sel-sel kulit mati, kotoran kutu, dan parasit kecil lainnya yang berada di sekitar mereka
dalam debu. Ketika larva dewasa itu membuat kepompong sutra di sekitar dirinya dan
kepompong. Kutu tetap menjadi pupa dari satu minggu menjadi enam bulan yang berubah dalam
proses yang disebut metamorfosis . Ketika kutu muncul, ia memulai siklus terakhir, yang disebut
tahap dewasa. Seekor kutu sekarang dapat mengisap darah dari inang dan kawin dengan kutu
lainnya. Kutu betina tunggal dapat kawin satu kali dan bertelur setiap hari hingga 50 butir per
hari. Kutu tikus banyak ditemukan pada tikus yang hidup didaerah tropis dan dalam lingkungan
yang hangat di seluruh dunia.

c. Tungau
Tahap1: Telur Setelah dewasa, tungau betina biasanya bertelur setiap hari. Setiap hari
rata-rata menghasilkan 5 butir telur. Telur-telur tersebut diletakan di saluran telinga kucing.
Setelah 4 hari telur tersebut menetas menjadi larva. Tahap2:Larva Setelah menetas, larva tungau
hidup dan makan selama 4 hari kemudian beristirahat selama 24 jam. Selama masa istirahat
tersebut terjadi pergantian kulit (molting) menuju tahap berikutnya. Tahap3:Nimfa Pada tahap ini
bentuk tungau sudah seperti bentuk dewasanya. Bentuk nimfa ini terdiri
dari dua fase yaitu protonimfa dan deutonimfa. Masing-masing fase nimfa makan selama 3-5
hari, istirahat , kemudian molting menuju tahap berikutnya. Tahap4:TungauDewasa Tungau
dewasa berukuran + 0.4 mm, berwarna putih-krem atau kecoklatan dan dapat diihat oleh mata
telanjang. atau kaca pembesar. Tungau teinga hidup dengan memakan sekresi telinga dan
jaringan kulit saluran telinga yang mengelupas. Tungau dewasa dapat hidup dan mencapai umur
2 bulan.
Tungau menyukai tempat-tempat lembab yang tidak terkena sinar matahari, untuk tungau debu
yang ada dirumah biasanya terapat pada karpet atau seprai tempat tidur

d. Caplak
Caplak betina bertelur sampai 5.000 butir telur, selanjutnya telur akan menetas dalam
1730 hari dan kemudian larva menempel pada inang ke-1 (rambut panjang belakang leher
anjing) Larva menghisap darah 2—6 hari, jatuh, dan berubah menjadi nimfa 5—23 hari.Lalu
nimfa menempel pada inang ke-2, terutama di belakang leher, menghisap darah 4—9 hari, jatuh,
dan berubah menjadi dewasa 11-73 hari Caplak dewasa kemudian menempel pada inang ke-3
yang sering pada hospes telinga dan sela-sela jari kaki anjing, menghisap darah pada 6—21 hari
dan lalu jatuh untuk bertelur. Larva tidak makan dapat hidup sampai dengan 8,5 bulan;
sedangkan caplak dewasa dapat bertahan 19 bulan. Caplak ditemukan pada hewan vertebrata
karena caplak merupakan ektoparasit hewan vertebrata.

 Metode Pengendalian Vektor


1. Membersihkan karpet, alas kandang, daerah di dalam rumah yang biasa disinggahi tikus atau
hewan lain dengan menggunakan vaccum cleaner berkekuatan penuh, yang bertujuan untuk
membersihkan telur, larva dan pupa yang ada
2. Memberikan lampu pada kandang hewan peliharaan, membiarkan cahaya masuk ke dalam
rumah karena beberapa pinjal ada yang menghindari cahaya.
3. Pengendalian dengan menggunakan insektisida.
4. Melakukan sanitasi lingkungan, pengelolaan sampah yang baik, dan memperbaiki sanitasi
lingkungan rusak yang dapat dijadikan sebagai sarang tikus.

 Pencegahan
Adapun untuk mencegahnya adalah melakukan hal-hal berikut:
1. Menyediakan tempat pembuangan yang sehat dan higienis.
2. Mencuci tangan sebelum mengkonsumsi jajanan.
3. Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamis kebersihan dan kesehatannya.
4. Menjaga agar sumber air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri thypus.
5. Jangan menggunakan air yang sudah tercemar. Masak air hingga 100˚C.
6. Melakukan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan/jajanan.
7. Melakukan vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh yang kuat.
8. Mencari informasi mengenai bahaya penyakit thypus.
9. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman.
10. Meningkatkan daya tahan tubuh.
11. Jangan banyak jajan di luar rumah.
12. Mengkonsumsi makanan yang masih panas sehingga kebersihannya terjamin.

Anda mungkin juga menyukai