Anda di halaman 1dari 8

PENATALAKSANAAN INFEKSI

HELIGOBAGTER PYLORI
Siti Nurdjanah
S u b B ag i a n G a s troen le ro - HeP ato I o g i
Bagian thnu Penyakit Dalam Fakultas Kedokleran UGMl
SMF Penyakit Dalam RSUP DL Sediito
Yogyakarta

ABSTRAK
Prevalensi infeksiH. pyloripada populasisehatdi lndonesia sekitar54,3ol" di negara barat 20-
40%. Sedangkan pada penderita ulkus peptikum antara B5%- 100%. Namun untuk gastritis kronis
lebih rendah yaitu sekitar 20%. Tes diagnosis H pylori meliputi invasif (dengan endoskopi) dan
non-invasif (tanpa endoskopi). Tes invasif meliputi biopsi, histologi, kultur dan uji urease cepat
Sensitivitas dan spesifisitas untuk pemeriksaan histologi dan uji urease cepat tinggi lebih dari
90%, sedangkan untuk kultur rendah kurang dari90%. Sedangkan non endoskopi bisa secara
serologidan tes pernafasan dengan urea. Tes pernapasan urea validitasnya tinggi, namun tidak
semu;senter rumah sakit tersedia. Tes serologi lebih sedng tersedia dj senter-senter rumah
sakit. Terapi untuk infeksi H. pylori ditujukan eradikasi bakteri. Ada dua tahapan terapiyaitu terapi
"triple" dan "quadripie". Terapi"triple" menggunakan kombinasiobat penghambat sekresi asam'
dengan dua antibiotika, atau salah satu antibiotika diganti preparat bismuth atau metronidazol'
Ter;pi "quadriple" menggunakan kombinasi penghambat sekresj asam dengan tetrasiklin, bis-
muth dan metronidazol. Lama terapi 7-14 hari.

Kaia kunci : helicobacter (h) pylori-ulkus peptikum-diagnosis-endoskopi-terapi

PENGANTAR di negara sedang berkembang sangat tinggi


sekitar 80%6 sedangkan di negara barat
Helicobactet pylori (H pylori) adalah
berkisar antara 20% sampai40%.5 Prevalensi
bakteri gram negatif berbentukspiral, pertama
tergantung pada usia, letak geografi dan
kaliditemukan oleh Marshal dan Warren pada
menjngkat dengan rendahnya status sosial
tahun 1983 yang berasal dari biopsi mukosa
ekonomi, lingkungan hidup yang kumuh serta
lambung.l Sejak saat itu banyak laporan- penyediaan air bersih yang kurang memadaj.T
laporan dari berbagai pusat penelitian di
berbagai bagian dunia yang menyatakan Di lndonesia infeksi H.pylo, pada populasi
hubungan yang erat antara bakteri inidengan sehat sekitar 54.3%." Sedangkan frekuensi
gaslritis kronis, ulkus peptikum'?dan karsinoma inleksi H.pyloripada ulkus peptikum dan gas-
gaster.3 tritis kronis di berbagai rumah sakit di ln4one-
sia tertera pada tabel l.sio
Pada ulkus peptikum, H.pylori merupakan
penyebab utama4, namun pada dispesia non Diagnosis H.pylor, dilakukan dengan 2
ulkus peranan H.pylorlsebagai etiologi masih cara yaitu yang memerlukan endoskopi atau
belum ada persesuaian pendapat.t Walaupun invasif dan diagnosis yang tidak memerlukan
demikian pada dispepsia yang tidak sembuh- endoskopi atau non invasit 4 r '14 Hampir
sembuh Hpylorl mempunyai peranan penting.l keseluruhan tes diagnosis ini relatif mahal dan
Prevalensi infeksi H pyloripada populasi sehat belum semuanya bisa dilakukan dirumah sakit

19
I

Perlenuan niah Tahunan lmu Penyakit Dalan 1999

setempat. Penanganan untuk infeksi H.pylori meliputi uji serologi dengan darah, saliva dan
ada bermacam-macam kombinasi obat ujj urea nafas 15 ij i3 r' 16
diantaranya, garam bismuth menggunakan
kombinasi antibiotika obat yang menurunkan Tes pernafasan dengan urea
sekresi asam lambung-r's8ts Karena itu Tes ini pertama kali dikembangkan oleh
menentukan cara diagnosis dan terapidengan
Graham dan kawan-kawan 1985 Penderita
tepat pada pende(ita H.pylori merupakan mendapat masukan '3C urea 5 mg/kg berat
langkah untuk mencapai penanganan penderita
badan peroral, pemberian ini menghasilkan
yang optimal.
suatu pelepasan r3CO, dari individu yang
PEMBAHASAN terinfeksiH pylor. Sementara individu dengan
tidak didapatkannya H pylori kadat'3CA,tidak
Helicobaclet pyloi adalah sualu organis- berubah dari garis dasar.iT
me mikro aerofilik yang akan tumbuh pada
tekanan oksigen rendah dan mempunyat Dengan menghitung rata-rata produksi
flagela pada kedua ujungnya, berukuran 0,2 - CO, perluas permukaan badan. didapatkan
0.8 mm x 0,5-5 mm. hidup dibawah lapisan nilai aktivitas urease bakteri secara kwantitatif
mukus yang menutupimukosa lambung dalam dalam U mol/min. Hasil ini positif bita ada
suasana asam dan memproduksi urease. peningkatan paling sedikit0.01% CO,. Test ini
Karena menunjukkan aktifitas urease yang mahal dan penderita sebelum tes harus
bermakna, hal ini kemudian digunakan untuk mendapatmakanan padat terlebih dahulu untuk
mengembangkan suatu tes diagnosis. H. py- menghambat kecepatan pengosongan
lori melekat rapatdengan epitel, aktif bergerak lambung, sehingga,3C urea lebih tama
pada mukus yang kental.l Bakteri initercat baik berhubungan dengan bakteri lambung dan
dengan Hematoksilin dan Eosin, Gram, Gi- mencegah 13C urea sampai ke colon yang
emsa.I,r3 mengakibatkan pelepasan '3CO, oleh flora
colon. Sensitivilas dan nilai ramal negatif
Diagnosis 98.2%, sedangkan nilairamal positif 100%.,3
Ada beberapa cara untuk mendiagnosis
H. pylori yailu c€ra invasif dan non invasif. Positif palsu terjadi kemungkinan ada
Prosedur invasif terdiri atas endoskopi dan mikroorganisme lain yang menghasilkan ure-
biospsi mukosa, histologi, kultur mikrobiologi ase pada kondisi akhlorhidri. Negatif palsu
dan uji urease cepat. Prosedur non invasit terjadi bilamana penderita sebelumnya

Tabel 1. Persentase infeksiH. Pyloi pada ulkus peptikum dan qastritis kronis
di beberapa rumah sakil di lndonesia

Lokasi Jenis penyakit Metode diaq,

Manan Jakarta Ulk. Duodenum cLo 100


Jayapranata Surabaya Ulk. Duodenum cLo 93.9
Jayapranata Surabaya Ulkusqaster CLO 85.7
Nurdjanah Yogyakarta Gaslritis kronis Serologis 22.5'
Nurdjanah Yoqyakarta Gaskitis kronis 20'
"Diantara penderita .lispepsia krcnis

20
Sit Nurdjanah - Penatataksanaan Heticabacler pylori

mene ma antibiotika. antasida, obat-obat bis- diprediksi sebelumnya, sehingga tes serologi
muth maupun anti sekresi.13 initidak baik untuk menentukan penyembuhan
dati inleksi H. pylori.13
l\,4arshal dan Suryeyo 1988 mengguna-
kan rac-urea tanpa menqgunakan makanan
i1C-
Pemeriksaan lnvasif
padat untuk memperlambat pengosongan
urea dari lambung, tes jni ternyata kurang
Tes ini untuk mendiagnosis H. pylori
dengan mengambil material biopsi dari
akurat. Tes pernafasan dengan urea ini tidak
mukosa gaster dengan endoskopi. Kemudian
secara rutin tersedia di Rumah Sakit DiAsia
dapat dianalisis dengan bermacam-macam
khususnya di Indonesia berbeda dengan cara. Hasil tes ini meningkat bila materialyang
negara barat. Sensitivitas dan spesifisitas tes diambil tidak hanya satu dan di beberapa
ini berturut-turut 95-98% dan 98-100% '' tempat, yaitu di antrum dan korpus.
Sensitivitas dan spesiflsitas tes pernafas-
an dengan urea ini sebelum terapi setinggi Biopsi urease test
sesudah terapi. Sehingga tes ini merupakan Bisa digunakan test Campylobacter-Like-
cara yang dapat dipercaya untuk menentukan Organism (CLO), material biopsi ditempatkan
slatus H pylorl sesudah pengobatan Dengan pada CLO, adanya H. pylori akan tetiadi
catatan bahwa baqaimanapun sensitivitas perubahan warna dari kuning muda menjadi
akan menurun bila penderila baru saja merah yang terlihat dari beberapa menit
mendapatkan terapi antibiotik, bismuth ataupun sampai24jam. Hal ini disebabkan enzym ure-
ase dariH. p)y'onmerubah urea meniadiamonia
obat yang menekan asam, sehingga tes
alkali.
sesudah tera pi sekurang-kurangnya 4
minggu.4 rr3 Untukmeningkatkanakurasitesinidengan
menempatkan beberapa material biopsi ke
Tes seroloqi CLO. Sensilivitas dan spesifisitas tinggi
berturulturut 88-95% dan 100%.113 16
Tes ini biasa digunakan pada penelitian
Biopsi urease tes ini sensitivitas akan
ep demiologi karena retatiftidak mahal. Antibodi
menurun bilamana sebelum tes telah
lgc terhadap bakteri H. pylot diukur dengan
mendapat penghambat pompa proton (PPP),
menggunakan tehnik Elisa, Westerblot, Com-
antibiotik atau preparat bismut H. Bila
plement fixation Test dan tes aglutinasi bakteri
mendapat PPP sebelumnya, biopsi harus
Sering memberikan hasil sensitivitas dan dilakukan pada daerah antrum dan korpus
spesifisitas rendah berturut-turut 56% dan Atau bilamana sebelumnya mendapatkan
69%. '' kombinasi ketiga obat itu, setelah biopsiharus
Tes serologi ini biasanya dilakukan di kota-
diperiksa secara histologi. Biopsi urease tes
maupunAsia. Hasiltes merupakan pilihan pertama bila endoslopi
kota besar di lndonesia
tersedia karena sensitivitas dan spesifisitas
seroiogi tergantung anligen yang digunakan
tinggi. Bila tes ini sudah positif tidak perlu
Jrlu" les. Biasanya digunakan lgc lebih se nq pemeriksaan secara histologi.r3
daripada lgA.ir3
Baik biopsi urease maupun histologi tidak
Karena titer antibodi H. pyloi menurun direkomendasikan untuk menqetahui status
sesudah terapi variasinya luas dan tidak bisa penyembuhan infeksi ini. Apabila diperlukan

21
=-

Peftenuan niah Tahunan lnu Penyakt Dalam 1999

untuk tes biopsi urease maupun histologi dipertimbangkan kapan dilakukan les diagno-
dilakukan 4 minqqu sesudah terapi dihentjkan sis H. pyloi. Rekomendasi untuk melakukan
untuk mengelahui penyembuhan.lr3 tesdiagnosis H. pylor bisa disarankan sebagai

Histopatologi dengan pewarnaan


1. U.iilpemeriksaan untuk H.pylori hanya
Cat yang digunakan bisa dengan Hema- dilakukan bila dkencanakan akan dilaku-
toxilin dan eosin, Gram, Giemsa. Sensitivitas kan terapi
dan spesifisitas tinggi berturut-turut 93% dan
9Bo/..1,5.'3
2. Pemetiksaan H.pylon tidak sesuai untuk
individu asimtomatik tanpa riwayat utkus
Kultur peptikum sebelumnya.
Tes ini secara rutin tidak djgunakan. 3. Uji H-pyloa nonendoskopidapat dilakukan
Sensilivitas dan spesiflsitas rendah berturut- oleh dokter umum pada pasien dengan
turut 66-98%. Kultut H. pyloti dari biopsi ulkus peptikum atau riwayat ulkus pep-
mukosa gaster sukar, memerlukan waktu dan tikumataudengan gejala kronik sesuai tipe
mahal. Tes ini bila digunakan biasanya untuk ulkus peptik, bila usia pasien < 50 ada
menentukan resistensi bakterj terhadap anti- landa-tanda bahaya.
biotik yang digunakan.rr3 4. Konfirmasi eradikasi H.pylo, dengan
Andersen etal 1998 melakukan penelitian endoskopiatau ujinafas urea tidak diper-
prospeklil untuk menganalisis 7 perbedaan lukan pada pasien yang diterapi untuk
metode untuk mendiagnosis H. pylo dati 97 ulkus duodenum tanpa komplikasi, kecuali
subyek yang tidak diobati. Dari penelitian ini bila gejala-ge.jala menetap.
disimpulkan bahwa pemeriksaan non invasif 5. Pemeriksaan H.pylori sebelum terapi
tes urea breath test (UBT) dan antibodi lgc eradikasidirekomendasikan untuk pasien
antigen spesifik H pylor (WB) dapat dipercaya dengan NSAID dan gejala ulkus peptikum
secara sendiri atau kombinasi keduanya.
Disarankan pemeriksaan ini dikerjakan
6. Pemilihan uji H.pyloti didasarkan atas
karakteristik. kemudahan, kesesuaian,
sebelum tindakan endoskopi. Sedangkan
dan relevansi pada pasien.
antibodi lgc antigen spesifik H. pybn (WA)
disarankan dikonfirmasi dengan deteksi anti- 7. Pemeriksaan mikrobioiogis untuk menguji
bodi lgc antigen H pyloi berat molekul rendah sensituvitas H.pylon tidak diperlukan pada
dengan enzymeJinked immunosofuent assay praktek klinis rutin.
(ELISA). Sensitivitas,spesifisitas, nilai prediksi 8. Bila dibutuhkan dokumentasi eradikasi
positif dan prediksi negatii dan validitas 7 Hpylo4 endoskopi dan biopsi, atau uji
metode pemeriksaan untuk diagnogis H py- urea nafas cukup memadai, namun
/or seperti pada tabel 2.11 sebaiknya dilakukan minimum 4 minggu
Diagnosas dan terapi H. pyloripada pen- setelah eradikasi lengkap dan minimum
derita merupakan langkah yang tepat untuk 7 hari menghentikan PPP dai antagonis
mencapai management kesehatan yang opti- reseptor H2.
mal. Helicobacter pylori amat sering pada
populasi umum, oleh karena itu uji diagnostik Pengobatan
perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan. Penanganan infeksi H.py,orl ditujukan
Tidak semua tes diagnosis seperti pada tabel untuk eradikasi bakteri. Eradikasi dihubungkan
2 tersedia di rumah sakit. Disamping itu biaya dengan perbaikan klinis, mempercepat
pemeriksaan relatil mahal. Untuk itu perlu penyembuhan, mengurangi kekambuhan,

22
Siti Nudjanah Penatalaksanaan Helicobacter pylori

nrencegah perdarahan. Oleh karena itu lebih besar pada analisis per-protokoldan 80%
pemilihan obat eradikasi yang memadai atau lebih besar pada analisis intenlto-treat.
merupakan satu tuiuan yang penting dari pala Bermacam-macam kombinasi obat telah
gastroenterologist pada saat ini. Pengobatan banyak dilakukan penelitian. Triple terapj de-
dengan menggunakan kombinasi penghambal ngan bismuth, salah satu antibiotika (tetrasiklin,
pompa proton (PPP) dan dua macam anti- claritromicyn) PPP atau antagonis reseptor H2
biotika selama 7 hari, saat ini merupakan dan /atau metronidazol telah terbukti sebaqai
pilihan pertama.45r3'?r terapi infeksi
Angka eradikasi yang diterima pada Daridata 25 penelitian yang menggunakan
pengobatan infeksi H.pylo adalah 9O"/o etau triple terapi dengan bismuth selama 2 minggu,

Tabel 2a. Kultur positif H. pylori alauHlO sediaan histologis sebagai gold standard

Kultur HLO UAT clo, 1i cLo,24j PCR EIA


%

82 100 87 82 a4 90 100

Spesifisitas 100 100 90 100 100 82 7A 80

80 100 88 61 a2 92 84 100

100 100 89 100 100 74 72

90 100 89 79 91 86 79 a7

Diarnblldari r Andersen et al., 1998

Kullur : biakan nikroaerabik sloples; HLO hislalogi Helicabaclsr'like organism; UBT : l3c'urea brealh lest: CLO
1j& 24 j= CLo lesl;tes cepat urease spesinen biopsi sasudah 1
jam & 24 jam;PcR = 16s DNA polymerase chain
teaclio; ; EIA : enzymelinked imnunasahenl assay; WB : westen lnmunobla| PPV : predictive value of posillve
rcsull: NVP :prcdiclivovahrc af negalive resull

Tabel 2b. Dua perbedaan gold standard tes positif H.pylo/

Kultur HLO UBT clo,'1j cLo,24j PCR €lA UBT/EIA UBT/]'ryB


v" %

S-"nsitvitas 64 77 55 65 80 6S g7 91 100

Spesjlis Las 100 10t 10t 100 100 93 s4 89 94

67 84 84 51 6S 85 71 s8 95 100

100 100 100 100 100 8S 81 89 81 89

79 90 90 69 80 87 7A 95 90 96

D ambil dari : Andercen €t a/.. 1998

23
--

Pettenuan lniah Tahunan llnu Penyakil Dalam 1999

memberikan angka eradikasi 89,2%, sedang - Ranitidin bismuth citrate (RBC) (400 mg)
regimen 1 minggu memberikan angka era- + clarithromycin (500 g) + smsl;g;|;.
dikasiyang mirip, yaitu sebesar 87.9%, maka (1000 mg) dua kali selama salu minggu
pemberian regimen yang lebih pendek dise- atau
nangi.'? Efek masing-masing obat dalam - RBC (400 g) + Clarithromycin (500 g) +
kombinasi terapi ini adalah sebagai berikut. metronidazol (400 g), dua kali sehari
Ranitidin merupakan antagonis reseptor selama satu minggu.
H, yang menurunkan asam lambung dan
dengan penurunan keasaman lambung ini Jalurkedua atau regimen eradikasi Quadrple
akan mempenqaruhi kehtdupan H.pylori. - Bismuth (120 mg), metronidazole (250
Amoksisilin merupakan broad sprectum mg), tetracyclin (500 g) dan PPP (OMZ
a nti bi ot i k a be.s,il al bakterisid. Preparat Bismuth 20 mg) dua kali sehari selama satu
mampu menekan atau menghentikan Hpylon minggu atau
darilambung, crleh karena mempunyai aktifilas - Bismuth (120 mg), Metronidazole (250 g),
anli mikrobial. Garam Bismuth mempunyai si- tetracyclin (500 g) dan antagonis rcseptor
fat bakterisidal, akan merusak membran Hr; sama seperti diatas namun selama 2
sitoplasma bakteri, sehingga bakteri relatif minggu.
sensitif terhadap antibiotik, seperti metroni-
dazol. Penghambat pompa proton (PPP) akan
Siapa saja yang harus diterapi untuk in-
menurunkan sekresi asam lambung, melalui feksi H.pylo' telah diusulkan suatu konsensus
inhibisi spesifik terhadap enzim H+, K+-ATP- sebagai berikut{ar3
ase yang merupakan "pompa proton" dalam
Rekomendasi Terapi
selparietal.
1. Semua pasien fl.pylori positif dengan
Baru-baru ini telah diperkenalkan ranitidin
ulkus gasteratau duodenum yang nyata,
bismuth citrat suatu campuran baru yang
baik aktifmaupun inaktif, harus mendapat
mempunyai aktifitas antisekresi dari ranitidin
terapi eradikasi. Bahkan bila pemakaian
dan perlindungan mukosa serta anti H.pyloi
NSAID dicurigai sebagai agen penyebab,
dari garam bismuth Campuran ini diindikasi-
bila infeksi Hpylon terdokumentasi, rnaka
kan bagi infeksi Hpl/oll yang resisten terhadap
lerapi eradikasi dapat dibenarkan (sesuai
klaritromisin atau metronidazol.6
indikasl
Beberapa penelitian yang berkembang
sampai saat ini, dengan mempertimbangkan 2. Pasien dengan dispepsia kronik yang
persisten dan /alau frekuen, < 50 Th dan
keamanan, kesederhanaan dan etikasi, serta
untuk mendapatkan angka eradikasi seperti tanpa tanda bahaya (anemia, BB turun)
yang telah ditetapkan semula maka diusulkan ditetapkan sebagai kasus perkasus untuk
untuk terapi H.pylori di kawasan Asia adaiah dilakukan pemeriksaan H. pylori non
sebagai berikut.{5'3 invasife (serologiatiau tes nafas urea) dan
bila positif harus diterapi.
Jalur utama atau regimen eradikasitriple :
- PPP (OMz:20); Clarithromycin (500 mg) 3. Semua pasien dengan Limfoma MALT
dan amoxicilin 1000 mg) dua kali selama gaster harus diperiksa H. pylori dan
satu minggu atau diterapi bila positil
- PPP (oMz; 20 mg); clarithromycin (500 4. Meskiada hubungan antara H. pyloridan
mg)dan metronidazole (500 mg)dua kali risiko kanker gaster, tidak ierbuktisecara
sehari selama satu minggu alau penelitian bahwa eradikasi H. pylori akan

24
Sili Nurdranah Penalalaksanaan Helk;obaclet pylari

mencegah timbulnYa keganasan ?338


Fraciikasi diperiimbangkan pada pa<ien Hunl, R ,and Thomson, tr\BR., 1998 Canadian
denqan risiko tinggi kanker gaster namun Helicobaclet pybt i .t)t'.'e[sr it Conference Can
keuntungan yang diperoleh masih bersifat J Gastroettercl 12 {1 ) 3 lf,t1
teoritis. 6. Graham, DY. Adam, E., Reddy, GT 1991
5. Pada individu yang terinfeksi H pylori SeroepidemiologyolHelrr orr4clor pylory\'tec
dengan gastritis belat yang dibuklikan lion in lndie. Cornparison ot developing and
secara hlslologi, eradikasi H pylori akan developed countries. D,a, Dis Sci 36: 1084'
mengurangi inflamasi' sehingga dapat 1088
dapertimbangkan terapi pada penderita ini 7. Graham, D Y., Malaty. H.M , Evans. D G '
6. Tidak ada hubungan antara infeksiH py- Klein" P-D., Adam, E. 1gS1 EfJidemiology of
loridengan GERD Pemeriksaan rutin H ,.l.pylori in as asyrnlornaiic population in lhe
pylori Pada GERD tidak Uniled Slates. €ffecl of age race and
s(rcioconomic slaius Gaslroenlerolagy' lOO:'
direkomendasikan
1495'1501.

KESIMPULAN 8. Soewionvo. S l1q( Er:idenli,Jlogy inleksi


Itelico;ack,t pybn P t D-r a Medicd 3t9t.25
Frekuensi ff.pylori penderita ulkus pept! 27.
kum di beberapa seriter rumah sakit di lndo-
I Rani, A.A. 1998 Diagnosisol Hetcobacler py'
nesia tampaknya sama dengan negara barat, ?ori infeclion lndanesian Farum of Gastrcen'
beqilu pula angl.a pada populasiorang sehat Ierotogy Hepatoktry and Dlgislive Endoscopy
na;rin frekuensi H.pvlor, untuk gaslritis kronik 7: 1'8.
lebih rendah- Karena keterbatasan alat 10. Nurdjanah, S. 1gsg (data tidak dipuhlikasii
endoskopidantenaga ahliyanq menanganinya
11. Thijs, J C , Van ,zlvct, A A , Thrts WJ Oey
maka untuk diagnosjs /J pylori tampaknya ItB Kallenbeld. A.. Sielloard, F , ['leyer' B C
yang bisa dilakukan adalah tes serologis,
and Kleinbenker. J.H. 1996 Diagnostic tes! for
walaupun sensitivitas dan spesifisitasnya Helicobaclet pytori : A prospective Evalualion
rendah. Untuk memilih penderita yang harus of lhefu accuracy, without selecting a single test
diterapi disarankan melalui langkah-langkah as the Gotd Standard Am J Gaslroenlerolgl
yanq telah diusulkan di atas l1O\ : 2125-2129.
12. Rollan. A.. Giancaspero, R Arrese, M
KEPUSTAKAAN Figueroa, C., Vallrath, V., Schullz, Duarte. l
1. N,,larshal, B.J. and Warren, J R. 1984 Un and VialP.. 1997. Accuracy of invasife and non
indentified curved bacilli in the stoomach of invasile rest lo diagnose HeliLoback! prloti
patients with gastr:tis and peptic ulceration infection after anlibiotic treatment Am J
Lan(ei l6 131 1 1314 G aslroe nte rol 92(8t : 1 268 1 27 4

2 Blaser. N4J., 1 998 Helrc obacter pyloriand gas- 't


3. Law, S.K. and Talley. N J- 1998 Helicobactet
tric disease : Science medicine, and future pylo, consensus repot I of he 1997 As'a Posi'
BMJ. 316 iive consensus conference on thenlanaEemenl
3 Parsonnel l. Hansen. S and Rodriguez 1994 .t Helcobacler pyloiinfet:lion J Gaslroen'e/"
pyloi and gastric lymphoma lV Hepatal lS(1J:1 12.
Helicobacier
Engl J Med.330t 1267 71 14. Andersen" LP, Kiilericek S Pedersen, G
Thoreson, A.C , Jogersen, F and Ratlr, J , 1998
4. Howden, C.W. and Hunt, RH- 1998 Guidelines An analysis of seven Differenl Methods to Di-
for the management of Helicobacter pyloi in- agnosis Helicobactet pylo, infeclions StanJ
feclion. Arn J. Gastoenlercl 93l12l ,2330- G a st roente to! 33 11 l: 24'34.

25
-I

Perlenuan miah fahunan nu PenyakT Dalam 1999

15 Gisberl, J.P Pajares, M. and Valie. J. 1999. Choi, CH, path, FRC-, and leung, EMF. 1999
Ranitidine Bismuth Cilrale Therapy Regimens One-week Ranitidine Bismuth Citrate Versus
fot Trealmenl of Helicobacter pylori lnfeclion : Colloidal Bismuth Subcihate,Based Anti
A Review. Herbobacler4: 58 66. Helicobacler triple Therapy : A Prospeclive
16. Weslon, A.P. Campbell, D.R., Hassanein, Randomized Conlrolled Ttial. Am J
R.S., Cherian, R., Dixon, A. and Mccregor, G a st roante ro I, I 4 : 7 21 "7 24.
D.H 1 997 Prospeclive, Multivadale Evaluation 21. VanderHulst, RWM, Keller, JJ, Rauws, E.A.J.
ofCLD lest performance- Am J Gastroenterol 1 996 Treatment of Hertobacter pyloi intedion

92:f310-1315. : A review of the world lilo|alure. Helicobacler

'17. Graham, D.Y., Evans, D.J. and Aiperl, L.C 1987 I : 619.
Camylobacter pylor detecled non invasifely by 22. Larmulialle, H, Cayla, R..Zerbib, F., Forestaer,
the 13C urea breath tesl. Lancet 2311174- S, de MascarelA., Collin, M.J., and Me'grand
1177. F., 1998 Dual therapy using a double dose of
18 Evan, D.J , Evan, D-G., Graham, D.J. and Klein, lansoprazole wilh amoxicillin versus riple
P.D- '1989 A sensitive Serologic tesl for detec- lherapy using a doubledose ofLansoprazole,
tion of compylobacler pylor infection- amoxicillin and Clarithromycin to eradicate
Helicobacler lnfeclion : Results of a Prospec-
19. Marshal, B.J. and Surveyo, l. 1988 14c-urea
tive randomi2ed open study. Am J Gaslro-
breath tes for the diaqnosis ofcampylobacler
pylon associated gastritis . J Nucl. Med. 29 (11: edero, 93:1531'1534.
11-'16
20. Kung, NNS, Sung, JJY, Yuen, NWF, Li, TH,
Lai. W.M., Path, FHKC, Loi, YH., Lam, K.N.,

26

Anda mungkin juga menyukai