Yu s m a n M a l i k
2015730134
P e m b i m b i n g : d r. H e r ya n t o S ya m s u d i n , S p . K K
•Epidermis
•Dermis
•Subkutis
EPIDERMIS
• Lapisan tanduk, lapisan paling luar
dan terdiri atas beberapa lapisan
sel-sel gepeng yang mati dan
protoplasmanya telah berubah
menjadi keratin (zat tanduk
• Staratum lucidum, lapisan sel-sel
gepeng tanpa inti dengan
protoplasma yang berubah menjadi
protein yang disebut eleidin.
• Stratum granulosum, (lapisan
keratohyalin) merupakan2 atau 3
lapis sel-sel gepeng dengan
sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti diantara nya.
• Stratum spinosum, disebut pula prickle cell layer (lapisan akanta)
terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk polygonal yang
besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
Protoplasma nya jernih karena banyak mengandung glikogen.
2. Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan
dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah
diserap, begitupun yang larut lemak.
3. Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang
tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl,
urea, asam urat, dan amonia.
4. Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung – ujung saraf sensorik di
dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas di perankan oleh
badan ruffini, dingin badan Krause, rabaan badan taktil Meissner,
tekanan badan paccini.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), kulit melakukan
peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan
(otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh
darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup
baik.
6. Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen
(melanosit), terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi
saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1.
Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen
(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.
7. Fungsi keratinisasi, lapisan epidermis dewasa memiliki 3 jenis sel
utama yaitu keratinosit, sel Langerhans, melanosit. Keratinosit
dimulai dari sel basal dilakukan pembelahan, sel basal yang lain
akan berpindah ke atas dan mengubah bentuknya menjadi sel
spinosum, semakin ke atas sel menjadi semakin gepeng dan
bergranula ke sel granulosum. Makin lama dihapus dan keratinosit
ini menjadi sel tanduk yang amorf.
8. Fungsi pembentukan vit D, diaktifkan dengan mengubah 7
dihidroksi kadar dengan pertolongan sinar matahari. Hanya
kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal
tersebut, dibutuhkan vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.