OBAT ANTIPARARASIT
KELOMPOK 4
2018A
MIRA KESUMA 1801060
GINA PUTRI YESTA 1801062
MITTA SASMITA S 1801059
GHINA MUHARANI Y 1801067
CANTIKA RORA P 1801072
SITI NURHALIZA 1801089
VIDYAN SABDA YOGA 1801071
Golongan spiroindol
Paraherquamide A dan marcfortine A adalah anggota golongan oxindol alkaloid yang diisolasi
dari Penicillum paraherquei dan P.roqueforti. Cara kerja antelmintik golongan ini adalah
menimbulkan paralisis flasid pada cacing parasit dan sebagai antagonis kompetitif reseptor
kolin
Golongan emodepsid
Merupakan hasil fermentasi dari jamur Mycelia sterilia. Menyebabkan paralisis
otot dengan mengganggu pertukaran ion kalsium dan kalium pada otot cacing
DEFINISI INFEKSI AMUBA
Dalam bentuk konversi tersebut, obat akan bersifat sitotoksik, dan dapat berinteraksi dengan DNA
molekul, menghambat sintesis asam nukleat, dengan cara merusak DNA kuman. Kerusakan tersebut
akan berakibat degradasi DNA dan kematian sel.
Sintesis DNA dihambat dalam waktu 30 menit, dan kuman mati dalam waktu 5 jam. Apabila konversi
obat dalam sel kuman tidak dapat dilakukan, dan tidak terjadi aktifasi obat, maka dikatakan sel
tersebut sebagai sel yang resisten terhadap obat ini.
• Farmakokinetik
farmakokinetik metronidazole berupa aspek absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasinya.
pirantel pamoat
obat Pirantel Pamoat memiliki mekanisme kerja utama dengan melumpuhkan otot-otot tubuh cacing
dewasa, kemudian terjadi ekspulsi cacing.
Farmakodinamik
Farmakodinamik pirantel pamoat bekerja sebagai penghambat depolarisasi neuromuskular, yang
menginhibisi enzim asetil kolinesterase. Akibatnya, akan terjadi paralisis otot-otot tubuh cacing
secara spastik, kemudian berlanjut dengan kontraktur otot. Cacing yang mengalami paralisis akan
melepaskan cengkramannya pada dinding mukosa usus, kemudian akan dikeluarkan dari tubuh,
melalui proses alami.
Farmakokinetik
Farmakokinetik pirantel pamoat utamanya bekerja di traktus gastrointestinal,
namun hanya sedikit obat ini yang diabsorpsi
Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi adalah sakit perut, anoreksia, sakit kepala, dan pusing yang dapat timbul segera setelah pemberian
obat. Efek samping ini ringan dan sementara, dan timbulnya berhubungan dengan besar dosis. Walaupun pada pengujian tidak
ditemukan efek teratogenik, sebaiknya jangan diberikan pada wanita hamil trisemester I dan wanita menyusui. Karena itu, hati-hati
memberikan obat ini pada penderita yang memerlukan kewaspadaan. Efek samping yang paling sering terjadi adalah sakit kepala
daftar pustaka
Holden-Dye, L. dan Walker, R.J. (2007). Anthelmintic Drugs. Worm Book.
Martindale, 2009. The Complete Drug Reference, 36th ed. . Sweetman SC,
(ed). Pharmaceutical Press
Hoan Tan Tjay, drs & Kirana Rahardja.2003. Obat-obat penting , khasiat, penggunaan, efek
samping: Elexmedia Computindo
Margono S. 2008. Nematoda Usus Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta : FK UI