Anda di halaman 1dari 12

KONSEP PENYAKIT

MENULAR MALARIA
Nama-nama anggota kelompok 1 EPM

1. Santy Nurfiani Pelle (2107010125) 11. Dhea Ade Putri Kaliang (2107010012)
2. Adriani Manu Hae (2107010053) 12. Beatrix Stevani Bour (2107010058)
3. Theresia C.L.O Tukan (1807010112) 13. Marini Inrawati Baisila (2107010184)
4. Chatrine L.e Radjah (2107010153) 14. Yumiati Djawang (2107010051)
5. Maria Claudia Putri Alom Dati (2107010098) 15. Wynona Nadine Riwu (2107010218)
6. Maria Alfonsa Pera (2107010097) 16. Arif Rihi Huky (2107010057)
7. Resmon Woli (2107010122) 17. Yisilia Bako (2107010134)
8. Eldania Alvia Ina (2107010162) 18. Winda Serlinda M. Batukh (2107010133)
9. Tesalifu Ingtyas (2107010130) 19. Kornelia Marsedis Elu (2107010176)
10. Eufrasia Lemensi Mbulung (2107010074) 20. Skolastika Matresia Bani (2107010205)
A.DEFINISI PENYAKIT MALARIA

1. Definisi Penyakit
2. Definisi Malaria
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), arti kata penyakit
Menurut KEMENKES Malaria adalah
adalah sesuatu yang menyebabkan
penyakit menular yang disebabkan
terjadinya gangguan pada makhluk
plasmodium, yaitu mahluk hidup bersel
hidup. Arti lainnya dari penyakit
satu yang termasuk ke dalam kelompok
adalah gangguan kesehatan yang
protozoa. Malaria ditularkan melalui
disebabkan oleh bakteri, virus, atau
gigitan nyamuk Anopheles betina yang
kelainan sistem faal atau jaringan
mengandung Plasmodium di dalamnya.
pada organ tubuh (pada makhluk
hidup).
B. PENYEBAB PENYAKIT MENULAR MALARIA

. Terdapat beberapa jenis plasmodium yang menjadi penyebab penyakit


malaria, yakni:

1. Plasmodium Vivax  
Malaria yang disebabkan
2. Plasmodium Ovale 3. Plasmodium Malariae  
oleh parasit Plasmodium vivax
cenderung menimbukan gejala Malaria yang disebabkan Malaria yang disebabkan oleh
yang lebih ringan. Parasit ini oleh parasit Plasmodium ovale parasit Plasmodium Malariae
dapat bertahan di organ hati ini tergolong tidak terlalu menimbulkan gejala setelah lama
dalam jangka waktu beberapa berbahaya yang mengancam terinfeksi parasit tersebut. Oleh
bulan atau tahun. Walaupun jiwa, namun tetap harus karena itu, penderita malaria ini
tergolong ringan, malaria yang waspada karena malaria yang akan mengalami infeksi yang
disebabkan oleh parasit ini dapat disebabkan oleh parasit ini dapat kronis mengalami gangguan fungsi
kambuh ketika daya tahan tubuh menyebabkan anemia atau organ ginjal.
menurun karena parasit dapat kekurangan darah.  
aktif kembali.  
Lanjutan.... C. MASA INKUBASI PENYAKIT MALARIA 

 Masa inkubasi penyakit malaria dipengaruhi oleh intensitas infeksi dan


pengobatan yang pernah didapat sebelumnya serta tingkat imunitas
4. Plasmodium Falciparum  
penderita. Selain itu, masa inkubasi dipengaruhi juga oleh cara penularan. Cara
Malaria yang disebabkan oleh
penularan malaria dibedakan dengan cara alamiah atau non alamiah. Contoh
parasit Plasmodium falciparum
tergolong paling berbahaya karena penularan non alamiah adalah penularan melalui transfusi darah dengan masa
dapat menimbulkan berbagai inkubasi yang ditentukan oleh jumlah parasit yang masuk bersama darah dan
komplikasi, kejang, hingga koma.
tingkat imunitas penerima darah.
Malaria jenis ini menjadi salah satu
penyebab kematian akibat malaria  Secara umum dapat dikatakan bahwa masa inkubasi bagi Plasmodium
tertinggi di dunia.  
falciparum adalah 10 hari setelah transfusi, Plasmodium vivax setelah 16
hari dan Plasmodium malariae setelah 40 hari atau lebih.
 Masa inkubasi pada penularan secara alamiah, untuk masing-masing spesies
parasit adalah Plasmodium falciparum (12 hari), Plasmodium vivax dan
Plasmodium ovale (13-17 hari), serta Plasmodium malariae (28-30 hari). Beberapa
strain Plasmodium vivax mempunyai masa inkubasi yang jauh lebih panjang,
mencapai 6 bulan
 

D. GEJALA DAN TANDA PENYAKIT MALARIA

1. Gejala malaria ringan

Meskipun disebut malaria ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan penderitanya cukup menyiksa
(alias cukup berat). Gejala malaria yang utama yaitu: demam, dan menggigil, juga dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot atau pegal-pegal. Gejala-gejala yang timbul dapat bervariasi
tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala spesifik dari mana parasit berasal.

2. Gejala malaria berat

Penderita dikatakan menderita malaria berat bila di dalam darahnya ditemukan parasit malaria melalui
pemeriksaan laboratorium Sediaan Darah Tepi atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan disertai memiliki
satu atau beberapa gejala/komplikasi berikut ini:
Lanjutan… 1.Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai penurunan kesadaran lebih
ringan dengan manifestasi seperti: mengigau, bicara salah, tidur terus, diam saja, tingkah laku
berubah)
2. Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
3. Kejang-kejang
4. Panas sangat tinggi
5. Mata atau tubuh kuning
6. Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi
air seni berkurang)
7. Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
8. Nafas cepat atau sesak nafas
9. Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum
10. Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
11. Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
12. Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar Hb kurang dari 5 g%)
E. PATOFISIOLOGI PENYAKIT MALARIA
 

Parasit plasmodium yg berkembangbiak dengan cara memisahkan tubuh dapat berkembang


biak di dalam system hati manusia dengan sangat cepat menjadi hanya dalam beberapa menit
setelah parasite ini di suntikan oleh nyamuk anopheles betina yg sedang makan .

 Terdapat dua tahap perkembangan penyakit malaria, yaitu tahap eksoertrositik dan tahap
eritrositik. Tahap exoeriyhrocitic adalah tahap dimana terjadinya infeksi pada sistem hati (hati)
manusia yang disebabkan oleh parasit plasmodium, sedangkan tahap erithrocitic adalah tahap
terjadinya infeksi pada sel darah merah (eritrosit). Setelah masuk melalui darah dan sampai ke
system hati manusia,parasit ini akan berkembang biak dengan cepat yg kemudian keluar dan
menginfeksi sel darah merah, yg mana proses inilah yg menimbulkan demam pada penderita
malaria .

 Selanjutnya adalah produk plasmodium akan terus berkembangbiak dalam sel darah merah yg
kemudian keluar untuk menginfeksi sel darah merah lain yg masih sehat,hal inilah yg
menyebabkan terjadinya gejala panas atau demam naik turun pada penderita malaria.
F. TERAPI/PENGOBATAN PENYAKIT MALARIA

Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan Obat Anti Malaria (OAM) kombinasi.


Yang dimaksud dengan pengobatan kombinasi malaria adalah penggunaan dua atau lebih
obat anti malaria yang farmakodinamik dan farmakokinetiknya sesuai, bersinergi dan
berbeda cara terjadinya resistensi.

 Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat artemisinin dengan golongan
aminokuinolin, yaitu:

1. Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination = FDC) yang terdiri atas Dihydroartemisinin dan
Piperakuin (DHP). 1 (satu) tablet FDC mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320 mg
piperakuin. Obat ini diberikan per – oral selama tiga hari dengan range dosis tunggal harian
sebagai berikut: Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB; Piperakuin dosis 16-32mg/kgBB

2. Artesunat .– amodiakuinArtesunat – Amodiakuin. Kemasan artesunat yang ada pada


program pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari 4 tablet artesunat 50
mg dan 4 tablet amodiakuin 150 mg.
G. CARA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA

1. Pemakaian Kelambu

2. Penggunaan insektisida rumah tangga

3. Penggunaan repelan

4. Penimbunan dan Pengaliran Genangan Air

5. Fogging
6. Rutin Membersihkan Pekarangan Rumah
 H. TINDAKAN-TINDAKAN FOLLOW UP PENYAKIT MALARIA

(tindakan selanjutnya ) Monotoring dan evaluasi


 Salah satu contoh tindakan monotoring dan evaluasi di ntt adalah Pengendalian vector
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kota terdiri dari penyemprotan dan pembagian
kelambu, kegiatan penyemprotan hanya dilakukan oleh 2 Kabupaten Kota yaitu
Kabupaten Bellu dan Kabupaten Sikka dengan hasil penyemprotan baik dan komplit dan
setelah dilakukan evaluasi ternyata dapat menurunkan kejadian malaria di masyarakat.
Kegiatan pembagian kelambu dilaksanakan oleh semua kabupaten/kota di wilayah
penelitian dengan sasaran ibu hamil, bayi, balita dan penderita positif malaria, dalam
kegiatan pembagian kelambu dilakukan monitoring penggunaan kelambu tersebut.
 Kesimpulan dari penelitian ini adalah masih kurangnya kegiatan pengendalian vector
malaria di kabupaten/kota untuk dapat menurunkan kejadian malaria di provinsi
Nusa Tenggara Timur.
  
Daftar Pustaka
 http://repository.unimus.ac.id/2410/2/BAB%20I.pdf
 https://kbbi.web.id
 https://pusdatin.kemkes.go.id/

 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/872

 http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/5713

 http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/224
 https://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m/article/download/11/10
 http://repository.litbang.kemkes.go.id/2548/
 http://repository.litbang.kemkes.go.id/2548/
 Setyaningrum, Endah. 2020. Mengenal Malaria dan Vektornya. Bandar Lampung: Pustaka Ali Imron
 Fitriany Julia, sabiq Ahmad (2018).
 Malaria.Jurnal Averrous
 Sutarto, Eka Cania B.2017. Faktor Lingkungan, Perilaku dan Penyakit Malaria. Universitas Lampung
 Sumaryana2, Yusuf, dkk. 2018. SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT DENGAN METODE FORWARD CHAINING. Vol 1. STMIK
DCI.

Anda mungkin juga menyukai