Anda di halaman 1dari 38

ANTI

MALA
RIA
KELOMPOK 2
PRESENTASI (ABSEN
16-20)
OUR TEAM :

MEIFIANA
KINANTI DARA SILVYANI ZAHRAH
LARASATI ANISA IKA AMALIA
(1904015089)
(1904015132) (1904015096)

SINTIYA
ICA DAHLIANA (1904015088)
(1904015095)
01
PENGERTIAN
MALARIA
MALARIA adalah infeksi protozoa pada sirkulasi sistemik (darah) dan hati.
Malaria disebabkan oleh protozoa ber sel satu yang disebut sebagai plasmodium. Ada lebih
dari 50 spesies plasmodium di dunia, tetapi yang menginfeksi manusia hanya ada 4 spesies
yaitu ;
1. Plasmodium malariae
2. Plasmodium ovale
3. Plasmodium vivax (paling sering menginfeksi)
4. Plasmodium falciparum (paling berbahaya)

Pengendalian Penyakit Malaria gigitan nyamuk Anopheles berupa :


5. Obat Antimalaria
6. Insektisida

BUKU FARMAKOLOGI DASAR KARYA


Drs.Priyanto,Apt,M.Biomed.
Menurut Badan Kesehatan Dunia
(WHO) 41% penduduk dunia atau
kurang lebih 2,3 miliar penduduk
berisiko terinfeksi malaria. Diperkirakan
207 juta kasus malaria terjadi pada
tahun 2012. Pada tahun 2013, ada 97
negara yang sedang mengalami endemis
malaria. Berdasarkan data dari
Kementerian Kesehatan RI, hingga
akhir tahun 2017 terdapat 261.671 kasus
malaria di Indonesia yang 100
Wardani,Alfi Kusuma,dkk (2020). Uji
diantaranya meninggal dunia. Aktivitas Antimalaria in vitro dari
Ekstrak Etanol Batang Tanaman
Ashitaba (Angelica keiskei [Miq.]
Koidz). Mataram : Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia.
KLASIFIKASI PARASIT MALARIA
DI DUNIA
Menyebabkan malaria falciparum,
merupakan jenis penyakit malaria yang
Plasmodium
terberat. Falcivarum

Menyebabkan malaria tertiana. Dapat Plasmodium


kambuh jika tidak diobati dengan baik.
Vivax

Menyebabkan malaria quartana. Plasmodium


Asimtomatis dalam waktu lama.
Malariae
Jenis ini jarang ditemui karena umumnya
banyak di Afrika dan Pasifik Barat.
Plasmodium
Seringkali sembuh tanpa pengobatan. Ovale
Parasit ini memiliki kemampuan untuk
bereproduksi setiap 24 jam di dalam darah dan Plasmodium
hal ini dapat berpotensi menyebabkan
kematian. Knowlesi KEMENKES RI,2017
PERKEMBANGAN
INFEKSI MALARIA

1. Masuknya plasmodium melalui saliva


nyamuk (sporozoit)
2. Maturasi sporozoit dalam sel hepar (fase
eksoeritrosit primer)
3. Multiplikasi dalam sel darah merah yang
dapat menyebabkan hemolysis,ditandai
menggigil dan panas tinggi.
4. Penyebaran infeksi melalui gigitan nyamuk
5. Tahap terinfeksi, Plasmodium vivax dan
Plasmodium ovale dapat tinggal dalam sel
hepar (laten), sehingga seseorang yang
terkena malaria jenis ini dapat kambuh tanpa
tertular plasmodium dari luar.

BUKU FARMAKOLOGI DASAR KARYA


Drs.Priyanto,Apt,M.Biomed.
BENTUK SERANGAN
DEMAMNYA
• Fase menggigil:
 Berlangsung 30 menit–1 jam
 Suhu menjadi 41 °

• Fase panas:
 Berlangsung 2 – 6 jam
 Mengigau (delirium)

