Anda di halaman 1dari 23

TUGAS FARMAKOLOGI

KELOMPOK 1:
SOFIA NUR HUDA 1801001
ANTI PARASIT
RIMA ELFIKA 1801002
SILVI MUSFIRA 1801003
DWI YULIA NINGSIH 1801004
SRI WAHYUNI 1801006
NANDA JAYA PRATAMA 1801009
ZIANA FISKA SARI 1801029

KELAS :IV B
WAKTU : SELASA 16 MARET 2020
JAM :13:00 – 14:40
MALARIA
 Pengertian malaria
Malaria adalah penyakit yang menyerang sel
darah merah disebabkan oleh parasit
plasmodium ditularkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina
yang terinfeksi.
JENIS MALARIA
Malaria dibedakan menjadi 4 jenis :
1. Plasmodium Vivax
Plasmodium ini tersebar di daerah tropis dan sub-tropis
seluruh dunia. Hidup pada sel darah merah, siklus seksual
terjadi pada 48 jam. Menyebabkan penyakit tertian yang
ringan dimana demam terjadi setiap tiga hari. Parasit ini
bisa dorman di hati manusia “hipnozoid” dan dapat
kambuh setelah beberapa bulan bahkan tahun. (20) 
2. Plasmodium Ovale (P.o)
Ini adalah jenis malaria yang paling langka. Pada
beberapa kasus, malaria tipe plasmodium ovale bisa
kambuh. Pasalnya, parasit tersebut dapat menetap di liver
penderita selama beberapa bulan hingga 4 tahun setelah
terinfeksi nyamuk yang membawa plasmodium ovale. 
 Plasmodium Malariae
umumnya sering ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah,
Asia Tenggara, dan Afrika. Di India, malaria tipe plasmodium
malariae hanya menyerang 1% dari seluruh kasus infeksi
malaria. Meskipun tidak mematikan, malaria tipe plasmodium
malariae tetap bisa menyebabkan gejala yang sangat
mengganggu. Beberapa gejalanya yang paling umum
adalah demam tinggi dan menggigil.
 
 Plasmodium Falciparum
Plasmodium falsiparum merupakan jenis yang paling
berbahaya karena siklus perkembangan yang cepat merusak sel
darah merah dan dapat menyumbat aliran darah sehingga
dapat mengakibatkan anemia dan cerebral. Malaria ini dapat
berkembang dengan baik di daerah tropis dan sub tropis, dan
mendominasi di beberapa negara seperti Afrika dan Indonesia.
SIKLUS HIDUP PARASIT
PLASMODIUM (MALARIA)
 siklus hidup parasit plasmodium terjadi di
tubuh manusia dan nyamuk Anopheles
betina. Ada dua siklus hidup plasmodium
dalam berkembang biak yaitu
 siklus sporogoni (seksual)
 dan schizogony (tahap aseksual).
A. SIKLUS SPOROGONI
(SEKSUAL)
 Siklus hidup plasmodium di tubuh manusia (siklus aseksual) Parasit
yang masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Anopheles yang
terifeksi (sporozoid) akan menginfeksi sel di hati dan akan
melakukan replikasi aseksual menjadi schizon, schizon akan pecah
dan menghasilkan banyak merozoid biasanya sekitar 2000-40.000
tergantung dari jenis spesies, menjadi matur “merozoid” terjadi
10-14 hari sampai beberapa siklus (siklus eksoeritrositic)
 Merozoid selanjutnya akan menyebar ke dalam aliran darah dan
menginfeksi sel darah merah, pada P.vivax dan P. ovale tidak
semua parasit menyebar ke aliran darah ada yang dorman di hati
dan dapat aktif kembali. Merozoit yang menginfeksi sel darah
merah akan berkembang menjadi parasit dengan bentuk cincin
karena adanya vakuola di dalam sel parasit sehingga sel inti berada
di tepi (tropozoit). Tropozoit matur bentunya lebih besar sehingga
bentuk cincin terlihat jelas. Tropozoit kemudian bereplikasi
aseksual dengan pembelahan inti menjadi schizon yang terdiri dari
10-30 inti bergantung species parasitnya.
 Schizon yang telah matur akan pecah dan melepaskan
banyak merozoid baru yang akan menginfeksi sel darah
merah lainnya (siklus eritrositer).
 Siklus replikasi menyebabkan banyak eritrosit yang pecah
dan rusak, berulangnya replikasi dan kerusakan
menyebabkan timbulnya gejala klinis. Periode sejak gigitan
nyamuk yang infektif sampai timbulnya gejala klinis dikenal
sebagai masa inkubasi intrinsik.
 Setelah beberapa kali bereplikasi, beberapa tropozoid
berkembang menjadi gamet jantan (mikrogametosit) dan
betina (makrogamet) pada tahap inilah parasit akan
terbawa nyamuk saat menghisap darah manusia yang
terinfeksi dan akan berkembang di dalam tubuh nyamuk.
B. SIKLUS HIDUP PLASMODIUM DI
TUBUH NYAMUK (PEMBIAKAN
SEKSUAL/ SPOROGONI)
 Mikrogamet dan makrogamet yang terhisap dari
darah manusia yang terinfeksi, akan terjadi
perkawinan silang antara jantan (mikrogamet)
dan betina (makrogamet) menjadi zigot, zigot
berkembang dan memanjang menjadi ookinete
yang akan menembus dinding lambung (midgut)
selanjutnya menjadi ookista. Ookista yang telah
matur akan pecah menghasikan ribuan sporozoid
baru yang akan menyebar ke seluruh tubuh
nyamuk termasuk kelenjar ludah. Proses
perkembangan dari zigot sampai sporozoid
membutuhkan waktu 12-14 hari disebut masa
inkubasi
SIKLUS HIDUP PARASIT
MALARIA
INFEKSI CACING
Penyakit cacingan merupakan penyakit akibat
infeksi cacing yang cenderung tidak
mematikan namun menimbulkan berbagai
masalah seperti menurunnya kondisi
kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas.
Gejala Infeksi Cacing:
 sakit perut
 Diare
 Mual, muntah
 tidak nafsu makan
 hingga penurunan berat badan.
PENYEBAB INFEKSI CACING
Penyebab cacingan pada diri seseorang berbeda-beda
tergantung dari jenis cacing apa yang masuk ke
dalam tubuh,jenisnya yaitu:
 Cacing Pita

Cacing pita memasuki tubuh manusia ketika tangan


bersentuhan dengan tinja atau tanah yang
mengandung telur cacing kemudian terbawa ke
dalam mulut ketika sedang makan
 Cacing Tambang

Umumnya infeksi cacing tambang terjadi karena


bersentuhan dengan tanah di lingkungan hangat dan
lembap yang di dalamnya terdapat telur atau cacing
tambang.
 Cacing Kremi
Infeksi cacing kremi umumnya disebabkan oleh menelan telur
cacing kremi yang sangat kecil secara tidak sengaja. Telur
cacing ini sangat mudah menyebar. Bisa melalui makanan,
minuman atau jari yang terkontaminasi.
 Cacing Gelang

Cacing gelang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui


tanah yang telah terkontaminasi telur cacing.
Cara pencegahan infeksi cacing:
 Cuci tangan secara teratur
 Hindari berjalan tanpa alas kaki dan menyentuh tanah atau pasir
tanpa sarung tangan.
 Jika terkena infeksi cacing, basuh bagian anus Anda pada pagi
hari untuk mengurangi jumlah telur cacing, karena cacing biasa
bertelur pada malam hari.
 Cuci buah dan sayur dengan benar sebelum dikonsumsi
INFEKSI AMUBA
 Infeksi amuba adalah infeksi yang di
sebabkan oleh parasit yang terdapat dama
makanan atau minuman yang sudah tercemar
oleh parasit bersel tunggal (protozoa )
 Infeksi ini bisa menyerang saluran cerna
seperti usus seperti penyakit diare
KLASIFIKASI OBAT
ANTIMALARIA
Berdasar kan efek obat terhadap viabilitas parasit,
antimalaria dapat di golongkan menjadi 3
golongan

No Golongan Kerja obat


1 Satu obat yang bekerja pada Artemisin , klorokuin,
fase eritrositik asessual meflokuin , kuinin /
yang menyebabkan kuinidin
penyakit malaria Pirimetamin ,
sulfadoksin, tetrasiklin
2 Dua Dengan target bentuk Atrovakuon/ proguanil
aseksual serta tahap
primer di hati
3 tiga obat yang efektif untuk primakuin
tahap primer dan tahap
laten di hati
OBAT ANTI MALARIA BERDASARKAN
STRUKTUR KIMIA NYA
No Senyawa Obat
1 Alkaloid sinkona Kuinin, kuindin
2 4-aminokuinolin Klorokuin, amodiakuin
3 8-aminokuinolin Primakuin, tafenokuin
4 4-kuinolin karbinolamin meflokuin
5 9-fenantren metanol Holafantrin lumefantrin
6 antifolat Pirimetamin proguanil
7 sulfa Sulfon dapson sulfadoksin
8 Seskuiterpen lakton Artemisinin dan derivat
(artemet’er arteeter,
artesunat)
9 antibiotik Doksisiklin tetrasiklin
10 Analog koenzim Q atovakuon
KLASIFIKASI OBAT
ANTELMINTIK
No Jenis infeksi Obat pilihan 1 Obat pilihan
2
1 Askaris Pirantel pamoat Piperazin sitrat
mebendazol Albendazol
2 Cacing kremi Mebendazol Albendazol
pirantel pamoat
3 Cacing tambang Mebendazol Albendazol
pirantel pamoat
4 T. Trichiura membedazol Albendazol
5 S. stercolaris Ivermektin Albendazol
Tiabendazol
6 T. solium Prazikuantel -
Niklosamid
LANJUTAN
No Jenis infeksi Obat pilihan I Obat pilihan II
7 T. Saginata Prazikuantel Mebendazol
Niklosamid
8 Filaria Dietilarbamazin -
(DEC)
9 O. volvulus ivermektin -
10. S. Haematobium prazikuantel Metrifonat
11 S. mansoni prazikuantel -
12 S. japonicum prazikuantel -
KLASIFIKASI ANTI AMUBA

No Jenis infeksi Obat terpilih Obat pilihan kedua


1 Pembawa kista Iodokuinol Paromomisin atau
( asimtomatis ) diloksanid furoat
2 Infeksi usus ringan s/d Metronidazol Amubisid luminal di
sedang dilanjutkan dengan lanjutkan dengan
iodokuinol etitromisin atau
tetrasiklin
3 Infeksi usus berat Metronidazol di Amubisid luminal di
lanjutkan dengan lanjutkan dengan
iodokuinol tetrasiklin atau
dehidroemetin atau
emetin
4 Abses jaringan Metronidazol di Dehidroemetin atau
( biasanya hati ) lanjutkan degan emetin di jalnjutkan
iodokuinol dengan klorokuin atau
amubisid luminal
PROFIL FARMAKOLOGI
1. Klorokuin
 Farmakokinetik
Klorokuin sangat lipofilik.Setelah pemerian per oral,intramuskular
dan subkutan,klorokuin secara cepat diabsorbsi melalui saluran
cerna,dengan biovailabilitas yang tinggi antara 80-90%.Klorokuin
didistribusikan secara luas pada jaringan,terutama
hati,limpa,ginjal,paru,serta keotak dan sumsumtulang belakang.
Mekanisme Kerja
Klorokuin bekerja dengan cara mengganggu proses sekuesterasi heme
menjadi hemozoin.Klorokuin dan obat yang sejenis berikatan dengan
heme,menghambat proses detoksikasi yang selanjutnya menghasilkan
kompleks yang mematikan bagi membran dan enzim di vakuola
makanan parasit.
Indikasi
Untuk mengatasi kondisi malaria akut
2. Pirantel Pamoat
Farmakologi
Merupakan turunan tetrahydropyrimidine yang
berkhasiat sebagai antelmintik.obat ini bekerja
dengan cara menimbulkan depolarisasi pada otot
cacing sehingga terjadi pelepasan asetilkolin dan
penghambatan kolinestrese.
Efek samping: hilangnya nafsu makan,kejang
perut,mual,muntah,diare,sakit kepala.
Indikasi :untu pengobatan infeksi yang disebabkan
oleh parasit saluran pencernaan
3.Metronidazole
 Farmakodinamik

Farmakodinamik metronidazole dimulai dari konversi molekul


menjadi bentuk radikal bebas short-lived nitroso oleh reduksi
intraseluler. Konversi ini terjadi di dalam sitoplasma bakteri,
atau organela spesifik protozoa, dan menyebabkan obat
menjadi aktif terhadap kuman yang memiliki metabolisme
anaerob. Namun, obat juga efektif terhadap kuman yang
bersifat mikroaerofili, seperti Helicobacter pylori.
Efek Samping
Pusing,Sakit kepala,Mual,Muntah,Hilangnya nafsu
makan,Diare Sembelit,Rasa pahit di mulut
Indikasi 
 Obat ini digunakan untuk pengobatan amubiasis,
trikomoniasis, dan infeksi bakteri anaerob
DAFTAR PUSTAKA
 Departemen Kesehatan RI. Laporan Hasil Survei Morbiditas Cacingan
Tahun 2005. Jakarta: Subdit Diare dan Penyakit Pencernaan Ditjen
PPM & PLP, Depkes RI, 2006. 15.
 Faridan K, Marlinae L, Audhah N Al. Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Kecacingan pada Siswa Sekolah Dasar Negeri
Cempaka 1 Kota Banjarbaru. J Buski. 2013;4(3):121–7.
 Katzung.1989. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 3. EGC: Jakarta
 Hoan Tan Tjay,drs & Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat penting,
Khasiat, penggunaan dan efek sampingnya : Elexmedia Computindo
 Ganiswara, S.G., Setiabudi, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti,
Nafrialdi (Editor). 2016. Farmakologi dan Terapi. Edisi 6.. Bagian
Farmakologi FK UI: Jakarta
 Darnely dan Sungkar. 2011. Infeksi parasit usus pada anak panti
asuhan di pondok gede. Bekasi: J Indon Med Assoc, 61 (9) :347 – 50
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai