1 Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia
organik.Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi
molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung
pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah
lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
KOENZIM
Koenzim adalah suatu molekul organik yang merupakan kobaktor non protein
dari enzim, yang dibutuhkan untuk fungsi katalitiknya. Kobaktor enzim walaupun
jumlahnya kecil dalam sel tetapi sangat esensial bagi kerja beberapa enzim, dan oleh
karena itu memegang peranan.
KLASIFIKASI ENZIM :
Sistem penamaan enzim sekarang tetap menggunakan –ase, namun ditambahkan pada
jenis reaksi yang dikatalisisnya. Contoh: enzim dehidrogenase mengkatalisis reaksi
pengeluaran hidrogen, enzim transferase mengkatalisis pemindahan gugus tertentu.
Untuk menghindari kesulitan penamaan karena semakin banyak ditemukan enzim
yang baru, maka International Union of Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sistem
penamaan yang kompleks tetapi tidak meragukan berdasarkan mekanisme reaksi.
Namun sampai sekarang masih banyak buku-buku yang masih menggunakan sistem
penamaan lama yang lebih pendek
Peningkatan enzim hati pada bayi dapat menunjukkan masalah kesehatan yang serius.
Enzim utama yang digunakan untuk memeriksa kerusakan hati adalah AST, atau
aspartat transaminase, dan ALT, dan alanin transaminase. Menurut Lab Test Online,
ALT berguna dalam deteksi dan diagnosis penyakit hati karena dilepaskan ke dalam
aliran darah sebelum tanda-tanda yang lebih jelas dari penyakit hati muncul. ALT
dapat membantu metabolisme protein dalam tubuh. Pada kondisi normal, kadar ALT
di dalam darah adalah rendah. Tingginya kadar ALT mengindikasikan adanya
kerusakan hati. Sedangkan enzim AST berperan dalam metabolisme alanine. AST
ditemukan dalam kadar yang tinggi di sel-sel hati, jantung, dan otot-otot lainnya. Jika
dalam darah AST tersebut ditemukan dengan kadar yang tinggi, hal tersebut juga
mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati.
Peningkatan enzim hati menunjukkan kerusakan atau peradangan pada sel-sel di hati.
Sedikit peningkatan enzim hati dapat mendahului gejala penyakit hati. Tingginya
kadar enzim hati menunjukkan hepatitis. Penyebab paling umum dari peningkatan
enzim hati pada bayi termasuk virus hepatitis (A, B, dan C), infeksi virus Epstein-
Barr, yang menyebabkan mononucleosis; dan sitomegalovirus, mikroba yang dapat
menyebabkan kelahiran prematur, kejang, sakit kuning, dan peningkatan enzim hati.
Penyebab lain dari peningkatan enzim hati pada bayi termasuk atresia bilier dan
penyakit hati autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh sendiri menyerang jaringan
hati.
Gejala-gejala penyakit hati, yang sesuai dengan ketinggian enzim hati, termasuk
penyakit kuning, atau semburat kekuningan pada kulit, pembesaran hati, yang pada
bayi dapat menyebabkan distensi abdomen, mual, muntah, dan penurunan berat
badan. Bayi dengan penyakit hati yang progresif dan peningkatan enzim hati kronis
dapat menderita hipertensi portal, tekanan darah tinggi yang abnormal dari pembuluh
darah yang memasok hati, yang dapat menyebabkan distensi abdomen dan
perdarahan dari pembuluh darah di kerongkongan dan ensefalopati hati, serta
memburuknya fungsi otak yang menyebabkan kebingungan, mengantuk, kehilangan
kesadaran dan bahkan koma.
Selain orang dewasa, bayi juga bisa terserang penyakit hati yang secara umum
gejalanya berupa kuning. Di antara banyaknya penyakit hati pada bayi, atresia bilier
merupakan penyakit yang paling fatal. Penyakit hati yang sudah parah umumnya
ditandai dengan bayi kuning dan feses pucat. Maka dari itu, para orang tua perlu
waspada jika bayi masih kuning padahal usianya sudah dua minggu lebih