PENDAHULUAN
Gangguan psikiatri yang paling banyak ditemukan salah satunya adalah
depresi. Depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa depresi berada
pada
urutan ke-empat penyakit didunia.1 Ditiap waktu tertentu, kira-kira 5-6% populasi
dalam keadaan depresi (prevalensi sewaktu) dan diperkirakan 10% pernah depresi
selama kehidupannya (prevalensi sepanjang umur). Simptom depresi tidak
menyolok dan sering tidak diketahui baik oleh pasien ataupun dokter. Pasien
dengan keluhan yang tidak jelas, yang melawan penjelasan sebagai manifestasi
penyakit somatik dan yang mereka sebut neurotik harus dicurigai sebagai depresi.2
Depresi ditemukan pada 14 juta orang dewasa di Amerika Serikat setiap
tahunnya. Prevalensi depresi di Amerika Serikat diperkirakan sebesar 16% pada
orang dewasa (21% wanita, 13% pria), atau lebih dari 32 juta orang. Gejala utama
depresi yaitu afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya
aktivitas. Sedangkan gejala lainnya berupa konsentrasi dan perhatian berkurang,
harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
berguna, dan pandangan masa depan yang suram dan pesimmistis, gagasan atau
perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan
berkurang.2,3
Dasar hipotesis teori amina biogenik, yang menyatakan bahwa depresi
disebabkan defisiensi monoamin seperti norepinefrin dan serotinin pada tempattempat penting dalam otak. Sehingga semua antidepresan mempunyai kerja
primer pada penyimpanan, metabolisme, atau asupan kembali serotinin atau
norepinefrin.2
Meskipun obat antidepresan sudah cukup banyak tersedia saat ini,
prevalensi depresi dan angka bunuh diri akibat depresi tetap saja tinggi. Sekitar
15% penderita depresi mayor meninggal karena bunuh diri, 20%-40% pernah
melakukan percobaan bunuh diri. Angka bunuh diri lebih tingggi pada orang tua
dan anak muda. Walaupun depresi lebih sering pada wanita, angka bunuh diri
lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita.4
Antidepresan terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu serotonin reuptake
inhibitors (SSRIs), serotonin norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs),
norepinephrine
and
dopamin
reuptake
inhibitors
(NDRIs),
selective
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antidepresan
Antidepresan terutama digunakan untuk mengobati depresi, gangguan
obsesif-kompulsif, gangguan ansietas menyeluruh, gangguan panik, gangguan
fobik dan pada kasus tertentu, enuresis nokturnal (antidepresan trisiklik) dan
bulimia nervosa (fluoxatine).6
Tabel 2.1 Penggolongan obat antidepresan7
ANTIDEPRESAN
GOLONGAN
Selectif
Serotinin
Inhibitors
Reuptake Serotinin/Norepinefrin
Reuptake Inhibitors
Atypical Antidepresan
Trisiklik Antidepresan
Monoamin Oksidase Inhibitors
-
Citolopram
Escitalopram
Fluoxatine
Fluvaxomine
Paroxetine
Sertraline
Duloxentine
Venlafaxine
Bupropion
Mirtozopine
Nefazadone
Trazadone
Amitriptylin
Amaxopine
Desipramine
Doxepin
Imipramin
Maprotiline
Nortriptylin
Protriptylin
Trimipramin
Phenelzine
Selegiline
Tranylcypromine
serotonin adalah dimana serotonin (5 HT) pertama kali meningkat. Kerja cepat
dapat menjelaskan efek samping yang disebabkan oleh pemberian SSRI.6
Pada
waktu
waktu
autoreseptor
presinaptik
somatodendritik
5HT1A
spinal cord, dan usus. Topografi subtipe reseptor serotonin pada jalur serotonin
yang berbeda menjelaskan bagaimana efeksamping terjadi. Stimulasi akut reseptor
serotonin 2A dan 2C pada proyeksi dari raphe ke korteks limbik bisa
menyebabkan agitasi mental akut, anxietas atau serangan panik.6
Stimulasi akut reseptor 2A di ganglia basal bisa menyebabkan perubahan
pada pergerakan motorik. Stimulasi serotonin 2A pada spinal cord dapat
menghambat refleks spinal terhadap orgasme dan ejakulasi dan menyebabkan
disfungsi seksual. Sstimulasi serotonin 2A pada mesokortikal dapat menurunkan
aktivitas dopamin disana dan menyebabkan apatis atau penurunan libido.6
Stimulasi reseptor serotonin 3 pada hipotalamus atau batang otak dapat
menyebabkan mual atau muntah. Stimulasi reseptor serotonin 3 dan 4 pada GI
tract menyebabkan peningkatan motillitas usus, kejang gastrointestinal dan diare.6
(metisergida, propanolol).
c. Efek antikolinergik, antiadrenergik dan efek jantung sangat kurang atau
sama sekali tidak ada.
Obat-obat yang termasuk SSRI
1. Fluoksetin
MerupakanSSRI pertama yang digunakan dalam klinik. Paroksetin
dan sertralin berbeda terutama mempunyai waktu paruh yang lebih
pendek. Obat-obat ini tidak memperlihatkan lebih efektif dari obat-obat
10
karbamazepin, obat yang terkait dengan protein plasma. Perhatian untuk penderita
epilepsi yang terkendali, penderita kerusakan hati dan ginjal, gagal jantung.
2. Sertalin
Dosis lazim 50 mg/hari bila perlu dinaikkan maksimum 200mg/hari.
Kontra indikasi dengan hipersensitif terhadap sertralin. Interaksi obat
dengan MAO, Alkohol, Lithium dan obat seretogenik. Perhatian pada
gangguan hati, terapi elektrokonvulsi, hamil, menyusui, mengurangi
kemampuan mengemudi dan mengoperasikan mesin.1
3. Citalopram
Dosis lazim 20 mg/hari, maksimum 60 mg/hari. Kontra indikasi hipersensitif
terhadap obat ini. Interaksi obat dengan MAO, sumatripan dan simetidin.
11
penghambatan
sentral
selektif
terhadap
ambilan
kembali
Walaupun
beberapa
antidepresan
trisiklik
lebih
poten
memblok
Norepinefrin (NE), tetap saja trisiklik tidak begitu selektif karena masih memblok
alpha 1, histamin 1 dan resptor kolinergik muskarinik seperti trisiklik lainnya.
Penghambat reuptake noradrenergik selektif sebenarnya adalah reboxetine.
Reboxetin adalah komplemen farmakologi yang logis daripada SSRIs, karena
reboxetin memberikan hambatan reuptake noradrenergik selektif yang lebih kuat
daripada penghambat reuptake serotonin.6
Gambar
2.16
Mekanisme
kerja NRI6
13
14
reseptor
noradrenergik
yang
memperantarai
kerja
antidepresan
15
16
17
18
reuptake dopamin
narkolepsi tapi tidak depresi. Ini mungkin bertindak bagian sebagai inhibitor
reuptake dopamin tetapi tidak releaser dopamin seperti amfetamin. Ini mungkin
memiliki tindakan antidepresan teoritis, tetapi hal ini belum ditetapkan di uji
klinis. Salah satu kekhawatiran potensi yang membuat sponsor menjauh dari
farmasi pengujian inhibitor dopamin reuptake sebagai antidepresan adalah
kemungkinan
bahwa
mereka
dapat
memperkuat
dan
menyebabkan
19
memblok reseptor 5HT2A, tetapi pemberian dosis yang tinggi trazodone dan
SERT secara bersamaan dapat meningkatkan kadar serotonin sehingga ada
stimulasi reseptor 5HT1A dan sinergi pada 5HT2A/SERT.6
20
Nefazodone lain adalah SARI dengan aksi 5HT2A adalah antagonis yang
kuat dan dari 5HT2C antagonisme dan inhibisi SERT, tapi itu tidak lagi sering
digunakan karena menyebabkan toksik pada hati. Beberapa antidepresan trisiklikseperti asamitriptyline, nortriptyline, doxepin, dan amoxapine-juga memiliki
kombinasi serotonin 2A dan 2C antagonis dengan reuptake serotonin yang dapat
memblok dengan beberapa obat-obatan lainnya.6
2.1.6 Monoamin Oxidase Inhibitor (MOI)
Obat ini disebut sebagai golongan hidrazit, dengan adanya ikatan C-N-N,
seperti fenelzin dan isokarboksazid; atau nonhidrazid yang tidak mempunyai
rangakaian seperti tranilsipromin. Tranilsipromin mirip dekstroamfetamin, suatu
inhibitor lemah MAO. Obat ini memperlihatkan sifat simpatomimetik dari
amfetamin. Hidrazid diikat enzim secara irreversibel sedang tranilsipromin
mempunyai kerja lama walaupun tidak diikat irreversibel. Penghambat MAO ini
nonselektif baik untuk MAO-A ataupun MAO-B. Moklobemid, suatu penghambat
MAO-B baru yang selektif, bekerja pendek.7
Selain diketahui sebagai antidepresan poten MAO inhibitor ini juga
merupakan agen terapi untuk beberapa kasus gangguan cemas, seperti panik dan
fobia.Semua penghambat MAO sebenarnya adalah penghambat enzim yang
ireversibel, yang mengikat MAO secara ireversibel dan menghancurkan fungsinya
secara bersama-sama. Aktivitas enzim kembali hanya setelah enzim baru
disintesis. Terkadang inhibor tersebut disebut suicide inhibitor, karena sekali
ennzim mengikat inhibitor maka enzim tersebut akan membunuh dirinya sendiri,
sehingga tidak akan berfungsi lagi samapi enzim baru dibentuk oleh DNA saraf di
dalam nukleus sel.6
21
22
ditemukan
lagi dalam
norepinefrin serta dopamin pada tingkat yang lebih rendah. Beberapa trisiklik
mempunyai potensi yang lebih untuk menghambat pompa reuptake serotonin dan
yang lainnya lebih selektif untuk norepinefrin daripada serotonin.6
Pada dasarnya semua antidepresan trisiklik mempunyai sedikitnya 3
mekanisme kerja yaitu blokade reseptor kolinergik muskarinik, blokade reseptor
histamin H1, dan blokade reseptor alpha 1 adrenergik.6
24
25
kering, pandangan kabur, retensi urin dan konstipasi dan gangguan memori. Kerja
pada blokade reseptor histamin H1 menyebabkan sedasi dan peningkatan berat
badan.6
26
tidak semuanya
trisiklik, agen baru bisa memiliki 1, 2, 3 atau 4 cincin pada strukturnya. Kedua,
antidepresan trisiklik tidak hanya sebagai antidepresan karena beberapa trisiklik
mempunyai efek sebagai anti gangguan obsesif kompulsif dan yang lainnya
mempunyai efek anti panik.6
Umumnya
trisiklik
tidak
diabsorbsi
sempurna
dan
mengalami
metabolisme first-pass yang besar, karena banyak terikat pada protein dan
kelarutan lipid yang relatif tinggi, distribusi volume menjadi sangat besar, trisiklik
dimetabolisme melalui dua cara yaitu transformasi inti trisiklik dan perubahan
pada rantai samping alifatik. Yang pertama berupa hidroksilasi dan konyugasi
membentuk glukuronoid; yang berikutnya sebagian besar demetilasi nitrogen.
Monodemetilasi amin tersier menghasilkan metabolit aktif seperti desipramin dan
nortriptilin. Beberapa metabolit monodemetilasi yanng terbentuk tidak sama antar
pasien. Umumnya proporsi amitriptilin dengan metabolit nortripilin lebih kearah
obat asli, dan sebaliknya dengan imipramin dan metabolitnya desipramin.
27
2.2. Farmakodinamik
2.2.1
ambilan
serotinin
berinteraksi
dengan
efek
akhir
sistem
dari
ini
untuk
peningkatan
28
asupan selektif dari norepinefrin dan serotinin, inhibitor monoamin oksidase, dan
bahkan terapi elektrokonvulsi. Temuan ini dijumpai pada hambatan asupan
serotinin selektif, antagonis 2-reseptor, dan agonis beta. Penurunan aktivitas
reseptor serotinin telah menunjukkan dengan jelas obat-obat yang menghambat
asupan serotinin.7
Sulit untuk menunjukkan perubahan dalam reseptor beta adrenoreseptor
atau reseptor serotinin. Masih belum jelas hubungan antara perubahan yang
dihasilkan dengan kerja obat. Untuk mengetahui bagaimana kerja antidepresan,
perhatian sudah dialihkan dari perubahan dalam neurotransmiter kepada
perubahan lanjutan dalam fungsi reseptor.7
2.3. Pemilihan Obat
Antidepresan dalam praktek klinis
Bagaimana Anda memilih antidepresan?
Dengan begitu banyak pilihan pengobatan, banyak pertanyaan muncul
tidak hanya tentang bagaimana memilih agen lini pertama, tetapi juga apa yang
harus dilakukan ketika pengobatan lini pertama gagal untuk menyebabkan remisi.
Berbagai pilihan pengobatan diorganisir dalam gambar 12-117 sebagai "farmasi
depresi".6
Pilihan pengobatan lini pertama untuk depresi unipolar umumnya
termasuk SSRI, SNRI, atau NDRI untuk depresi unipolar dan lamotrigin atau
antipsikotik atipikal untuk depresi bipolar. pengobatan depresi bipolar dibahas
secara lebih rinci dalam Bab 13, mood stabilizer. di sini fokusnya adalah pada
depresi unipolar. Umumnya , karena semakin besar beban efek samping ,
perawatan diturunkan ke pilihan lini kedua mencakup banyak antidepresan yang
lebih lama, seperti alpha 2 antagonis mirtazapin, SARI trozadone, penghambat
MAO , dan TCA (Gambar 12-117 ) . NRIs selektif seperti reboxetine dan
penggunaan tanpa label atomoxetine dapat dipertimbangkan di sini . Agen yang
umumnya digunakan untuk antidepresan augmentasi lini pertama atau kedua dan
bukan sebagai monoterapi juga ditunjukkan dalam Gambar 12-117 dan termasuk
29
SNRIs, beberapa SSRI , NDRIs sekali sehari, antipsikotik atipikal, modafinil, dan
stimulan terbaru dari farmasi depresi (Gambar 12-117) sampai semua pilihan yang
lebih murah sudah pernah dicoba dan gagal (Gambar 12-118). Ini adalah
pendekatan yang agak nihilistik untuk pengobatan depresi dan tidak
memungkinkan menyesuaikan pengobatan terbaik yang tersedia untuk individu.6
Pilihan antidepresan berdasarkan gejala
Akhirnya, neurobiologikal memberi informasi psikofarmakologis dapat
memilih untuk mengadaptasi pendekatan berdasarkan gejala untuk memilih atau
menggabungkan serangkaian antidepresan (Gambar 12-120 12-127). Strategi ini
memungkinkan pembentukkan portofolio beberapa agen untuk mengobati semua
gejala sisa depresi unipolar sampai pasien mencapai remisi berkelanjutan (Gambar
12-120 12-127). Ini adalah pendekatan yang dianjurkan oleh buku ini; didasarkan
pada gagasan dalam menyesuaikan pengobatan untuk setiap pasien.6
Pertama, gejala yang terbentuk ke dalam diagnosis dan kemudian
didekonstruksi ke daftar gejala khusus yang masing-masing pasien alami.
Selanjutnya, gejala-gejala ini cocok dengan sirkuit otak yang diduga menengahi
gejala ini dan dengan peraturan neuropharmacological yang sudah dikenal dengan
neurotransmitter. Akhirnya , pilihan pengobatan yang tersedia yang menargetkan
mekanisme neuropharmacological dipilih untuk menghilangkan gejala satu per
satu . Bila gejala terus berlangsung, pengobatan dengan mekanisme yang berbeda
ditambahkan atau diaktifkan. Tidak ada bukti yang membuktikan bahwa ini
adalah pendekatan yang unggul, tetapi menarik tidak hanya untuk intuisi klinis
tetapi juga untuk penalaran neurobiologis.6
Pada dasarnya semua obat anti-depresi mempunyai efek primer (efek
klinis) yang sama pada dosis ekuivalen, perbedaan utama pada efek sekunder
(efek samping).5,8
31
Nama Obat
Antikolinergik
Sedasi
Hipotensi
Keterangan
Amitriptyline
+++
+++
Orthostatik
+++
Imipramine
+++
++
++
Clomipramine
++
++
Trazodone
+++
Maprotiline
++
+++ = berat
Mianserin
++
++ = sedang
Amoxapine
++
+ = ringan
Tianeptine
+/-
+/-
+/-
+ / - = tidak ada /
Meclobemide
+/-
+/-
Setraline
+/-
+/-
+/-
Paroxetine
+/-
+/-
+/-
Fluvoxamine
+/-
+/-
+/-
Fluoxetine
+/-
+/-
+/-
Citalopram
+/-
+/-
+/-
minimal sekali
Sedatif
+++
+
0
+
+++
+
+
+
+
+
0
+
+++
Antimuskarinik
+++
+
0
+
+++
+
+
+
+
0
+
0
0
ditingkatkan sampai dosis harian yang cukup atau sampai pada tingkat yang
menghasilkan hilangnya depresi atau dosis toleransi maksimum. Dosis efektif
antidepresan berkisar luas, tergantung banyak faktor.8
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan :
- Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu
- Efek sekunder (efek samping) : sekitar 12-24 jam
- Waktu paruh
: 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari)
Tabel 2.4 Dosis harian antidepresan7
lima
Obat
Trisiklik
- Amitriptylin
- Klomipramin
- Desipramine
- Doxepin
- Imipramin
- Nortriptylin
- Protriptylin
- Trimipramin
Obat generasi kedua
- Amoksapin
- Bupropion
- Maprotilin
- Trazadon
- Vanlafaksin
Inhibitor monoamin oksidase
- Isokarboksazid
- Fenelzin
- Tranilsipromin
Inhibitor reupatake serotinin selektif
- Fluoksetin
- Paroksetin
- Sertralin
Dosis (mg)
75-200
75-300
75-200
75-300
75-200
75-150
20-40
75-200
150-300
200-400
75-300
50-600
75-225
Ada
20-50
45-75
10-30
10-60
20-50
50-200
34
b) Titrating dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis
efektif kemudian menjadi dosis optimal. Misalnya amitriptylin 150 mg/hari
selama 7 sampai 15 hari (minggu II), kemudian minggu III, 200 mg/hari dan
minggu IV 300 mg/hari.
c) Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3
bulan. Misalnya amitriptylin 300 mg/hari (dosis optimal) kemudian
diturunkan sampai dosis pemeliharaan.
d) Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya dosis
pemeliharaan dosis optimal. Misalnya amitriptylin 150 mg/hari.
e) Tappering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari
initiating dosage. Misalnya amitriptylin 150 mg/hari 100 mg/hari selama 1
minggu, 100 mg/hari 75 mg/hari selama 1 minggu,75 mg/hari 50 mg/hari
selama 1 minggu, 50 mg/hari 25 mg/hari.
Dengan demikian obat anti-depresan dapat diberhentikan total. Jika
sindrom depresi kambuh lagi, proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya. Pada
dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pada malam hari (single dose one
hour before sleep), untuk golongan trisiklik dan tetrasiklik. Untuk golongan SSRI
diberikan dosis tunggal pada pagi hari setelah sarapan. Pemberian obat antidepresi dapat dilakukan dalam jangka panjang oleh karena addiction potential
nya sangat minimal.
2.5 Kegagalan Terapi
Mengukur resistensi pengobatan perlu diperhatikan 5 d, yaitu : diagnosis,
drug, dose, duration of treatment dan different treatment.Kegagalan terapi pada
umumnya disebabkan :
- Kepatuhan pasien menggunakan obat (compliance), yang dapat hilang oleh
karena adanya efek samping, perlu diberikan edukasi dan informasi
- Pengaturan dosis obat belum adekuat
- Tidak cukup lama mempertahankan pada dosis minimal
- Dalam menilai efek obat terpengaruh oleh presepsi pasien yang tendensi
negatif, sehingga penilaian menjadi bias.
35
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
1.
2.
antidepresan (TCA).6
Pada dasarnya semua obat anti-depresi mempunyai efek primer (efek klinis)
yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder (efek
3.
samping)6.
Pengaturan dosis mempertimbangkan efek klinis, efek samping, dan waktu
paruh melalui lima proses pengaturan dosis yaitu initiating dosage, titrating
4.
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Pharmaceutical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif. Jakarta:
Departemen Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
2007.
2. Kaplan , Harold I, Benjamin J. Sadock dan Jack A. Grebb.Gangguan
Delusional. Dalam : Synopsis Psikiatri. Jilid satu. Jakarta : Binapura
Aksara. 2010. Hal. 833-853.
3. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: Nuh Jaya. 2003.
Hal. 64
4. http://repository.maranatha.edu/2498/3/0810154_Chapter1.pdf.
Diunduh
37