Anda di halaman 1dari 28

Penanganan

Malaria
Ringan
Kelompok III
Nama Kelompok :

1. Eufrasia Kristina Sanca Nahak (2007010168)


2. Katharina Febrianti Dalung (2007010091)
3. Dian Artika Sari (2277700067)
4. Niniek Windarti Anin (2007010198)
5. Yopi Ratulolo (2007010045)
6. Arianty Samarina Nau (2007010018)
7. Marini Aprilia Ndun (2007010031)
8. Melinda Christine Puspita Dewi (2007010193)
9. Westi Wira Pong Mestuni (2007010044)
Pengertian Malaria Ringan
Malaria ringan merupakan infeksi malaria yang
disebabkan oleh plasmodium falciparum tanpa
adanya komplikasi yang sering ditandai dengan
adanya Gejala seperti demam, dan menggigil, juga
dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare,
nyeri otot atau pegal-pegal. Di daerah yang
mempunyai tingkat penularan sangat tinggi
(hiperendemik) seringkali penderita tidak
mengalami demam. Gejala-gejala ini timbul sangat
bervariasi tergantung daya tahan tubuh penderita
dan gejala spesifik dari mana parasit berasal.
Etiologi
Ada empat jenis spesies
parasit malaria di dunia yang
.
Ada 2 jenis makhluk yang berperan dapat menginfeksi sel darah
besar dalam penularan malaria yaitu
parasit malaria (yang disebut
merah manusia, yaitu:
Plasmodium) dan nyamuk anopheles
betina. Parasit malaria memiliki siklus
1. Plasmodium falciparum
hidup yang kompleks, untuk
kelangsungan hidupnya parasit tersebut 2. Plasmodium vivax
membutuhkan host (tempatnya
3. Plasmodium malariae
menumpang hidup) baik pada manusia
maupun nyamuk, yaitu nyamuk 4. Plasmodium ovale
anopheles.
Keempat spesies parasit malaria tersebut menyebabkan
jenis penyakit malaria yang berbeda, yaitu:

1. Plasmodium falciparum
Menyebabkan malaria falsiparum (disebut juga malaria tropika).

2. Plasmodium vivax
Menyebabkan malaria tertiana.

3. Plasmodium malariae
Menyebabkan malaria quartana.

4. Plasmodium ovale
Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan
2
Pasifik Barat. Lebih ringan, Seringkali sembuh tanpa pengobatan. itle. P5
Book T
Siklus Parasit Malaria
• Silkus Pada Manusia • Siklus Pada Nyamuk Anopheles
Betina
Ketika nyamuk anoples betina (yang mengandung
parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar Betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk
sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke malaria betina dan melanjutkan siklus
dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium
hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon
sporogoni). Didalam lambung nyamuk,
jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer).
Setelah sel hati pecah, akan keluar terjadi perkawinan antara sel gamet jantan
merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro
membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium gamet) yang disebut zigot. Zigot berubah
eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda menjadi ookinet, kemudian masuk ke
sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dinding lambung nyamuk berubah menjadi
dan keluar merozoit. Sebagian besar Merozoit ookista. Setelah ookista matang kemudian
masuk kemabli ke eritrosit dan sebagian kecil
pecah, keluar sporozoit yang berpindah ke
membentuk gametosit jantan.
kelenjar liur nyamuk dan siap untuk
ditularkan ke manusia.
Lanjutan…
• Khusus P. vivax dan P
ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel
hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati –disebut hipnosit-.
Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit,
apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress
atau perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan
siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali
gejala penyakit.
• Pada P
Falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di
otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi.
Plasmodium Falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua – bila jaringan tersebut berada di
dalam otak- peristiwa ini disebut sekustrasi. Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan
plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami sekuestrasi.
Gejala Klinis
Gejala malaria tanpa komplikasi
biasanya berlangsung selama 6 – 10 jam
atau bisa terjadi dalam waktu yang lebih
lama bahkan bisa lebih rumit. Meskipun
disebut malaria ringan, sebenarnya gejala
yang dirasakan penderitanya cukup
menyiksa (alias cukup berat). Gejalanya,
antara lain tubuh merasakan sensasi dingin
dan menggigil dan demam. Pada malaria
ringan biasanya menimbulkan gejala yang
cukup ringan dan ia tidak sampai merusak
fungsi organ. Namun, gejala malaria ini bisa
saja berubah menjadi malaria berat jika
tidak segera ditangani. Terutama jika pasien
memiliki sistem kekebalan tubuh yang tidak
baik.
Gejala malaria ringan
(malaria tanpa komplikasi)
Gejala malaria yang utama
selain demam, dan menggigil,
juga dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare, nyeri otot
atau pegal-pegal, Kejang,
biasanya terjadi pada penderita
malaria di usia muda, tubuh
berkeringat diiringi dengan
kelelahan.

