Anda di halaman 1dari 69

Ilmu Penyakit Dalam

REFERAT
Fakultas Kedokteran
JUNI 2019
Universitas Pattimura

MALARIA BERAT

Weynasari F Pagaya
2013-83-013

Pembimbing :
dr. Denny Jolanda, Sp.PD., FINASIM.

Kepanitraan Klinik
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
Ambon
2019
PENDAHULUAN

Malaria à salah satu masalah


kesehatan masyarakat yang dapat
menyebabkan kematian terutama
World Malaria Report 2015 menyebutkan
pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi,
malaria telahmenyerang 106 negara
anak balita, ibu hamil, selain itu malaria
di dunia.
secara langsung menyebabkan
anemia dan dapat menurunkan
produktivitas kerja.
Tingkat prevalensi tertinggi ditemukan di
wilayah Indonesia bagian timur, yaitu di
Papua Barat (10,6%), Papua (10,1%) dan
Di Indonesia, malaria tersebar di
Nusa Tenggara Timur (4,4%). Sekitar 35 %
berbagai daerah, terutama di penduduk yang tinggal di daerah berisiko
Indonesia bagian Timur.1,2 malaria dan dilaporkan sebanyak 38 ribu
orang meninggal setiap tahunnya karena
malaria berat
WHO 2017 à sebanyak 219 juta kasus malaria terjadi di
seluruh dunia, dibandingkan pada tahun 2010 dengan 239
juta kasus dan pada tahun 2016 terdapat 217 juta kasus
malaria.

Morbiditas malaria p a d a suatu wilayah ditentukan oleh


Annual Parasite Incidence (API) per tahun. A PI

merupa ka n jumla h ka sus positif ma la ria per 1.000


penduduk dalam satutahun.

Prevalensi malaria di Indonesia sebesar 1,4% dengan API


tahun 2015 sebesar 0,85% dan pada Provinsi Maluku pada
tahun 2015 API sebesar 9,18/1.000penduduk.3,4
4 jenis spesies parasit yang berbeda, yaitu
Plasmodium falsiparum, Plasmodium Vivax,
Plasmodium Ovale dan Plasmodium Malariae.

P. Falsiparum à penyebab sebagian besar


kematian akibat malaria.

Dari 400 orang yang tekena gigitan nyamuk malaria,


hanya 200 orang akan terinfeksi oleh plasmodium,
setengahnya (100 orang) akan memberikan gejala klinis
malaria dan hanya 2%akan menjadi malaria berat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Malaria
Sedangkan menurut ahli lain malaria à

Malaria adalah suatu penyakit akut suatu penyakit infeksi akut maupun kronik
yang disebakan oleh infeksi Plasmodium
maupun kronik disebabkan oleh
yang menyerang eritrosit dan ditandai
protozoa genus Plasmodiumdengan
dengan ditemukannya bentuk aseksual
manifestasi berupa demam,anemia
dalam darah, dengan gejala demam,
dan pembesaran limpa. menggigil, anemia, dan pembesaran
limpa.
Etiologi Malaria
Ada 2 jenis makhluk yang berperan dalam penularan malaria yaitu parasit
malaria (yang disebut Plasmodium) dan nyamuk anopheles betina.

Ada empat jenis spesies parasit malaria di dunia yang dapat menginfeksi sel
darahmerah manusia, yaitu :2,3,4

1. Plasmodium falciparum

2. Plasmodium vivax

3. Plasmodium malariae

4. Plasmodium ovale
• Malaria falsiparum (disebut juga malaria tropika) à penyakit
malaria yang terberat dan parasit malaria yang
menimbulkan penyakit mikrovaskular. Gejala serangannya
Pla smodium
timbul berselang setiap dua hari ( 48 jam ) sekali.
Falciparum

• Pla smodium viva x menyeba bka n ma la ria tertia na . G e ja la


demam berulang dengan interval bebas demam 2 hari.
Plasmodium vivax
• Plasmodium malariae dapat menyebabkan malaria
quartana. Gejala demam berulang dengan interval bebas
Plasmodium
demam 3hari.
malariae

• Jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, umumnya


banyak di Afrika dan Pasifik Barat dan gejalanya lebih
Plasmodium
ringan.
ovale
Nyamuk Anopheles Betina

• Nyamuk Anopheles terutama hidup di


daerah tropik dan subtropik.
• Anopheles jarang ditemukan p a d a
ketinggian 2000 – 2500 m, sebagian
Anopheles ditemukan di dataran
rendah.

Saat nyamuk anopheles betina mengigit host terinfeksi (manusia yang terinfeksi malaria) à menghisap parasit
malaria (plasmodium) bersamaan dengan darah à Parasit malaria bereproduksi dalam tubuh nyamuk Anopheles
(menjadi nyamuk yang infektif) à pada saat nyamuk yang infektif menggigit host lain (yang tidak terinfeksi
malaria) à Sesudah ±12-30 hari (bervariasi tergantung spesies parasit) kemudian, bila daya tahan tubuhnya tidak
mampu meredam penyakit ini maka orang sehat tersebut berubah menjadi sakit malaria à mulai timbul gejala
malaria.
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM

Siklus Pada Manusia


Nyamuk
Sporozoit keluar Masuk darah dan
anopheles betina
dari ludah nyamuk jaringan hati
mengigit manusia

Membentuk skizon
dalam jaringan
hati (stadium ekso- Sel hati peca h Merozoit keluar
eritrositer)

Masuk eritrosit dan


bentuk stadium Tropozoit muda – Eritrosit pecah,
skizon dlm eritrosit skizon tua matang merozoit keluar.
(stadium eritrositer)
Siklus pada Nyamuk Anopheles Betina
Anopheles betina
Perkawinan antar
menghisap darah
sel gamet jantan Zigoot à ookynet
yang mengandung
dan betina à zigot
gametosit

Ke dinding lambung
nyamuk à ookista Ookista matang Pecah

Sporozoit keluar dan


Siap ditularkan ke
pindah ke kelenjar
manusia
liur nyamuk
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM
Plasmodium vivax dan plasmodium Penderita yang mengandung
ovale p a d a siklus parasitnya di hipnosoit, jika sistem imunitas
jaringan hati (skizon jaringan)tidak menurun hipnosoit dalam
melanjutkan siklusnya ke seleritrosit tubuh akan terangsang untuk
akan tetapi tertanam di jaringan melanjutkan siklus parasit dari
hati à hipnosit. sel hati ke eritrosit.

Setelah eritrosit yang


berparasit pecah
akan timbul kembali
gejala penyakit
Masa Inkubasi

Plasmodium Masa inkubasi (hari)

Plasmodium Falciparum 9 –14 hari


Plasmodium Vivax 12 -17 hari
Plasmodium Ovale 16 –18 hari
Plasmodium Malariae 18 –40 hari
Patogenesis Malaria

terbentuknya
Penghac uran antibodi terhadap
eritrosit eritrosit

fagositosis dari eritrosit


yang terinfeksi maupun
yang tidak terinfeksi.
Pola Demam Malaria

• Fase menggigil (15 menit sampai 1 jam)

Stadium dingin • nadi cepat tapi lemah


• bibir dan jari tangan membiru
• kulit kering dan pucat
(Cold stage) • kadang disertai muntah (anak-anak dapat
kejang).

• Fase panas (puncak demam) berlangsung


2-6 jam

Stadium Demam • wajah menjadi merah


• kulit kering dan panas seperti terbakar

(Hot Stage)
• sakit kepala semakinhebat
• mual dan muntah
• nadi cepat dan berdenyut keras
• merasa haus sekali (suhu sampai410C)
• Fase berkeringat berlangsung 2-4 jam, setelah
puncak panas
Stadium Berkeringat • Suhu turun dengan cepat
(Sweating Stage) • Biasanya tidur nyenyak
• setelah bangun tidur merasa lemah tetapi sehat
MALARIA BERAT
DEFINISI
Malaria berat à infeksi dari parasit plasmodium falciparum yang mengalami sekuestrasi dalam
pembuluh darah kecil di tubuh dan proses respon imun p a d a pasien dan ditemukannya Plasmodium
falciparum stadium aseksual dengan minimal satu dari manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil
laboratorium (WHO, 2015) :

1. Perubahan kesadaran (GCS <11, Blantyre <3)


2. Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
3. Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24 jam
4. Distres pernafasan
5. Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler >3 detik, tekanan sistolik <80 mmHg (pada anak <70
mmHg)

6. Jaundice (bilirubin >3mg/dL dan kepadatan parasit >100.000)


7. Hemoglobinuria
8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%)
Gambaran laboratorium :3,4,5
1. Hipoglikemi (gula darah <40mg%)
2. Asidosis metabolik (bikarbonat plasma<15 mmol/L)
3. Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi, <7 gr% untuk endemis
sedang-rendah), pada dewasa Hb <7 gr% atau hematokrit <15%.
4. Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau 100.000 parasit /µL di
daerah endemis rendah atau >5%eritrosit atau 100.0000 parasit /µl di
daerah endemis tinggi)

5. Hiperlaktemia (asam laktat >5mmol/L)


6. Hemoglobinuria
7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum>3mg%)
Patomekanisme Malaria Berat
Invasi merozoit ke eritrosit à eritrosit mengandung parasite à mengalami
perubahan struktur dan biomolekular.

Sitoadherens

perlekatan eritrosit yang terinfeksi P.Falciparum pada reseptor di


endothelium venule dan kapiler à penumpukan EP di mikrovaskular à
anoksia/hipoksia jaringan

Sekuestrasi

Sitoadherens à sekuestrasi dalam mikrovaskular organ vital (Otak, paru-


paru, jantung, limpa, hepar, otot, ginjal)
Rosetting

Perlekatan antara 1 EP matang yang diselubungi 10 atau


lebih eritrosit non parasite sehingga berbentuk seperti
bungga. Rosetting juga berperan pada terjadinya
obstruksi mikrovaskular.
Manifestasi Klinis

Malaria Serebral :
• Gejala pertama biasanya terjadi 10-15 hari setelah gigitan
• demam 40°C-40,5°C
• Myalgia
• Sakit kepala
• Berkeringat
• Sindrom flu
• G a nggua n kesa da ra n : a p atis, somnolen, delirium, perub aha n
tingkah laku
Manifestasi Klinis

Gangguan Ginjal Akut (AKI) :


• Gangguan fungsi ginjal pre-renal karena adanya dehidrasi (>50%) dan hanya
5-10% disebabkan nekrosis tubulus.
• Anoksia à sebabkan AKI
• hiperparasitemia, hipotensi, ikterus, hemoglobinuria à mempermudah terjadi
AKI
• Fase oliguria atau polyuria
• Tanda uremia, perdarahan kulit dan gastrointestinal, dan septisemia.

Hasil Urinalisis :
• BJ <1,010 à nekrosis tubular akut
• BJ >1,015, rasio urin :darah à 4 :1, natrium urin <20 mmol/l à dehidrasi
Manifestasi Klinis

Kelainan Hati (Malaria Biliosa) :


Jaundice atau ikterus sering dijumpai pada infeksi malaria falsiparum. Hal
ini terjadi penurunan aliran darah ke hepar, dan akan kembali normal
pada fase penyembuhan. Mungkin ini disebabkan karena sekuestrasi dan
sitoadheren yang menyebabkan obstruksi mikrovaskuler.
Manifestasi Klinis

Hipoglikemia :
• Penyebab terja dinya hipoglikemia ya ng p aling sering adalah karena
pemberia n terapi kina.
• Penyebab la innya a da la h kega ga la n glukoneogenesis p ada penderita
denga n ikterik, hiperpa ra sitemia oleh ka rena pa ra sit mengkonsumsi
karbohidrat dan karena TNF alfa yang meningkat.
Manifestasi Klinis

Gejala Hipoglikemia :
• Sekresi adrenalin berlebihan à pusing, nyeri kepala,
pandangan mata gelap, kebingungan, kejang dan
gangguan/penurunan kesadaran.
• disfungsi susunan saraf pusat (SSP)
Manifestasi Klinis

Blackwater fever (malaria hemoglobinuria) :


• Sindrom dengan gejala karakteristik serangan akut, menggigil, demam,
hipotensi, hemolisis intravaskuler, homoglobinemia, hemoglobinuria dan
gagal ginjal.
• Penderita biasanya mengeluh nyeri pinggang, muntah, diare, poliuria,
diikuti oliguria dengan kencing warna hitam.
• Pada pemeriksaan fisik dijumpai hepatosplenomegali, anemia dan
ikterik.
Manifestasi
ManifestasiKlinis
Klinis
Malaria Algid (syokhipovolemi):
• malaria yang disebabkan karena syok vaskuler, ditandai
dengan hipotensi (tekanan sistolik kurang dari 70 mmHg),
perubahan tahanan perifer dan berkurangnya perfusi
jaringan.
• Gambaran klinik à perasaan dingin dan basah pada kulit,
temperatur rektal tinggi, pernafasan dangkal, nadi cepat,
tekanan darah turun.
Manifestasi Klinis

Edema paru :
• Komplikasi yang paling berat dari malaria tropika dan
sering menyebabkan kematian.
• 2 tipe edema paru yang dapat terjadi
1.Overload cairan à pemberian diuretika
2.Adult respiratory distress syndrome à tekanan vena
sentral normal dan pulmonary wedhe pressuremenurun.
Manifestasi Klinis

Perdarahan :
• Perdarahan spontan à perdarahan gusi, epistaksis,petekie,
purpura, hematoma (trombositopenia akibat infeksi malaria
tropika).
Manifestasi Klinis

Hiperparasitemia :
• Memberikan gejala malaria serebral, gagal ginjal akut,
ikterik, anemia, asidosis, hipoglikemia dan gagal respirasi
akut dalam beberapa jam.
• Hiperparsitemia biasanya dijumpai bentuk skizon pada
pemeriksaan darah tepi
Manifestasi Klinis

Gastrointestinal :
• Gejala à perasaan tak enak diperut, flatulensi, mual,
muntah, kolik, diare dan konstipasi.
• Kadang-kadang gejala menjadi berat berupa sindroma
“bilious remittent fever” yaitu gejala gastro-intestinal
dengan hepatomegali, ikterik (hiperbilirubinemia dan
peningkatan SGOT/SGPT) dan gagal ginjal.
Manifestasi Klinis

Asidosis Metabolik :
Ditandai dengan hiperventilasi (pernapasan Kussmaul),
auskultasi lapangan paru normal, peningkatan asam laktat,
pH turun (<7.25) dan penurunan kadar bikarbonat (<15
mmol/L). Asidosis biasanya disertai edema paru,
hiperparasitemia, syok, gagal ginjal dan hipoglikemia.
Manifestasi Klinis

Hiperpireksia (hipertermia) :
Hiperpireksia dapat terjadi pada semua bentuk malaria,
tetapi paling sering dijumpai pada malaria tropika. Biasanya
dengan suhu >38oC dan sering menimbulkan kejang.
Manifestasi Klinis

Anemia :
Pada malaria akut, anemia berat sering memberikan gejala
serebral seperti tampak bingung, kesadaran menurun sampai
koma, dan gejala kardiopulmonal.
Manifestasi Klinis

Limpa Ruptur :
• Dapat terjadi secara spontan atau karena trauma.
• Biasanya mulai dengan hematom subkapsular, yang diikuti
perobekan kapsular
• Diagnosa dicurigai bila di jumpai syok sirkulasi dengan nyeri
dan perasaan penuh pada abdomen kiri atas.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Keluhan utama : Demam, menggigil, berkeringat dan dapat
disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-
pegal.

Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah


endemik malaria.

Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.

Riwayat sakit malaria.

Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.

Riwayat mendapat transfusidarah.


Pemeriksaan Fisik

Suhu tubuh axilla ≥37,5°C

Konjungtiva atau telapak tangan pucat.

Sklera ikterik

Pembesaran limpa (splenomegali).

Pembesaran hati (hepatomegali).


Malaria Berat :

Suhu 40°C.

Nadi cepat dan lemah/kecil.

Tekanan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa.

Frekuensi Nafas >35 x/menit pada orang dewasa atau >40x/m pada
balita, anak dibawah 1 tahun >50x/m.

Penurunan derajat kesadaran dengan GCS <11

Manifestasi perdarahan:ptekie, purpura, hematom.

Tanda dehidrasi: mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir
kering, produksi air seniberkurang.
Tanda-tanda anemia berat: konjungtiva puc at, telapak tangan
pucat, lidah pucat.

Terlihat mata kuning atauikterik.

Adanya ronkhi pada kedua paru.

Pembesaran limpa dan atau hepar.

Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai dengan anuria.

Gejala neurologik: kaku kuduk, reflek patologis.


Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis

a. Semi kuantitatif

(-) =negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)

(+) =positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)

(++) =positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100LPB)

(+++) =positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 1LPB)

(++++) =positif 4 (ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB)


Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah p a d a sediaan darah tebal
(leukosit) atau sediaan darah tipis (eritrosit). Contoh : Bila dijumpai 1500
parasit per 200 leukosit, sedangkan jumlah leukosit 8000/uL maka hitung
parasit =8000/200 x 1500 parasit =60000parasit/uL.

Untuk penderita tersa ngka ma la ria bera t perlu memperha tika n ha l-ha l
sebagai berikut :
• Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu diperiksa ulang
setiap 6 jam sampai 3 hari berturut-turut.

• Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3 hari berturut-turut


tidak ditemukan parasit, maka diagnosis malaria disingkirkan.
Rapid Diagnostic Test
Deteksi a ntigen p ara sit ma la ria , denga n mengguna ka n metoda
immunokromatografi, dalam bentuk dipstick.

Tes yang tersedia di pasaran saat ini mengandung :14,15

1. HRP-2 (Histidine rich protein 2) yang diproduksi oleh trofozoit, skizon dan
gametosit muda P.falciparum

2. Enzim parasite lactate dehydrogenase (p-LDH) dan aldolase yang


diproduksi oleh parasit bentuk aseksual atau seksual plasmodium
falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae.
Fitriany J, Sabiq A. Malaria. Jurnal Averrous. 2018. 5(2). h.1-20.
Tes serologi

IFA
IHA
ELISA
DIAGNOSIS BANDING
Demam Berdarah Dengue (DBD)
No Nama Penyakit Manifestasi Klinis
1. Demam Berdarah dengue Demam, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual
(DBD
dan menifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi
berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan
tubuh pada penderita.

2. Demam Tifoid Demam naik turun terutama saat sore dan malam hari,
sakit kepala, malaise, dan anoreksia, myalgia, bau mulut
tidak sedap karena demam yang lama, bibir kering dan
pecah-pecah, lidah kelihatan kotor dan ditutupi selaput
putih dan gangguan gastrointestinal seperti konstipasi,
meteorismus, diare, nyeri abdomen. Bradikardia,
pembesaran limpa dan muncul Rose spot pada tubuh
Diagnosis Banding
Nama Penyakit Gejala
Leptospirosis 1. Kasus Suspek
Demam akut dengan atau tanpa sakit kepala, disertai nyeri
otot, lemah (malaise), conjungtival suffision, dan ada
riwayat terpapar dengan lingkungan yang terkontaminasi
atau aktifitas yang merupakan faktor risiko Leptospirosis
dalam kurun waktu 2 minggu.

2. Kasus Probable
Nyeri betis, Ikterus atau jaundice, Manifestasi pendarahan,
Sesak nafas, Oliguria atau anuria, Aritmia jantung, Batuk
dengan atau tanpa hemoptisis , Ruam kulit.
Diagnosis Banding
Nama Penyakit Gejala
Leptospirosis
3. Kasus Konfirmasi
Dinyatakan sebagai kasus konfirmasi di saat
kasus probable disertai salah satu dari
gejala berikut :
• Isolasi bakteri Leptospira dari spesimen klinik
• Hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) positif
• Sero konversi microscopic agglutination test (MAT) dari
negatif menjadi positif.
PENATALAKSANAAN
OBAT ANTIMALARIA
1. Artesunat
Artesunat parenteral tersedia dalam vial yang berisi 60 mg serbuk kering
asam artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi natrium bikarbonat
5%.Keduanya dicampur untuk membuat 1 ml larutan sodium artesunat.

Kemudian diencerkan dengan Dextrose 5%atau NaCL 0,9%sebanyak 5 ml


sehingga didapat konsentrasi 60 mg/6ml (10mg/ml). Obat diberikan
secara bolus perlahan-lahan.

Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali


jam ke 0, 12, 24. Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb intravena setiap 24
jam sehari sampai penderita mampu minum obat.
Contoh perhitungan dosis :Penderita dengan BB =50 kg. Dosis

yang diperlukan : 2,4 mg x 50 = 120 mg Penderita tersebut

membutuhkan 2 vial artesunat perkalipemberian.

Bila penderita sudah dapat minum obat, maka pengobatan

dilanjutkan dengan regimen DHP atau ACT lainnya (3 hari) +

primakuin (sesuai dengan jenisplasmodiumnya).


Kina HCl
Loading dose, Kina Hidrochloride 20 mg/kg BB diberikan per infus

selama 4 jam, diikuti selanjutnya dengan dosis 10 mg/kg BBdengan

interval 8 jam, dihitung mulai dari pemberian pertama.

Kecepatan infus tidak boleh melebihi 5 mg/kg BB/jam.

Apabila dalam 48 jam tidak ada perbaikan, dosis diturunkan

sepertiganya, misalnya pemberiannya menjadi 10 mg/kg BB

dengan interval tiap12 jam.


Pemberian infus kina dengan tetesan lebih cepat berbahaya.

Cairan infus yang dipakai dianjurkan 5% dekstrose untuk


menghindari terjadinya hipoglikemia.

Karena pada malaria berat ada kecenderungan terjadinya


kelebihan cairan yang menyebabkan terjadinya edema paru,
maka pemberian infus kina sebaiknya menggunakan pompa infus
atau cairan kemasan kecil (50 ml) sehingga total cairan per hari
berkisar 1500-2000 ml.
Kinidin

Dosis loading 15mg basa/kg BB dalam 250 c c cairan isotonik diberikan


dalam 4 jam, diteruskan dengan 7,5 mg basa/kg BB dalam 4 jam tiap 8
jam, dilanjutkan per oral setelah sadar.

Klorokuin

Dosis loading : klorokuin 10 mg basa/Kg BB dalam 500 ml cairan isotonis


dalam 8 jam diulang 3 x. Bila cara per infus tidak memungkinkan dapat
diberikan secara i.m atau subkutan dengan cara 3,5mg/Kg BB klorokuin
basa tiap 6 jam, dan 2,5 mg/Kg BB klorokuin tiap 4 jam.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Malaria di Indonesia. Depkes RI. Jakarta, 2017.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Malaria di Indonesia. Depkes RI. Jakarta, 2017.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Malaria di Indonesia. Depkes RI. Jakarta, 2017.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Malaria di Indonesia. Depkes RI. Jakarta, 2017.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Malaria di Indonesia. Depkes RI. Jakarta, 2017.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Malaria di Indonesia. Depkes RI. Jakarta, 2017.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Malaria di Indonesia. Depkes RI. Jakarta, 2017.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Malaria di Indonesia. Depkes RI. Jakarta, 2017.
Prognosis
Prognosa penderita malaria berat tergantung pada :14,15
Kecepatan / ketepatan diagnosis dan pengobatan. Makin cepat dan
tepat diagnosis dan pengobatannya makin baik prognosisnya.

Kega ga la n fungsi orga n. Sema kin sedikit orga n vita l ya ng terga nggu
semakin baik prognosisnya.

Kepa da ta n Pa ra sit. Sema kin pa da t pa ra sitnya sema kin buruk


prognosisnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai