Anda di halaman 1dari 32

Depresi Berat Tanpa

Gejala Psikotik
Pembimbing: dr. Susiati, Sp.Kj

Kharisma Rahmiyeda G1A221051


Naila Fatiya Syafli G1A222023
Daftar Isi
BAB I
01
BAB II
Pendahuluan 02 Laporan Kasus

03 BAB III
Tinjauan Pustaka
04
BAB IV
Analisa Kasus

BAB V
05 Kesimpulan
PENDAHULUAN
Depresi dan gangguan suasana hati berhubungan dengan masalah kesehatan terbesar di dunia.
Major Depressive Disorder merupakan penyakit heterogen ditandai dengan perasaan depresi,
anhedonia, perubahan fungsi kognitif, perubahan tidur, perubahan nafsu makan, rasa bersalah yang
terjadi selama dua minggu, digambarkan dengan hilangnya ketertarikan atau kesenangan akan aktivitas
yang biasa dilakukan.
Laporan Kasus
• Identitas Pasien
• Anamnesis
• Status Internistik
• Status Psikiatri
• Diagnosa Banding
• Diagnosa Multiaksial
• Penatalaksanaan
• Prognosis
Identitas Pasien
Nama : Nn. FN
Umur : 19 tahun
Tanggal Lahir : Jambi, 16 Oktober 2002
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Perumahan Mendalo Asri,
kec. Jambi Luar Kota, Muaro
Jambi
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Tidak Kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : Universitas
MRS tanggal : Agustus 2022
Anamnesis
Keluhan Utama
Sedih hampir setiap hari
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang diajak temannya ke Poli Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dengan keluhan merasa
sedih hampir setiap hari yang memberat sejak + 5 bulan SMRS. Teman os mengatakan bahwa os
kadang berbicara sendiri dan sering menangis. Sebelumnya os merupakan orang yang ceria namun
sekarang menjadi suka menyendiri, berdiam diri di kamar kos dan tidak semangat melakukan aktivitas
serta tidak percaya diri. Os sering merasa cemas berlebihan sejak SMA semakin meberat +5 bulan
SMRS. Os juga mengeluhkan sulit tidur, sering mimpi buruk, dada sesak, jantung berdebar, mudah letih,
nafsu makan menurun, sulit berkonsentrasi, merasa hampa dan tidak berguna.
Os merupakan mahasiswi semester 5, di jambi os tinggal bersama kakak, namun saat kakak os sudah
menyelesaikan kuliah, os tinggal sendiri kemudian keluhan os semakin memberat. Os mengatakan
bahwa os sering dibanding-bandingkan dengan saudaranya. Os menganggap ayahnya kasar dan ibunya
pilih kasih.
Os sempat mencoba untuk bunuh diri, namun gagal. Os sering menyayat bagian pergelangan
tangannya.
Riwayat Penyakit Dahulu
● Gangguan Mental dan Emosi
Tidak ada gangguan
● Gangguan Psikosomatis
Tidak ada gangguan
● Kondisi Medik
Os sering mengalami dispepsia.
● Gangguan Neurologi
Riwayat demam, muntah-muntah, penglihatan ganda sebelumnya tidak ada. Riwayat trauma
kepala, kejang dan kehilangan kesadaran tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak terdapat riwayat keluarga dengan gejala yang sama dan yang mengalami gangguan jiwa
sebelumnya.
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat prenatal dan perinatal
Tidak ada masalah
• Riwayat masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)
Pasien lupa mengenai riwayat masa kanak-kanak awal
• Riwayat masa kanak-kanak menengah (3-11 tahun)
Pasien sering disuruh mengalah ketika berkelahi dengan kakak atau adiknya. Pasien
sering dipukul oleh ayahnya.
• Masa pubertas hingga dewasa
 Pasien sudah menjadi pribadi yang lebih menutup diri, os hanya memiliki
beberapa teman dekat saja.
 Pasien menjadi pribadi yang pendiam, jarang mau bercerita mengenai
masalahnya, emosinya sering tertahan. Emosi pasien juga sering tidak stabil.
Pasien sering melukai diri sendiri secara fisik.
 Pasien pertama kali tertarik dengan lawan jenis saat usia 13 tahun.
 Pasien mendapatkan agama yang cukup dari orang tuanya.
 Pasien merupakan seorang mahasiswa
 Pasien kurang bersosialisasi dengan tetangga dan teman kuliahnya, hanya punya
beberapa teman dekat.
 Pasien belum menikah.
 Pasien tidak pernah melakukan pendidikan militer.Pasien tidak pernah terlibat
dengan masalah hukum dan kepolisian.
Status Internistik
Pemeriksaan Tanda Vital
Kesadaran : Compos mentis
TD : 115/72 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,7 C
RR : 18x/menit

Status Gizi
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 40 kg
IMT : 15,625 (Sangat kurus)

Status Generalisata
Kulit : dalam batas normal
Kepala : dalam batas normal
Mata : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Paru
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, pergerakan dada simetris,
retraksi dinding dada (-), sikatriks (-)
Palpasi : Fremitus dada kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
 
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Dalam batas normal
Auskultasi : BJ1- BJ2 reguler, murmur (-), gallop (-)
 
Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar, distensi (-), ikterik (-), sikatriks (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Soepel
Perkusi : Timpani di keempat kuadran, pekak alih (-)
 
Ekstremitas
Superior : Akral hangat, edema (-/-), CRT <2detik
Inferior : Akral hangat, edema (-/-), CRT <2detik
 
Pemeriksaan Neurologis
GCS :15 (E4 V6 M5)
Pemeriksaan Psikometrik : Tidak dilakukan pemeriksaan
 
Pemeriksaan Penunjang Lainnya :
a. Laboratorium darah rutin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Psikiatri
Keadaan Umum
Penampilan : Pasien datang dalam keadaan pakaian rapi, penampilan sesuai usia.
Kesadaran : Compos mentis
Orientasi
Waktu : baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksaan berlangsung di siang hari
Tempat : baik, pasien dapat mengetahui bahwa ia sedang berada di Poli Jiwa RSJD
Jambi
Orang : baik, pasien mengenal orang lain
Sikap dan tingkah laku : Pasien kooperatif dengan pemeriksa, kontak mata dengan
pemeriksa terarah, serta pasien mampu menjawab pertanyaan.
 
Gangguan berpikir
Bentuk pikir : realistik
Arus pikir : koheren
Isi pikir : preokupasi pada masalah keluarga
Alam perasaan
Mood : eutimia
Afek : luas
Persepsi
Halusinasi : (-)
Fungsi intelektual
Daya konsentrasi dan perhatian: Konsentrasi dan perhatian pasien baik.
Orientasi
Waktu: baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksaan berlangsung di siang hari
Tempat: baik, pasien dapat mengetahui bahwa ia sedang berada di Poli Jiwa RSJD
Jambi
Orang: baik, pasien mengenal orang lain
Daya Ingat
Segera (immediate) : Baik
Baru saja (recent) : Baik
Agak lama (recent past) : Baik
Jauh (remote) : Baik
Pikiran Abstrak : Baik
Pengendalian impuls : Baik
Daya nilai : Baik
Tilikan : Derajat VI
Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
Diagnosis Banding Diagnosis Multiaksial
Aksis 1: Episode Depresi Berat
F 41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh Aksis 2: Tidak ada diagnosa
F 41.0 Gangguan Panik Aksis 3: Dispepsia
F 43.1 Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) Aksis 4: Masalah keluarga
Aksis 5: GAF 60-51
Tata Laksana Prognosis
Farmakologi
Fluoxetin 10 mg 1x sehari
Alprazolam 0,5 mg 1x sehari
Aripiprazole 2,5 mg 1x sehari Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Psikoterapi Ad sanationam : dubia ad bonam
Terapi kognitif-perilaku
Terapi suportif
Edukasi penyakit
Tinjauan Pustaka
Definisi
Menurut WHO, depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan munculnya
gejala penurunan mood (mood depresi), kehilangan minat terhadap sesuatu yang sebelumnya
menyenangkan, perasaan bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan, kehilangan energi, dan
penurunan konsentrasi. Depresi dapat berlangsung lama dan berulang

Epidemiologi
Proporsi populasi global dengan depresi pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 4,4% dan
lebih umum terjadi pada Wanita (5,1%) dibandingkan dengan pria (3,6%). Total individu
yang hidup dengan gangguan depresi mencapai 322 juta jiwa yang sebagian berada
dikawasan asia tenggara dan wilayah barat pasifik termasuk india dan china.
Hasil riskesdas 2018 di Indonesia individu yang hidup dengan gangguan depresi mencapai
706.689 jiwa.
Etiologi
Faktor biologis
• Serotonin
• Norepinefrin
• Dopamin

Faktor psikososial
• Psikoanalisis
• Psikodinamis
• Kognitif
• Peristiwa kehidupan yang
penuh tekanan
Patofisiologi
Ketidak seimbangan biogenik amin Aksis HPA (Hypotalamic-Pituitary-Adrenal
Corical Axis) pada Depresi
• Serotonin
• Noradrenergik
• Dopamin
Diagnosa
Berdasarkan PPDGJ III
Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat)
• Afek depresif
• Kehilangan minat dan kegembiraan,dan
• Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang
nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya :
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
• Tidur tergganggu
• Nafsu makan berkurang
• Untuk eposide depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-
kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis
Episode Depresif Ringan
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas
• Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
• Tidak boleh ada gejala berat diantaranya
• Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
• Hanya sekiti kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya

Episode Depresif Sedang


• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode depresi
ringan (F30.0)
• Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya)
• Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu
• Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah
tangga
Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik

• Semua 3 gejala utama depresi harus ada


• Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus
berintensitas berat
• Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka
pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara
rinci.
• Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih
dapat dibenarkan
• Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetaou jika
gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan
diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
• Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, atau
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
Episode Depresif berat dengan Gejala Psikotik
• Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas;
• Disertai waham, halusisasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang
dosa, kemiskinan atau malapetak yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab
atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau
menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju pada stupor
• Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi
dengan afek (mood-congruent)
Tata Laksana
Farmakologi

• Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)


Contoh : Sertraline, paroxetin, fluvoxamine, fluoxetin, citalopram, duloxetine
• Inhibitor Monoamin Oksidase (MAOI)
Contoh : Moclobemide
• Antidepresan Atypical
Contoh : Tradozone, mirtazepine, venlafaxine.
• Antidepresan Tetrasiklik
Contoh : Maprotiline, mianserin, amoxapine
• Antidepresan Trisiklik.
Contoh : Amitriptyline, imipramine, tianepine

Non Farmakologi
Electro Convulsive Therapy ( ECT )

Psikoterapi
Prognosis
Hasil episode depresif berbeda-beda tetapi pada umumnya semakin lama follow-up
semakin baik. Resiko kekambuhan berkurang jika obat antidepresan diteruskan selama 6
bulan setelah akhir episode depresif.
Analisa Kasus
Pada kasus telah dilaporkan Nn. FN dengan usia 20 tahun. Pasien datang diajak temannya ke POLI
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dengan keluhan sedih hampir setiap hari memberat sejak + 5
bulan SMRS.
Pasien juga merasa sering kali menangis dan pernah melakukan percobaan bunuh diri karena merasa
sedih. Pasien juga merasa mudah lelah, kehilangan minat dan kegembiraan, menarik diri, lebih sering
berdiam diri di kamar kos, sulit untuk fokus, nafsu makan yang buruk, merasa hampa dan tidak
berguna serta tidak percaya diri. Keluhan ini sudah pasien rasakan sekitar 5 bulan yang lalu.
Berdasarkan anamnesis pasien diatas, ditemukan adanya depresi yang bermakna serta menimbulkan
suatu penderitaan dan disabilitas dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami gangguan jiwa. Hal ini sesuai dengan konsep gangguan jiwa yang didapatkan gejala
klinis yang bermakna berupa pola perilaku atau pola psikologis sehingga menimbulkan penderitaan
dan disabilitas dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan anamnesis juga tidak ditemukan adanya riwayat penyakit yang dapat mengarahkan
kepada gangguan jiwa sehingga hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan
mental organik (F.0). Selain itu, pasien juga tidak mempunyai riwayat pemakaian alkohol ataupun
obat-obat terlarang yang dapat menimbulkan gangguan jiwa sehingga hal ini dapat menjadi dasar
untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F.1).
Pasien juga tidak mempunyai gejala seperti gangguan proses pikir, waham, pasien tidak mempunyai
gejala halusinasi auditorik maupun non-auditorik, perilaku katatonik, ataupun gejala-gejala negatif,
sehingga hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis skizofrenia, gangguan skizotipal
dan gangguan waham (F.2).
Pada pasien didapatkan adanya rasa sedih yang merupakan afek depresi, kehilangan minat dan
kegembiraan serta mudah lelah. Gejala tersebut merupakan 3 gejala utama pada depresi. Pasien juga
pernah melakukan percobaan bunuh diri karena merasa sedih dan marah. Pasien juga sulit untuk
fokus, nafsu makan yang buruk, serta tidak percaya diri. Gejala tersebut memenuhi kriteria gejala
lainnya dengan minimal 4 gejala lainnya dan beberapa diantaranya intensitasnya berat. Gejala tersebut
dirasakan pasien dengan waktu 5 bulan sehingga memenuhi kriteria minimal depresi yaitu 2 minggu.
Pasien tidak mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau rumah tangga dikarenakan kesedihan
dan marah yang menimbulkan percobaan bunuh diri. Pasien juga tidak mengalami halusinasi ataupun
ilusi sehingga tidak mempunyai gejala psikotik. Oleh karena itu ditegakkan diagnosis gangguan
perasaan dan mood yaitu episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F.32.2) berdasarkan PPDGJ III
dan ICD-10.
Terapi yang diberikan pada Pasien

• Fluoxetine (SRRI) 10 mg 1x sehari


• Aripiprazole 2,5 mg 1x sehari
• Alprazolam (benzodiazepine) 0,5 mg 1x sehari
Kesimpulan
Depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan munculnya gejala penurunan mood
(mood depresi), kehilangan minat terhadap sesuatu yang sebelumnya menyenangkan, perasaan
bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan, kehilangan energi, dan penurunan konsentrasi.
Untuk penegakan diagnosis depresi diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi
periode bisa lebih pendek jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Tatalaksana depresi terdiri dari terapi suportif, farmakoterapi, psikoterapi, dan penilaian klinis
berkelanjutan. Prognosis tiap episode baik, akan tetapi gangguan ini bersifat kronis sehingga harus
dianjurkan strategi terapi untuk mencegah kekambuhan di masa yang akan datang.
Thankyou!

Anda mungkin juga menyukai