Anda di halaman 1dari 9

2.

4 Hiperlipidemia

2.4.1 Definisi

Hiperlipidemia didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan satu atau lebih


kolesterol , fosolipid, atau trigliserida. Hiperlipidemia juga biasanya dikaitkn
dengan meningkatnya total kolesterol dan trigliserida, penurunan HDL,
peningkatan apolipoprotein B, dan peningkatan LDL (Dipiro, 2005).
Hiperlipidemia ditandai dengan meningkatnya serum kolesterol total (LC), LDL
(Low Density Lipoprotein), VLDL (Very Low density Lipoprotein), dan
penurunan HDL (High Density Lipoprotein) (Khera dan Aruna, 2012).

Hiperlipidemia sering dikenal juga sebagai hiperlipoproteinemia, karena


sebelum mengalami sirkulasi dalam darah, lemak harus berikatan dengan protein
membentuk lipoprotein. Sehingga semakin banyak lemak yang dikonsumsi akan
menyebabkan semakin banyaknya lipoprotein yang terbentuk. Kolesterol dalam
darah akan mengalami sirkulasi dalam bentuk kolesterol LDL dan HDL.
Kolesterol LDL sering disebut kolesterol jahat karena dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah dan mengakibatkan serangan jantung. Sedangkan
HDL dikenal sebagai kolesterol baik karena berfungsi menyapu kolesterol bebas
di pembuluh darah dan mampu mempertahankan kadar trigliserida darah dalam
kisaran normal (Suyatna, 2007).

2.4.2 Klasifikasi

Klasifikasi hiperlipidemia yang dikenal adalah klasifikasi Frederickson


yang membagi hiperlipidemia berdasarkan fenotip plasma. Klasifikasi ini
merupakan alat bantu yang penting karena meliput berbagai keadaan metabolisme
(Suyatna, 2007). Klasifikasi ini dapat dilihat pada Tabel berikut:
Pola Sinonim Peningkatan Utama Dalam
Lipoprotein Plasma
Lippoprotein Lipid
Tipe I Familial Kilomikron Trigliserida
hiperkilomikronemia
Tipe Iia Familial LDL Kolesterol
hiperkolesterolemia
Tipe Iib Kombinasi Familial LDL dan VLDL Kolesterol dan
hiperkolesterolemia trigliserida
Tipe III Familial LDL Kolesterol dan
disbetalipoproteinemia trigliserida
Tipe IV Familial VLDL Kolesterol dan
hiperprebetalipoproteine trigliserida
mia
Tipe V Hipertrigliserida VLDL dan Kolesterol dan
endogen Kilomikron trigliserida

1. Hiperlipidemia Tipe I
Hiperlipidemia tipe I memperlihatkan hiperkilomikronemia pada waktu
puasa bahkan dengan diet lemak normal dan biasanya disebabkan oleh
kekurangan lipoprotein lipase yang dibutuhkan untuk metabolisme kilomikron
dan defisiensi apoprotein CII (Suyatna, 2007).
2. Hiperlipidemia Tipe II
Pada hiperlipidemia tipe II ini terjadi peningkatan LDL dan apoprotein B
dengan VLDL kadar normal (tipe IIa) dan kadar VLDL sedikit meningkat (tipe
IIb). Pada individu homozigot gejala timbul sejak masa anak-anak sedangkan
individu heterozigot gelaja kliniknya tidak muncul sebelum umur 20 tahun
(Suyatna, 2007).
3. Hiperlipidemia Tipe III
Hiperlipidemia tipe III dikenal dengan nama Familial
Disbetalipoproteinemia, ditandai dengan tingginya kadar kilomikron dan IDL.
Pada tipe ini akan terjadi penimbunan IDL yang disebabkan oleh blokade parsial
dalam metabolisme VLDL menjadi LDL, peningkatan produksi apoprotein B atau
apoprotein E total (Suyatna, 2007).
4. Hiperlipidemia Tipe IV
Hiperlipidemia tipe IV terjadi peningkatan kadar VLDL dengan
hipertrigliseridemia, dan merupakan penyakit terbanyak dijumpai d negara barat.
Gejala klinik akan timbul pada usia pertengahan, separuh dari pasien ini terjadi
peningkatan kadar trigliserida pada umur 25 tahun, gejala klinik xantoma bisanya
tidak terjadi (Suyatna, 2007).
5. Hiperlipidemia Tipe V
Hiperlipidemia tipe V memperlihatkan terjadinya akumulasi VLDL dan
kilomikron, mungkin disebabkan karena gangguan katabolisme trigliserida
endogen dan eksogen. Karena semua lipoprotein mengandung kolesterol sehingga
kadar kolesterol dapat meningkat jika kadar trigliserida terlalu tinggi. Pasien
dengan tipe ini menunjukkan intoleransi terhadap karbohidrat dan lemak
(Suyatna, 2007).

2.4.3 Etiologi dan Patofisiologi

A. Etiologi

B. Patofisiologi

Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam aliran darah sebagai


kompleks lipid dan protein yang dikenal sebagai lipoprotein. Klasifikasi nilai
kolesterol total, LDL dan HDL pada orang dewasa dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini. Peningkatan trigliserida, kolesterol LDL, dan kolesterol total serta
penurunan HDL dalam darah berhubungan dengan perkembangan penyakit
jantung koroner (PJK) (Dipiro, 2005).
Kerusakan primer pada hiperkolesterol familial berupa ketidakmampuan
pengikatan LDL terhadap reseptor LDL (LDL-R) atau kerusakan pencernaan
kompleks LDL-R ke dalam sel setelah pengikatan normal. Hal ini mengarah pada
kurangnya degradasi LDL oleh sel dan tidak teraturnya biosintesis kolesterol,
dengan jumlah kolesterol total dan LDL tidak seimbang dengan berkurangnya
reseptor LDL (Dipiro, 2005).
Klasifikasi Nilai Kolesterol Total, LDL, HDL dan Trigliserida (Dipiro, 2005)
2.4.4 Faktor Resiko

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami


hiperlipidemia, antara lain:

1. Gaya hidup tidak sehat

Obesitas, terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, kebiasaan


merokok, terlalu sering mengonsumsi minuman beralkohol, dan malas
berolahraga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan menurunkan
kadar kolesterol baik.

2. Obat-obatan tertentu

Pil KB, obat diuretik, dan beberapa jenis obat antidepresi juga diketahui
dapat memengaruhi kadar kolesterol Anda.
3. Kondisi kesehatan teretentu

Tingkat kolesterol abnormal bisa ditemukan pada ibu hamil dan orang
yang menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit ginjal,
kelainan tiroid, dan sindrom ovarium polikistik.

4. Keturunan

Hiperlipidemia juga bisa bersifat genetik atau keturunan. Umumnya, orang


dengan kondisi hiperlipidemia turunan memiliki kadar kolesterol dan
trigliserida yang tinggi sejak usia remaja. Kondisi ini meningkatkan risiko
penyakit jantung koroner dini dan serangan jantung.

Gejalanya bisa dirasakan dalam beberapa tahun, seperti nyeri dada, serangan
jantung ringan, kram di betis saat berjalan, luka pada jari kaki yang tidak kunjung
sembuh, dan gejala stroke.

2.4.5 Gejala dan Diagnosa

Hiperlipidemia hampir tidak menunjukkan tanda dan gejala. Namun, pada


hiperlipidemia turunan, bisa muncul gejala seperti pertumbuhan lemak
kekuningan di sekitar mata dan persendian. Untuk memastikan kondisi
hiperlipedimia, maka harus dilakukan tes darah yang disebut pemeriksaan profil
lemak atau panel lipid. Hasil pemeriksaan ini akan menunjukkan kadar kolesterol
total, kadar trigliserida, kadar kolesterol baik dan kolesterol jahat.

Kadar kolesterol setiap orang bisa bervariasi tergantung riwayat dan kondisi
kesehatan. Namun, kadar kolesterol yang normal adalah sebagai berikut:

 Kadar kolesterol total berada di bawah 200 mg/dL, dan dapat dikatakan
tinggi apabila melebihi 240 mg/dL
 Kadar LDL dianggap normal apabila berkisar antara 100–129 mg/dL, dan
termasuk kategori sangat tinggi apabila melebihi 190 mg/dL
 Kadar trigliserida berada di bawah 150 mg/dL, dan termasuk kategori
tinggi jika melebihi 200 mg/dL
2.4.6 Komplikasi

Tingginya kadar kolesterol dapat menyebabkan atherosklerosis yaitu kondisi


dimana terjadinya akumulasi kolesterol dan plak pada dinding arteri. Plak dapat
menghambat aliran darah pada pembuluh darah arteri. Berikut komplikasi yang
dapat terjadi :

1. Nyeri dada

Pembuluh darah arteri adalah bagian dari tubuh yang mengirimkan darah
pada jantung. Jika kerja pembuluh darah arteri terhambat maka dapat
menyebabkan terjadinya nyeri dada atau angina dan gejala lain dari
penyakit jantung.

2. Serangan jantung

Jika plak pada dinding pembuluh darah bocor atau pecah dan terjadi
pembekuan darah maka dapat menghambat peredaran darah pada
pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan pengiriman darah ke
jantung juga terhambat. Hal tersebut menyebabkan serangan jantung.

3. Stroke
Seperti pada serangan jantung, jika aliran darah ke otak terhambat karena
terjadi pembekuan darah maka dapat menyebabkan terjadinya stroke.

2.4.7 Penatalaksaan

Terapi Non-Farmakologi
Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan untuk hiperlipidemia adalah :

 Modifikasi gaya hidup


 Olahraga secara rutin, terutama aerobik.
 Batasi konsumsi lemak jenuh, dan alkohol.

 Konsumsi ikan dan suplemen omega-3.


 Gunakan minyak tak jenuh tunggal seperti minyak kanola atau minyak
zaitun untuk memasak makanan.
 Untuk membantu mengendalikan kadar lemak trigliserida/LDL, makanlah
makanan yang kaya akan asam lemak omega 3, contohnya :ikan yang
hidup di air dingin (Sardeen, salmon, makerel), kacang kedelai (tahu,
tempe) yang juga mengandung antioksidan untuk menurunkan kadar LDL
di dalam darah
 Makan banyak buah dan sayuran untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan
vitamin esensial dan serat.
 Perhatikan beberapa obat yang dapat menginduksi kolesterol

Memberikan petunjuk mengurangi kadar lemak dengan diet :


 berusaha supaya berat badannya ideal (BMI 20-25 kg/M2)
 kurangi intake energi dan tingkatkan pengeluaran energi dengan cukup
olahraga
 kurangi konsumsi lemak (energi dari lemak) hingga 30% dari total energi
yang masuk
 perbanyak konsumsi lemak-lemak nabati seperti sayuran, nabati dan lemak
ikan).
 Tingkatkan konsumsi karbohidrat dan serat (buah-buahan, sereal dan
sayuran). (Anonim, 2013)

Terapi Farmakologi

Beberapa terapi farmakologi yang dipakai untuk terapi hiperlipidemia adalah:

Golongan Mekanisme Kerja ESO Monitoring Interaksi Kontra


Obat Indikasi
Statin Meningkatkan Miopati, Monitoring -Antikoagulan, Absolut :
katabolisme LDL meningkatka clirens niasin, penyakit hati
dan menghambat n enzim hati, creatinin imunosupresan aktif atau
sintesisnya sehingga nyeri yang -Fibrat, kronik
menurunkan kadar abdomen, disebabkan siklosporin, Relatif :
kolesterol darah konstipasi, oleh eritromisin penggunaan
kembung miopati -Imunosupresan, bersama
niasin, dengan obat-
antikoagulan. obatan
khusus
-Antasida, (siklosporin,
digoksin, antibiotic
spironolaktan makrolida,
-Antagonis vit k, beberapa
antihiperlipidem anti jamur,
ia lain, penghambat
siklosforin. sitokrom
p45 (filtrate
dan niacin)
Resin Meningkatkan Gangguan Monitoring Absolut :
(penukar katabolisme LDL, GI, asidosis, saluran disbetalipopr
asam dan menurunkan hiperkloremi pencernaan oteinemia,
empedu) absorpsi kolesterol a, konstipasi, TG > 400
sehingga penurunan mg/dl
menyebabkan absorbsi obat
penurunan kadar lain
kolesterol dalam
darah (penurunan
LDL, peningkatan
VLDL).
Asam Menurunkan sintesis Flushing, Monitoring Heparin Wafarin Absolut :
Nikotinat LDL dan VLDL, Hiperglicemi Gula Darah penyakit hati
sehingga a, kronik,
menurunkan kadar Hiperuricemi severe gout.
kolesterol dan a (gout), Relatif :
trigliserida darah Gangguan GI Diabete,
( menurunkan LDL bagian atas, hiperuricemi
dan VLDL, hepatotoksik a, peptic
meningkatkan HDL) ulcer
disease.
Asam Fibrat Meningkatkan Dispepsia, Monitoring -Antikoagulan Absolut :
bersihan VLDL, dan batu empedu, cliren -Antikoagulan severe renal
menurunkan miopati, creatinin oral disease,
sintesisnya sehingga gangguan GI dan fungsi -Estrogen dan severe
menurunkan kadar GI derivatnya hepatic
kolesterol dan disease
trigliserida darah
(menurunkan LDL
dan meningkatkan
HDL)
Penghambat Menghambat Sakit kepala, Siklosporen, Kerusakan
absorbsi absorpsi kolesterol nyeri kolestiramin, hati,
kolesterol (menurunkan LDL) abdomen, fibrat menyusui.
diare
Lain-lain Meningkatkan Dyspepsia, Paresthesia, Penyakit
bersihan LDL diare, sakit kepala, miokardium
sehingga aritmia, anemia, diare, dan aritmia.
menurunkan angiodema gangguan GI
konsentrasi
kolesterol darah
(menurunkan LDL
dan HDL)

Anda mungkin juga menyukai