Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Kebidanan pada Ny “F” 25 thG1 P0 A0 usia kehamila 24

minggu dengan Penyakit Malaria Di tempat pengungsian


akibat bencana banjir

Di susun oleh
Nama : Fitriyanti
Nim : 17154010011
Semester/kelas : IV/A
Dosen : Wasis Nugroho S.Kep,Ns,M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


TERNATE 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Sampai saat ini malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dinegara-negara
seluruh dunia, baik didaerah tropis maupun sub tropis, terutama dinegara berkembang termasuk
Indonesia. Malaria masih menjadi ancaman bagi masyarakat di Indonesia, karena tingginya
angka kesakitan dan kematian pada usia produktif. Bahkan malaria yang menyerang ibu hamil
bisa menjadi ancaman bagi bangsa.
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit protozoa dari Genus plasmodium. Empat spesies
yang ditemukan pada manusia adalah Plasmodium Vivax, P. ovale, P. malariae dan P.
Falciparum. Badan kesehatan seduania (WHO) melaporkan tiga juta anak manusia meninggal
setiap tahun karena menderita malaria. Dan tiap tahun terdapat 110 juta penderita malaria, 280
juta orang sebagai “Carrier” dan 2/5 penduduk dunia selalu kompak dengan malaria (1,3,31). 
Malaria menyerang individu tanpa membedakan umur dan jenis kelamin, tidak terkecuali
wanita hamil merupakan golongan yang rentan. Malaria pada kehamilan dapat disebabkan oleh
keempat spesies plasmodium, tetapi plasmodium Falciparum merupakan parasit yang dominan
dan mempunyai dampak paling berat terhadap morbiditas dam mortalitas ibu dan janinnya
(2,4,5).
Di daerah endemi malaria wanita hamil lebih mudah terinfeksi parasit malaria
dibandingkan wanita tidak hamil. Kemudahan infeksi itu terjadi karena kekebalan yang menurun
selama kehamilan, akibatnya dapat terjadi peningkatan Prevalensi densitas parasit malaria berat
(10).

Genangan air disebabkan oleh hujan deras atau luapan sungai dapat bertindak sebagai
tempat berkembang biak nyamuk, dan karena itu meningkatkan potensi paparan dari populasi
korban bencana dan tenaga sukarelawan terhadap infeksi seperti demam berdarah, Japanese
encephalitis, dan malaria. Penyakit yang ditularkan nyamuk sulit untuk dicegah, terutama selama
bencana.
Gejala malaria termasuk demam, menggigil dan kelelahan. Jika tidak diobati, malaria dapat
berakibat fatal karena mengganggu pasokan darah ke organ vital. Kabar baiknya, permasalahan
malaria di Indonesia saat ini cenderung menurun lumayan drastis. Pada tahun 2010, di Indonesia
terdapat 465.764 kasus positif malaria dan angka ini dilaporkan menurun pada tahun 2015
menjadi 209.413 kasus. Selain itu, sekitar 74% penduduk Indonesia kini hidup di daerah bebas
penularan malaria.

II. Rumusan Masalah


a. Bagaimana Penanganan Penyakit malaria pada ibu hamil?
b.  Bagaimana Pemberian Obat Malaria pada ibu hamil?
c.  Bagaimana tanda-tanda ibu hamil terkena malaria?
d. Bagaimana pengaruh penyakit malaria terhadap janin dan ibu hamil?
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar Masyarakat dan bidan khususnya mengerti bagaimana dampak atau pengaruh malaria
terhadap keseatan ibu hamil.
b. Tujuan Khusus
 Agar dapat Memberikan konseling tentang bahaya malaria tersebut.
  Agar bidan mengerti penanganan penyakit malaria terhadap ibu hamil.
 Mengerti Obat apa yang harus kita berikan kepada ibu hamil.
IV. Manfaat
 Menambah wawasan pengetahuan mengenai penyakit malaria dan agar dapat
memberikan konseling kepada ibu hamil.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang masuk ke
dalam tubuh manusia, ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina (WHO 1981).  Empat spesies
Plasmodium penyebab malaria pada manusia adalah : 
 Plasmodium falcifarum yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka kematian
yang tinggi. Infeksi oleh spesies ini menyebabkan parasitemia yang meningkat jauh lebih
cepat dibandingkan spesies lain dan merozoitnya menginfeksi sel darah merah dari segala
umur (baik  muda maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab 50% malaria di seluruh
dunia. 
 Plasmodium vivax. Spesies ini cenderung menginfeksi sel-sel darah merah yang muda
(retikulosit), kira-kira 43% dari kasus malaria di seluruh dunia disebabkan oleh
plasmodium vivax. 
 Plasmodium malaria. Mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel-sel darah
merah yang tua.
 Plasmodium ovale. Predileksinya terhadap sel-sel darah merah mirip dengan
Plasmodium vivax (menginfeksi sel-sel darah muda).  Ada juga seorang penderita
terinfeksi lebih dari satu spesies plasmodium secara bersamaan. 
Hal ini disebut infeksi campuran atau mixed infeksi. Infeksi campuran paling banyak di
sebabkan oleh dua spesies terutama plasmodium falcifarum dan plasmodium vivax atau
plasmodium vivax dan plasmodium malaria. Jarang terjadi  infeksi campuran oleh tiga spesies
sekaligus. Infeksi campuran banyak dijumpai di wilayah yang tingkat penularan malarianya
tinggi.  Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia adalah  P. falciparum dan
P.vivax atau campuran keduanya, sedangkan P. malaria hanya ditemukan di NusaTenggara
Timur dan P. ovale ditemukan di Papua
2. Gejala Klinis
Gejala malaria terdiri dari beberapa serangan demam dengan interval tertentu(disebut
paroksisme), diselingi oleh suatu periode yang penderitanya bebas sama sekali dari
demam (disebut periode laten). Gejala yang khas tersebut biasanya ditemukan pada penderita
non-imun. Sebelum timbulnya demam, biasanya penderita merasa lemah, mengeluh sakit
kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual di ulu hati, atau muntah. Masa tunas malaria
sangat tergantung pada spesies Plasmodium yang menginfeksi. Masa tunas paling pendek
dijumpai pada malaria falciparum, yang terpanjang pada malaria kuartana (Plasmodium
malariae). Masa tunas parasit malaria adalah 12 hari untuk malaria falciparum, 14 hari untuk
malaria vivax, 28 hari untuk malaria kuartana, dan 17 hari untuk malaria ovale. Malaria
mempunyai gambaran karakteristik demam periodik, anemia, dan splenomegali. Gejala yang
klasik yaitu terjadinya ’Trias Malaria’ secara berurutan ;  periode dingin, periode demam,
danperiode berkeringat.
 Anemia merupakan gejala yang sering dijumpai pada infeksi malaria. Beberapa
mekanisme terjadinya anemia adalah : pengrusakan eritrosit oleh parasit, hambatan
eritropoiesis sementara, hemolisis oleh karena proses complement mediated immune
complex, eritrofagositosis, penghambatan pengeluaran retikulosit, dan pengaruh sitokin.
 Splenomegali sering dijumpai pada penderita malaria, limpa akan teraba setelah tiga hari
dari serangan infeksi akut, limpa menjadi bengkak, nyeri dan hiperemis. Limpa
merupakan organ yang penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi malaria.
 Pola demam malaria. Demam pada malaria ditandai dengan adanya paroksisme, yang
berhubungan dengan perkembangan parasit malaria dalam sel darah merah. Puncak
serangan panas terjadi berbarengan dengan lepasnya  merozoit-merozoit ke dalam
peredaran darah (proses sporulasi). Untuk beberapa hari pertama, pola panas tidak
beraturan, baru kemudian polanya yang klasik tampak sesuai spesiesnya.
3.   Pengaruh Malaria Selama Kehamilan 
 pada ibu
Malaria pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai kelainan, tergantung pada tingkat
kekebalan seseorang terhadap infeksi parasit malaria dan paritas (jumlah kehamilan). Ibu
hamil dari daerah endemi yang tidak mempunyai kekebalan dapat menderita malaria klinis
berat sampai menyebabkan kematian (4). Di daerah endemisitas tinggi, malaria berat dan
kematian ibu hamil jarang dilaporkan (15). Gejala klinis malaria dan densitas para sitemia
dipengaruhi paritas, sehingga akan lebuh berat pada primigravida (kehamilan pertama)
daripada multigravida (kehamilan selanjutnya) 2. Pada ibu hamil dengan malaria, gejala
klinis yang penting diperhatikan ialah demam, anemia, hipoglikemia, edema paru, akut
dan, malaria berat lainnya. Beberapa Sifat Perbandingan Dan Diagnostik Pada Empat
Spesies Plasmodium Pada Manusia.
Sifat falciparum P. vivax P. ovale P. malariae
Daur 5,5 hari 8 hari 9hari 10-15 hari
praeritrosit
Hipnozoit - + + -
Jumlah merozoit 40.000 10.000 15.000 15.000
hati

Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam


Eritrosit yg Muda dan Retikulosit Retikulosit Normosit
dihinggapi normosit dan normosit dannormosit
muda
Pembesaran - ++ + -
eritrosit

Titik-titik Maurer Schuffner Schuffner Ziemann


eritrosit (james)
Pigmen Hitam Kuning Tengguli tua Tengguli
tengguli hitam
Jumlah merozoit 8 – 24 12 – 18 8 – 10 8
Daur dalam 10 hari 8-9 hari 12-14 hari 26-28 hari
nyamuk pada
27°C
D.  Penanganan Malarian pada ibu hamil
Infeksi malaria P. falciparum pada ibu hamil dalam trimester pertama kehamilan harus
dirawat dengan quinine (Kina). Setelah trimester II kehamilan maka ACT (amodiaquine dan
artesunat) akan digunakan untuk perawatan malaria.
Kombinasi artesunat-amodiaquin, mekanisme kerjanya dapat meningkatkan efikasi,
memperlambat resistensi, dapat membunuh parasit dengan konsentrasi yang tinggi dan
menurunkan penyebaran malaria. Terapi Terkini Malaria Falciparum menggunakan terapi
"artemisinin combination therapy (ACT)". Pedoman pengobatan malariafalciparum pada ibu
hamil dapat dilihat sbb. Pengobatan malaria falciparum pada kehamilan Trimester II dan III
Har
Jenis obat Jumlah tablet per hari
i
40-60 kg > 60 kg
Artesunat 3 4
H1
Amodiaquine 3 4
Artesunat 3 4
H2
Amodiaquine 3 4
Artesunat 3 4
H3
Amodiaquine 3 4
Sumber: Kebijakan penanganan malaria pada ibu hamil di daerah endemis (Depkes. RI, 2009)
BAB III
STUDY KASUS

Asuhan Kebidanan pada Ny “F” 25 thG1 P0 A0


usia kehamila 24 minggu dengan
Penyakit Malaria 

 NO. REGISTER  : 2010101050 Tanggal/jam : 5 Desember 2017/10.00 WIB

SUBYEKTIF
Biodata  Istri                                                      Suami
Nama               :  Ny.Y                                      TN.A

Umur               : 25 tahun                                  30 tahun

Agama             : Islam                                       Islam

       Suku/bangsa    : Jawa/ Indonesia                    Jawa/Indonesia

Pendidikan      : S1 PGSD                                DIII-Ekonomi

Pekerjaan         : Guru SD                                      PNS

Alamat             : Jl.Pemuda no 30 Bantul           Jl. Pemuda no.30 Bantul

 Alasan Kunjungan saat ini:  Ibu ingin memeriksakan kehamilan dan karena jadwal 
kunjungan ulang.
1. Riwayat Menstruasi    : 
HPL :  27 Maret 2018 Menarche umur 13 tahun, siklus 28 hari, lama 7 hari, banyaknya 150
cc, sifat darah khas, keluhan tidak ada
2. Riwayat Perkawinan   :
Menikah umur 23 tahun, pernikahan ke 1 lama pernikahan 1 tahun. Menikah syah.
3. Riwayat kehamilan ini :
a) Tanda-tanda kehamilan: ibu mengatakan sudah 1 bulan tidak haid, kemudian dilakukan
PP test dan hasilnya (+)  pada tanggal  1 Agustus 2017
b) Pergerakan janin pertama : pada usia kehamilan 20 minggu ibu mengatakan sudah
merasakan ada gerakan janin.
c) Keluhan yang dirasakan selama hamil dan penanganannya :
TM I     : mual, muntah, pusing,
TM II    : menggigil, sakit kepala ,lesu,demam, pucat, muka merah, kulit panas dan
kering, nyeri kepala, muntah-muntah
TM III  : -
d) Imunisasi
TT I tanggal            : 20 September 2017
TT II tanggal          : 20 Oktober 2017
e) Konsumsi F
4. Riwayat Obstetri     : G1 P0 A0
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Hami Persalinan Nifas


l ke - Lahi Umur Jenis penolon komplika J BB Laktas Komplika
r kehamila persalina g si K lahi i si
n n r
Ini - - - - - - - - -

6. Riwayat Konstrasepsi
No. Jenis Pasang Lepas
kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
- - - - - - - - - -

7. Riwayat Kesehatan
 Penyakit yang pernah di derita oleh ibu dan suami : Ibu mengatakan sebelumnya belum
pernah menderita penyakit apapun, tetapi sekarang ini ibu menderita penyakit malaria.
Suami tidak pernah menderita penyakit apapun.
 Penyakit yang pernah diderita oleh keluarga : ibu mengatakan  Keluarga ada yang menderita
anemia dan hipertensi
 Riwayat keturunan kembar : Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
a) Pola Nutrisi
Makan : 3 kali sehari, porsi sedang, jenis nasi,sayur, lauk pauk, dan buah keluhan:-
Minum : 8 kali sehari, 1 gelas, jenis air putih, teh, susu
b) Pola eliminasi
BAB     :    1 kali sehari, warna kuning, konsistensi lembek, bau khas, keluhan tidak ada.
BAK  :    5 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas, keluhan tidak ada.
c) Pola istirahat   :    7 jam per hari, keluhan kadang susah tidur
d) Pola Seksualitas :  2 kali seminggu, keluhan kadang terasa sakit
e)  Personal Hygiene: mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari, mencuci rambut 3 kali
seminggu, ganti pakaian 2 kali sehari
f) Pola aktivitas : Ibu melakukan kegiatan sehari-hari seperti memasak, menyapu, mencuci dan
melakukan jalan-jalan pagi.
9. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
a) Merokok          : Ibu mengatakan tidak merokok, tetapi suami merokok
b) Minum Jamu    : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu-jamuan.
c) Minum-minuman beralkohol dll : Ibu mengatakan tidak pernah minum-minuman beralkohol
10. Riwayat Psikososialspiritual dan ekonomi :
 Ibu, suami dan keluarga senang dengan kehamilan ini
 Kelurga mendukung kehamilan ini
 Ibu mengikuti kegiatan arisan, pengajian dan PKK di desa
  Ibu mengerjakan sholat 5 waktu
 Ibu berencana akan memberikan ASI eksklusif
 Ibu berencana akan melahirkan di BPS Yana
 Ibu akan merawat bayinya sendiri, dibantu suami
 Ibu sudah mempersiapkan biaya persalinan
11. Hewan peliharaan dan keadaan lingkungan : Di rumah ibu memelihara ayam dan itik,    
lingkungan tempat tinggal ibu bersih, aman dan nyaman
OBYEKTIF
 Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum     : Baik                     Kesadaran       : Komposmentis
2. Vital Sign
a) Suhu              : 38,5 0C
b) Nadi              : 80 kali /menit
c)  TD                 : 150/100 mmHg
d) Respirasi       : 20 kali / menit
3. Antopometri
a) BB sebelum hamil: 50 kg               BB selama hamil : 60 kg
b) TB     : 155 cm
c) LILA            : 23 cm
 Pemeriksaan Fisik
a) Kepala          : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe
b) Rambut         : hitam, bersih, tidak rontok
c)  Wajah          : pucat, tidak ada edema, ada kloasma gravidarum
d) Hidung         : tidak ada polip, tidak ada perdarahan
e)  Mulut          : bersih, tidak ada luka
f) Bibir             : tidak ada stomatitis, pucat
g)  Gigi             : tidak ada karises      
h) Lidah            : tidak ada stomatitis, bersih 
i) Gusi              : tidak berdarah,
j) Leher            : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,limfe dan pelebaran vena jugularis.
k) Telinga         : simetris, tidak ada serumen, bersih
l) Payudara      : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada pembekakan
m) Puting           : menonjol, tidak lecet
n) Pengeluaran  : belum ada kolostrum
o) Areola           : Bersih, hiperpigmentasi
p) Abdomen      : Simetris, tidak ada bekas luka, pembesaran sesuai umur kehamilan,ada linea
Nigra
 Pemeriksaan Palpasi Leopold
a) Leopold I: Fundus terisi bagian yang lunak kurang melenting dan kurang bundar kesimpulan
bokong.
b) Leopold II      : Teraba keras, mendatar seperti papan di sebelah kiri kesimpulan punggung
kiri.
c) Leopold III     : Perut bagian bawah teraba bulat, keras, melenting. Kesimpulan presentasi
kepala.
d) Leopold IV     : 
TFU                 : setinggi pusat, 24 cm di atas sympisis
DJJ                  : 120/ menit
TBJ                  : ( TFU-12) x 155 = (24-12) x 155 = 12 x 155= 1860 gram
Genitalia          : tidak ada odem, tidak ada varises,
Anus                : tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas dan bawah    : simetris, tidak ada oedem, jumlah jari normal
 Data Penunjang   
a) Pemeriksaan Laboratorium    
 Tanggal           :  3 Desember 2010
 Hasil                : (+) Positif, terkena malaria dengan Hb : 10 gr %
b) Pemeriksaan Penunjang lain    : USG/ foto Rontgen, hasil tidak dilakukan
c) Catatan Medik Lain    : -

ASSESMENT :
Ny “ F” usia 25 tahun G2 P1 A0 Ah1usia kehamilan 24 minggu dengan penyakit malaria
PLANING     
tanggal : 5 Desember 2017            Pukul : 10.00 WIB
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan
TD                   : 150/100 mmHg
Suhu                : 38,50 C
Nadi                : 80 kali/menit
Respirasi          : 20 kali/menit
2. Menganjurkan kepada ibu untuk
 Memperbanyak istirahat di rumah agar ibu tidak terlalu kecapaian
  Memperbaiki status gizi ibu dengan menerapkan gizi seimbang yaitu terdiri dari, sumber
tenaga (karbohidrat), sumber vitamin dan mineral ( buah dan sayur). Sumber tenaga ( lauk
pauk baik nabati maupun hewani), dan susu, serta memilih makanan mudah cerna.
Ibu mengerti dan melaksanakan apa yang dikatakan bu bidan
 Memberikan susu ibu hamil untuk memperbaiki status gizi ibu hamil
Ibu mengerti apa yang disampaikan bidan
3. Menyiapkan orang untuk donor darah jika sewaktu-waktu diperlukanPerlindungan pribadi untuk
mencegah kontak dengan vektor, misal : pemakaian kelambu.
4. Pemeriksaan hemoglobin dan parasitologi malaria setiap bulan.
5. Pemberian tablet besi dan asam folat serta imunisasi TT lengkap
6.  ibu hamil dengan malaria, pada kunjungan ANC pertama diberi pengobatan dosis terapeutik anti
malaria
Memberikan Suplemen besi : 300 mg sulfas ferrosus (60 mg elemen besi)/hari, dan 1 mg folic
acid/hari. Untuk pengobatan anemia moderat (Hb 7-10 g/dl) diberikan dosis besi 2x lipat.Periksa
Hb setiap kali kontrol.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Malaria adalah penyakit parasit yang resikonya lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan
dengan mereka yang tidak hamil, terutama selama kehamilan pertama yang dapat
menyebabkan infeksi plasenta, abortus, meninggal dalam kandungan, anemia dan berat badan
lahir rendah. Pengaruh utama malaria selama kehamilan adalah terutama pada ibu dan
janinnya. 
 Pada ibu dengan infeksi plasmodium falciparum dapat terjadi komplikasi berat seperti
demam, anemia, hipoglikemia, malaria otak, edema paru merupakan yang utama
mempengaruhi wanita-wanita dengan kekebalan rendah.
 Pada malaria plasenta dapat menyebabkan kematian janin, abortus, hiperpireksia,
prematuritas dan berat badan lebih rendah.

Kontrol malaria selama kehamilan dapat dilakukan secara kemoprofilaksis, kemoterapi,


mengurangi kontak dengan vektor dan vaksinasi.

B. Saran
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit Malaria adalah dengan mengkombinasikan
cara-cara yang disebut dengan “3M Plus”, yaitu :
 Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di
dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
 Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke
tempat itu untuk bertelur.
 Menimbun / mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan
dijadikan tempat nyamuk bertelur.

Anda mungkin juga menyukai