Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS NONPSIKOTIK

EPISODE DEPRESI BERAT TANPA


GEJALA PSIKOTIK (F.32.2 )
AMALIA MOHAMMAD C014222050

Supervisor Pembimbing :
dr.Rinvil Renaldi, M.Kes, Sp.KJ(K)

Residen Pembimbing :
dr. Mohammad Rozikin
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. KAS


Usia : 29 Tahun ( 16-11-1993)
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Makassar
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
KELUHAN UTAMA : Merasa tidak bisa mengontrol emosi

Seorang wanita 29 tahun datang ke Poli psikiatri RS Akademis dengan keluhan merasa sedih dan
tidak bisa mengontrol emosi sejak 4 bulan terakhir dan memberat 1 bulan terakhir. Pasien sering
marah-marah dan berteriak ke anaknya. Pasien juga merasa sering merasa sedih. Pasien mengatakan
bahwa juga merasakan lemas dan tidak ada minat untuk menjalankan jualannya (jualan online). Pasien
sedih dengan keadaan rumah tangga pasien. Pasien sering bertengkar dengan suami pasien dan juga
suami pasien sering marah walaupun hanya masalah kecil, dari awal menikah hingga saat ini.
Pasien juga sering mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari orang tuanya (Ayahnya) yaitu
dipukul dan dimarah-marahi. Selain itu, pasien mengatakan bahwa setiap kesalahan yang dibuat oleh adik
pasien, pasien yang akan dimarahi oleh ayahnya. Pasien kurang mendapatkan kasih sayang dari
orangtuanya. Jika pasien sangat emosi, tangan dan wajah dirasakan seperti kesemutan. Pasien sempat
ditentang oleh keluarga untuk menikah dengan suaminya tetapi pasien tetap menikah dengan suaminya.
Pasien juga disalahkan oleh keluarga suami karena pasien tidak memiliki pekerjaan dan karena pasien
suami menjadi tidak memiliki pekerjaan karena menikah dengan pasien. Pasien telah menikah 7 Tahun dan
memiliki 3 orang anak.
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Awal perubahan perilaku dirasakan dan memberat sejak 1 bulan yang lalu. Saat suami pasien
kembali ke Kalimantan setelah berseteru hebat dengan ayah pasien. Suami pasien dituduh
mengintip adik pasien yang sedang mandi. Saat itu suami pasien marah dan kecewa kepada
keluarga pasien. Tidur pasien terganggu, merasa ngantuk pagi hari, dan merasa lemas, pasien
juga mengatakan nafsu makan menurun (BB turun).
Riwayat pengobatan ke Poli Psikiatri sebelumnya tidak ada. Dan tidak ada obat-obatan yang
dikonsumsi oleh pasien. Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

HENDAYA:
● Bidang Sosial : Ada
● Dalam pekerjaan : Ada
● Waktu senggang : Ada

FAKTOR STRESSOR PSIKOSOSIAL


Stressor psikososial terdapat dari sikap ayah yang kasar dan
keras sejak kecil. Sikap suami yang kasar dan keras sejak
awal menikah hingga saat ini. Juga tekanan yang diberikan
dari keluarga suami.
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF


● Infeksi : Tidak ada ● Alkohol : Tidak ada
● Trauma : Tidak ada ● Merokok : Tidak ada
● Kejang : Tidak ada ● Zat psikoaktif lainnya : Tidak ada

RIWAYAT PSIKIATRI SEBELUMNYA


● Tidak ada
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
RIWAYAT PRENATAL RIWAYAT KANAK
DAN PERINATAL (0-1) AWAL (1-3)
Pasien lahir pada tanggal 16 November Pasien diasuh oleh orang tuanya.
1993 lahir normal dibantu bidan dengan Pertumbuhan dan perkembangan
keadaan cukup bulan. Berat badan lahir pasien pada masa kanak-kanak
dan panjang badan tidak diketahui. sesuai dengan pertumbuhan dan
Riwayat pemberian ASI cukup sampai 2 perkembangan anak-anak lain
tahun. Pertumbuhan dan perkembangan seusiannya. Tidak ada masalah
sesuai anak seusianya. perilaku yang menonjol.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
RIWAYAT KANAK RIWAYAT KANAK AKHIR
PERTENGAHAN (3-11) DAN REMAJA (12-18)
Pasien mengaku kurang mendapatkan kasih Setelah tamat SD, pasien melanjutkan
sayang dari kedua orang tua nya. Pasien pendidikan ke jenjang SMP hingga tamat SMA.
merupakan anak yang suka menyendiri, Pada saat SMA pasien sudah mulai bergaul
merasa kurang percaya diri dan pasien sering karena sekolah di sekolah yang hanya
di bully oleh teman- temannya. perempuan.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

RIWAYAT MASA DEWASA


● Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan
Pasien tidak melanjutkan ke jenjang perkualiahan karena tidak
diizinkan oleh ayahnya
● Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah dan hubungan dengan suami kurang baiK
setelah permasalahan yang terjadi.
● Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien memeluk agama islam dan menjalankan kewajiban agama
dengan baik.
RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGA
SITUASI SEKARANG
● Pasien merupakan anak pertama dari
bersaudara
● Saat ini pasien tinggal bersama ibu, 3 anak,
adik dan anaknya.
● Bekerja sebagai ibu rumah tangga
● Kegiatan sehari-hari antar jemput anak
sekolah
● Melakukan pekerjaan rumah tangga
● Hubungan dengan suami tidak baik

PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRINYA DAN


KEHIDUPANNYA
● Pasien sadar dan merasa dirinya sakit,
pasien ingin sembuh agar bisa kembali
menjalani hari-harinya dengan baik.
PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS

STATUS INTERNUS STATUS NEUROLOGI

● Keadaan umum : baik, gizi cukup ● Gejala rangsang selaput otak:


● Kesadaran : compos mentis - Kaku kuduk (-),
● Tekanan darah 120/80 mmHg - Kernig’s sign (-)/(-),
● Nadi 85 kali/menit - Pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5
● Frekuensi pernafasan 20 kali/menit mm,
● Suhu tubuh 36,8°C - Refleks cahaya (+)/(+),
● Konjungtiva tidak anemis ● Fungsi motorik dan sensorik
● Sklera tidak ikterus keempat
● Jantung, paru-paru, dan abdomen ekstremitas dalam batas normal,
kesan dalam batas normal, ● Tidak ditemukan refleks patologis.
● Ekstremitas atas dan bawah tidak ada
kelainan.
STATUS MENTAL

TEMPAT
Poli Pasikiatri RS
Akademis Jaury Jusuf
Putera
WAKTU
sabtu , 9 september 2023
pukul 10.30 WITA
STATUS MENTAL
Deskripsi umum

Penampilan Aktivitas psikomotor


Tampak seorang wanita berusia Tenang
29 tahun, wajah kesan sesuai
usia, warna kulit sawo matang,
memakai jilbab berwarna hitam
panjang, perawatan diri kesan Pembicaraan
baik, kontak mata ada, verbal
ada Spontan, lancar, intonasi
biasa
Kesadaran Sikap terhdap
Kuantitas : Compos
mentis , GCS 15
pembicara
Kualitas : Baik Kooperatif
KEADAAN AFEKTIF
MOOD
01.
Sedih

AFEK
02.
Depresi

KESERASIAN
03.
Serasi

EMPATI
04.
Dapat dirabarasakan
FUNGSI INTELEKTUAL
● Taraf pendidikan, pengetahuan umum,
dan kecerdasan : sesuai dengan tingkat
GANGGUAN PERSEPSI
pendidikan ● Halusinasi : Tidak ada
● Daya Konsentrasi : BAIK ● Ilusi : Tidak ada
● Orientasi : ● Depersonalisasi : Tidak ada
○ Waktu : Baik ● Derealisasi : Tidak ada
○ Orang : Baik
○ Tempat : Baik
● Daya Ingat
○ Jangka Panjang : Baik
○ Jangka pendek : Baik
○ Janga segera : Baik
● Pikiran Abstrak : Baik
● Bakat Kreatif : memasak menulis
● Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
FUNGSI INTELEKTUAL
● Taraf pendidikan, pengetahuan umum,
dan kecerdasan : sesuai dengan tingkat
GANGGUAN PERSEPSI
pendidikan ● Halusinasi : Tidak ada
● Daya Konsentrasi : BAIK ● Ilusi : Tidak ada
● Orientasi : ● Depersonalisasi : Tidak ada
○ Waktu : Baik ● Derealisasi : Tidak ada
○ Orang : Baik
○ Tempat : Baik
● Daya Ingat
○ Jangka Panjang : Baik
○ Jangka pendek : Baik
○ Janga segera : Baik
● Pikiran Abstrak : Baik
● Bakat Kreatif : memasak menulis
● Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
PROSES BERPIKIR
● Arus Pikiran
○ Produktivitas : Cukup
○ Kontinuitas : Relevan dan koheren
○ Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa
● Isi Pikiran
○ Preokupasi : Tidak ada
○ Gangguan isi pikir : Tidak ada
○ Pengendalian Impuls : Baik
● Daya Nilai
○ Norma sosial : Baik
○ Uji daya nilai : Baik
○ Penilaian realistis : Baik
● Tilikan (insight) :Pasien merasa sakit dan merasa membutuhkan pengobatan (Tilikan 6).
● Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang wanita 29 tahun datang ke Poli Psikiatri RS Akademis dengan keluhan merasa sedih dan
tidak bisa mengontrol emosi sejak 4 bulan terakhir dan memberat 1 bulan terakhir. Pasien sering
marah-marah dan berteriak ke anaknya. Pasien juga merasa sering merasa sedih. Pasien mengatakan
bahwa juga merasakan lemas dan tidak ada minat untuk menjalankan jualannya (jualan online). Pasien
sedih dengan keaadaan rumah tangga pasien. Pasien sering bertengkar dengan suami pasien dan juga
suami pasien sering marah walaupun hanya masalah kecil, dari awal menikah hingga saat ini. Pasien juga
sering mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari orang tuanya (Ayahnya) yaitu dipukul dan
dimarah-marahi. Selain itu, pasien mengatakan bahwa setiap kesalahan yang dibuat oleh adik pasien,
pasien yang akan dimarahi oleh ayahnya. Pasien kurang mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya. Jika
pasien sangat emosi, tangan dan wajah dirasakan seperti kesemutan. Pasien sempat ditentang oleh
keluarga untuk menikah dengan suaminya tetapi pasien tetap menikah dengan suaminya. Pasien juga
disalahkan oleh keluarga suami karena pasien tidak memiliki pekerjaan dan karena pasien suami menjadi
tidak memiliki pekerjaan karena menikah dengan pasien. Pasien telah menikah 7 Tahun dan memiliki 3
orang anak.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Awal perubahan perilaku dirasakan dan memberat sejak 1 bulan yang lalu. Saat suami
pasien kembali ke Kalimantan setelah berseteru hebat dengan ayah pasien. Suami pasien
dituduh mengintip adik pasien yang sedang mandi. Saat itu suami pasien marah dan
kecewa kepada keluarga pasien. Tidur pasien terganggu, merasa ngantuk pagi hari, dan
merasa lemas, pasien juga mengatakan nafsu makan menurun (BB turun).
Riwayat pengobatan ke Psikiatri sebelumnya tidak ada. Dan tidak ada obat-obatan
yang dikonsumsi oleh pasien. Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan tampak. Kontak mata ada, verbal ada.
Kesadaran baik dan compos mentis. Pembicaraan spontan, lancar, dan intonasi biasa.
Mood sedih dan afek depresif, rasa empati pasien dapat dirabarasakan. Taraf reabilitas
pasien dapat dipercaya. Pasien merasa bahwa ia sakit dan merasa membutuhkan
pengobatan (Tilikan 6).
EVALUASI MULTIAKSIAL
AKSIS I
Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, dan observasi, didapatkan afek
depresif dan berkurangnya energi yang ditandai dengan mudah lelah dan penurunan aktivitas. Hal
ini memenuhi gejala klasik dari depresi yaitu mood atau perasaan yang sedih, perubahan perilaku
menjadi tidak minat untuk mengerjakan pekerjaan dan pasien sering merasa tidak berenergi.
Keluhan pasien memberat sejak 1 bulan yang lalu. Dari autoanamnesis serta pemeriksaan status
mental, didapatkan pasien diatas memiliki gejala-gejala pada penyakit Episode Depresif (F32)
yakni memiliki minimal 3 gejala utama dan 4 gejala tambahan dan lama episode berlangsung lebih
dari 2 minggu. Ditemukan juga pada pasien mengeluhkan berkurangnya nafsu makan dan terdapat
penurunan berat badan, tidur terganggu, merasa harga diri dan kepercayaan diri kurang, dan
perhatian kurang. Gejala tersebut dapat dikategorikan kedalam Episode Depresif Berat tanpa
Gejala Psikotik (F32.2).
EVALUASI MULTIAKSIAL
AKSIS II
01. Tumbuh kembang pada masa anak-anak hingga remaja pasien baik. Fungsi kognitif baik,
tidak terdapat retardasi mental. Informasi belum belum cukup data mengarahkan ke
kepribadian tertentu
02. AKSIS III
Tidak ada diagnosis

AKSIS IV
03.
Stress psikososial diduga karena pasien memiliki permasahanan rumah tangga dan juga
dengan keluarganya
AKSIS V
04.
GAF Scale 80-71 ( gejala sementara dan dapat diatasi,disabilitas ringan dalam
pekerjaan sosial, dan waktu senggang)
DAFTAR MASALAH
ORGANOBIOLOGIK
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik namun ditemukan gejala klinik yang bermakna akibat
adanya ketidakseimbangan neurotransmitter, oleh karena hal tersebut pasien memerlukan
tatalaksana farmakoterapi
PSIKOLOGIK
Ditemukan adanya hendaya dalam kehidupan pribadi sehingga menimbulkan gejala psikis
sehingga pasien perlu mendapatkan psikoterapi

SOSIOLOGIK
Ditemukan adanya hendaya dalam penggunaan waktu senggang, hubungan sosial,
serta pekerjaan, sehingga pasien membutuhkan sosioterapi
RENCANA TERAPI
FARMAKOTERAPI PSIKOTERAPI SUPORTIF
- Fluoxetine 20 mg 1-0-0 Psikoedukasi (Suportif)
- Alprazolam0,5mg 0-0-1
● Ventilasi: Memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada pasien untuk
menceritakan keluhan dan isi hati
SOSIOTERAPI serta perasaan sehingga pasien
merasa lega.
● Konseling: Memberikan penjelasan
Menjelaskan kepada keluarga pasien, dan orang dan pengertian kepada pasien tentang
terdekat mengenai keadaan pasien agar
penyakitnya, agar pasien memahami
terciptanya dukungan keluarga serta orang
terdekat kepada pasien dalam menghadapi cara menghadapinya, memotivasi
penyakitnya sehingga dapat membantu dalam pasien agar rutin minum obat, dan
proses pemulihan pasien meminta pasien untuk tetap datang
kontrol 1 bulan sekali seperti biasanya.
PROGNOSIS
FAKTOR PENDUKUNG :
AD VITAM ● Pasien memiliki rasa ingin sembuh
01. ●

Pasien memiliki jaminan kesehatan
Tidak ada gangguan organic yang menyertai
BONAM ● Tidak ada riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
● Pasien memiliki kepatuhan minum obat yang baik

AD FUNCTIONAM
02. FAKTOR PENGHAMBAT
DUBIA AD BONAM ● Stressor masih berlangsung

AD SANATIONAM
03.
DUBIA AD BONAM
PEMBAHASAN
DEFINISI
Depresi adalah gangguan
suasana hati atau mood yang ditandai
dengan adanya perasaan sedih, hilang
minat, dan perasaan bersalah atau
tidak berharga. Depresi umumnya
disertai dengan gangguan somatik
atau kognitif yang mengganggu
kualitas hidup penderitanya, seperti Menurut WHO, gangguan ini dapat terjadi akibat
gangguan tidur atau nafsu makan, sulit adanya faktor genetik ataupun faktor lingkungan
konsentrasi, atau perasaan lelah seseorang. Kondisi ini dapat berlangsung lama atau
rekuren dan menyebabkan terganggunya
berkepanjangan. kemampuan seseorang melakukan kegiatan
ataupun pekerjaan sehari-harinya, bahkan pada
keadaan terberat dapat mencetuskan seseorang
untuk melakukan tindakan bunuh diri.
PATOFISIOLOGI
Beberapa mekanisme yang memicu keadaan depresi seseorang yakni
● Abnormalitas struktur dan fungsi pada otak yang bertanggung jawab dalam regulasi
perasaan (mood), fungsi eksekusi. Pemindaian saraf post-mortem melaporkan adanya
pengurangan volume grey-matter dan densitas glial di prefrontal cortex dan
hippocampus yang merupakan area yang tersering terlibat dalam atensi terhadap
depresi.
● Penurunan fungsi hippocampus dipercaya mampu menghambat fungsi sistem
hipothalamic-pituitaryadrenal (HPA) axis yang memicu hiperkortisolemia pada seseorang
yang depresi. Adanya stres kronik dan hiperaktifitas dari HPA axis (menyebabkan
hiperkortisolemia kronik).
PATOFISIOLOGI
● Gangguan sistem kerja dopamin pada area mesolimbic, khususnya pada nucleus
accumbens (NAc) dan ventral tegmental area (VTA) juga dipercaya memegang peran
dalam kejadian depresi, dimana NAc dan VTA merupakan area yang berfungsi sebagai
reward response pada otak.
● Selain itu sebuah studi juga mengemukakan adanya pengurangan densitas saraf pada
area locus coeruleus (LC) pada pasien depresi berat dan populasi yang bunuh diri
dibandingkan dengan pasien yang terkontrol.
● kelainan genetik, kelainan gen yang mengkode transporter serotonin 5-HTT sehingga
mengganggu kerja serotonin, dan masih banyak mekanisme seperti sistem monoamin
biogenik meliputi hipotesis serotonin, hipotesis katekolamin, inflamasi dan depresi itu
sendiri bahkan keterlibatan hormon seperti tiroid, estrogen hingga vasopressin. Adapun
keterlambatan fungsi melatonin sehingga pasien dengan depresi sering kali merasa sulit
untuk tidur.
KRITERIA DIAGNOSIS
Untuk mendiagnosis episode depresi, terdapat kriteria-kriteria yang tercantum dalam pedoman diagnosis PPDGJ-III
dimana mencakup gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat).
Gejala utama :
● Afek depresif (sedih, murung, lesu, menangis)
● Kehilangan minat dan kegembiraan
● Berkurangnya energi sehingga mudah lelah dan aktivitas berkurang
Gejala lainnya :

● Konsentrasi dan perhatian berkurang


● Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
● Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
● Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
● Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
● Gangguan Tidur
● Gangguan Makan
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2
minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa
beratnya dan berlangsung cepat.
KRITERIA DIAGNOSIS
Episode depresif ringan (F32.0) sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi dan
ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya. Tidak boleh ada gejala berat diantaranya. Hanya
sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.

Episode depresif sedang (F32.1) sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi
seperti episode depresif ringan dan ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala
lainnya. Menghadapi kesulitan yang nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga.

Episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2) semua 3 gejala utama depresi harus ada dan
ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya harus berintensitas
berat. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien
mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
TATALAKSANA
Fluoxetin merupakan obat antidepresan dari golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor).
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) bertindak secara khusus pada neurotransmitter serotonin. Obat ini
menghambat pengambilan kembali serotonin dari sinaps ke sel saraf, sehingga meningkatkan kadar serotonin
pada celah sinaps.

Pasien diberikan Alprazolam dosis 0.5 mg pada pasien ini adalah sebagai terapi anti-anxietas. Pemilihan
Alprazolam sebagai terapi gangguan sulit tidur pada pasien. Alprazolam merupakan obat golongan
benzodiazepine. Mekanisme sinaps kerja benzodiazepin merupakan potensiasi inhibisi neuron yang
menggunakan GABA sebagai mediatornya. GABA (gamma-aminobutyric acid) merupakan inhibitor utama
neurotransmiter di susunan saraf pusat (SSP), melalui neuron-neuron modulasi GABA nergik. Reseptor
Benzodiazepine berikatan dengan reseptor subtipe GABA. Berikatan dengan reseptor agonis mengakibatkan
masuknya ion klorida dalam sel yang menyebabkan hiperpolarisasi dari membran postsinaptik, dimana dapat
membuat neuron ini resisten terhadap rangsangan. Dengan cara demikian obat ini memfasilitasi efek inhibitor
dari GABA sehingga meningkatkan efek GABA dan menghasilkan efek sedasi, tidur dan berbagai macam efek
seperti mengurangi kegelisahan dan sebagai muscle relaxant.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai