Anda di halaman 1dari 21

FARMAKOLOGI

OBAT ANTIPARARASIT
KELOMPOK 4
2018A
MIRA KESUMA 1801060
GINA PUTRI YESTA 1801062
MITTA SASMITA S 1801059
GHINA MUHARANI Y 1801067
CANTIKA RORA P 1801072
SITI NURHALIZA 1801089
VIDYAN SABDA YOGA 1801071

waktu presentasi : kamis ,19 maret 2020


DEFINISI MALARIA

Malaria berasal dari bahasa Italia, yang artinya mal


: buruk dan area : udara, jadi secara harfiah berarti
penyakit yang sering timbul di daerah dengan udara
buruk akibat dari lingkungan yang buruk. Selain itu,
juga bisa diartikan sebagai suatu penyakit infeksi
dengan gejala demam berkala yang disebabkan oleh
parasit Plasmodium (Protozoa) dan ditularkan oleh
nyamuk Anopheles betina. Terdapat banyak istilah
untuk malaria yaitu paludisme, demam intermitens,
demam Roma, demam Chagres, demam rawa,
demam tropik, demam pantai dan ague.
JENIS MALARIA
1. Malaria Falsiparum 3. Malaria Ovale
Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Disebabkan oleh Plasmodium ovale.
Gejala dEmam timbul intermiten dan Manifestasi klinis biasanya bersifat
dapat kontinyu. Jenis malaria ini ringan. Pola demam seperti
paling sering menjadi malaria berat pada malaria vivaks.
yang menyebabkan kematian.
4. Malaria Malariae
2. Malaria Vivaks Disebabkan oleh Plasmodium malariae.
Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang dengan
Gejala demam berulang dengan interval bebas demam3 hari.
interval bebas demam 2 hari.Telah
ditemukan juga kasus malaria berat 5. Malaria Knowlesi
yang disebabkan oleh Plasmodium Disebabkan oleh Plasmodium knowlesi.
vivax. Gejala
demam menyerupai malaria falsiparum.
Gejala MALARIA
Penyebab Malaria Disebabkan oleh gejalaDEmam
Yaitu parasit Plasmodium tergantung jenis malaria. Sifat
yang demam akut (paroksismal) yang
ditularkan melalui gigitan didahului oleh stadium
nyamuk anopheles dingin(menggigil) diikuti demam
betina. tinggi kemudian berkeringat banyak.
Dikenal 5 (lima) macam Gejala klasik ini biasanya ditemukan
spesies yaitu: pada
Plasmodium penderita non imun (berasal dari
falciparum, Plasmodium daerah non endemis).Selain gejala
vivax, Plasmodium ovale, klasik di atas, dapat ditemukan gejala
Plasmodium malariae dan lain seperti nyeri kepala, mual,
Plasmodium knowlesi. muntah, diare, pegal-pegal,dan nyeri
otot .
SIKLUS HIDUP PARASIT
MALARIA
PENJELASAN

Siklus hidup Plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus sporogoni


(siklus seksual) yang terjadi pada nyamuk dan siklus skizogoni
(siklus aseksual) yang terdapat pada manusia. Siklus ini dimulai
dari siklus sporogoni yaitu ketika nyamuk mengisap darah
manusia yang terinfeksi malaria yang mengandung plasmodium
pada stadium gametosit .Setelah itu gametosit akan membelah
menjadi mikrogametosit (jantan) dan makrogametosit
(betina).Keduanya mengadakan fertilisasi menghasilkan
ookinet .Ookinet masuk ke lambung nyamuk membentuk
ookista.Ookista ini akan membentuk ribuan sprozoit yang
nantinya akan pecah dan sprozoit keluar dari ookista. Sporozoit ini
akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, salah satunya di
kelenjar ludah nyamuk. Dengan ini siklus sporogoni telah selesai.
Siklus skizogoni terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus eksoeritrositik dan siklus
eritrositik. Dimulai ketika nyamuk menggigit manusia sehat. Sporozoit akan
masuk kedalam tubuh manusia melewati luka tusuk nyamuk. Sporozoit
akan mengikuti aliran darah menuju ke hati, sehingga menginfeksi sel hati
dan akan matang menjadi skizon . Siklus ini disebut siklus eksoeritrositik.
Pada Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae hanya mempunyai
satu siklus eksoeritrositik, sedangkan Plasmodium vivax dan Plasmodium
ovale mempunyai bentuk hipnozoit (fase dormant) sehingga siklus
eksoeritrositik dapat berulang. Selanjutnya, skizon akan pecah
mengeluarkan merozoit yang akan masuk ke aliran darah sehingga
menginfeksi eritrosit dan di mulailah siklus eritrositik. Merozoit tersebut
akan berubah morfologi menjadi tropozoit belum matang lalu matang dan
membentuk skizon lagi yang pecah dan menjadi merozoit lagi . Diantara
bentuk tropozoit tersebut ada yang menjadi gametosit dan gametosit
inilah yang nantinya akan dihisap lagi oleh nyamuk. Begitu seterusnya akan
berulang-ulang terus. Gametosit tidak menjadi penyebab terjadinya
gangguan klinik pada penderita malaria, sehingga penderita dapat menjadi
sumber penularan malaria tanpa diketahui (karier malaria).
klasifikasi obat anti malaria
• Penggolongan obat malaria
berdasarkan cara kerja obat pada siklus hidup Plasmodium (Martindale, 2009) :
a. Obat anti malaria Skizontosida darah
yang menyerang Plasmodia yang hidup di darah. Anti malaria jenis ini untuk
pencegahan dan mengakhiri serangan klinis.
Contoh : Klorokuin,
Kuinidin, Meflokuin,
Sulfonamida, Tetrasiklin, Atovakuon dan Artemisinin serta turunannya
b.Obat anti malaria Skizontosida jaringan yang membunuh Plasmodia
pada fase eksoeritrositik di hati, mencegah invasi Plasmodia dalam sel
darah. Contoh : Primakuin, Proguanil, Pirimetamin.
c. Obat anti malaria Gametosida yang membunuh stadium gametosit
di darah.
Contoh : Primakuin
d. Obat anti malaria Sporontosida. Obat ini tidak berpengaruh
langsung pada gametosit dalam tubuh manusia tetapi mencegah
sporogoni pada tubuh nyamuk.
DEFINISI CACINGAN

Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh


parasit berupa cacing. infeksi kecacingan menurut WHO
(2011) adalah sebagai infestasi satu atau lebih cacing parasit
usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. Diantara
nematoda usus ada sejumlah spesies yang penularannya
melalui tanah atau biasa disebut dengan cacing jenis STH yaitu
Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Trichuris trichiura
dan Ancylostoma duodenale (Margono 2006). Kecacingan ini
umumnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis dan
beriklim basah dimana hygiene dan sanitasinya buruk.
Penyakit ini merupakan penyakit infeksi paling umum
menyerang kelompok masyarakat ekonomi lemah dan
ditemukan pada berbagai golongan usia .
Dampak Infeksi Kecacingan
Kecacingan jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun
sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Kecacingan dapat
menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan
produktivitas penderita sehingga secara ekonomi dapat menyebabkan banyak
kerugian yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas sumber daya
manusia.

Infeksi cacing gelang yang berat dapat menyebabkan:


•Malnutrisi
•gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak
•anemia defesiensi besi
•sedangkan Trichuris trichiura menimbulkan morbiditas yang tinggi
klasifikasi obat antelmintik
• Menurut Holden-Dye dan Walker (2007), antelmintik
dibagi menjadi 6 golongan berdasarkan struktur kimia
dan mekanisme kerjanya yaitu:
Golongan piperazin
Piperazin bekerja sebagai agonis GABA pada otot cacing. Cara kerja piperazin pada
otot cacing ascaris lumbricoides adalah dengan mengganggu permeabilitas membran
sel terhadap ion-ion yang berperan dalam mempertahankan potensial istirahat,
sehingga menyebabkan hiperpolarisasi dan supresi impuls spontan disertai paralisis.
Piperazin efektif terhadap Ascaris lumbricoides dan Enterobiasis vermicularis (cacing
kremi)
Golongan benzimidazol
Benzimidazol merupakan antelmintik berspektrum luas dengan mekanisme kerja
menghambat pembentukan sitoskeleton dengan berinteraksi secara selektif
dengan ß-tubulin. Derivat benzimidazol adalah tiabendazol, mebendazol dan
albendazol
contoh : tiabendazol, mebendazol, albendazol

Golongan agonis reseptor nikotinik


Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah pirantel pamoat dan
morantel.

Golongan spiroindol
Paraherquamide A dan marcfortine A adalah anggota golongan oxindol alkaloid yang diisolasi
dari Penicillum paraherquei dan P.roqueforti. Cara kerja antelmintik golongan ini adalah
menimbulkan paralisis flasid pada cacing parasit dan sebagai antagonis kompetitif reseptor
kolin

Golongan lakton makrosiklik


Antelmintik yang termasuk golongan lakton makrosiklik adalah avermektin dan
ivermektin.

Golongan emodepsid
Merupakan hasil fermentasi dari jamur Mycelia sterilia. Menyebabkan paralisis
otot dengan mengganggu pertukaran ion kalsium dan kalium pada otot cacing
DEFINISI INFEKSI AMUBA

Amebiasis (disentri ameba, enteritis amebq


kolitis ameba, hepatitis ameba) adalah penyakit
infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit
usus golongln protozoa yaitu spesies Entamoeba
histolytica.Amoebiasis merupakan suatu keadaan terdapatnya
Entamoeba histolytica dengan atau tanpa manifestasi klinik,
dan disebut juga sebagai penyakit bawaan makanan (Food
Diseases) (Rasmaliah, 2003). Entamoeba histolytica juga dapat
menyebabkan penyakit dysentry Amoeba. Parasit ini sering
ditemukan dalam usus besar manusia, primata tertentu dan
beberapa hewan lain
Berikut beberapa masalah yang kerap mengakibatkan infeksi
amebiasis:
a. Penyediaan air bersih dan sumber air sering tercemar.
b. Tidak tersedianya jamban mengakibatkan orang-orang buang
air besar sembarangan yang akan di hinggapi oleh lalat atau
kecoak.
c. Tempat pembuangan sampah yang buruk dapat menjadi
tempat perkembangbiakan lalat yang menjadi faktor mekanik
infeksi amoeba.
Gejala-gejala klinis pada penyakit amebiasis bergantung kepada
lokalisasi serta beratnya infeksi. Penyakit disentri ameba hanya
dijumpai pada sebagian kecil penderita tanpa gejala dan tanpa
disadari sumber infeksi yang penting. Utamanya di daerah
dingin, orang dapat mengeluarkan kista lebih banyak dalam
sehari. Penderita amebiasis intestinalis sering dijumpai tanpa
gejala klinis atau perasaan tidak nyaman di bagian perut, diare,
anoreksia, dan maliase (Herbowo & Firmansyah, 2003).
klasifikasi obat antiamuba
• Penggolongan obat
Penggolongan obat amubiasid dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Amubiasid kontak atau lumen
yaitu obat yang bekerja di lumen usus atau aktif terhadap
amubiasis intestinal. Ct: dihidroemetin dan emetin
b. Amubiasid jaringan atau histolitika
yaitu obat yang bekerja pada jaringan intestinum atau organ
lainnya. Ct: diloksanidfurocid dan antibiotika
c. Amubiasid kombinasi
yaitu efektif terhadap amubiasid lumen maupun jaringan. Ct:
derivate nitroimidazol seperti metronidazole dan nimorazole.
klorokuin
4. Klorokuin
Obat ini hanya dikonsumsi seminggu sekali, dan dapat
digunakan oleh anak-anak serta ibu hamil di semua
trimester. Klorokuin diminum 1-2 minggu sebelum
bepergian hingga 4 minggu setelah pulang.
Efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan
obat ini adalah penglihatan kabur, telinga berdenging,
dan penurunan pendengaran. Saat ini, klorokuin jarang
digunakan karena banyak P. falciparum yang sudah kebal
terhadap obat ini.
metronidazole
metronidazole adalah sebagai amubisida, bakterisida, dan trikomonasida. Eliminasi terutama melalui
urinm
• Farmakodinamik
Farmakodinamik metronidazole dimulai dari konversi molekul menjadi bentuk radikal bebas short-
lived nitroso oleh reduksi intraseluler. Konversi ini terjadi di dalam sitoplasma bakteri, atau organela
spesifik protozoa, dan menyebabkan obat menjadi aktif terhadap kuman yang memiliki metabolisme
anaerob. Namun, obat juga efektif terhadap kuman yang bersifat mikroaerofili, seperti Helicobacter
pylori.

Dalam bentuk konversi tersebut, obat akan bersifat sitotoksik, dan dapat berinteraksi dengan DNA
molekul, menghambat sintesis asam nukleat, dengan cara merusak DNA kuman. Kerusakan tersebut
akan berakibat degradasi DNA dan kematian sel.

Sintesis DNA dihambat dalam waktu 30 menit, dan kuman mati dalam waktu 5 jam. Apabila konversi
obat dalam sel kuman tidak dapat dilakukan, dan tidak terjadi aktifasi obat, maka dikatakan sel
tersebut sebagai sel yang resisten terhadap obat ini.

• Farmakokinetik
farmakokinetik metronidazole berupa aspek absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasinya.
pirantel pamoat
obat Pirantel Pamoat memiliki mekanisme kerja utama dengan melumpuhkan otot-otot tubuh cacing
dewasa, kemudian terjadi ekspulsi cacing.
Farmakodinamik
Farmakodinamik pirantel pamoat bekerja sebagai penghambat depolarisasi neuromuskular, yang
menginhibisi enzim asetil kolinesterase. Akibatnya, akan terjadi paralisis otot-otot tubuh cacing
secara spastik, kemudian berlanjut dengan kontraktur otot. Cacing yang mengalami paralisis akan
melepaskan cengkramannya pada dinding mukosa usus, kemudian akan dikeluarkan dari tubuh,
melalui proses alami.

Farmakokinetik
Farmakokinetik pirantel pamoat utamanya bekerja di traktus gastrointestinal,
namun hanya sedikit obat ini yang diabsorpsi

Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi adalah sakit perut, anoreksia, sakit kepala, dan pusing yang dapat timbul segera setelah pemberian
obat. Efek samping ini ringan dan sementara, dan timbulnya berhubungan dengan besar dosis. Walaupun pada pengujian tidak
ditemukan efek teratogenik, sebaiknya jangan diberikan pada wanita hamil trisemester I dan wanita menyusui. Karena itu, hati-hati
memberikan obat ini pada penderita yang memerlukan kewaspadaan. Efek samping yang paling sering terjadi adalah sakit kepala
daftar pustaka
Holden-Dye, L. dan Walker, R.J. (2007). Anthelmintic Drugs. Worm Book.

Martindale, 2009. The Complete Drug Reference, 36th ed. . Sweetman SC,
(ed). Pharmaceutical Press

Hoan Tan Tjay, drs & Kirana Rahardja.2003. Obat-obat penting , khasiat, penggunaan, efek
samping: Elexmedia Computindo

Katzung.1989. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 3. Jakarta : Widya Medika

Margono S. 2008. Nematoda Usus Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta : FK UI

Prabowo Arlan. 2004.Penyakit Malaria. Jakarta: Puspa Swara


lampiran

Anda mungkin juga menyukai