• Fase berkeringat:
 Badan terasa letih
 Ingin tidur

Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical


Pharmacology 12th Ed. Vol. 2
Faktor-faktor resiko

1. Usia

Tinggal atau mengunjungi


2. daerah beriklim tropis

Berada di daerah dengan


3. fasilitas Kesehatan yang
minim.
KELOMPOK OBAT ANTIMALARIA

GOLONGAN GOLONGAN
GOLONGAN GOLONGAN
ANTI ARTEMISINI
KUINOLIN ANTIFOLAT
BAKTERI N
Sulfonamid,tetrasiklin,S Kuinine,piperakuin, Pirimetamin, Artemisin,Artemer,
piramisin,azitromisin,Kl primakuin,Klorokuin, Trimetropim, Artesunat
indamisin,rifampisin. amodiakuin, Meflokuine, Proguanil,
halofantrine. Klorprokuanil Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical
Pharmacology 12th Ed. Vol. 2
02
MEKANISME KERJA
ANTIMALARIA
Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, hal 37-40

KLOROKUIN DAN
MEFLOKUIN
KLOROKUIN dan antimalaria lainnya yang mengandung cincin quinolin membentuk kompleks dengan
FP IX dalam vakuola, toksin kompleks obat FP IX meracuni vakuola menghambat ambilan (intake) makanan
sehingga parasite mati kelaparan. Mekanisme kerja yang lain dengan berinteraksi dengan DNA parasite dan DNA
polymerase (kuinin). Klorokuin juga bersifat basa lemah sehingga masuknya klorokuin ke dalam makanan asam
akan meningkatkan pH organel tersebut, perubahan pH akan menghambat aktivitas aspartase dan cysteinase protease
yang terdapat didalam vakuola makanan hingga metabolisme parasite terganggu.

MEFLOKUIN tidak berinteraksi dengan DNA, meflokuin bekerja dengan menghambat pengeluaran
klorokuin pada sel yang terinfeksi, meflokuin berinterferensi dengan transport hemoglobin dari eritrosit pada
vakuola makanan di parasite, dan hanya mempengaruhi bentuk aseksual dari parasit dan tidak mempengaruhi efek
pada bentuk ekso-eritrosit hati / stadium gametosid.
ATOVAKUON

Menghambat elektron transport di mikondria dan mengganggu membrane potensial


mitokondria plasmodium, mitokondria merupakan oerganel subseluler luar inti. Organel ini
memiliki membrane luar dan dalam membentuk lipatan yang menjorok ke matriks disebut krista,
struktur ini berhubungan dengan aktivitas pernapasan, sebab protein yang berperan didalam
transport elektron dan fosforilasi oksidatif terikat pada membrane dalam. DNA mitokondria dari
plasmodium terdiri dari 3 komponen elektron transport, yaitu : subunit 1 dan 3 sitokrom C
oksidase dan apositokrom b.
Semua anti malaria adalah protozoidal yang
bekerja melalui penghambatan metabolism dan
replikasi protozoa. PRIMETAMIN menghambat
konversi asam folat menjadi asam folinat, sedangkan
sulfadoksin sebagai antimetabolite terhadap PABA
(menghambat pemanfaatan PABA) yang digunakan
untuk sintesis asam folat. Hambatan sintesis asam folat
akan menyebabkan blockade sintesis asam nukleat
yang akan digunakan dalam sintesis DNA, RNA, dan
protein demi kelangsungan hidupnya .
BUKU FARMAKOLOGI DASAR KARYA
Drs.Priyanto,Apt,M.Biomed.
Chloroquine phosphate

Penyerapan melalui usus cepat dan sempurna, kemudian tertimbun dalam jaringan hati, sebagian kecil

pada organ yang mengandung melanin seperti kulit dan mata, juga dalam eritrosit yang mengandung

parasit. Konsentrasi puncak dalam plasma dicapai melalui pemakaian per oral dalam 3 jam ( antara 2-

12 jam). chloroquine dimetabolisme lambat oleh de-etilation menjadi monodesetil dan

bisdesetilchloroquine, diikuti de alkilation. Aktifitas sebagai antimalaria dan profil farmakokinetik

dari desetilchloroquine serupa dengan senyawa utamanya / induk. chloroquine dieliminasi lambat,

senyawa utama dan metabolitnya dapat terdeteksi dalam darah pada 56 hari dengan eliminasi waktu
PIO KEMENKES RI
paruh sekitar 10 hari, chloroquine dikeluarkan melalui urine tanpa mengalami perubahan.
http://
pio.binfar.kemkes.go.id
PRIMAKUIN
Primakuin terakumulasi dan berikatan secara langsung dengan

komponen DNA sehingga mengganggu proses sintesis protein yang sangat

terakumulasi dan berikatan secara langsung dengan komponen DNA sehingga

mengganggu proses sintesis protein yang sangat esensial dalam protozoa.

