HELIGOBAGTER PYLORI
Siti Nurdjanah
S u b B ag i a n G a s troen le ro - HeP ato I o g i
Bagian thnu Penyakit Dalam Fakultas Kedokleran UGMl
SMF Penyakit Dalam RSUP DL Sediito
Yogyakarta
ABSTRAK
Prevalensi infeksiH. pyloripada populasisehatdi lndonesia sekitar54,3ol" di negara barat 20-
40%. Sedangkan pada penderita ulkus peptikum antara B5%- 100%. Namun untuk gastritis kronis
lebih rendah yaitu sekitar 20%. Tes diagnosis H pylori meliputi invasif (dengan endoskopi) dan
non-invasif (tanpa endoskopi). Tes invasif meliputi biopsi, histologi, kultur dan uji urease cepat
Sensitivitas dan spesifisitas untuk pemeriksaan histologi dan uji urease cepat tinggi lebih dari
90%, sedangkan untuk kultur rendah kurang dari90%. Sedangkan non endoskopi bisa secara
serologidan tes pernafasan dengan urea. Tes pernapasan urea validitasnya tinggi, namun tidak
semu;senter rumah sakit tersedia. Tes serologi lebih sedng tersedia dj senter-senter rumah
sakit. Terapi untuk infeksi H. pylori ditujukan eradikasi bakteri. Ada dua tahapan terapiyaitu terapi
"triple" dan "quadripie". Terapi"triple" menggunakan kombinasiobat penghambat sekresi asam'
dengan dua antibiotika, atau salah satu antibiotika diganti preparat bismuth atau metronidazol'
Ter;pi "quadriple" menggunakan kombinasi penghambat sekresj asam dengan tetrasiklin, bis-
muth dan metronidazol. Lama terapi 7-14 hari.
19
I
setempat. Penanganan untuk infeksi H.pylori meliputi uji serologi dengan darah, saliva dan
ada bermacam-macam kombinasi obat ujj urea nafas 15 ij i3 r' 16
diantaranya, garam bismuth menggunakan
kombinasi antibiotika obat yang menurunkan Tes pernafasan dengan urea
sekresi asam lambung-r's8ts Karena itu Tes ini pertama kali dikembangkan oleh
menentukan cara diagnosis dan terapidengan
Graham dan kawan-kawan 1985 Penderita
tepat pada pende(ita H.pylori merupakan mendapat masukan '3C urea 5 mg/kg berat
langkah untuk mencapai penanganan penderita
badan peroral, pemberian ini menghasilkan
yang optimal.
suatu pelepasan r3CO, dari individu yang
PEMBAHASAN terinfeksiH pylor. Sementara individu dengan
tidak didapatkannya H pylori kadat'3CA,tidak
Helicobaclet pyloi adalah sualu organis- berubah dari garis dasar.iT
me mikro aerofilik yang akan tumbuh pada
tekanan oksigen rendah dan mempunyat Dengan menghitung rata-rata produksi
flagela pada kedua ujungnya, berukuran 0,2 - CO, perluas permukaan badan. didapatkan
0.8 mm x 0,5-5 mm. hidup dibawah lapisan nilai aktivitas urease bakteri secara kwantitatif
mukus yang menutupimukosa lambung dalam dalam U mol/min. Hasil ini positif bita ada
suasana asam dan memproduksi urease. peningkatan paling sedikit0.01% CO,. Test ini
Karena menunjukkan aktifitas urease yang mahal dan penderita sebelum tes harus
bermakna, hal ini kemudian digunakan untuk mendapatmakanan padat terlebih dahulu untuk
mengembangkan suatu tes diagnosis. H. py- menghambat kecepatan pengosongan
lori melekat rapatdengan epitel, aktif bergerak lambung, sehingga,3C urea lebih tama
pada mukus yang kental.l Bakteri initercat baik berhubungan dengan bakteri lambung dan
dengan Hematoksilin dan Eosin, Gram, Gi- mencegah 13C urea sampai ke colon yang
emsa.I,r3 mengakibatkan pelepasan '3CO, oleh flora
colon. Sensitivilas dan nilai ramal negatif
Diagnosis 98.2%, sedangkan nilairamal positif 100%.,3
Ada beberapa cara untuk mendiagnosis
H. pylori yailu c€ra invasif dan non invasif. Positif palsu terjadi kemungkinan ada
Prosedur invasif terdiri atas endoskopi dan mikroorganisme lain yang menghasilkan ure-
biospsi mukosa, histologi, kultur mikrobiologi ase pada kondisi akhlorhidri. Negatif palsu
dan uji urease cepat. Prosedur non invasit terjadi bilamana penderita sebelumnya
Tabel 1. Persentase infeksiH. Pyloi pada ulkus peptikum dan qastritis kronis
di beberapa rumah sakil di lndonesia
20
Sit Nurdjanah - Penatataksanaan Heticabacler pylori
mene ma antibiotika. antasida, obat-obat bis- diprediksi sebelumnya, sehingga tes serologi
muth maupun anti sekresi.13 initidak baik untuk menentukan penyembuhan
dati inleksi H. pylori.13
l\,4arshal dan Suryeyo 1988 mengguna-
kan rac-urea tanpa menqgunakan makanan
i1C-
Pemeriksaan lnvasif
padat untuk memperlambat pengosongan
urea dari lambung, tes jni ternyata kurang
Tes ini untuk mendiagnosis H. pylori
dengan mengambil material biopsi dari
akurat. Tes pernafasan dengan urea ini tidak
mukosa gaster dengan endoskopi. Kemudian
secara rutin tersedia di Rumah Sakit DiAsia
dapat dianalisis dengan bermacam-macam
khususnya di Indonesia berbeda dengan cara. Hasil tes ini meningkat bila materialyang
negara barat. Sensitivitas dan spesifisitas tes diambil tidak hanya satu dan di beberapa
ini berturut-turut 95-98% dan 98-100% '' tempat, yaitu di antrum dan korpus.
Sensitivitas dan spesiflsitas tes pernafas-
an dengan urea ini sebelum terapi setinggi Biopsi urease test
sesudah terapi. Sehingga tes ini merupakan Bisa digunakan test Campylobacter-Like-
cara yang dapat dipercaya untuk menentukan Organism (CLO), material biopsi ditempatkan
slatus H pylorl sesudah pengobatan Dengan pada CLO, adanya H. pylori akan tetiadi
catatan bahwa baqaimanapun sensitivitas perubahan warna dari kuning muda menjadi
akan menurun bila penderila baru saja merah yang terlihat dari beberapa menit
mendapatkan terapi antibiotik, bismuth ataupun sampai24jam. Hal ini disebabkan enzym ure-
ase dariH. p)y'onmerubah urea meniadiamonia
obat yang menekan asam, sehingga tes
alkali.
sesudah tera pi sekurang-kurangnya 4
minggu.4 rr3 Untukmeningkatkanakurasitesinidengan
menempatkan beberapa material biopsi ke
Tes seroloqi CLO. Sensilivitas dan spesifisitas tinggi
berturulturut 88-95% dan 100%.113 16
Tes ini biasa digunakan pada penelitian
Biopsi urease tes ini sensitivitas akan
ep demiologi karena retatiftidak mahal. Antibodi
menurun bilamana sebelum tes telah
lgc terhadap bakteri H. pylot diukur dengan
mendapat penghambat pompa proton (PPP),
menggunakan tehnik Elisa, Westerblot, Com-
antibiotik atau preparat bismut H. Bila
plement fixation Test dan tes aglutinasi bakteri
mendapat PPP sebelumnya, biopsi harus
Sering memberikan hasil sensitivitas dan dilakukan pada daerah antrum dan korpus
spesifisitas rendah berturut-turut 56% dan Atau bilamana sebelumnya mendapatkan
69%. '' kombinasi ketiga obat itu, setelah biopsiharus
Tes serologi ini biasanya dilakukan di kota-
diperiksa secara histologi. Biopsi urease tes
maupunAsia. Hasiltes merupakan pilihan pertama bila endoslopi
kota besar di lndonesia
tersedia karena sensitivitas dan spesifisitas
seroiogi tergantung anligen yang digunakan
tinggi. Bila tes ini sudah positif tidak perlu
Jrlu" les. Biasanya digunakan lgc lebih se nq pemeriksaan secara histologi.r3
daripada lgA.ir3
Baik biopsi urease maupun histologi tidak
Karena titer antibodi H. pyloi menurun direkomendasikan untuk menqetahui status
sesudah terapi variasinya luas dan tidak bisa penyembuhan infeksi ini. Apabila diperlukan
21
=-
untuk tes biopsi urease maupun histologi dipertimbangkan kapan dilakukan les diagno-
dilakukan 4 minqqu sesudah terapi dihentjkan sis H. pyloi. Rekomendasi untuk melakukan
untuk mengelahui penyembuhan.lr3 tesdiagnosis H. pylor bisa disarankan sebagai
22
Siti Nudjanah Penatalaksanaan Helicobacter pylori
nrencegah perdarahan. Oleh karena itu lebih besar pada analisis per-protokoldan 80%
pemilihan obat eradikasi yang memadai atau lebih besar pada analisis intenlto-treat.
merupakan satu tuiuan yang penting dari pala Bermacam-macam kombinasi obat telah
gastroenterologist pada saat ini. Pengobatan banyak dilakukan penelitian. Triple terapj de-
dengan menggunakan kombinasi penghambal ngan bismuth, salah satu antibiotika (tetrasiklin,
pompa proton (PPP) dan dua macam anti- claritromicyn) PPP atau antagonis reseptor H2
biotika selama 7 hari, saat ini merupakan dan /atau metronidazol telah terbukti sebaqai
pilihan pertama.45r3'?r terapi infeksi
Angka eradikasi yang diterima pada Daridata 25 penelitian yang menggunakan
pengobatan infeksi H.pylo adalah 9O"/o etau triple terapi dengan bismuth selama 2 minggu,
Tabel 2a. Kultur positif H. pylori alauHlO sediaan histologis sebagai gold standard
82 100 87 82 a4 90 100
80 100 88 61 a2 92 84 100
90 100 89 79 91 86 79 a7
Kullur : biakan nikroaerabik sloples; HLO hislalogi Helicabaclsr'like organism; UBT : l3c'urea brealh lest: CLO
1j& 24 j= CLo lesl;tes cepat urease spesinen biopsi sasudah 1
jam & 24 jam;PcR = 16s DNA polymerase chain
teaclio; ; EIA : enzymelinked imnunasahenl assay; WB : westen lnmunobla| PPV : predictive value of posillve
rcsull: NVP :prcdiclivovahrc af negalive resull
S-"nsitvitas 64 77 55 65 80 6S g7 91 100
67 84 84 51 6S 85 71 s8 95 100
79 90 90 69 80 87 7A 95 90 96
23
--
memberikan angka eradikasi 89,2%, sedang - Ranitidin bismuth citrate (RBC) (400 mg)
regimen 1 minggu memberikan angka era- + clarithromycin (500 g) + smsl;g;|;.
dikasiyang mirip, yaitu sebesar 87.9%, maka (1000 mg) dua kali selama salu minggu
pemberian regimen yang lebih pendek dise- atau
nangi.'? Efek masing-masing obat dalam - RBC (400 g) + Clarithromycin (500 g) +
kombinasi terapi ini adalah sebagai berikut. metronidazol (400 g), dua kali sehari
Ranitidin merupakan antagonis reseptor selama satu minggu.
H, yang menurunkan asam lambung dan
dengan penurunan keasaman lambung ini Jalurkedua atau regimen eradikasi Quadrple
akan mempenqaruhi kehtdupan H.pylori. - Bismuth (120 mg), metronidazole (250
Amoksisilin merupakan broad sprectum mg), tetracyclin (500 g) dan PPP (OMZ
a nti bi ot i k a be.s,il al bakterisid. Preparat Bismuth 20 mg) dua kali sehari selama satu
mampu menekan atau menghentikan Hpylon minggu atau
darilambung, crleh karena mempunyai aktifilas - Bismuth (120 mg), Metronidazole (250 g),
anli mikrobial. Garam Bismuth mempunyai si- tetracyclin (500 g) dan antagonis rcseptor
fat bakterisidal, akan merusak membran Hr; sama seperti diatas namun selama 2
sitoplasma bakteri, sehingga bakteri relatif minggu.
sensitif terhadap antibiotik, seperti metroni-
dazol. Penghambat pompa proton (PPP) akan
Siapa saja yang harus diterapi untuk in-
menurunkan sekresi asam lambung, melalui feksi H.pylo' telah diusulkan suatu konsensus
inhibisi spesifik terhadap enzim H+, K+-ATP- sebagai berikut{ar3
ase yang merupakan "pompa proton" dalam
Rekomendasi Terapi
selparietal.
1. Semua pasien fl.pylori positif dengan
Baru-baru ini telah diperkenalkan ranitidin
ulkus gasteratau duodenum yang nyata,
bismuth citrat suatu campuran baru yang
baik aktifmaupun inaktif, harus mendapat
mempunyai aktifitas antisekresi dari ranitidin
terapi eradikasi. Bahkan bila pemakaian
dan perlindungan mukosa serta anti H.pyloi
NSAID dicurigai sebagai agen penyebab,
dari garam bismuth Campuran ini diindikasi-
bila infeksi Hpylon terdokumentasi, rnaka
kan bagi infeksi Hpl/oll yang resisten terhadap
lerapi eradikasi dapat dibenarkan (sesuai
klaritromisin atau metronidazol.6
indikasl
Beberapa penelitian yang berkembang
sampai saat ini, dengan mempertimbangkan 2. Pasien dengan dispepsia kronik yang
persisten dan /alau frekuen, < 50 Th dan
keamanan, kesederhanaan dan etikasi, serta
untuk mendapatkan angka eradikasi seperti tanpa tanda bahaya (anemia, BB turun)
yang telah ditetapkan semula maka diusulkan ditetapkan sebagai kasus perkasus untuk
untuk terapi H.pylori di kawasan Asia adaiah dilakukan pemeriksaan H. pylori non
sebagai berikut.{5'3 invasife (serologiatiau tes nafas urea) dan
bila positif harus diterapi.
Jalur utama atau regimen eradikasitriple :
- PPP (OMz:20); Clarithromycin (500 mg) 3. Semua pasien dengan Limfoma MALT
dan amoxicilin 1000 mg) dua kali selama gaster harus diperiksa H. pylori dan
satu minggu atau diterapi bila positil
- PPP (oMz; 20 mg); clarithromycin (500 4. Meskiada hubungan antara H. pyloridan
mg)dan metronidazole (500 mg)dua kali risiko kanker gaster, tidak ierbuktisecara
sehari selama satu minggu alau penelitian bahwa eradikasi H. pylori akan
24
Sili Nurdranah Penalalaksanaan Helk;obaclet pylari
25
-I
15 Gisberl, J.P Pajares, M. and Valie. J. 1999. Choi, CH, path, FRC-, and leung, EMF. 1999
Ranitidine Bismuth Cilrale Therapy Regimens One-week Ranitidine Bismuth Citrate Versus
fot Trealmenl of Helicobacter pylori lnfeclion : Colloidal Bismuth Subcihate,Based Anti
A Review. Herbobacler4: 58 66. Helicobacler triple Therapy : A Prospeclive
16. Weslon, A.P. Campbell, D.R., Hassanein, Randomized Conlrolled Ttial. Am J
R.S., Cherian, R., Dixon, A. and Mccregor, G a st roante ro I, I 4 : 7 21 "7 24.
D.H 1 997 Prospeclive, Multivadale Evaluation 21. VanderHulst, RWM, Keller, JJ, Rauws, E.A.J.
ofCLD lest performance- Am J Gastroenterol 1 996 Treatment of Hertobacter pyloi intedion
'17. Graham, D.Y., Evans, D.J. and Aiperl, L.C 1987 I : 619.
Camylobacter pylor detecled non invasifely by 22. Larmulialle, H, Cayla, R..Zerbib, F., Forestaer,
the 13C urea breath tesl. Lancet 2311174- S, de MascarelA., Collin, M.J., and Me'grand
1177. F., 1998 Dual therapy using a double dose of
18 Evan, D.J , Evan, D-G., Graham, D.J. and Klein, lansoprazole wilh amoxicillin versus riple
P.D- '1989 A sensitive Serologic tesl for detec- lherapy using a doubledose ofLansoprazole,
tion of compylobacler pylor infection- amoxicillin and Clarithromycin to eradicate
Helicobacler lnfeclion : Results of a Prospec-
19. Marshal, B.J. and Surveyo, l. 1988 14c-urea
tive randomi2ed open study. Am J Gaslro-
breath tes for the diaqnosis ofcampylobacler
pylon associated gastritis . J Nucl. Med. 29 (11: edero, 93:1531'1534.
11-'16
20. Kung, NNS, Sung, JJY, Yuen, NWF, Li, TH,
Lai. W.M., Path, FHKC, Loi, YH., Lam, K.N.,
26