Seorang perempuan berusia 52 Tahun datang pertama kalinya ke Poliklinik Jiwa RSUD Daya dengan
keluhan sulit tidur yang dirasakan tiap hari. Keluhan dirasakan sejak 1 bulan terakhir dan memberat 2
minggu terakhir.
Pasien mengatakan hal ini telah dialami sejak 1 bulan lalu sejak melihat kejadian teman yang
meninggal di tempat kerjanya. Pasien menjadi sering overthingking, sering merasakan jantung berdebar-
debar dan keringat dingin jika memikirkan hal tersebut. Pasien mengatakan sering nyeri ulu hati dan
terdapat penurunan nafsu makan yang disertai dengan penurunan berat badan sekitar 2 kilogram dalam 1
bulan terakhir. Pasien sering merasa sedih sampai menangis ketika mengingat anak semata wayangnya
yang masih berusia 18 tahun, pasien sering merasa cemas dan tidak tenang ketika anaknya akan keluar
rumah, dan seringkali memikirkan hal-hal yang buruk yang kemungkinan bisa terjadi pada anaknya ketika
berada diluar rumah. Pasien merasa lemas dan merasa hampa. Pasien juga mengeluhkan tidurnya yang
tidak nyenyak dan sulit untuk tertidur kembali saat terbangun dimalam hari.
Awal perubahan perilaku pasien dirasakan sejak 1 bulan yang terakhir, setelah pasien melihat
temannya yang meninggal di tempat kerjanya. Semenjak itu pasien selalu merasa cemas, mengalami
penurunan nafsu makan dan sulit tidur
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
HENDAYA
• Bidang sosial tidak ada.
• Bidang pekerjaan tidak ada.
• Waktu senggang tidak ada.
FAKTOR PSIKOSOSIAL
Tidak ditemukan faktor stress
psikososial
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
Riwayat Penyakit Fisik Sebelumnya
Riwayat infeksi (-)
Riwayat trauma (-)
Riwayat kejang (-)
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal Bersama
Pasien merupakan anak kelima dari lima bersaudara (♂,♀,♀,♂,♀). Pasien tinggal dan
dibesarkan oleh kedua orang tua kandungnya. Setelah menikah pasien tinggal
bersama suami dan satu anaknya. Hubungan dengan anggota keluarga baik. Riwayat
keluhan yang sama dalam keluarga pasien tidak ada.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Situasi Sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama suami dan satu anaknya, anaknya
masih sekolah. Pasien bekerja sebagai pegawai swasta. Kondisi
ekonomi pasien cukup baik
Kesadaran
Kuantitas : Compos mentis, GCS 15 (E4M6V5)
Kualitas : Baik
Aktivitas psikomotor
Tenang
Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi biasa
Empati
Afek
Dapat
Cemas
dirabarasakan
KEADAAN AFEKTIF
• Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan: Sesuai dengan tingkat
pendidikan.
• Daya konsentrasi : Baik
• Orientasi
Waktu : Baik
Orang : Baik
Tempat : Baik
• Daya ingat
Jangka panjang : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka segera : Baik
• Pikiran abstrak : Baik
• Bakat kreatif : Tidak ada
• Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
GANGGUAN PERSEPSI & PROSES BERPIKIR
1. Arus pikiran
Halusinasi : Tidak ada
• Produktivitas : Cukup
Ilusi : Tidak ada
• Kontinuitas : Relevan
Depersonalisasi: Tidak ada
• Hendaya berbahasa tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
2. Isi pikiran : Tidak ada hendaya dalam
berbahasa
• Preokupasi : Tidak ada
• Gangguan isi pikir : Tidak ada
STATUS MENTAL
Pengendalian impuls : Baik
Daya nilai
Norma sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian realitas : Baik
Tilikan (insight)
Tilikan 4 (Pasien menyadari dirinya sakit tetapi
tidak tahu penyebabnya apa).
GAF Scale saat ini 70-61 yaitu beberapa gejala ringan dan
AXIS 5 menetap, disabilitas dalam fungsi, secara umum baik
DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Pasien tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter, maka dari itu pasien memerlukan
farmakoterapi.
Psikologik
Pasien tidak ditemukan adanya hendaya dalam kehidupan pribadi, namun
ditemukan adanya afek disforik sehingga menimbulkan gejala psikis, maka
pasien memerlukan psikoterapi.
PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
• Faktor Pendukung
Onset pada usia dewasa atau lebih tua
Kepribadian premorbid yang baik
Pasien memiliki BPJS
• Faktor Penghambat
Ada riwayat penyakit dyspepsia
fungsional
RENCANA TERAPI
1. Psikofarmakoterapi
• R/Fluoxetine 20 mg 1-0-0
• R/ Merlopam 0,5 mg 0-0-1
2. Psikoterapi Suportif
• Edukasi tujuan dan pentingnya taat minum obat
• Menghindari faktor stress
DISKUSI
DEFENISI
Anxietas ditandai oleh gejala ketegangan motorik (rasa gemetar, otot kaku),
hiperaktifitas otonomik (nafas pendek, jantung berdebar-debar, perut tidak
nyaman, sukar menelan, buang air kecil lebih sering) dan kewaspadaan berlebih
(mudah kaget, perasaan jadi peka, sulit tidur) 1.
Menurut PPDGJ III, secara umum anxietas terbagi 2 jenis yaitu anxietas fobik
dan anxietas lainnya. Pada gangguan anxietas lainnya, manifestasi anxietas
merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi lingkungan tertentu
saja. Yang termasuk dalam gangguan anxietas lainnya yaitu gangguan panik,
gangguan cemas menyeluruh, gangguan campuran anxietas dan depresi,
gangguan anxietas campuran lainnya, gangguan anxietas lainnya dan gangguan
anxietas ytt2.
TATALAKSANA (FARMAKOLOGI)
Fluoxetin
• salah satu obat antidepresan yang selektif menghambat ambilan serotonin (golongan
Serotonin Selective Reuptake Inhibitor).
• Mekanisme kerja dari fluoxetine adalah meningkatkan serotonin ekstraseluler dengan
cara menghambat serotonin yang telah disekresikan dalam sinaps (gap antar neuron).
• Memiliki batas keamanan yang lebar sehingga menimbulkan efek samping yang
minimal dibandingkan obat anti depresan golongan lain.
Merlopam
• Merlopam adalah obat golongan benzodiazepine.
• Mekanisme kerja benzodiazepin → potensiasi inhibisi neuron yang menggunakan GABA
sebagai mediatornya.
• Meningkatkan efek GABA dan menghasilkan efek sedasi, tidur dan berbagai macam efek
seperti mengurangi kegelisahan dan sebagai muscle relaxant.
• Zat-zat benzodiazepin dapat menimbulkan efek hipnotik jika diberikan dalam dosis
besar. Efeknya pada pola tidur normal adalah dengan menurunkan masa laten mulainya
tidur, peningkatan lamanya tidur NREM tahap 2, penurunan lamanya tidur REM, dan
penurunan lamanya tidur gelombang lambat.
TATALAKSANA (NON-FARMAKOLOGI)
• Psikoterapi suportif pada pasien ini bertujuan untuk mendukung fungsi-fungsi ego
atau memperkuat mekanisme defans yang ada, memperluas mekanisme
pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik serta perbaikan ke
suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
• CBT untuk membangun kembali pola pikir (sikap, asumsi, keyakinan), menguji pola
pikir, memutuskan apa yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat bagi pasien
sehingga dapat membangun cara berpikir yang lebih produktif dan meningkatkan
kualitas hidup pasien.
• Prognosa pasien ini baik. Hal yang mendukung prognosis baik yaitu motivasi
pasien untuk sembuh cukup besar, serta adanya dukungan keluarga. Membuat
kondisi rumah yang senyaman mungkin agar pasien melupakan akan
kecemasannya dan belajar untuk menghadapi segala sesuatu dengan tenang.
TERIMA KASIH