Kentungannya ialah untuk eradikasi (menghilangkan) protozoa (pada semua

tahap infeksi) dan kecil kemungkinan menyebabkan relap atau kambuh.

BUKU FARMAKOLOGI DASAR


KARYA Drs.Priyanto,Apt,M.Biomed.
KLOROKUIN
Mekanisme Kerja :
Memekatkan diri didalam vakuola makanan parasit, Menghambat biokristalisasi produk pengurai
hemoglobin, hem, menjadi hemozoid, sehingga memicu toksisitas parasit akibat penimbunan hem
bebas.

● Farmakokinetik :
 Absorbsi : cepat
 Konsentrasi puncak plasma : 3 jam.
 Waktu paruh plasma : 3 – 5 hari.
 Distribusi : luas di jaringan
 Metabolisme : cepat
 Ekresi : melalui Urin

● Schizontosida darah yang sangat efektif, namun resistensi meningkat


● ES dapat ditoleransi dengan baik, namun dapat memnyebabkan iritasi lambung
● Pemberian sesudah makan dapat meminimalisir efek samping
Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical
Piperakuin
● Digunakan untuk menangani kasus resistensi terhadap klorokuin.
● Agen yang efektif melawan strain p. falciparum yang resisten klorokuin.
● Kombinasi dengan antermisin untuk meningkatkan efektivitasnya.
● Waktu paruh paling panjang (sekitar 28 hari) → efek profilaksis lebih lama
untuk area dengan transmisi tinggi.

Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical


Antermisinin &
Turunannya
● Mekanisme Kerja :
Pembentukan radikal bebas akibat pemotongan ikatan (bridge) edroperoksida artemisin yang
dikatalisa besi.

● Absrobsi : Cepat
● Waktu paruh : 1-3 jam
● Metabolisme : Artemisinin, Artesunat dan Artemeter cepat menjadi metabolit aktif
dihidroartemisinin.

Artemisinin :
● Schizontosida darah untuk semua jenis plasmodium yang menginfeksi manusia.
● Tidak larut air, dimodifikasi untuk meningkatkan variasi rute pemberian.
● Dikombinasi dengan obat lain karena waktu paruh yang sangat pendek.

Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical


Antermisinin &
Artesunat :
Turunannya
● Indikasi: pengobatan malaria berat termasuk malaria Plasmodium falciparum yang
resisten terhadap klorokuin.

● Kontraindikasi: pasien dengan riwayat hipersensitivitas.

● Efek Samping: mual, muntah diare, pankreatitis, pusing, berkunang-kunang, sakit kepala,
insomnia, tinnitus, ruam, batuk, arthralgia.

● Dosis: oral: DEWASA dosis total 600-800 mg/hari harus diberikan selama 5-7 hari. ANAK
dosis total 12 mg/kg BB harus diberikan selama 5-7 hari. Injeksi: dosis awal 2,4 mg/kg BB
per i.v, selanjutnya dengan dosis yang sama diberikan pada jam ke-12 dan jam ke-24. Pada
hari ke 2 sampai dengan ke 5 diberikan 2,4 mg/kg BB per 24 jam.

Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical


Quinine &
Quinidine
Mekanisme kerja : Tidak diketahui

● Farmakokinetik :
 Absorbsi : cepat
 Konsentrasi puncak plasma : 1-3 jam.
 Waktu paruh kuinin lebih panjang pada mereka yang mengidap malaria berat (18 jam),
normal (11 jam). Kuinidin memiliki waktu paruh lebih singkat dari pada kuinin
 Distribusi : luas
 Metabolisme : hati
 Ekresi : melalui Urin

Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical


Meflokuin
Mekanisme kerja : Tidak diketahui

● Farmakokinetik :
 Absorbsi : baik
 Konsentrasi puncak plasma : 18 jam.
 Waktu paruh eliminasi : 20 hari
 Distribusi : dijaringan
 Eliminasi : melalui feses

Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical


PRIMAKUIN
● Mekanisme kerja : belum jelas, diduga obat ini bekerja dengan
menghasilkan oksigen reaktif.

