FARMAKOLOGI DASAR:

1. ANTIPROTOZOA
2. ANTIHELMINTIK
3. ANTIJAMUR”

Jurusan Farmasi
FKIK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
2019
 PENGELOMPOKAN PARASIT
 PROTOZOA  ( Amuba, Giardia lamblia, Balantidium
coli, Plasmodium falciparum, Toxoplasma gondii, dll.)
 HELMINTH (CACING)  Soil transmitted helminths,
Taenia solium, Schistosoma,
Trichinella spiralis, dll)
 ARTROPODA  Insecta (Musca, nyamuk), Arachnida
(labah-labah, Ticks), Crustacea, Myriapoda
(Centipedes),Scorpionida.
PROTOZOA
RHIZOPODA
Entamoeba histolytica

SPOROZOA Toxoplasma
FLAGELLATA
gondii
Giardia lamblia
CILIATA
Balantidium coli

FLAGELLATA
Trypanosoma
SPOROZOA
Plasmodium vivax
CACING
NEMATODA

CESTODA TREMATOD
A
ARTROPODA
Insecta Arachnida Crustacea

Flea (pinjal)
 POISONOUS ARTHROPODS

•ARANEIDA (black widow spider)

•ACARINA (ticks & mites)
•SCORPIONIDA (scorpion)
•CHILOPODA (centipedes)
•HYMENOPTERA (bees)
•LEPIDOPTERA ( kupu)
•COLEOPTERA (beetles)
•HEMIPTERA (reduviidae)
ANTIPROTOZO
A
OBAT –OBAT PADA AMEBIASIS
DAN GIARDIASIS
 AMOEBIASIS  DISENTRI  penyakit yang disebabkan oleh infeksi
entamoeba histolytica
 Disebabkan oleh beberapa hal:
 Mengkonsumsi makanan dan minuman yang terinfeksi parasit
 Tertular dari feses karena lngkungan yang tidak bersih
 Dapat membahayakan karena dapat berkembang menjadi extra-intestinal
disease  penyebaran amoeba melalui aliran darah menuju ke organ lain:
otak, paru2 dll
ANTIPROTOZOA PILIHAN LAINYA
BERDASARKAN PENYEBABNYA
OBAT –OBAT ANTIMALARIA
 MALARIA
 Penyebab Malaria adalah parasit Plasmodium yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Dikenal 5 (lima) macam spesies yaitu:
1. Malaria Falsiparum  Plasmodium falciparum. Gejala demam
timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering
menjadi malaria berat yang menyebabkan kematian.
2. Malaria Vivaks  Plasmodium vivax. Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 2 hari.
3. Malaria Ovale  Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya
bersifat ringan. Pola demam seperti pada malaria vivaks.
4. Malaria Malariae  Plasmodium malariae. Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 3 hari.
5. Malaria Knowlesi  Plasmodium knowlesi. Gejala
demam menyerupai malaria falsiparum.
SIKLUS SEL PARASIT MALARIA DALAM TUBUH
Golongan Contoh obat
4-Aminoquinolines Chloroquine , Amodiaquin , Piperaquine

Quinoline-methanol Mefloquine
Cinchona alkaloid Quinine, Quinidine
Biguanide Proguanil (Chloroguanide)
Diaminopyrimidine Pyrimethamine
8-Aminoquinoline Primaquine , Tafenoquine
Sulfonamides and sulfone Sulfadoxine, Sulfamethopyrazine, Dapsone,

Antibiotics Tetracycline , Doxycycline , Clindamycin

Sesquiterpine Artesunate , Artemethe , Arteethe , Arterolane

Amino alcohols Halofantrine , Lumefantrine

Naphthyridine Pyronaridine
Naphthoquinone Atovaquone
ACTION OF ANTIMALARIA DRUGS
EFEKTIVITAS ANTIMALARIA
ANTIMALARIA UTAMA
ANTIMALARIA  TERAPI PREVENTIF
ANTIMALARIA PILIHAN BERDASARKAN PARASIT PENYEBABNYA
ANTELMINT
IKA
ANTELMINTIKA

 Pada manusia, cacing parasit berada disaluran

pencernaan atau mempunyai siklus hidup yang kompleks
berpindah diseluruh tubuh manusia
 Siklus hidup cacing sangat tergantung pada koordinasi
neuromaskular, energi yang diproduki dan integritas
mikrotubulus
 Pembagian antelmintika didasarkan pada jenis cacing
parasit
JENIS CACING PARASIT
 Cestoda (tapeworm dan flatworm) contoh Taenia
saginata, Taenia solium, Hymenolepis nana
 Nemotoda (roundworm) contoh Ascaris lumbricoides
(common roundworm), Enterobius vermicularis
(hookworm).
 Trematoda (flukes) contoh schistosoma haematobium,
schistosoma mansoni, schistoma japonicum
TERAPI
PADA
PARASIT
CESTODA
TERAPI
PADA
PARASIT
NEMATODA
TERAPI PADA
PARASIT
TREMATODA
ANTIJAMUR
INFEKSI JAMUR
 Infeksi karena jamur disebut sebagai MIKOSIS
 Infeksi Jamur secara umum dibedakan menjadi2 yaitu:
 infeksi jamur sistemik :blastomikosis, koksidiodomikosis,
histoplasmos
 infeksi jamur topikal (dermatofit dan mukokutan)
INDIKASI ANTI JAMUR
 Anti jamur infeksi sistemik  Amfoterisin B, Flusitosin,
Imidazol
 Anti jamur untuk infeksi dermatofit dan mukokutan 
griseofulvin, imidazol, tolnaftat, nistatin, kandisidin,
asam salisilat, asam undesilinat, haloprogin, natamisin.
ANTIFUNGAL PILIHAN PADA MIKOSIS
SISTEMIK
KARAKTERISTIK DARI ANTIFUNGI MIKOSIS
SISTEMIK
MEKANISME ANTIFUNGAL
AMFOTERISIN B
 Bersifat fungistatik atau fungisidal tergantung dosis.
 Aktivitas antifungi pada :
 Candida spp, Cryptococcus neoformans, Blastomyces dermatitis,
histoplasma capsulatum, Sporohrix schenckii,
Coccidiodesimmitis, Paracocci diodes brazilensis, Aspergillus
spp, peniciliumm marnefefei, juga mempunyai aktivitas terbatas
terhadap protozoa Leismania brazielensis dan Naelgeria fowleri.
 Mekanisme Kerja: adanya satu gugus sterol yang berikatan
dengan ergosterol membran sel jamur, sehingga
menyebabkan kebocoran dari membran sel, dan akhirnya
lisis.
 Mekanisme kerja lain dapat berupa kerusakan oksidatif sel
sel fungi secara invitro.
ANTIJAMUR UNTUK DERMATOFIT DAN
MUKOKUTAN
 Griseofulvin  menghambat pertumbuhan jamur dermatofit 
 Imidazol efektif sebagai anti jamur topical, tetapi bersifat toksik jika digunakan
secara sistemik
 Nistatin(mikostatin)  antibiotik polien dihasilkan S nursei  tidak memberikan
efek terhadap protozoa dan bakteri tetapi secara in vitro menghambat banyak jamur
kandida,dermatofit
 Kandisidin antibiotik polien dari golongan aktinomisetes hanya topikal pada
kandidiasi vaginalis ada dalam bventuk tablet Vagina 3 mg dan salep vagina 0,06%
serta aplikatornya
 Salep Whifield fungistatic  campuran asam salisilat dan asam benzoat dengan
perbandingan 1:2 ( 6% dan 12 % Asam salisilat) keratolitik  untuk tinea pedis,
tinea kapitis
 Asam lemak undesilinat  fungisida topical efektif terhadap:
epedermofiton,trikofiton.dan muikroporum
 Tolnafat dan Tolsiklat  efektif terhadap trikofiton, mikrosporum, epidermofiton,
malassezia furfue tetapi tak efektif terhdap kandida, dan aspergilus serta keadan
hyperkeratosisdiberikan bergantian dengan salep asam salisilat 10 %