Anda di halaman 1dari 31

SKIZOFRENIA

PARANOID
Disusun oleh:
Brigita Dwi Cahyaningtyas / 11.2016.315

Pembimbing:
Dr. Meutia Laksminingrum, Sp. KJ
Identitas Pasien

Nama (inisial) : Tn. WS


Tempat & tanggal lahir : Bandung, 30 Mei 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jalan Pagarsih No. 240
Bandung
Riwayat Psikiatrik

Autoanamnesis :
Kamis, 27 Juli 2017, jam 09.15 WIB, di Ruang
Rehabilitasi Studio Batako
Jumat, 28 Juli 2017, jam 14.30 WIB, di Ruang Merak
Alloanamnesis :
Keluhan Utama :
Sabtu, 29 Juli 2017, jam 18.00 WIB, dilakukan kepada
Mengamuk
adik ipar pasien (Tn. H) melalui telepon
Riwayat Gangguan Sekarang
1 bulan 3 hari 2 hari
SMRS SMRS SMRS

Obat diganti Keluyuran keluar


Muncul gejala: sering Ingin daftar ojek
rumah tanpa
mimpi buruk, tidak online tapi tidak
tenang, mendengar tujuan, tetapi masih
diperbolehkan ibu
dan melihat jin pulang ke rumah
1 hari
SMRS

Muncul Gejala: mengamuk, marah sampai berteriak-teriak


(agresivitas verbal), serta memukul kakek dan neneknya
(agresivitas motorik), dan selama dua hari keluyuran tanpa
tujuan tetapi masih kembali ke rumah. Selain itu pasien juga
menjadi banyak bicara, mudah merasa tersinggung, tidur
kurang, dan sering mondar-mandir tidak jelas.
Riwayat Gangguan Sebelumnya

Gangguan Psikiatrik
Dirawat 2 kali pada tahun 2006 dan 2012. Pulang
dalam keadaan sembuh dan bisa beraktivitas kembali.
Tahun 2012 putus obat, sehingga dirawat kembali.
Riwayat Gangguan Medik
Trauma Kepala (-), pingsan (-), kejang (-).
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Alkohol (-). Rokok (+), NAPZA (-)
Tingkat
Keparahan
Gangguan 2006

2012 Juli 2017

Waktu
Riwayat Kehidupan Pribadi

Riwayat Perkembangan Fisik


Anak ke 1 dari 2. Lahir cukup bulan, oleh bidan. Pertumbuhan
sesuai usia sejak kecil. Trauma kepala, patah tulang, kejang
disangkal.
Riwayat Perkembangan Kepribadian
Masa Kanak-kanak (5-12 Tahun) Masa Remaja (12-17 tahun)
Perkembangan sesuai usia. Pasien Perkembangan sesuai usia. Pasien
merupakan anak yang aktif punya banyak merupakan anak yang berprestasi
teman dan sering bergaul dengan tetangga disekolah, pergaulan dengan teman-teman
sekitar. nya baik.
Riwayat Pendidikan
Tamat SMA
Riwayat Pekerjaan
Sempat bekerja menjadi kuli bangunan, tetapi sejak 2012-
sekarang hanya di rumah.
Kehidupan Beragama
Beragama Islam, menjalankan sholat 5 waktu.
Kehidupan Perkawinan
Belum menikah
Riwayat Keluarga
Riwayat Kehidupan Sosial Sekarang

Pasien tinggal bersama dengan ayah, ibu, kakek, nenek,


adik, dan adik ipar. Kehidupan pasien ditanggung oleh adik
dan adik iparnya.
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Perilaku dan Aktivitas
Penampilan Umum Kesadaran Motorik
laki-laki berusia 30 Sensorium Sebelum wawancara: di
tahun Compos Mentis dalam kamar tidur,
berpenampilan fisik Psikiatrik sedang berbaring
sesuai dengan usianya Tampak Tidak
postur tubuh normal, Terganggu Selama Wawancara:
tinggi Duduk di kursi
warna kulit sawo matang Kooperatif
berambut pendek Tenang
kuku terawat. Kontak mata cukup
berpenampilan rapi
mengenakan kaos
seragam RSJ Prov Jabar Setelah Wawancara
Pasien tenang Masuk kembali ke
Kontak verbal dan visual kamar
cukup baik.
Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif
Tampak Jujur