MALARIA RINGAN
Manifestasi umum malaria adalah sebagai berikut:
1. Masa inkubasi
Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit, beratnya
infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes. Selain itu juga
cara infeksi mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya transfuse
darah yang mengandung stadium aseksual).
2. Keluhan-keluhan prodromal
Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa tidak enak
badan, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot, anoreksia, perut
tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung. Keluhan prodromal
sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. malariae keluhan
prodromal tidak jelas.
Lanjutan…
3. Gejala-gejala umum
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxym) secara berurutan yang
disebut trias malaria, yaitu :
a. Stadium dingin (cold stage). Stadium ini berlangsung + 15 menit sampai dengan 1 jam.
b. Stadium demam (hot stage). Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam.
c. Stadium berkeringat (sweating stage). Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam.

Gejala klasik (trias malaria) berlangsung selama 6 – 10 jam, biasanya dialami oleh penderita yang
berasal dari daerah non endemis malaria, penderita yang belum mempunyai kekebalan (immunitas)
terhadap malaria atau penderita yang baru pertama kali menderita malaria. Malaria sebagai penyebab
infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium mempunyai gejala utama yaitu demam. Demam yang terjadi
diduga berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh terbentuknya
sitokin atau toksin lainnya.
Cara Penularan
Penyakit malaria ditularkan
Exam
melalui dua cara, yaitu : conten
t

1
Penularan secara alamiah
(natural infection)

Penularan secara alamiah adalah infeksi


parasit malaria yang dimasukan oleh
nyamuk anopheles melalui gigitan yang
mengandung sporozoit malaria kedalam
tubuh manusia. Penularan ini terjadi
melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
2 Penularan yang tidak alamiah
Penularan tidak alamiah adalah
penularan malaria bukan melalui gigitan
nyamuk Anopheles, terdiri dari :
a. Malaria bawaan (congenital).
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena
ibunya menderita malaria. Penularan terjadi
melalui tali pusat atau placenta.

b. Secara mekanik

Penularan terjadi melalui transfusi darah atau


melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum
suntik banyak terjadi pada para morfinis yang
menggunakan jarum yang tidak steril lagi.
PENANGANAN
MALARIA RINGAN
Penangan malaria ringan dibedakan menjadi 5 yaitu :
1. Pencegahan Primer, yaitu pencegahan yang dilakukan melalui tindakan
terhadap manusia.
2. Kemopropilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium Sp) Kemopropilaksis
merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah risiko jatuh sakit
jika telah didigit nyamuk yang terinfeksi Plasmodium.
3. Tindakan terhadap vector seperti ; Pengendalian secara mekanis,
Pengendalian secara biologis , dan Pengendalian secara kimia
4. Pencegahan Sekunder, Pencegahan sekunder dapat melalui diagnosis
dini yang dilakukan dengan anamnesa yang tepat untuk mengetahui
gejala klinis pada penderita, melakukan pemeriksaan laboratorium, dan
pemeriksaan penunjang.
5. Pencegahan Tersier seperti ; Penanganan akibat lanjut dari komplikasi
malaria dan Rehabilitasi mental/psikologis
Diagnosis
• Anamnesis

Keluhan utama dapat meliputi demam, menggigil, dapat


disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau
pegal-pegal. Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang
lalu ke daerah endemik malaria. Riwayat tinggal didaerah
endemik malaria. Riwayat sakit malaria. Riwayat minum obat
malaria satu bulan terakhir. Gejala klinis pada anak dapat tidak
jelas. Riwayat mendapat transfusi darah.
Untuk penderita tersangka malaria berat perlu
• Pemeriksaan fisik
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Malaria Ringan 1. Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu
diperiksa ulang setiap 6 jam sampai 3 hari berturut-turut.
Demam (pengukuran dengan termometer ≥
37,5°C), Konjungtiva atau telapak tangan 2. Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3 hari
pucat, Pembesaran limpa (splenomegali), dan berturut-turut tidak ditemukan parasit maka diagnosis
malaria disingkirkan.
Pembesaran hati (hepatomegali).
b. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid
Pemeriksaan laboratorium
Diagnostic Test)
a. Pemeriksaan dengan mikroskop Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit
malaria, dengan menggunakan metoda imunokromatografi,
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis
dalam bentuk dipstik Tes ini sangat bermanfaat pada unit
di Puskesmas/Iapangan/rumah sakit untuk gawat darurat, pada saat terjadi kejadian luar biasa dan di
menentukan Ada tidaknya parasit malaria daerah terpencil yang tidak tersedia fasilitas lab serta untuk
(positif atau negatif),Spesies dan stadium survey tertentu. Hal yang penting lainnya adalah
plasmodium, Kepadatan parasite. penyimpanan RDT ini sebaiknya dalam lemari es tetapi tidak
dalam freezer pendingin.
Pengobatan Malaria Tanpa • Malaria Falsiparum

Komplikasi Lini pertama pengobatan malaria falsiparum


adalah seperti yang tertera dibawah ini :
Pengobatan yang diberikan adalah Lini pertama = Artesunat + Amodiakuin +
pengobatan radikal malaria dengan
membunuh semua stadium parasit yang ada di Primakuin.
dalam tubuh manusia. Semua obat anti • Pengobatan malaria vivaks, malaria ovale,
malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan
perut kosong karena bersifat iritasi lambung, malaria malariae
oleh sebab itu penderita harus makan terlebih a. Malaria vivaks dan ovale
dahulu setiap akan minum obat anti malaria.
Lini pertama pengobatan malaria vivaks
dan malaria ovale adalah seperti yang
tertera dibawah ini:
Lini Pertama = Klorokuin + Primakuin.
b. Pengobatan malaria vivaks yang relaps
Pengobatan kasus malaria vivaks relaps
(kambuh) sama dengan regimen sebelumnya
hanya dosis perimakuin ditingkatkan Klorokuin
diberikan 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan
dosis total 25 mg basa/kgbb dan primakuin
diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5
mg/kgbb/hari.

c. Pengobatan malaria malariae


Pengobatan malaria malariae cukup
diberikan dengan klorokuin 1 kali per-hari
selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg
basa/kgbb Pengobatan juga dapat diberikan
berdasarkan golongan umur penderita.
Epidemiologi Malaria
KESIMPULAN
Malaria ringan merupakan infeksi malaria yang disebabkan
oleh plasmodium falciparum tanpa adanya komplikasi yang
sering ditandai dengan adanya Gejala seperti demam, dan
menggigil, juga dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare,
nyeri otot atau pegal-pegal. Di daerah yang mempunyai tingkat
penularan sangat tinggi (hiperendemik) seringkali penderita
tidak mengalami demam. Gejala-gejala ini timbul sangat
bervariasi tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala
spesifik dari mana parasit berasal.
DAFTAR PUSTAKA  

Imelda Gernauli Purba, Rico Januar Sitorus, Anita Camelia. Promosi Kesehatan Pencegahan

Penularan Penyakit Malaria pada Masyarakat di Desa IBUL BESAR I

James Khristian Imbiri, Suhartono, Nurjazuli,(2012) Analisi Faktor Risiko Malaria Di Wilayah

Kerja Puskesmas Sarmi Kota, Kabupaten, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2

Purwaningsih S. Diagnosis Malaria. Dalam: Harijanto PN (editor). Malaria, Epidemiologi,

Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta: EGC, Hal: 185-92, 2000.

Jurnal Averrous Vol.4 No.2 2018

1
Roach, R. R. Malaria. Trop. Pediatr. A Public Heal. Concern Int. Proportions Second Ed.

4, 287–297 (2012).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai