Anda di halaman 1dari 72

MATERI SOCA

MALARIA

POKOK PEMBAHASAN
1.
2.
3.
4.
5.

GAMBARAN UMUM MALARIA


PLASMODIUM VIVAX
PLASMODIUM MALARIAE
PLASMODIUM OVALE
PLASMODIUM FALCIPARUM

GAMBARAN UMUM
MALARIA

DEFINISI
Infeksi parasit yang disebabkan oleh
plasmodium yg menyerang eritrosit yg
ditandai dengan ditemukanya bentuk
aseksual dalam darah.

ETIOLOGI
Nyamuk Anopeles
Genus : Plasmodium
Manusia : 4 spesies
- Plasmodium vivax
- Plasmodium ovale
- Plasmodium falciparum
- Plasmodium malariae
Kera :
- Plasmodium cynomolgi vivax
- Plasmodium knowlesi falciparum & malariae
- Plasmodium rodhani & brasilianum malariae
P. knwolesi dapat menginfeksi manusia

DISTRIBUSI GEOGRAFIK
Malaria ditemukan 64O LU (Archangel
Rusia) 32O LS (Cordoba Argentina)
Darah rendah 400 m dibawa PL 2600
m diatas PL
Di indonesia malaria tersebar di
seluruh kepulauan kawasan timur
indonesia

MORFOLOGI & DAUR HIDUP


daur hidup 4 spesies pada manusia :
Terdiri 2 fase :
- fase aseksual (skizogoni) dlm tubuh
manusia
- fase seksual (sporogoni) dlm tubuh nyamuk
Fase aseksual memiliki 2 daur :
- daur dlm parenkim hati (skizogoni praeritrosit)
- daur dlm darah (skizogoni eritrosit)
Jenis sporozoit dalam hati adal dua jenis :
- Sprozoit primer langsung tumbuh
- sporozoit skunder dormant/tidur (hipnozoit)

MORFOLOGI & DAUR HIDUP


Manusia (Aseksual /
skizogoni)

Nyamuk (Seksual /
sporogoni

Dalam hati / skizogoni praeritrosit

Dalam kelenjar liur nya

P. Vivax & ovale

Sporozoit

P. Falciparum &
malariae

Hipnozoit

Sel Hati

Skizon

Skizon

S.P
Skunder

merozot

ookista

S.P
Primer

Dalam darah/ skizogoni eritrosit

Dalam Lambung
nyamuk

trofozoit
Skizon
Makrogametosit
Mikrogametosit

Merozoit
Makrogamet
Mikrogamet

Zigot =
ookinet

SKIZOGONI JARINGAN PADA


MALARIA
Spesies
P. Vivax

Fase
ukuran
Praeritrosit
6-8 hari
45 mikron

jumlah
10.000

P. Malariae

12-16 hari

45 mikron

2.000

P. Ovale

9 hari

70 mikron

15.000

P.
Falciparum

5,5-7 hari

60 mikron

40.000

MASA INKUBASI
Spesies
P. Vivax

Masa
inkubasi
15 hari

P. Malariae

28 hari

P. Ovale

17 hari

P.
Falciparum

12 hari

CARA INFEKSI
1. Secara alami mengalami melalui vektor
2. Secara induksi
Terdapat 4 masa tunas dalam malaria :
.Masa tunas ekstrinsik waktu antara nyamuk
mengisap darah yg mengandung sporozoit dlm
kelenjar liurnya
.Masa tunas intrinsik waktu antara sporozoit
masuk kedalam hospes sampai timbul gejalak
.Masa prapatenberlangsung sejak saat
sporozoit masuk sampai ditemukan parasit
malaria dalam darah darah u/ pertama kali
.Masa paten parasit sudah tidak ditemukan
dalam darah tapi di jaringan hati masih ada

CARA INFEKSI
Pada orang non-imun
Demam + gejala lain :
Menggigil
Lemas
Sakit kepala
Sakit otot
Batuk
Kadang : splenomegali
Gejasa gastrointestinal : mual,muntah,diare
1-2 minggu gejala diatas membaik (periode bebas
penyakit)
Demam bersifat periodik intermiten

CARA INFEKSI
Pada orang semi-imun tinggal didaerah endemis
> ringan drpd non imun
Ditemukan : parasitemia tanpa gejala klinis
demam bukan sbg indikator yg tepat u/ malaria
didaerah endemis
Kadang : splenomegali
Sakit kepala
Sering pada
Perasaan dingin
anak
Nyeri sendi

STADIUM DEMAM
1. Stadium menggigil : dimulai dgn perasaan dingin sekali,
menutupi badanya dgn selimut/baju tebal, nadi cepat,
lemah, bibir dan jari tangan biru,kulit kering, pucat, kadang
muntah, pd anak diserati kejang, berlangsung 15 menit 1
jam
2. Stadium puncak demam : dingin sekali menjadi panas
sekali, muka merah, kulit kering terasa panas, sakit kepala
hebat, biasax ada mual muntah,nadi berdenyut
keras,perasaan haus, suhu : 41 OC , berlangsung 2 6 jam
3. Stadium berkeringat : berkeringat banyak, suhu turun
dgn cepat, kadang2 sampai dibawah ambang normal, dapat
tidur nenyak, bangun lemas, ttp > seha berlangsung 2-4
jam
.Serangan demam khas sering pada siang hari berlangsung
8-12 jam stlh itu apireksia
.Gejala infeksi timbul lagi (rekuredesensi)dosis obat<< /
resisten

SPLEENOMEGALI
Organ retikuloendotelial
Nyeri pada kuadran kiri atas
Perabaan : konsistensi lunak
Sediaan limpa di warnai : std parasit
lanjut + pigmen hemozin
Perubahan limpa kongesti
Penghancuran eritosit berlebihan pada
limpamembesar

Anemia
Hemolitik
Normositik normokrom
Disebabkan :
- penghancuran eritrosit
- eritrosit normal tdk dpt hidup lama
- gangguan pembentukan eritrosit
depresi
sum2 tulangretikulosit tdk
dilepaskan ke
perifer

Anemia
Hemolitik
Normositik normokrom
Disebabkan :
- penghancuran eritrosit
- eritrosit normal tdk dpt hidup lama
- gangguan pembentukan eritrosit
depresi
sum2 tulangretikulosit tdk
dilepaskan ke
perifer

Malaria

Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium

vivax
ovale
falciparum
malaria

Penyebaran Malaria di
Indonesia

Penularan dan Daur Hidup Malaria

Daur Hidup Nyamuk


Anopheles

Gejala Klinis Malaria


MASA INKUBASI
P.falciparum : 12 hr
P.vivax / P. ovale : 13 17 hr
P. malariae : 28 30 hr
STADIUM DINGIN
15 Mnt 1 JAM
STADIUM DEMAM
SUHU MENINGKAT SP 42C / LEBIH
2 4 JAM, KRN SKIZON PECAH
PERIODE TIAP 3 hr : P.f, P.v & P. o

4 hr : P.m
STADIUM BERKERINGAT

Gejala Malaria Berat


Biasanya karena
Plasmodium
falciparum
ANEMIA BERAT
KEJANG-KEJANG
KOMA / PINGSAN
GAGAL GINJAL

DIAGNOSIS MALARIA
1. MIKROSKOPIS
2. QBC
3. IMUNODIAGNOSIS :
- DEEP STICK
- IFAT
4. DNA-BASED :
-SEMI NESTED PCR
-HIBRIDISASI

DIAGNOSIS MIKROSKOPIS
MALARIA
PEWARNAAN GIEMSA DARI SEDIAAN
DARAH TEBAL
PEWARNAAN GIEMSA DARI SEDIAAN
TIPIS
BERIKUT INI CIRI-CIRI MORFOLOGIS
Plasmodium falciparum dan Pl vivax
dari sediaan darah tipis

Trofozoit muda Pl.


falciparum

1. BTK CINCIN KECIL, SITOPLASMA HALUS


2. SPT CINCIN / SPT BURUNG TERBANG di
PINGGIR
3. ERITROSIT (BTK ACCOLE)
4. INTI WARNA MERAH 1 / 2 bh INTI PD SATU
CINCIN

Trofozoit tua Pl. falciparum

1. SITOPLASMA MULAI MENEBAL / LEBIH PADAT, /


BENTUK AMUBOID LEBIH TERATUR
2. INTI, BELUM MEMBELAH KADANG SUDAH JADI 2 BH
3. PIGMEN MALARIA KADANG MULAI TAMPAK
4. DLM ERITROSIT ADA TITIK-TITIK MAURER
5. JARANG DITEMUKAN PD SEDIAAN DARAH TEBAL

Skizont muda Pl. falciparum

1.
2.
3.
4.
5.

MENGISI KIRA-KIRA SEPARUH ERITROSIT


BENTUK AGAK MEMBULAT
INTI MULAI MEMBELAH
PIGMEN MAL MULAI TAMPAK DI ANTARA INTI
TITIK MAURER DLM ERITROSIT HILANG

Skizont tua Pl. falciparum

1.
2.
3.
4.

SITOPLASMA TIDAK MENGISI SLRH ERIT


INTI SUDAH MEMBELAH JADI 15-30 BH
MEROZOIT SUDAH TAMPAK
PIGMEN MALARIA , MENGGUMPAL DI TENGAH
MEROZOIT

Pl falciparum
Trofozoit (kiri), Skizont tua (kanan)

Gametosit jantan Pl.


falciparum

1.
2.
3.
4.

BTK GINJAL/PISANG GEMUK


PLASMA MERAH MUDA
INTI BESAR TERSEBAR, PUCAT
PIGMEN MAL TERSEBAR DI ANTARA INTI

Gametosit betina Pl.


falciparum

1.
2.
3.
4.

BENTUK LANGSING SPT PISANG AMBON


PLASMA WARNA BIRU
INTI PADAT KOMPAK, LETAK DI TENGAH
PIGMEN MAL TERSEBAR DI SEKITAR INTI

Gametosit Pl Falciparum
jantan (kiri), betina (kanan)

Pengobatan Malaria

IKUTIPETUNJUK DOKTER

IKUTIPETUNJUK DOKTER

Trofozoit muda Plasmodium


vivax

1.
2.
3.
4.
5.

BTK CINCIN, INTI MERAH


SITOPLASMA BIRU, DI DLM ADA VAKUOLA
PLASMA DIHADAPAN INTI MENEBAL
PRST LETAK SENTRAL DLM ERITROSIT
BIASANYA HANYA 1 PRST DLM 1 ERITROSIT

Trofozoit tua Plasmodium


vivax

1. BENTUK AMUBOID
2. SITOPLASMA TAMPAK TIDAK TERATUR
3. CIRI KHAS, TAMPAK TITIK-TITIK SCHUFFNER

Skizont muda Plasmodium


vivax

1.
2.
3.
4.
5.

BENTUK BULAT, MENGISI HAMPIR SEPAROH ERITROSIT


PLASMA PADAT, TAK BERVAKUOLA
INTI MULAI MEMBELAH
DIANTARA INTI , ADA BUTIR-BUTIR HEMATIN (PIG MAL)
ADA TITIK-TITIK SCHUFFNER

Skizont tua Pl Vivax

1. INTI SUDAH MEMBELAH 12 - 24


2. TIAP PEMBELAHAN INTI, DIIKUTI PEMBELAHAN
SITOPLASMA SHG MEROZOIT SDH TAMPAK : 12 - 24 BH
3. PARASIT MENGISI PENUH ERITROSIT

Gametosit Pl vivax
jantan (kiri), betina (kanan)

1. BENTUK BULAT
BESAR, LEBIH KECIL
DARI GAMETOSIT
BETINA
2. INTI BESAR PUCAT,
TAKKOMPAK, LETAK
SENTRIS
3. PLASMA PUCAT
KELABU MERAH
MUDA
4. PIGMEN MALARIA
TERSEBAR

1. BENTUK LONJONG /
BULAT,
MENGISIHAMPIRSEL
URUH ERITROSI
2. INTI KECIL KOMPAK,
EKSENTRIS
3. PLASMA BIRU
4. PIGMEN MALARIA
TERSEBAR

Pl vivax berbagai stadia

Malaria
Malaria merupakan penyakit yang
endemik di negara tropis termasuk
Indonesia.
Malaria yang menyerang manusia adalah
malaria falciparum, malaria vivax , malaria
malariae dan malaria ovale.
Di Indonesia yang dominan adalah
malaria falciparum (malaria tropika,
malaria tertiana maligna) dan malaria
vivax (malaria tertiana benigna).

Yang banyak mengalami kegagalan


pengobatan sampai kematian adalah
malaria falciparum yang sering
menimbulkan komplikasi ke berbagai
organ termasuk otak.

banyak faktor yang berhubungan


dengan timulnya malaria misalnya
dari segi pengobatan,
penanggulangan vektor, penanganan
lingkungan yang membantu
perkembang biakan nyamuk,
perilaku manusia sendiri terhadap
malaria, dan pelaksanaan program
penanggulangan malaria.

Pengobatan penderita malaria merupakan


salah satu segmen dari penanggulangan
malaria dengan tujuan mengurangi jumlah
penderita sebagai sumber penularan.
Diagnosa yang benar, pengobatan yang
tepat dan kepatuhan minum obat sangat
diperlukan untuk keberhasilan
penanggulangan malaria.
Petunjuk pengobatan standar untuk
malaria telah dikeluarkan oleh World
Health Organization (WHO) dan
Departemen Kesehatan

Depkes telah menyediakan 4 macam obat


standar antimalaria yang masih dipakai
sampai saat ini.yaitu klorokuin,
sulfadoxin/pirimetamin (S/P atau Fansidar),
primakuin dan kina.
Pemakaian obat antimalaria yang lama
yang tidak terkontrol telah menyebabkan
adanya drug pressure di masyararakat
sehingga menyebabkan timbulnya banyak
kegagalan pengobatan atau bahkan
resistensi terhadap beberapa obat
antimalaria tersebut.

Obat antimalaria standar


Di dalam perkembangannya plasmodium
penyebab malaria mengalami siklus
sisogoni di hati (hepar), sisogoni di
eritrosit, gametogoni di eritrosit dan
sporogoni di dalam nyamuk.
Siklus yang menimbulkan gejala klinis
pada malaria adalah siklus sisogoni di
eritrosit, sehingga untuk pengobatan
gejala klinis harus diberikan sisontosida
darah.

Obat standar yang termasuk


sisontosida darah adalah klorokuin
(lini pertama), Fansidar (lini kedua)
dan kina (lini ketiga). Obat-obat
tersebut akan membunuh sison di
eritrosit sehingga gejala klinis dan
parasitemia akan berangsur hilang
dengan cepat.

Dosis yang tepat adalah syarat


yang utama yang harus
dipenuhi.
Kekurangan dosis akan
menyisakan parasit dalam
densitas (parasitemia) rendah
sekali yang akan beredar di
dalam d arah dan tidak
terdeteksi secara mikroskopis
(subpaten).

Lambat laun parasitemia akan


berkembang sampai suatu saat terdeteksi
secara mikroskopis dan menyebabkan
rekrudesensi.
Akibat yang lain adalah akan memacu
adanya siklus gametogoni, sehingga di
dalam darah perifer perderita terdapat
banyak gametosit yang berbahaya bagi
penularan malaria.

Gametosit dapat ditanggulangi


dengan obat-obat standar tersebut,
misalnya klorokuin sendiri akan
membunuh gametosit P. vivax , P.
ovale, P. malariae dan P. falciparum
muda.

Siklus selanjutnya terjadi di hati setelah


nyamuk menggigit manusia, sebagian
besar akan mengalami siklus sisogoni
(ekstraeritrositer).
Sebagian kecil dari parasit tidak
langsung mengalami sisogoni dan akan
tidur (dormant) menjadi hipnosoit
sebagai sumber terjadinya relaps.
Hipnosoit kelak akan menjadi aktif
meneruskan siklus sisogoni dan
terjadilah relaps.

Stadium ini juga harus diberantas dengan


obat sisontosida jaringan, yaitu primakuin
(derivat 8-aminokuinolin) sehingga tidak
terjadi relaps.
Melihat target stadium parasit tersebut
maka pengobatan dengan obat malaria
standar sebenarnya telah mencakup
semuanya,membunuh sison di darah,
sison di hati dan gamtositnya.

Kloroquin (derivat 4-aminokuinolin):

Formulasi obat berbentuk tablet 100


mg atau 150 mg basa klorokuin sulfat
atau fosfat
1.sisontosida darah yang cepat
2.gametositosidal untuk P. falciparum
yang muda (stadium1-3) dan gametosit
jenis Plasmodium yang lainnya
3.tidak mempunyai efek terhadap
sporosoit dan sison di hepar (hipnosoit)

Dosis sebagai sisontosidal darah:


dosis total 25 mg/ kilogram (kg)
berat badan (bb) selama 3 hari: (10
mg/kg bb) pada hari ke 1 dan 2,
diikuti 5 mg/kg bb pada hari 3) atau
(10 mg/kg bb pada hari ke 1 diikuti 5
mg/kg bb pada 6-8 jam berikutnya),
kemudian 5 mg/kg bb pada hari ke 2
dan 3).

Parenteral
Bila diperlukan pemberian parenteral
misalnya pada keadaan koma, maka
diberikan dosis 200 mg klorokuin basa IM,
dosis pada setiap bokong. Dosis boleh
diulang setiap 6 jam dengan syarat dalam
24 jam tidak melebihi 800 mg klorokuin
basa. Pengobatan parenteral harus segera
dihentikan bila obat telah dapat diberikan
per oral (Sukarban dan Zunida, 1998).

Parenteral anak-anak
Chloroquine HCl 5 mg basa/kg BB,
IM setiap 6 jam sampai terapi oral
memungkinkan (Markell et al, 1986)

Kontra indikasi adalah:


1.hipersensitifitas terhadap klorokuin
2.riwayat epilepsi
3.menderita psoriasis

Kina:
Obat ini dipakai pada daerah dengan
resistensi terhadap klorokuin dan terhadap
kombinasi sulfadoxin-pirimetamin
(Fansidar).
Kina sebaiknya dipakai bersama dengan
antimalarial yang lain terutama pada
daerah yang sudah menunjukkan tanda
resistensi terhadap kina seperti beberapa
daerah di Indonesia, misalnya Papua.

Untuk meningkatkan kepatuhan dan


mempertahankan efikasi, kina
biasanya kina dikombinasikan
dengan antibiotik seperti tetrasiklin
atau doksisiklin (kontra indikasi
untuk ibu hamil dan anak-anak,
sehingga dapat diganti dengan
klindamisin).

Efek kina:
1.sisontosida darah untuk semua
spesies
2.tidak aktif terhadap sison di hati
3.aktif terhadap gametosit P. vivax, P.
ovale dan P. malariae dan P
falciparum yang muda
4.tidak aktif terhadap sporosoit

DosisKina
Daerah yang masih sensitif terhadap
kina: 8 mg basa /kg bb 3X sehari
selama 7 hari
Daerah yang menunjukkan kegagalan
dengan kina: 8 mg basa/kg bb 3X
sehari selama 7 hari dikombinasi
dengan antibiotika tetrasiklin 250 mg
4X sehari selama 7 hari atau doksisiklin
100 mg basa setiap hari selama 7 hari

kina: 8 mg basa/kg bb 3X sehari


selama 7 hari dikombinasi dengan
klindamisin 300 mg 4X sehari selama
5 hari (baik untuk ibu hamil dan
anak-anak).

Apabila pemberian secara oral tidak


memungkinkan (penderita tidak sadar/
malaria berat) maka diberikan secara
intravena secara perlahan dalam cairan
isotonic atao 5% glukosa selama 4 jam atau
intramuskular memakai cairan kina dengan
konsentrasi 60 mg/ml dibagi dalam 2
bagian, masing-masing diberikan pada sisi
depan paha kanan dan kiri.
Apabila penderita sudah dapat minum obat
maka pemberian kina diteruskan secara
peroral sampai dosis penuh tercapai.

Loading dose diperlukan untuk diberikan


pada mangemen malaria berat yang
memerlukan konsentrasi obat yang optimal
secara cepat dalam beberapa jam.
Efek samping kina: Pemberian kina dengan
dosis terapetik pada ibu hamil tidak
memacu kelahiran dini seperti yang
ditakutkan, yang sebenarnya disebabkan
karena efek panasnya dan efek lain dari
malarianya sendiri. Hipoglikemia mungkin
akan terjadi setelah pemberian kina sebab
obat ini menstimulasi sel beta para kelenjar
pancreas.

Kegagalan pengobatan
Penyebab kegagalan pengobatan:
1.dosis diberikan secara tidak benar
2.obat dimuntahkan sebelum 1 jam (ulangi
lagi pemberian dosis tadi)
3.penyerapan obat yang tidak baik
4.parasit sudah resisten terhadap obat
5.kualitas obat yang kurang baik
. kepatuhan (compliance) pemakai obat

Pencegahan malaria.
1.Ibu hamil. Pencegahan malaria pada
ibu hamil sangat penting karena
malaria pada ibu hamil dapat
menyebabkan kematian janin, aborsi
spontan, berat bayi lahir rendah atau
kematian ibu.. Sampai saat ini belum
ada bukti klinik bahwa Fansidar
menyebabkan gangguan pada
perkembangan fetus.

Pemberian klorokuin 5 mg/kg bb


dosis tunggal setiap minggu atau 10
mg/kg bb setiap minggu dibagi
menjadi 6 dosis harian. Masalahnya
adalah kepatuhan minum obatnya
selama kehamilan yang biasanya
membuat kegagalan.

Untuk meningkatkan kepatuhan maka


dapat dilakukan dengan pemberian
Fansidar dosis pengobatan penuh kepada
ibu hamil pada kunjungan antenatal
pertama pada trimester 2 dan diulangi
sekali lagi pada trimester 3;
hal ini sangat efektif untuk eliminasi
parasit di plasenta atau pencegahan
infeksi plasental dan parasitemia di darah
perifer pada malaria falciparum.

2. Wisatawan atau
militer.
Untuk para wisatawan/militer yang akan
mengunjungi/tugas ke daerah malaria
yang masih sensitive terhadap klorokuin, 2
tablet klorokuin 150 mg basa dapat
diberikan setiap minggunya, diminum 2
minggu sebelum berangkat, diteruskan
selama di sana sampai 2 minggu setelah
pulang; atau doksisiklin 100 mg garam
(atau 1.5 mg garam/kg) setiap hari dapat
dipakai juga untuk pencegahan malaria

Penelitian terbaru pemberian 30 mg


(2 tablet) primakuin setiap hari
dapat diberikan bagi wisatawan atau
militer yang akan mengunjungi/
bertugas di daerah yang resisten
terhadap klorokuin.

Alhamdulillaahi rabbil `aalamiin

Anda mungkin juga menyukai