Pembicaraan
Cara berbicara:
Normal, artikulasi jelas, pasien terlihat antusias diajak
ngobrol.
Gangguan Berbicara
Tidak ada
Alam Perasaan (EMOSI)
Suasana Perasaan : Mood eutimik
Afek Ekspresi Afektif
Arus : Cepat
Stabilisasi : Stabil
Kedalaman : Dalam
Skala diferensiasi : Luas
Keserasian : Serasi
Pengendalianimpuls : Kuat
Ekspresi : Wajar
Dramatisasi : Tidak ada
Empati : Ada
Gangguan Persepsi
Halusinasi:
Halusinasi Auditorik (menyuruh untuk sholat,
menyuruh untuk memukul orang di sekitar)
Halusinasi Visual ( Melihat jin)
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
o Taraf pendidikan : Pasien tamat SMA
o Pengetahuan umum : Baik (Pasien tahu nama presiden sekarang Jokowi)
o Kecerdasan : Rata-rata
o Konsentrasi : Baik (Perhatian pasien terhadap pemeriksa baik)

o Orientasi
o Waktu : Baik, pasien mengatakan waktu saat wawancara adalah siang
hari.
o Tempat: Baik, pasien mengatakan bahwa ia saat ini berada di Rumah Sakit
o Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter
o Situasi : Baik
Daya ingat
A Tingkat
Jangka panjang : Baik (Pasien dapat mengingat tanggal lahirnya dengan benar)
Jangka pendek : Baik (Pasien ingat menu makanan yang ia makan siang tadi)
Segera : Baik (Pasien ingat nama pemeriksa)
B. Gangguan : Tidak ada

Pikiran abstraktif : Baik, pasien dapat mengerti peribahasa yang sederhana


(air susu dibalas air tuba)
Visuospatial : Baik, pasien dapat menggambarkan wajah orang.
Bakat kreatif : Mengaji
Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (pasien dapat makan, mandi, berpakaian
sendiri, dan dapat merapikan tempat tidurnya sendiri.)
Proses Pikir
Arus pikir
Produktivitas : Hanya menjawab ketika pertanyaan diajukan tapi kadang pasien juga
berbicara secara spontan.
Kontinuitas : Koheren
Hendaya bahasa : Tidak ada
Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada
Waham : Ada
Waham paranoid : pasien merasa ada orang-orang yang ingin membunuhnya
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Idea of suicide : Tidak ada
Pengendalian Impuls : Dapat mengendalikan impuls
Daya Nilai
Daya nilai sosial : Baik, pasien tidak pernah melakukan
kekerasan kepada teman-temannya selama di ruangan (meski suara-
suara suruhan untuk memukuli orang di sekitarnya masih ada), pasien
juga bersikap baik kepada perawat dan dokter,
Uji daya nilai : Baik, pasien dapat menilai kalau setelah bangun
tidur ia harus merapikan kembali tempat tidurnya. sebelum makan pasien
harus mencuci tangan, dan sebagai seorang muslim pasien harus rajin
sholat.
Daya nilai realitas : Terganggu, pada pasien ditemukan adanya
halusinasi auditorik, visual, dan waham paranoid.

Tilikan : Derajat 6 (Pasien sadar bahwa dirinya sakit dan ingin


sembuh)
Reliabilitas : Baik
Pemeriksaan Fisik
STATUS NEUROLOGIK
Status Internus
Saraf
Keadaankranial
umum (I-XII): Baik : Dalam batas normal
Tanda rangsang meningeal
Kesadaran : Tidak dilakukan
: Compos mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Mata
Nadi : 88x/menit
: Dalam batas normal
Pupil
Suhu badan : 36 0C : Dalam batas normal
Oftalmoscopy
Frekuensi pernapasan : 20x/menit : Tidak dilakukan
Bentuk tubuh : Normal
Motorik
Sistem kardiovaskular : Dalam batas: Tidak
normal dilakukan
Sensibilitas
Sistem respiratorius : Dalam batas: Tidak
normal dilakukan
Sistem gastro-intestinal : Dalam batas normal
Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan
Sistem musculo-skeletal : Dalam batas normal
Fungsi luhur
Sistem urogenital : Dalam batas: Baik
normal
Gangguan khusus : Tidak ada
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status internus tidak ditemukan kelainan.
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak
ditemukan kelainan
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah lengkap dan GDS


menunjukkan hasil normal.
Ikhtisar Penemuan Bermakna

Seorang laki-laki berusia 30 tahun belum menikah dibawah oleh keluarganya karena mengamuk.
Ada riwayat psikiatrik sebelumnya yaitu pada tahun 2006 pasien pernah sakit seperti ini
Dari keterangan adik ipar pasien, pasien mengamuk, marah sampai berteriak-teriak (agresivitas
dikarenakan setelah lulus SMA ingin melanjutkan ke perguruan tinggi tetapi tidak mempunyai
Dari pemeriksaan
verbal), serta memukulstatus
kakek mental didapatkan
dan neneknya mood
(agresivitas pasien
motorik), daneutimik serta
selama dua
biaya (stresor). Sejak saat itu mulai tampak perubahan pada pasien yang dirasakan oleh
hari keluyuran
tanpa tujuan tetapi
keserasian sesuaimasih kembali ke rumah.Pada
dengan Selain itu pasien juga menjadi banyak bicara,
keluarga, pasien menjadi mudahmoodnya.
marah, dan mulai pasien
mendengar masih terdapat
suara-suara halusinasi
serta sering
mudah merasa tersinggung, tidur kurang, dan sering mondar-mandir tidak jelas. Pasien
auditorik
mengamukdan visual,
sehingga serta
dirawat di gangguan
RSJ Provinsi isi
Jawapikir berupa
Barat. Setelah waham paranoid.
itu berobat rutin di Klinik Graha
mengatakan kalau sampai saat ini masih sering mendengar suara-suara (halusinasi auditorik.
Atma. Pada tahun
Konsentrasi 2012,baik.
pasien pasien kembali mengalami
Orientasi waktu, seperti ini
tempat, dan dikarenakan
orang baik.putus obat,ingat
Daya kemudian
Pasien mengaku kalau suara itu berasal dari satu jin yang bisa berubah-ubah suaranya. Pasien
dirawat
jangka kembali di RSJ
panjangterkadangProvinsi
dan jangka Jawa Barat. Setelah itu setiap bulannya pasien kembali berobat
juga mengatakan bisa pendek
melihat jinbaik. Tilikan
tersebut pasienvisual).
(halusinasi derajat 6. Tidak
Selain terdapat
itu, pasien juga
rutin di Klinik Graha Atma. Berdasarkan keterangan adik ipar pasien, satu bulan SMRSJ pada saat
kelainan
merasa pada
kalau adastatus interna
orang-orang yangmaupun neurologisKetika
ingin membunuhnya. pasien. ditanya siapa orang-orang
kontrol di Graha Atma, salah satu obat pasien diganti menjadi tablet lonjong putih. Sejak saat itu
tersebut, pasien mengatakan tidak tahu, hanya yakin kalau ada yang akan membunuhnya
pasien mulai sering bermimpi buruk dan menjadi tidak tenang.
(waham paranoid).
Formulasi Diagnostik
Aksis I
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:
- Gangguan kejiwaan karena adanya distress/penderitaan: pada saat awal masuk marah-
marah dan mengamuk.
- Gangguan merupakan gangguan fungsional karena:
Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.
Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, infeksi, penyakit
vaskuler, neoplasma).
Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.
- Gangguan psikotik, karena adanya gangguan dalam menilai realita yang dibuktikan dengan
adanya:
Halusinasi auditorik: pasien mengatakan mendengar bisikan yang menyuruh pasien
untuk memukul orang-orang di sekitarnya.
Halusinasi visual: pasien mengatakan melihat jin.
Waham curiga: pasien merasa bahwa ada orang-orang yang akan membunuhnya.
DiagnosisGejala
Kerja+ Gejala -
Gangguan asosiasi pikiran Gangguan perasaan (afek tumpul, respon
F20.0 Skizofrenia paranoid
F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manikemosi minimal)
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia (halusinasi, waham, telah
Waham
berlangsung selama kurun waktu satu Menarik diri, apatis
bulan atau
Untuk menegakan diagnosis pastilebih).
:
Halusinasi
Halusinasidan
- waham menonjol
Kategori ini digunakan baikProses
untuk pikir
episode skizoafektif tipe
lambat
Gangguan afektifmanik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang
Gangguan perasaan Isi pikiran stereotip
dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik.
Perilaku tidak
- terkendali (disorganized)
Afek harus meningkat secaraPerilaku sangat
menonjol terbatas
atau ada
peningkatan afek yang tidak begitu menonjol dikombinasi
Diagnosis Banding: dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.
F25.0 Skizoafektif- Dalamtipeepisode
Manikyang sama harus jelas ada sedikitnya satu
atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas.
Gejala pendukung : ada gejala skizofrenia dan afektif dalam satu episode,
afek yang meningkat, cemas, iritabel.
Gejala yang menyingkirkan : gejala halusinasi dan waham lebih menonjol
Aksis II : Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan RM
Aksis III : Tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medik
Aksis IV : Masalah Ekonomi
Aksis V : Skala GAF 60-51 yaitu gejala dan disabilitas sedang
Prognosis
Faktor yang memperbaiki Faktor yang memperburuk
Faktor presipitasi jelas Belum menikah
Tilikan pasien baik, pasien menyadari Adanya riwayat kekambuhan
tentang situasi dirinya dan ingin sembuh
Adanya dukungan keluarga untuk sembuh Tidak menikah
Gejala positif menonjol Status ekonomi buruk

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Daftar Masalah

Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik.


Psikologi/psikiatrik : Marah-marah, mengamuk, halusinasi
auditorik dan visual, waham paranoid.
Sosial/keluarga : masalah perekonomian keluarga
Penatalaksanaan
Rawat Inap
- Indikasi:
- Untuk stabilisasi keadaan pasien
- Untuk stabilisasi pengobatan

Psikofarmaka
R/ Clozapine tab 25 mg No. XC
S 3 dd tab 1
---------------------------- (sign)
R/ Trihexyphenidyl tab 25 mg No. LX
S 2 dd tab 1
------------------------------(sign)
Psikoterapi suportif kepada pasien:
Ventilasi: pasien diberikan kesempatan untuk meluapkan isi hatinya.
Sugesti: menanamkan kepada pasien bahwa keluhan-keluhannya akan hilang
atau dapat dikendalikan.
Reassurance: memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat penting
untuk menghilangkan halusinasi.
Psikoedukasi kepada keluarga:
Dukung keluarga untuk membawa pasien kontrol teratur dan minum obat
sesuai anjuran dokter.
Diharapkan keluarga dapat membantu dan mendukung kesembuhan pasien.
Sarankan keluarga untuk selalu mendampingi pasien.
Religius
Sosioterapi
Kegiatan rehabilitasi di RSJ Prov. Jabar
Tindak lanjut

Kontrol setiap bulan setelah pulang dari RSJ


Minum obat secara teratur.
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai