4 Hiperlipidemia
2.4.1 Definisi
2.4.2 Klasifikasi
1. Hiperlipidemia Tipe I
Hiperlipidemia tipe I memperlihatkan hiperkilomikronemia pada waktu
puasa bahkan dengan diet lemak normal dan biasanya disebabkan oleh
kekurangan lipoprotein lipase yang dibutuhkan untuk metabolisme kilomikron
dan defisiensi apoprotein CII (Suyatna, 2007).
2. Hiperlipidemia Tipe II
Pada hiperlipidemia tipe II ini terjadi peningkatan LDL dan apoprotein B
dengan VLDL kadar normal (tipe IIa) dan kadar VLDL sedikit meningkat (tipe
IIb). Pada individu homozigot gejala timbul sejak masa anak-anak sedangkan
individu heterozigot gelaja kliniknya tidak muncul sebelum umur 20 tahun
(Suyatna, 2007).
3. Hiperlipidemia Tipe III
Hiperlipidemia tipe III dikenal dengan nama Familial
Disbetalipoproteinemia, ditandai dengan tingginya kadar kilomikron dan IDL.
Pada tipe ini akan terjadi penimbunan IDL yang disebabkan oleh blokade parsial
dalam metabolisme VLDL menjadi LDL, peningkatan produksi apoprotein B atau
apoprotein E total (Suyatna, 2007).
4. Hiperlipidemia Tipe IV
Hiperlipidemia tipe IV terjadi peningkatan kadar VLDL dengan
hipertrigliseridemia, dan merupakan penyakit terbanyak dijumpai d negara barat.
Gejala klinik akan timbul pada usia pertengahan, separuh dari pasien ini terjadi
peningkatan kadar trigliserida pada umur 25 tahun, gejala klinik xantoma bisanya
tidak terjadi (Suyatna, 2007).
5. Hiperlipidemia Tipe V
Hiperlipidemia tipe V memperlihatkan terjadinya akumulasi VLDL dan
kilomikron, mungkin disebabkan karena gangguan katabolisme trigliserida
endogen dan eksogen. Karena semua lipoprotein mengandung kolesterol sehingga
kadar kolesterol dapat meningkat jika kadar trigliserida terlalu tinggi. Pasien
dengan tipe ini menunjukkan intoleransi terhadap karbohidrat dan lemak
(Suyatna, 2007).
A. Etiologi
B. Patofisiologi
2. Obat-obatan tertentu
Pil KB, obat diuretik, dan beberapa jenis obat antidepresi juga diketahui
dapat memengaruhi kadar kolesterol Anda.
3. Kondisi kesehatan teretentu
Tingkat kolesterol abnormal bisa ditemukan pada ibu hamil dan orang
yang menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit ginjal,
kelainan tiroid, dan sindrom ovarium polikistik.
4. Keturunan
Gejalanya bisa dirasakan dalam beberapa tahun, seperti nyeri dada, serangan
jantung ringan, kram di betis saat berjalan, luka pada jari kaki yang tidak kunjung
sembuh, dan gejala stroke.
Kadar kolesterol setiap orang bisa bervariasi tergantung riwayat dan kondisi
kesehatan. Namun, kadar kolesterol yang normal adalah sebagai berikut:
Kadar kolesterol total berada di bawah 200 mg/dL, dan dapat dikatakan
tinggi apabila melebihi 240 mg/dL
Kadar LDL dianggap normal apabila berkisar antara 100–129 mg/dL, dan
termasuk kategori sangat tinggi apabila melebihi 190 mg/dL
Kadar trigliserida berada di bawah 150 mg/dL, dan termasuk kategori
tinggi jika melebihi 200 mg/dL
2.4.6 Komplikasi
1. Nyeri dada
Pembuluh darah arteri adalah bagian dari tubuh yang mengirimkan darah
pada jantung. Jika kerja pembuluh darah arteri terhambat maka dapat
menyebabkan terjadinya nyeri dada atau angina dan gejala lain dari
penyakit jantung.
2. Serangan jantung
Jika plak pada dinding pembuluh darah bocor atau pecah dan terjadi
pembekuan darah maka dapat menghambat peredaran darah pada
pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan pengiriman darah ke
jantung juga terhambat. Hal tersebut menyebabkan serangan jantung.
3. Stroke
Seperti pada serangan jantung, jika aliran darah ke otak terhambat karena
terjadi pembekuan darah maka dapat menyebabkan terjadinya stroke.
2.4.7 Penatalaksaan
Terapi Non-Farmakologi
Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan untuk hiperlipidemia adalah :
Terapi Farmakologi