Anda di halaman 1dari 27

CRS

CRS
DEPRESI
DEPRESI BERAT
BERAT DENGAN
DENGAN
PSIKOTIK
PSIKOTIK
Fauzia Sukendar
Windari Husen
M. Daryl Fadhilah
Identitas
Identitas Pasien
Pasien
Nama : Tn. N
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Anak :1
Alamat : Suryalaya
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : -
Pekerjaan :Karyawan Swasta
Tanggal pemeriksaan : 21 Mei 2021
Keluhan
Keluhan utama
utama
Sulit Tidur
Riwayat
Riwayat penyakit
penyakit sekarang
sekarang
(autoanamnesa)
(autoanamnesa)
● Pasien datang ke poli RS Muhammadiyah Bandung dengan keluhan sulit tidur
sejak 2 hari yang lalu,disertai dengan mood yang buruk dan perasaan sedih.
Pasien juga mengeluhkan adanya cemas, gelisah dan sering gemetar. Selain itu
juga pasien mengatakan bahwa moodnya masih belum stabil dan sedikit
mengganggu aktifitas yang dilakukan.
Riwayat
Riwayat penyakit penyakit DAHULU DAHULU
● Pasien mengeluhkan (autoanamnesa)
(autoanamnesa)
perasaan yang sangat sedih sejak ±6 bulan yang lalu.
Keluhan yang dirasakan muncul karena permasalahan rumah tangga yang
dialami oleh pasien. Istrinya terlibat banyak hutang dan akhirnya pergi
meninggalkan rumah bersama anaknya yang saat itu masih berusia 9 bulan.
● Keluhan yang dirasakan oleh pasien disertai dengan kehilangan minat untuk
melakukan aktifitas sehari-hari dan lebih banyak menyendiri dan mengurung diri
di kamar, mengalami penurunan energi sehingga menjadi mudah lelah dan
disertai dengan adanya penurunan nafsu makan. Keluhan lain yang dirasakan
oleh pasien adanya gangguan tidur dan pernah terlintas ide untuk menyakiti diri
sendiri serta mengakhiri hidupnya. Keluhan ini cukup mengganggu aktifitas
yang dilakukan oleh pasien.
● Ketika pasien merasa sedih dan teringat anaknya biasanya muncul gejala lainnya
berupa cemas, gemetar, gelisah, keringat berlebih, dan jantung berdebar,
telapak tangan menjadi basah dan dingin.
RIWAYAT
RIWAYAT penyakit
penyakit dahulu
dahulu

● Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara anak yang memanggil


ayahnya dan sering terlintas bayangan anaknya yang berada di depannya.
Pasien juga merasa bahwa dunianya serasa menghilang.
● Selama 6 bulan ini pasien mengatakan bahwa moodnya sering naik turun dan
tidak stabil, namun ketika mood pasien meningkat perasaan sedih itu tetap ada
dan mood pasien akan kembali turun ketika pasien memikirkan atau teringat
akan anaknya dan ingin segera bertemu dengan anaknya. Aktifitas sehari-hari
pasien selama ini sedikit terganggu akibat keluhan yang dirasakannya. Pasien
mengatakan keluhan inibaru pertama kali dirasakan.
Riwayat
Riwayat medik
medik

● Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medis lain sebelumnya.


RIWAYAT
RIWAYAT KELUARGA
KELUARGA

● Tidak ada.
Riwayat
Riwayat penggunaan
penggunaan zat
zat
● Tidak ada.
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
Fisik
• Keadaan umum : Pasien tampak sakit
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan darah : Tidak diperiksa
• Nadi : Tidak diperiksa
• Respirasi : Tidak diperiksa
• Saturasi oksigen : Tidak diperiksa
• Suhu : Tidak diperiksa
Status
Status psikiatrikus
psikiatrikus
• Keadaan umum & kesadaran: Tampak sakit ringan & compos mentis
• Roman muka: Sedih
• Kontak/rapport : Ada/adekuat
• Orientasi
Tempat : Baik
Waktu : Baik
Orang : Baik
• Ingatan
Remote : Baik
Recent Past : Baik
Recent : Baik
Retention & Recall : Baik
• Perhatian : Normovigilitas
•Persepsi •Wawasan Penyakit : Derajat tilikan 6
Ilusi : disangkal
•Tingkah laku : Hipoaktif
Halusinasi : Halusinasi Visual (+)
•Bicara : Spontan, artikulasi
Halusinasi auditorik (+)
•Pikiran
jelas, volume sedikit kecil, bicara banyak

Bentuk : realisitik kata


Isi : waham nihilistik (+) suicidal •Dekorum
idea (+) Kebersihan : Baik
Jalan : koheren
Sopan santun : Baik
•Emosi
Kooperatif : Baik
Mood : Depresi
Afek : Sempit
Keserasian : appropriate
MULTIAXIAL
MULTIAXIAL DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
AXIS i AXIS Ii AXIS IIi

F32.3 Episode Depresif Berat Tidak ada diagnosis Tidak ada diagnosis
dengan Gejala Psikotik
DD:

AXIS IV AXIS V

GAF 80 – 71
AXIS
AXIS IV
IV
▪ Masalah dengan “primmary suport group” (keluarga) : adanya permasalahan dengan
istrinya akibat istrinya terlilit hutang dan pergi meninggalkan pasien dengan anaknya yang
masih kecil.
▪ Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial : tidak ada.
▪ Masalah pendidikan : tidak ada.
▪ Masalah pekerjaan : tidak ada
▪ Masalah perumahan : tidak ada
▪ Masalah ekonomi : keluarga kecilnya terlilit banyak hutang akibat istri
yang sering berhutang dimana-mana
▪ Masalah akses ke pelayanan kesehatan : tidak ada
▪ Masalah berkaitan dengan hukum/kriminal : tidak ada
▪ Masalah psikososial dan lingkungan lain : tidak ada
Depresi
Depresi berat
berat dengan
dengan gejala
gejala
psikotik
psikotik
Definisi
Definisi

merupakan gangguan mood dengan berbagai gambaran klinis yang ditandai dengan suasana perasaan
murung dan gejala lainnya termasuk perubahan pola tidur dan makan, perubahan berat badan, gangguan
konsentrasi, anhedonia (kehilangan minat apapun), lelah, perasaan putus asa dan tak berdaya serta pikiran
bunuh diri.
Epidemiologi
Epidemiologi

● Gangguan mood merupakan gangguan kejiwaan yang paling sering. Dari kebanyakan survei, gangguan
depresi mayor merupakan gangguan dengan prevalensi paling tinggi sebanyak 5-17%.
● Perbandingan pada pria dan wanita yaitu 1:2.
● 14% orang dengan diagnosis depresi berat seumur hidup memiliki gejala psikotik, dan 19% subjek dengan
episode depresi mayor juga memiliki gejala psikotik.
Faktor
Faktor risiko
risiko dan
dan Etiologi
Etiologi
1. Faktor biologis:
○ Gangguan neurotransmitter
○ Gangguan regulasi hormon
○ Gangguan fisiologis tidur
○ Gangguan sistem imun
○ Gangguan pada korteks dan subkorteks (periventricular region, basal ganglia, thalamus)
2. Faktor genetik
3. Faktor psikososial
○ Stressor lingkungan
○ Faktor kepribadian (histrionik, borderline)
○ Faktor psikodinami
■ Gangguan hubungan ibu dengan anak pada masa fase oral
■ Kehilangan objek kesayangan
■ Introyeksi
Manifestasi
Manifestasi Klinis
Klinis dan
dan diagnosis
diagnosis
● Gejala utama (derajat ringan, sedang dan berat)
a) Afek depresif
b) Kehilangan minat dan kegembiraan
c) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yangnyata sesudah kerja
sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

● Gejala lainnya :
a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
f) Tidur tergganggu
g) Nafsu makan berkurang

● Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang – kurangnya 2
minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar
biasa beratnya dan berlangsung cepat.
● Kategori diagnosis episode depresif ringan, sedang dan berat hanya digunakan untuk episode depresi
tunggal. Episode depresi berikutnya harus diklasfikasi dibawah salah satu diagnosis gangguan depresif
berulang.
Episode
Episode depresif
depresif berat
berat dengan
dengan gejala
gejala
psikotik
psikotik

● Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut No. 3 di atas (F.32.2) tersebut di atas,
● Disertai waham, halusinasi atau stupor depresi.Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan
atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.Halusinasi auditorik
atau alfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran. Retardasi
psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
Kriteria
Kriteria diagnosis
diagnosis menurut
menurut dsm
dsm vv
Menurut DSM-V, kriteria diagnostic Gangguan Depresi Mayor (GDM) adalah:
1. Lima (atau lebih) dari symptom di bawah ini sudah ada bersama-sama selama 2 minggu dan
memperlihatkan perubahan fungsi dari sebelumnya, minimal terdapat 1 simptom dari (1) mood depresi atau
(2) hilangnya minat atau kenikmatan. Dengan catatan tidak memasukkan symptom yang jelas merupakan
bagian dari gangguan kondisi medis lainnya.
a. Mood depresi sepanjang hari, hampir setiap hari, yang ditunjukkan oleh baik laporan subyektif
(misalnya perasaan sedih, kosong, atau tidak ada harapan) atau observasi orang lain (misalnya
terlihat menangis). (Catatan: Pada anak-anak & remaja, bisa berupa mood yang iritabel)
b. Secara nyata terdapat penurunan minat atas seluruh atau hampir seluruh rasa senang, aktivitas
harian, hampir setiap hari (yang ditandai oleh pernyataan subyektif atau observasi)
c. Kehilangan atau peningkatan berat badan yang nyata tanpa usaha khusus (contoh: perubahan 5%
atau lebih dari berat badan dalam 1 bulan terakhir), atau penurunan peningkatan nafsu makan yang
terjadi hampir setiap hari. (catatan: Pada anak2, perhatikan kegagalan mencapai berat badan yang
diharapkan)
d. Sulit tidur atau tidur berlebih hampir setiap hari
e. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (teramati oleh orang lain, bukan semata-mata
perasaan gelisah atau perlambatan yang subyektif)
f. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari
g. Perasaan tak berguna atau rasa bersalah yang mencolok (bisa bersifat waham) hampir setiap hari
(bukan semata-mata menyalahkan diri atau rasa bersalah karena menderita sakit)
h. Penurunan kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi, atau penuh keragu-raguan hampir setiap
hari (baik sebagai hal yang dirasakan secara subyektif atau teramat oleh orang lain)
i. Pikıran berulang tentang kematian (bukan sekedar takut mati), pikiran berulang tentang ide bunuh
diri dengan atau tanpa rencana yang jelas, atau ada usaha bunuh diri atau rencana melakukan bunuh
diri yang jelas.
2. Simtom-simtom ini secara klinis nyata menyebabkan distres atau hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan,
atau area penting kehidupannya.
3. Episodenya tidak terkait dengan efek fisiologis zat atau kondisi medis lainnya.
Catatan: Kriteria A-C menggambarkan episode depresi Catatan: Respons terhadap kehilangan
yang bermakna (misalnya berduka, problem finansial, lolos dari bencana, penyakit berat atau disabilitas)
termasuk perasaan sedih yang berat, pernikiran tentang kehilangan, sulit tidur, kehilangan nafsu makan,
dan penurunan berat badan seperti yang terdapat di kriteria A, mungkin menyerupai episode depresi.
Walaupun simtom-simtom tersebut mungkin dapat dipahami atau dipertimbangkan sebagai respons
normal terhadap kehilangan yang bermakna, harus secara hati-hati tetap dipertimbangkan. Keputusan
ini tak dapat dipungkiri membutuhkan pelatihan keterampilan penilaian klinis berdasarkan riwayat
individu dan norma budaya dalam menentukan distress akibat kehilangan.
4. Keberadaan episode depresi tidak dapat dijelaskan akibat gangguan skizoafektif, skizofrenia,
skizofreniform, gangguan waham, atau spektrum skizofrenia lainnya yang tidak spesifik atau tidak
ditentukan
5. Tidak pernah dijumpai episode manik atau hipomanik Catatan: Perkecualian ini tidak dapat diterapkan bila
semua ciri-ciri episode manik atau hipomanik yang terjadi adalah karena induksi zat atau terkait efek
fisiologis kondisi medis lainnya
Diagnosis
Diagnosis banding
banding

● Depresi akibat penggunaan zat


● Parkinson disease
● Tumor
● Pseudodementia
● Gangguan mental lainnya
treatment
treatment
Treatment
Treatment

● Terapi psikososial:
a. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
b. Interpersonal therapy
c. Psychoanalytic oriented therapy
d. Family therapy
Treatment
Treatment subtipe
subtipe depresi
depresi

● Depresi mayor dengan psikotik


kombinasi antidepresan dengan antipsikotik atipikal
prognosis
prognosis

● Ad vitam : Dubia
● Ad functionam : Dubia
● Ad sanationam : Dubia

Anda mungkin juga menyukai