● Farmakokinetik :
 Absorbsi : baik
 Konsentrasi puncak plasma : 1 – 2 jam.
 Waktu paruh plasma : 3 – 8 jam.
 Distribusi : luas di jaringan
 Metabolisme : cepat
 Ekresi : melalui Urin

Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical


PRIMAKUIN
● Indikasi:
Tambahan untuk terapi Plasmodium vivax dan P. ovale, dan gametosidal pada malaria falciparum,
Eradikasi stadium hepar.

● Kontraindikasi:
Hipersensitif, reumatoid artritis dan lupus eritematosus, terapi obat yang dapat menyebabkan hemolisis
dan depresi sumsum tulang, anak <4 tahun, defisiensi G6PD dan NADH, penggunaan kuinakrin.

● Efek Samping:
Mual, muntah, anoreksi, sakit perut, methemoglobinemia, anemia hemolitikterutama pada defisiensi
G6PD, leukopenia.

● Dosis:
Pencegahan kambuh dan menularnya malaria vivax dan ovale : 0,25 mg/kgBB untuk 14 hari. Sebagai
efek gametosidal pada malaria falciparum : dosis tunggal 0,75 mg/kgBB (dewasa 45 mg), dosis yang
sama diulang 1 minggu terakhir.

Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical


Inhibitor Sintesis Folat
● Menghambat enzim dihidrofolat reductase plasmodia → sintesis purin
terhambat → skizon dihati gagal membelah.
Cth : pirimetamin dan proguanil

● Farmakokinetik :
 Absorbsi : lambat, tetapi adekuat dari saluran cerna.
 Konsentrasi puncak : (pirimetamin) 2-6 jam, (proguanil) 5 jam.
 Waktu paruh eliminasi : (pirimetamin) 3,5 hari, (proguanil) 16 jam.
 Metabolisme : proguanil menjadi metabolit aktif sikloguanil.
 Ekresi : melalui urin.

● Kemoprofilaksis dengan antifolat tunggal tidak dianjurkan → sering terjadi


resistensi
● ES : Anemis makrositik
Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical
Antibiotik
Mekanisme kerja obat:
● Obat ini menghambat translasi protein sehingga progeni parasit yang
diberi obat mengalami kematian.
● Antibiotik seperti azitromisin, doksisiklin, dan klindamisin.
DOSIS DAN
KONTRAINDIKASI

● Dosis : Untuk dewasa dan anak: Diberikan penuh 25 mg chloroquine untuk 3 hari.
Regimen dibagi menjadi 10 mg basa / kg pada hari 1 dan ke 2, dilanjutkan 5
mg/kg pada hari ke 3 (misal 1500 mg untuk dewasa 60 kg).

● Kontraindikasi : Pasien yang hipersensitivitas dengan senyawa amino quinolin


(chloroquine; hydroxychloroquine). Kontra indikasi pada pasien dengan gangguan
retinal, segera hentikan chloroquine jika terjadi gangguan penglihatan .

PIO KEMENKES RI
http://
pio.binfar.kemkes.go.id
KLASIFIKASI OBAT
01 MALARIA
02
SCHIZONTOC SCHIZONTO
IDE DARAH CIDE
Obat yang bekerja pada parasit JARINGAN
Obat yang membunuh
eritrositik parasit skizon yang
berkembang dan
dorman di hati.

03 04
GAMETOSIT PROFILAKTI
Obat yang mematikan
K KAUSAL
stadium seksual dan Mencegah infeksi
mencegah penularan ke eritrositik
nyamuk. Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical
Terapi Malaria
● Serangan Klinis
Dengan skizontosid fase eritrosit → tidak terbentuk skizon baru → tidak terjadi
penghancuran eritrosit → tidak muncul gejala klinis.
● Pengobatan supresi
Membunuh semua parasite dari tubuh dengan memberikan skintozid darah dalam waktu
lama.
● Pengobatan radikal
Untuk memusnahkan parasite fase eritrosit dan eksoeritrosit → skintozid darah dan
jaringan (kombinasi)
● Pencegahan
Digunakan skintozid jaringan
TERAPI MALARIA
0bat malaria dan antibiotik
untuk pemberantasan
malaria
 Amodiakuin : 200 mg tablet dari basa setara hidroklorid atau 153,1 mg dari basa setara klorohidrat.
 Artesunat : 50 mg tablet atau injeksi intramuscular/intravena 60 mg natrium artesunate dala 1 ml larutan
injeksi.
 Primakuin : tablet 15 mg primakuin basa.
 Klorokuin : tablet 150 mg klorokuin basa setara fosfat atau sulfat.
 Kina : tablet 200 mg kina basa setara 20 mg bentuk garam atau injeksi kina HCl 25% berisi 500 mg
basa dalam ampul 2 ml (250 mg basa/ml)
 Doksisiklin : kapsul dan tablet mengandung 100 mg doksisiklin garam setara hidroklorid.
 Tetrasiklin : kapsul dan tablet 250 mg tetrahidroklorid setara dengan 231 mg tetrasiklin basa.

