Anda di halaman 1dari 28

Enzim

Kelompok 4
Alifia Nur’aini Puspita Salsabella
Ni’ma chusnatul Aufa Dwi Yuni Astuti
Ayu Anisa Julia Fahrunisya syabillah
Fanny Aulia Pratama Selvi Sanditia
Deswari Olivia Yustina Destria Nur Khasanah
Raihan Ghalluh Rakasiwi
Apa itu Enzim ?

Enzim merupakan biokatalisator/katalisator


organic yang diproduksi oleh makhluk hidup
untuk mengkatalisis dan mengendalikan reaksi
kimia yang penting dalam tubuh makhluk hidup
tersebut.
Enzim mempunyai spesifisitas katalitik yang
tinggi yang ditentukan oleh gugs fungsi pada
situs aktifnya. Enzim hanya mengkatilisis reaksi
secara termo-dinamika, yaitu berdasarkan
pelepasan enzim bebas.
Enzim terdapat 2 bagian :

Apoenzim Kofaktor
( Bagian Protein ) ( Bagian Non Protein )
Apoenzim sangat menentukan fungsi bokatalisator
Bagian dari enzim. Bagian ini akan rusak pada suhu
Protein terlampau panas atau bersifat termolabil.

kofaktor atau gugus prostetik, yang dapat berupa


senyawa organic (koenzim) atau senyawa non organic,
Bagian seperti ion-ion logam. Gugus prostetik ini berukuran
Non kecil, tahan panas (termostabil), dan diperlukan enzim
Protein untuk aktifitas katalitiknya. Gabungan kedua bagian ini
membentuk holoenzim, yaitu bentuk enzim yng
sempurna dan aktif
Fungsi Pokok Enzim

Mempercepat atau memperlambat reaksi


1 kimia.

Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-


2 beda dalam waktu yang sama.
Rusak jika
dipanaskan
Bersifat
Koloid Bekerja
Spesifik

Bekerja
Bolak-Balik Sifat-sifat Sebagai
Enzim Katalis

Bereaksi
Dibutuhkan dengan
Sedikit Dipakai Subtrat
berulang Asam/Basa
kali
Karakteristik Enzim

Suhu

Factor-faktor yang pH
mempengaruhi
aktivitas enzim.

Aktifator
&
Konsentrasi Inhibitor
Substrat Konsentrasi
enzim
1. Suhu

 Enzim dapat mempercepat terjadinya reaksi kimia pada suatu sel


hidup. Dalam batas-batas suhu tertentu, kecepatan reaksi yang
dikatalisis enzim akan meningkat seiring dengan naiknya suhu.
 Aktifitas enzim akan bertambah dengan naiknya suhu sampai
tercapainya aktivitas optimum. Suhu yang terlalu tinggi akan
menyebabkan enzim terdenaturasi. Pada suhu 0oC, enzim menjadi
tidak aktif dan dapat kembali aktif pada suhu normal.
 Kenaikan suhu lebih lanjut akan mengakibatkan menurunnya
aktifitas enzim dan pada akhirnya merusak enzim.
2. pH

 Perubahan pH akan mempengaruhi kecepatan reaksi enzim,


karena berubahnya derajat ionisasi gugus asam dan basa dari
enzim. Untuk kebanyakan enzim, terdapat rentang pH optimum
dimana aktifitas enzim berlangsung secara optimum dan
mempunyai stabilitas yang tinggi.
 Sebagian besar enzim mempunyai pH optimum yang mendekati
netral, sebagian kecil lainnya mempunyai pH optimum yang sangat
rendah (sekitar 2,0) atau sangat tinggi (sekitar 9,0).
3. Konsentrasi Enzim

 Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan


meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Namun, hasil
hidrolisis substrat akan konstan dengan naiknya konsentrasi
enzim. Dapat dikatakan bahwa kecepatan reaksi enzimatik
berbanding lurus dengan konsentrasi enzim. Hal ini disebabkan
penambahan enzim sudah tidak efektif lagi.
4. Konsentrasi
Substrat

 Kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim sangat dipengaruhi


oleh konsentrasi substrat. Pada konsentrasi substrat yang sangat
rendah, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim juga sangat
rendah. Sebaliknya, kecepatan reaksi akan meningkat dengan
meningkatanya konsentrasi substrat sampai tercapai titik tertentu,
yaitu titik batas kecepatan reaksi maksimum. Setelah titik batas,
enzim menjadi jenuh oleh substratnya, sehingga tidak dapet
berfungsi dengan cepat. Pembatas kecepatan enzimatis ini adalah
kecepatan penguraian kompleks enzim-substrat menjadi produk
dan enzim bebas.
5. Aktifator
dan Inhibitor

 Beberapa enzim memerlukan aktivator dalam reaksi katalisnya.


Activator adalah senyawa atau ion yang dapat meningkatkan
kecepatan reaksi enzimatis. Inhibitor merupakan suatu zat kimia
tertentu yang dapat menghambat aktivitas enzim.
 Pada umumnya cara kerja inhibitor adalah dengan menyerang sisi
aktif enzim sehingga enzim tidak dapat berikatan dengan substrat
sehingga fungsi kataliknya terganggu.
 Aktivitas enzim yang dipengaruhi oleh kofaktor, yaitu komponen
non protein dari enzim yang menentukan aktivitas kataliknya.
Kofaktor ini dapat berupa senyawa organic yang disebut koenzim
atau senyawa non organic seperti ion logam. Ion-ion logam pada
umumnya ditambahkan dalam bentuk garam.
PENGGOLONGAN ENZIM
1. Berdasarkan Tempat Bekerjanya
a. endoenzim
b. eksoenzim
2. Berdasarkan cara terbentuknya
a. enzim konstitutif
b. enzim adaptif
3. Berdasarkan sistem penamaan enzim internasional dari IUB
a. Oksidoreduktase, mengkatalisis reaksi oksidasi reduksi
b. Transferase, mengkatalisis pemindahan suatu gugus tertentu
c. Hidrolase, berperan dalam reaksi hidrolisis
d. Liase, mengkatalisis penghilangan gugus tertentu dari substrat
e. Isomerase, semua enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi
f. Ligase, berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia
ENZIM-ENZIM YANG DIGUNAKAN
UNTUK DIAGNOSIS
Beberapa enzim umum sekali  Fosfatase asam
digunakan untuk tujuan diagnosis.  Glutamil transferase
Enzim-enzim itu adalah:  Glutamate dehidrogenase
 Alanin aminotransferase
 Isositrat dehidrogenase
(ALT) atau glutamat piruvat
transaminase (GPT)  Kimotripsin
 Aldolase
 Kolinesterase
 Amylase-α
 Kreatinkinase
 Aspartat aminotransferase
 Laktat dehidrogenase (LDH)
(AST) atau glutamate  Lipase
oksaloasetat transaminase  5’-nukleotidase
(GOT)  Tripsin
 Fossfatase alkali
MACAM-MACAM ENZIM YANG UMUM
DIGUNAKAN PROSES DIAGNOSIS
1. Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) /
Aminotransferase Asparat (AST)
Aminotransferase asparat/transaminase oksaloasetat
glutamat serum (AST/SGOT) merupakan enzim yang
sebagian besar ditemukan dalam otot jantung dan hati,
sementara dalam konsentrasi sedang dapat ditemukan
pada otot rangka , ginjal, dan pankreas. Konsentrasinya
yang rendah terdapat dalam darah, kecuali jika terjadi
cedera selular, kemudian dalam jumlah yang banyak,
dilepas ke dalam sirkulasi.
2. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
(SGPT) / Aminotransferase Alanin (ALT)
Aminotransferase alanin (ALT)/SGPT
merupakan enzim yanng utama banyak di
temukan pasa sel hati serta efektif dalam
mendiagnosis destruksi hepatoselular. Enzim ini
juga di temukan dalam jumlah sedikit pada otot
jantung, ginjal, serta otot rangka.
3. Amilase Dengan Isoenzim (serum)
Amilase adalah enzim yang berasal dari pankreas, kelenjar ludah,
dan hepar. Fungsinya adalah mengubah zat tepung menjadi gula.
Pada pankreatitis akut, kadar amilase serum meningkat menjadi
dua kali lipat kadar normalnya. Peningkatan kadarnya dimulai 2
sampai 12 jam setelah awitan, memuncak dalam 20 sampai 30 jam,
dan kembali ke kadar normalnya dalam 2 sampai 4 hari.
Pankreatitis akut sering dikaitkan dengan inflamasi, nyeri yang
berat, dan nekrosis akibat enzim pencernaan (termasuk amilase)
yang keluar ke jaringan di sekitarnya.
4. Lipase (serum)
Lipase adalah enzim hidrolase yang
menguraikan ikatan ester dalam lemak, yang
terbentuk antara gliserol dan asam lemak rantai
panjang. Ikatan ester yang diuraikan adalah
yang terdapat antara asam lemak tersebut
dengan atom Cα, yaitu atom C1 atau 3. Sebagai
hasilnya, terbentuklah dua asam lemak bebas
dan β atau 2-monoasilgliserol.
5. Fosfatase Asam
Fosfatase asam (acid phosphatase, ACP). Fosfatase
asam bekerja pada pH yang lebih kecil dari 7.
Rentangan pH yang memenuhi syarat ini tentu saja
banyak sekali. Akan tetapi, enzim terpenting di dalam
kelompok ini, yaitu fosfatase asam yang berasal dari
kelenjar prostat, bekerja pada pH tertentu, yaitu disekitar
5. Enzim ini adalah enzim lisosom, sehigga terdapat di
semua sel yang mempunyi lisosom, kecuali sel darah
merah.
6. Fosfatase Alkali (Alkaline Phosphatase, ALP)
Dengan Isoenzim (serum)
Fosfatase alkali (ALP) merupakan enzim yang
diproduksi terutama olah hati dan tulang; enzim ini juga
dapat berasal dari usus, ginjal, dan plasenta. Pengujian
ALP berguna untuk menentukan apakah terdapat
penyakit hati dan tulang. Jika terjadi kerusakan ringan
pada sel hati, kadar ALP mungkin agak naik, tetapi
peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut.
7. Laktat Dehidrogenase (LDH)
Laktat Dehidrogenase (Lactic
dehydrogenase, LDH) adalah enzim
intraseluler yang terdapat hampir semua
sel yang bermetabolisme, dengan
konsentrasi tertinggi ditemukan di jantung,
otot rangka, hati, ginjal, otak, dan sel darah
merah (SDM).
8. Kreatin Fosfokinase (serum), Isoenzim
CPK (serum) Kreatin Kinase (CK)
Kreatin fosfokinase (creatine
phosphokinase, CPK) juga dikenal sebagai
kreatin kinase (creatine kinase, CK),
merupakan enzim yang ditemukan dalam
konsentrasi tinggi pada otot jantung dan
otot rangka dan dalam konsentrasi rendah
pada jaringan otak.
9. Gamma-Glutamil Transferase (GGT) serum
Enzim gamma-glutamil transferase (gamma glutamyl
transferase, GGT) ditemukan terutama dalam hati dan
ginjal, sementara kuantitas yang lebih rendah ditemukan
dalam limpa, kelenjar prostat dan otot jantung. GGPT
merupakan uji yang sensitif untum mendeteksi beragam
jenis penyakit parenkim hepar (hati). Kadarnya dalam
serum akan meningkat lebih awal dan akan tetap
meningkat selama kerusankan sel tetap berlangsung.
KESIMPULAN
Enzim adalah molekul protein yang mengatalisis reaksi kimia
tanpa mengalami perubahan secara kimiawi. Enzim mengatur
metabolisme dengan ikut serta pada hampir pada semua fungsi sel.
Setip enzim bersifat spesifik bagi substrat yang diubahnya menjadi
suatu produk tertentu. Pada dasarnya, terdapat ribuan enzim yang
berlainan, tetapi hanya beberapa yang secara rutin diperiksa untuk
diagnosis klinis.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang
sama.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai