Infeksi Kecacingan
Definisi
Siklus Hidup
Gejala Klinis
- Infeksi ringan pada manusia biasanya tanpa gejala
- Kelainan patologi disebabkan oleh cacing dewasa
- Bila jumlah cacing cukup banyak, dapat
menyebabkan kolitis dan apendisitis, akibat
blokade lumen apendiks
- Infeksi yang berat nyeri perut, tenesmus, diare
berisi darah dan lendir, anemia, prolapsus rektum,
dan hipoproteinemia
Trichuriasis
Diagnosis
Ditegakkan dengan menemukan telur cacing di
dalam tinja
Trichuriasis
Penatalaksanaan
Pemberian obat cacing :
Mebendazol 100 mg 2 x sehari selama 3 hari
berturut-turut atau dosis tunggal 500 mg
Atasi gejala simptomatis
Pemberian nutrisi berimbang
Trichuriasis
Pencegahan
Pencegahan trikuriasis sama dengan askariasis
yaitu :
- buang air besar di jamban
- mencuci dengan baik sayuran yang dimakan
mentah (lalapan)
- pendidikan tenang sanitasi dan kebersihan
perorangan seperti mencuci tangan sebelum
makan dengan sabun
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Defenisi
Penyakit yang disebabkan oleh cacing
tambang ( Ancylostoma duodenale dan atau
Necator americanus)
Cacing tambang mengisap darah keluhan
yang berhubungan dengan anemia, gangguan
pertumbuhan terutama pada anak dan dapat
menyebabkan retardasi mental
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Cara Penularan
Kontak dengan tanah yang terkontaminasi
Epidemiologi
Cacing ini merupakan penyebab infeksi kronis yang
paling sering
Orang yang terinfeksi diperkirakan mencapai ¼ dari
populasi penduduk dunia di negara tropis dan
subtropis
Jumlah penderita infeksi cacing tambang paling
banyak dijumpai di Asia, diikuti negara-negara sub–
Sahara Afrika
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Siklus Hidup
Cacing dewasa hidup dan melekat pada mukosa
jejunum dan bagian atas ileum
Cacing betina N. americanus dapat memproduksi
10.000 telur sehari dan A. duodenale
memproduksi 20.000 telur sehari
Dalam kondisi yang memungkinkan; tanah
berpasir yang hangat dan lembab, telur di tanah
tumbuh dan berkembang menjadi embrio dalam
24-48 jam pada suhu 23 sampai 30 °C.
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Siklus Hidup
Penularan terjadi karena penetrasi larva
filariform melalui kulit atau pada Ancylostoma
duodenale lebih sering tertular karena tertelan
larva filariform dari pada penetrasi larva
tersebut melalui kulit
Selanjutnya cacing ini tumbuh dan
berkembang menjadi cacing dewasa, kawin
dan mulai bertelur 4 sd 7 minggu setelah
terinfeksi
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Siklus Hidup
Larva filariform A. duodenale yang tertelan
tumbuh dan berkembang menjadi cacing
dewasa tanpa migrasi paru
Cacing dewasa dapat hidup selama satu tahun
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Gejala Klinis
Infeksi ringan cacing ini biasanya ditandai
dengan sedikit gejala atau tanpa
gejala sama sekali
Pada infeksi yang berat, kelainan patologi yang
terjadi disebabkan oleh tiga fase : fase
cutaneus, fase pulmonary, dan fase intestinal
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Gejala Klinis
1. Fase cutaneus
- cutaneus larva migrans, berupa efek larva
yang menembus kulit
- Larva ini menyebabkan dermatitis yang
disebut Ground itch
- Timbul rasa nyeri dan gatal pada tempat
penetrasi
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Gejala Klinis
2. Fase pulmonary
- berupa efek yang disebabkan oleh migrasi
larva dari pembuluh darah kapiler ke
alveolus.
- Larva ini menyebabkan batuk kering, asma
yang disertai dengan wheezing dan demam.
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Gejala Klinis
3. Fase intestinal
- berupa efek yang disebabkan oleh perlekatan
cacing dewasa pada mukosa usus halus dan
pengisapan darah
- Cacing ini dapat mengiritasi usus halus
menyebabkan mual, muntah, nyeri perut, diare, dan
feses yang berdarah dan berlendir
- Anemia defisiensi besi dijumpai pada infeksi cacing
tambang kronis akibat kehilangan darah melalui usus
akibat dihisap oleh cacing tersebut di mukosa usus.
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Gejala Klinis
- Jumlah darah yang hilang per hari per satu ekor
cacing adalah 0,03 mL pada infeksi N. americanus
dan 0,15 mL pada infeksi A.duodenale
- Jumlah darah yang hilang setiap harinya adalah 2
mL/1000 telur/gram tinja pada infeksi N. americanus
dan 5 mL/1000 telur/gram tinja pada infeksi
A.duodenale kadar hemoglobin dapat turun
mencapai level 5 gr/dl atau lebih rendah
- Pada anak, infeksi cacing ini dapat menganggu
pertumbuhan fisik dan mental.
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja segar atau biakan
tinja dengan cara Harada-Mori
Ankilostomiasis (Infeksi
Cacing Tambang)
Penatalaksanaan
Pengobatan : pirantel pamoat 10 mg/kgBB
selama 3 hari
Sulfas ferosus 3x1 tablet untuk orang dewasa
atau 10 mg/kgBB/kali untuk anak-anak untuk
mengatasi anemia
Filariasis
Defenisi
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit
menular kronik yang disebabkan sumbatan
cacing filaria di kelenjar /saluran getah bening
Gejala yang ditimbulkan berupa demam
berulang, radang kelenjar/saluran getah
bening, edema, dan gejala kronik berupa
elefantiasis
Filariasis
Etiologi
Di Indonesia ditemukan 3 spesies cacing filaria
: Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia
timori yang masing-masingnya penyebab
filariasis bancrofti, filariasis malayi, dan
filariasis timori
Beragam spesies nyamuk dapat berperan
sebagai penular (vektor) penyakit tersebut
Filariasis
Etiologi
Di Indonesia ditemukan 3 spesies cacing filaria
: Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia
timori yang masing-masingnya penyebab
filariasis bancrofti, filariasis malayi, dan
filariasis timori
Beragam spesies nyamuk dapat berperan
sebagai penular (vektor) penyakit tersebut
Filariasis
Etiologi
- Di Indonesia, vektor penular filariasis hingga
saat ini telah diketahui ada 23 spesies
nyamuk dari genus Anopheles, Culex,
Mansonia, Aedes dan Armigeres
- Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap
berupa pembesaran kaki, tangan, dan organ
kelamin.
Filariasis
Gejala Klinis
1. Filariasis tanpa gejala
- Umumnya di daerah endemik
- Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan
pembesaran kelenjar limfe terutama di
daerah inguinal
- Pada pemeriksaan darah ditemukan
mikrofilaria dalam jumlah besar dan eosinofilia
Filariasis
Gejala Klinis
2. Filariasis dengan peradangan
- Demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan lemah
yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa
minggu
- Organ yang terkena terutama saluran limfe tungkai dan
alat kelamin
- Pada lak-laki umumnya terdapat funikulitis disertai
penebalan dan rasa nyeri, epididimitis, orkitis, dan
pembengkakan skrotum
Filariasis
Gejala Klinis
2. Filariasis dengan peradangan
- Serangan akut dapat berlangsung satu bulan
atau lebih
- Bila keadaannya berat dapat menyebabkan
abses ginjal, pembengkakan epididimis,
jaringan retroperitoneal, kelenjar inguinal, dan
otot ileopsoas
Filariasis
Gejala Klinis
3. Filariasis dengan penyumbatan
- Pada stadium menahun, terjadi jaringan granulasi
yang proliferatif dan pelebaran saluran limfe yang luas
lalu timbul elefantiasis
- Penyumbatan saluran limfe perut bagian tengah
mempengaruhi skrotum dan penis pada laki-laki dan
bagian luar alat kelamin pada perempuan
- Infeksi kelenjar inguinal dapat mempengaruhi tungkai
dan bagian luar alat kelamin
Filariasis
Gejala Klinis
3. Filariasis dengan penyumbatan
- Elefantiasis umumnya mengenai tungkai serta alat
kelamin dan menyebabkan perubahan yang luas
- Bila saluran limfe kandung kencing dan ginjal
pecah akan timbul kiluria (keluarnya cairan limfe
dalam urin), sedangkan bila yang pecah saluran
limfe peritonium, terjadi asites yang banyak
mengandung kilus
Filariasis
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan secara klinis
Diagnosis pasti dengan menemukan
mikrofilaria dalam darah tepi yang diambil
malam hari (pukul 22.00 – 02.00 dinihari) dan
dipulas dengan pewarnaan Giemsa
Pada keadaan kronik pemeriksaan ini sering
negatif
Filariasis
Penatalaksanaan
1. Perawatan Umum
- istirahat di tempat tidur
- Nutrisi seimbang
- Antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses
- Perawatan elefantiasis dengan mencuci kaki
dan merawat luka
Filariasis
Penatalaksanaan
2. Pengobatan Spesifik
- Untuk pengobatan individual, diberikan Diethyl
Carbamazine Citrate (DEC) 6 mg/kgBB 3 x sehari
selama 12 hari
Efek samping : mual, pusing, dan demam
- Pengobatan masal (rekomendasi WHO) : DEC 6 mg/kg
BB dan albendazol 400 mg (ditambah paracetamol)
dosis tunggal, sekali setahun selama 5 tahun
TERIMA KASIH