PIO NAS
Pionas.pom.go.id
Rekomendasi WHO untuk
mengobati malaria
falsiparum

Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12 th Ed.Vol.2


OBAT ANTIMALARIA
UTAMA

Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12 th Ed.Vol.2


STUDY KASUS

Kabupaten Sumba Barat Daya adalah salah satu kabupaten di

Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten ini merupakan daerah endemis tinggi dengan

angka API melebihi API nasional dan provinsi yaitu mencapai 19‰ tahun 2017.

Beberapa spesies nyamuk Anopheles spp terkonfirmasi sebagai vektor telah

ditemukan di Kabupaten Sumba Barat Daya.

● Agen penularan : nyamuk Anopheles

● Metode penelitian : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data

sekunder kasus malaria, curah hujan, dan temperatur. Data-data tersebut

kemudian dianalisis menggunakan Microsof Excel versi 2010 dan SPSS 17v.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil uji statistik antara infeksi P.falciparum dengan curah hujan

didapatkan nilai r = -0,378 dan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p<0,05), tetapi

dengan temperatur tidak ada hubungan yang signifikan. Sedangkan infeksi P.vivax dan infeksi

campur tidak ada hubungan yang signifikan dengan curah hujan maupun temperatur.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Infeksi P.vivax memiliki hubungan

positif dengan curah hujan (r=0,052) dan temperatur (r=0,062). Artinya semakin tinggi curah

hujan dan temperatur, maka infeksi P.vivax juga semakin tinggi. Infeksi P.falciparum dan infeksi

campur memiliki hubungan positif hanya dengan temperatur saja, sedangkan dengan curah

hujan keduanya memiliki hubungan negatif. Artinya semakin tinggi curah hujan, maka semakin

rendah infeksi P.falciparum dan infeksi campur.


PENYELESAIAN

Tempat perindukan nyamuk Anopheles vagus yang ditemukan di

Kabupaten Sumba Barat Daya bersifat permanen berupa genangan air sungai yang

terdapat tanaman pelindung yang melindungi air genangan sehingga habitat ini tidak terkena

langsung sinar matahari (terlindung) dan tempat perindukan sementara seperti tapak kaki

kerbau dan kontener bekas. Tempat perindukan (Breeding Place) merupakan salah satu

faktor abiotik yang dapat memberikan kontribusi dalam perkembangbiakan larva Anopheles.

Sehingga perlunya dilakukan edukasi mengenai penyebab dan pencegahan timbulnya penyakit

malaria. Pemerintah setempat dapat memberikan obat anti malaria dan insektisida secara berkala

di daerah – daerah Kabupaten yang rawan penyebaran malaria.


References
● Drs.Priyanto,Apt,M.Biomed. (2010). FARMAKOLOGI DASAR. Depok:LESKONFI.

● Wardani,Alfi Kusuma,dkk (2020). Uji Aktivitas Antimalaria in vitro dari Ekstrak

Etanol Batang Tanaman Ashitaba (Angelica keiskei [Miq.] Koidz). Mataram : Jurnal

Ilmu Kefarmasian Indonesia.

● Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2005 hal 37-40

● Katzung et. al. 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12th Ed. Vol. 2

● Fridolina Mau, dan Mulatsih. (2018). Hubungan Antara Curah Hujan dan

Temperatur dengan Malaria di Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa

Tenggara Timur – Indonesia. NTT: Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 46, No. 2.
Thank
You Do you have any
questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai