Trichuris vulpis
Tanda-tanda infeksi atau peradangan akibat Trichuris vulpis berbeda-beda tergantung
banyaknya cacing dalam usus. Pada infeksi ringan tidak menimbulkan gejala klinis/masalah
pada anjing tetapi jika infeksinya berat dapat menyebabkan peradangan pada usus, diare
bercampur darah dan lendir. Kadang-kadang terjadi hemoragi, nafsu makan menurun,
kehilangan cairan, kehilangan berat badan (anjing kurus) disertai dengan adanya colitis akut,
terjadi anemia, lemas dan anjing terlihat pucat.
Trichuris vulpis menempel pada mukosa sekum dan usus besar sehingga terjadi radang pada
usus terutama sekum (thiplitis) dan kolon (colitis) yang dapat meningkatkan peristaltik usus.
Rasa sakit pada abdomen mengakibatkan kehilangan nafsu makan lama-lama anjing menjadi
kurus. Selain itu, Trichuris vulpis dapat menyebabkan diare, akibat dari diare yang terusmenerus menyebabkan terjadinya kehilangan cairan (dehidrasi). Diare yang terjadi tidak
beraturan berupa feses berwarna hitam kadang-kadang seperti lumpur berwarna abu-abu dan
berbau menusuk. Gejala syaraf berupa eksitasi kadang-kadang terjadi. Infeksi yang berat
dapat menyebabkan pendarahan pada usus sehingga menyebabkan anemia (mikrositikhipokhromik) dan pada feses bercampaur darah serta terjadi ikhterus dan bisa menyebabkan
kematian. Hasil studi terhadap gambaran darah pada anjing yang terinfeksi Trichuris vulpis
menunjukkan bahwa terjadi leukositosis (eosinofilia dan netrofilia), lymphocytopenia and
terjadinya perubahan ESR (erythrocyte sedimentation rate)/laju endap darah.
Trichuris vulpis memiliki lancet pada bagian mulut yang digunakan untuk menembus
jaringan sehingga menyebabkan ulser pada jaringan selain itu juga dapat berfungsi untuk
penetrasi pada pembuluh darah. Trichuris vulpis dapat merobek jaringan dengan lancet dan
mengandung enzim citolitik dan hemolitik yang digunakan untuk melisiskan jaringan supaya
bisa dicerna akibatnya terjadi pendarahan dan nekrosa pada mukosa usus.
Infestasi cacing gastrointestinal pada anjing biasanya selalu menyertai dari kepadatan
populasi hewan. Semakin padat populasi hewan tersebut maka infestasi cacing akan semakin
tinggi.
Meskipun penularan pada manusia jarang terjadi tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa
manusia dapat tertular. Hal ini bisa terjadi biasanya berhubungan dengan masalah sanitasi
lingkungan yaitu masyarakat yang hidup dilingkungan kumuh atau pedesaan, dengan
demikian penyebaran cacing berkaitan dengan sosio-ekonomi masyarakat disamping keadaan
iklim dan geografis dari suatu daerah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa, Trichuris vulpis dari anjing menginfeksi manusia mengakibatkan ulser duodenum dan
diare kronis.
Sumber :
Bowman et al. 1999. Parasitology for Veterinarians. New York : Saunders.
Dunn, J J et al. 2002. Trichuris vulpis Recovered from a Patient with Chronic Diarrhea and
Five Dogs. Journal of Clinical Microbiology 40 (7) : 27032704.
Kirkova, Z et al. 2005. Clinical and Haematological Studies in Dogs, Experimentally Infected
with Trichuris vulpis. Bulgarian Journal of Veterinary Medicine 8 (2) : 141-148.
Soulsbv, E J L. Helminths, Arthropods dan Protozoa of Domesticated Animal. London :
Bailliere Tindall.
1. Pengobatan
Pengobatan pada anjing terinfeksi Trichuris vulpis melibatkan penggunaan obat-obat pada
dosis tertentu dan diulangi setiap 3 bulan karena dalam jangka waktu tersebut cacing berubah
menjadi dewasa. Obat-obat yang digunakan adalah obat-obat yang mempunyai daya kerja
berlawanan dengan cacing Trichuris vulpis. Adapun obat-obat yang digunakan untuk
pengobatan infeksi Trichuris vulpis dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan infeksi Trichuris vulpis (trichuriasid)
Obat
Nama
Paten
Dosis
(mg/kg)
Keterangan
Interceptor
5,5
Sekali, ulangi
30
hari
Fenbendazol
e
Panacur
50
3 hari
berturutturut
Dichlorphos
Task
27-34
Mebendazol
Vermox,
Telmin
10
Dipthalofyne
Whipcide
25-50
Sekali
Canex
200
Sekali
1tablet
Milbemycin
Pyrantel
pamoat
Sekali
2 kali sehari,
selama 5
hari
100 mg plus
oxantel
pamoat 380
mg
Plus
1/7 tablet
untuk 7 kg
BB
N-butyl chloride dengan dosis 0,1 10 ml/kg diberikan setiap jam selama 5 jam,
hasilnya sangat variable berkisar antara 0 100%.
Glycobiarsol pada dosis tunggal 1000 mg/kg atau dosis 200 mg/kg selama 5-10 hari
dan hasilnya sangat efektif.
2. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sanitasi kandang dengan desinfektan dan
pengobatan secara periodik. Kebersihan tempat makan dan minum anjing harus diperhatikan
jika memungkinkan maka keringkanlah di bawah cahaya matahari langsung untuk
membunuh telur cacing. Anjing juga dijaga kebersihannya dengan cara di grooming.
Perkembangan telur akan optimal pada temperatur yang rendah yaitu 6 C- 20 C. Telur
Trichuris vulpis sangat peka terhadap lingkungan yang kering, jadi dengan menghindari
kandang anjing dari kondisi lembab dan basa dapat mencegah infeksi Trichuris vulpis pada
anjing. Meskipun telur cacing tersebut mudah terpengaruh oleh keadaan kering tetapi dapat
tinggal dalam tanah yang lembab selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, pelepasan hewan
pada daerah yang terkontaminasi harus dibatasi. Belum ada metode yang efektif untuk
membunuh telur wiphworm di dalam tanah. Satu-satunya alternatif yaitu dengan mengganti
tanah yang terkontaminasi dengan tanah yang baru. Untuk mencegah agar tidak menular pada
manusia maka setiap melakukan pembersihan harus memakai sarung tangan dan mencuci
tangan setelah bekerja.
Sumber :
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Yogyakarta : UGM
Press.
Soulsbv, E J L. Helminths, Arthropods dan Protozoa of Domesticated Animal. London :
Bailliere Tindall.
Gambar 1 Spikulum
pada Trichuris spp. jantan
Sumber :
Levine ND. 1990. Parasitologi Veteriner. Yogyakarta : UGM Press.
Soulsbv, E J L. Helminths, Arthropods dan Protozoa of Domesticated Animal. Bailliere
Tindall. London.
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Yogyakarta : UGM
Press.
menyebutkan periode prepaten Trichuris vulpis yaitu 70 107 hari. Lama hidupnya mungkin
dapat mencapai 16 bulan dan cacing betina dapat menghasilkan telur rata-rata 2000 telur/hari
dan dikeluarkan bersama feses.