Anda di halaman 1dari 46

FARMAKOLOGI

OBAT
ANTIMALARIA
Mesa Sukmadani Rusdi, M.Sc., Apt
PENYEBAB
Hewan bersel satu, tergolong amuba yang disebut
Plasmodium.

4 Plasmodium yang menyebabkan malaria:

Plasmodium
Plasmodium vivax
malariae

Plasmodium Plasmodium
falciparum ovale
SIKLUS HIDUP
SIKLUS HIDUP MALARIA

Fase aseksual
Fase seksual
(skizogoni) di dalam
eksogen (sporogoni)
tubuh hospes
didalam tubuh
vertebrata
nyamuk

Skizogoni
Skizogoni
eksoeritrosit
Eritrosit
(dalam sel
(di dalam darah)
parenkim hati)
KELOMPOK OBAT
ANTIMALARIA
Gol Antibakteri:
Gol Kuinolin: Sulfonamid,tetrasikli
Kuinine,kuinidin,primak n,
uin Spiramisin,azitromisi
Klorokuin,amodiakuin, n,
Meflokuine,halofantrin Klindamisin,rifampisi
n,
Gol Antifolat:
Gol Artemisin:
Pirimetamin,
Artemisin,Artemer
Trimetropim,
, Artesunat
Proguanil,
Klorprokuanil
• Spesies
plasmodium
• Tingkat siklus
EFEKTIVITAS
hidup
OBAT
• Resistensi
SCHIZONTICIDE DARAH
membunuh parasit eritrositik
CHLOROQUINE, MEFLOQUINE,
QUININE
SCHIZONTICIDE JARINGAN
membunuh skizon di hepar  vivax &
ovale
GAMETOSIT
membunuh gamet
CHLOROQUINE, QUININE, PRIMAKUIN

SPORONTOSID
membunuh spora
PROGUANIL, PYRIMETHAMINE
■ Schizontisid Darah: Obat obat yang bekerja pada parasit
darah
– Cholroquine
– Amodiaquine
– Quinine
– Mefloquine

■ Schizonticid jaringan: mengeliminasi bentuk yg sedang


berkembang dan juga dormant dalam sel hati.
– Primaquine
■ Gametocid: membunuh tahap tahap
seksual dan mencegah transmisi ke
nyamuk.
- Klorokuin & kuinin  vivax & ovale
- Primaquine  falciparum

■ Sporonticid: membunuh spora


– Proguanil, Pyrimethamine (anti folate agents)

■ Obat obat kemoterapi ini diharapkan


efektif membunuh parasit eritrositik
sebelum parasit2 ini tumbuh dlm jumlah
yg banyak  G.klinis/ penyakit
■ Parasit penyebab Malaria mempunyai tahapan
tahapan dalam siklus hidupnya yang kompleks,
dan obat obat anti Malaria bekerja pada beberapa
titik (tempat) dalam siklus tersebut.
RESISTENSI OBAT PADA MALARIA

■ Adanya parasit yang masih tetap hidup ataupun mengadakan


multiplikasi walaupun penderita mendapat pengobatan dengan obat
anti malaria

■ Semua jenis Plasmodium

■ Sering: Plasmodium falciparum


P. Falciparum P. Vivax/
P. Ovale

Chloroquin
e Resistens
Primaquine
Multi Obat
Resisten

Doxycycline/
Mefloquine Chloroquine +
Proguanil
Profilaksis
Antimalaria
P. Falciparum P. Vivax/
P. Ovale

Chloroquin
e Resistensi Chloroquin
Resisten, Komplikasi
e
(+) G6PD N
Komplikasi
(-) IV
Quinine + monitor Primaquin
jantung e
Fansidar/
Doxycyclin Pengobatan
e/ Antimalaria
Clindamyci
PENGOBATAN MALARIA
TANPA KOMPLIKASI
Malaria Falciparum dan M.
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) +
Vivax
Primakuin

Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan


malaria vivaks, Primakuin untuk malaria falsiparum
hanya diberikan pada hari pertama saja dengan
dosis 0,25 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks
selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB.
Primakuin tidak boleh diberikan pada bayi usia < 6
Malaria vivax relaps, malaria
ovale, dan malaria malariae
■ Pengobatan malaria vivaks yang relaps
Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan
dengan regimen ACT yang sama tapi dosis Primakuin
ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.

■ Pengobatan malaria ovale


Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT yaitu
DHP ditambah dengan Primakuin selama 14 hari. Dosis
pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks.

■ Pengobatan malaria malariae


Pengobatan P. malariaecukup diberikan ACT 1 kali perhari
selama 3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan
malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin
Pengobatan infeksi campur P.
falciparum + P. vivax/P.ovale
■ Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3 hari
serta primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari.
PENGOBATAN MALARIA PADA IBU
HAMIL
■ Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan
pengobatan pada orang dewasa lainnya.
■ Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin
Penanganan Malaria dengan
Komplikasi
Beberapa keadaan lain yang juga
digolongkan sebagai malaria berat:
1. Gangguan kesadaran ringan (GCS < 15)
2. Kelemahan otot (tak bisa
duduk/berjalan) tanpa kelainan
neurologik
3. Hiperparasetemia > 5%
4. Ikterus (kadar bilirubin darah > 3mg%
5. Hiperpireksia (temperatur rektal > 40 ºC
pada orang dewasa, > 41 ºC pada anak)
Penatalaksanaan Kasus Malaria berat
pada prinsipnya adalah:
1. Tindakan umum
2. Pengobatan Simptomatik
3. Pemberian obat anti malaria
4. Penanganan komplikasi
PENGOBATAN
SIMPTOMATIK
1. Berikan antipiretik pada penderita demam
untuk mencegah hipertermia
Dewasa : PCT 15 mg/kgbb/ kali, setiap 4
jam
Anak : PCT 10 mg/kgbb/kali,
ºC setiap 4-6
jam
2. Berikan antikonvulsan pada pasien dengan
kejang
Dewasa : diazepam 5-10 mg IV, jika
masih kejang diulang setiap 15 menit
(max 100mg sehari). Atau
phgenobarbital 100mg IM/kali, 2x
sehari
Anak : diazepam IV dosis 0,3 – 0,5 mg/kgbb/kali
Diazepam per rektal dosis 5 mg (BB <10kg)
dan 10 mg (BB > 10 mg)

Bila kejang belum teratasi, berikan phenytoin


dengan dosis inisial 10-15 mg/kgbb dalam
NaCl 0,9 % (IV)
PROGNOSIS

■Tergantung kecepatan dan ketepatan


diagnosis serta pengobatan.
■Pada malaria berat yang tidak
ditanggulangi, maka mortalitas yang
dilaporan pada anak-anak 15%, dewasa
20%, dan pada kehamilan meningkat
sampai 50%
Korelasi antara kepadatan parasit
dengan mortilitas
1. Kepadatan parasit < 100.000/uI,
maka mortalitas <1%
2. Kepadatan parasit > 100.000/uI,
maka mortalitas >1%
3. Kepadatan parasit > 500.000/uI,
maka mortalitas >50%
OBAT – OBAT ANTI
MALARIA
AMODIKAIN

■Secara oral, amodikain dengan cepat dan


intensif di metabolisir menjadi bentuk aktif
metabolit yaitu desetilamodikain senyawa
ini terdeteksi kurang dari 8 jam
■ES : Mual, muntah, sakit perut, diare, dan
gatal-gatal
■KI : hipersensitifitas, gangguan hepar.
ARTESUNAT

■Digunakan untuk injeksi sebagai asam


artesunik (karena tidak stabil dalam larutan
netral). Khasiat obat ini sama dengan
artemisin
■Artesunat digunakan untuk terapi malaria
tanpa komplikasi selama kehamilan
trimester 2 dan 3 pada daerah resisten
multi drug. Karena tidak ada data,
penggunaan trimester 1 tidak dianjurkan.
Farmakologi
Artesunat per oral dimetabolisir menjadi
dihidroartemisin, tetapi di absorbsi tidak lengkap
dengan puncak konsentrasi 1-2 jam setelah
minum obat. Eliminasi waktu paruh adalah 2-5 jam
KLOROKUIN
Aktifitas antimalaria
Klorokuin hanya efektif terhadap parasit
dalam fase eritrosit, sama sekali tidak
efektif terhadap parasit dalam jaringan.
Efektivitasnya sangat tinggi terhadap P.
vivax dan P.falciparum.
Mekanisme kerja
Berhubungan dengan sintesis asam nukleat dan
nucleoprotein yaitu dengan menghambat DNA
polimerase dan RNA polimerase.

Secara fisik terjadi interkalasi klorokuin dengan


guanine rantai DNA. Parasit yang menginfeksi
eritrosit akan segera mengambil dan
mengakumulasi obat tersebut di dalam badannya.
Parasit ini juga akan menggumpalkan pigmen
yang dihasilkan dari penghancuran haemoglobin.
Ada dugaan bahwa pigmen yang dilepaskan dari
degradasi Hb bertindak sebagai reseptor untuk
klorokuin dan turunannya. Pigmen ini atau
kompleksnya dengan klorokuin dapat
menyebabkan lisis parasit.
PRIMETAMIN
Efek antimalaria primetamin mirip
dengan efek kloroguanid, tetapi
lebih kuat karena bekerja
langsung; waktu paruhnya pun
lebih panjang.
Mekanisme kerja
Menghambat enzim dihidrofolat
reduktase plasmodia pada kadar yang
jauh lebih rendah dari pada yang
diperlukan untuk menghambat enzim
yang sama pada manusia. Enzim ini
bekerja dalam rangkaian reaksi sintesis
purin, sehingga penghambatannya
menyebabkan gagalnya pembelahan inti
pada pertumbuhan skizon dalam hati.
PRIMAKUIN

Aktivitas antimalaria
Penyembuhan radikal maria vivaks dan ovale,
karena late tissue stage form plasmodia ini dapat
dihancurkan oleh primakuin. Golongan 8-
aminokuinolin memperlihatkan efek gametosidal
terhadap ke-4 jenis plasmodium terutama
P.falciparum.
Mekanisme kerja
Pentakuin tidak menghambat inkorporasi fosfat
pada DNA atau RNA. Yang berperan sebagai
antimalaria ialah primakuin, sedangkan yang
menyebabkan hemolisis lebih kuat ialah
metabolitnya.
KUININ DAN ALKOID SINKONA

Aktifitas antimalaria
Kina bersama primetamin dan sulfonamide masih
merupakan regimen terpilih untuk P.falciparum yang
resisten terhadap klorokuin. Kina terutama berefek
skizontosid, dan terhadap P.vivax dan P.malariae, juga
berefek gametosid. Akan tetapi, untuk terapi supresi
dan pengobatan serangan klinik, obat ini lebih toksik
dan kurang efektif dibandingkan klorokuin.
PROGUANIL
Proguanil atau kloroguanid ialah
turunan biguanid yang dalam
tubuh diubah menjadi metabolit
triazin yang berefek skizontosid
melalui mekanisme antifolat. Obat
ini mudah penggunaannya dan
hampir tanpa efek samping.
MEFLOKUIN
Dengan dosis tunggal yang lazim,
meflokuin dapat menghilangkan
demam dan parasitemia pada
pasien yang terinfeksi P.falciparum
strain resisten di daerah endemik.
Obat ini juga menyebabkan
penyembuhan supresi terhadap
malaria oleh berbagai strain
P.falciparum.
HALOFANTRIN

Dosis 3 kali 500 mg dengan selang waktu 6


jam memberi hasil pengobatan: bersihan
parasit (parasite clearance) dalam 50-60
jam dan meredanya demam setelah kira-
kira 48 jam, angka penyembuhan kira-kira
98%.
KOMBINASI
PIRIMETAMIN
SULFADOKSIN
Obat ini sangat efektif untuk
mengobati malaria oleh
P.falciparum yang sudah resisten
klorokuin. Namun penggunaan
rutin untuk keperluan
kemoprofilaksis malaria tidak
dianjurkan sebab obat ini relative
toksik.
ARTEMISININ
Senyawa ini menunjukkan sifat
skizontosid yang cepat in vitro maupun
in vivo sehingga digunakan untuk
malaria yang berat. Ikatan
endoperoksida dalam senyawa ini
berperan dalam penghambatan sintesis
protein yang diduga merupakan
mekanisme kerja antiparasit ini.
ANTIBIOTIKA SEBAGAI
ANTI MALARIA
1. Doksisiklin
Derivat dari oksitetra, memiliki spektrum
yang sama aktivitasnya. Obat ini lebih
lengkap diabsorbsi dan lebih larut dalam
lemak. Juga mempunyai waktu paruh
yang panjang
ES : Iritasi saluran pencernaan, reaksi
fototoksik, depresi sum-sum tulang
yang reversible, perubahan warna gigi
dan hipoplasia enamel yang permanen
2. Tetrasiklin
Merupakan antibiotika broad spectrum
yang poten tapi lambat dalam melawan
bentuk aseksual dalam darah seluruh
spesies plasmodium
ES : GIT/pencernaan : gangguan
lambung, rasa tidak enak pada perut,
mual, muntah, diare
KI: Hipersensitif, gangguan hepar, dan
renal, ank < 8 th, ibu hamil dan
menyusui
3. Clindamycin
Merupakan antibiotik lincosamide yang
menghambat step awal sintesis protein
melalui mekanisme sama dengan
makrolides.
ES : diare (2-20%), mual, muntah, nyeri
perut, tidak enak di perut, hipersensitif
(10%), biduran pada kulit, urtikaria
(anafilaksis), leukopenia.

Anda mungkin juga menyukai