Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus: Selasa, 14 Agustus 2017
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

Nama : Diravita Caroline Tanda Tangan


Nim : 112016363

Dr. Pembimbing / Penguji : dr. Elly Ingkiriwang, Sp.KJ

NOMOR REKAM MEDIS :-


Nama Pasien : Ny. YS
Nama Dokter yang merawat : dr. Dhian, Sp.KJ
Masuk RS pada tanggal : 11 Juli 2017, jam 11.45
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Diantar oleh ayah
Riwayat perawatan :

I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Ny. YS
Tempat & tanggal lahir : Cipete, 7 Juni 1987
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Betawi
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Belum menikah
Alamat : Jl. Damai 5, Jakarta Selatan

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Data diperoleh dari:
 Autoanamnesis : Sabtu, 12 Agustus 2017, jam 12.45

A. KELUHAN UTAMA :
Dibawa oleh kamtib

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG :


Sepuluh tahun SMRS pasien pertama kali diantar oleh keluarga ke RSJ
Bandung karena murung dan senang menyendiri. Ayah pasien mengatakan pasien
mengalami putus cinta dengan pacarnya dan semenjak saat itu pasien susah tidur
1
(insomnia), tidak mau makan, mudah tersinggung (irritable), dan berbicara sendiri di
kamar (autistik).
Tujuh tahun SMRS pasien masuk RSJ Prov. Jawa Barat karena mengamuk dan
marah-marah pada orang sekitar (agresivitas verbal). Faktor presipitasi adalah
menyatakan cinta kepada laki-laki namun ditolak. Ayah pasien mengatakan bahwa
pasien sering mendengar suara-suara bisikan disekitarnya yang tidak terdengar orang
lain (halusinasi suara), dan mencurigai bahwa orang lain mempunyai maksud jahat
kepada dirinya (waham curiga), serta sering mondar-mandir (gelisah).
Dua minggu SMRS, ayah pasien mulai putus minum obat karena pasien sudah
bosan minum obat dan merasa dirinya sudah sehat. Namun belum tampak adanya
gejala-gejala akibat putus obat.
Satu minggu SMRS pasien mulai menunjukkan adanya gejala diantaranya
kurang tidur (insomnia),mondar-mandir (gelisah), kadang-kadang pasien berdiri di
depan rumah bicara sendiri secara berterusan (autistik), tertawa sendiri dan
mengatakan ada orang yang ingin meracuni dirinya (waham curiga), dan marah-
marah warga-warga sekitarnya (agresivitas verbal). Pasien juga tidak mau mandi dan
berpenampilan acak-acakan (dekorum buruk).
Empat tahun SMRS, pasien mulai marah-marah dan mendengar suara bisikan-
bisikan kembali (halusinasi suara) karena tidak rutin kontrol selama hampir 2 tahun.
Ayah pasien tetap mengatakan bahwa pasien kembali curiga pada orang lain yang
dengan maksud untuk meracuni dirinya (waham curiga). Pasien sudah dibawa ke
orang pintar dan sembuh. Tiga tahun SMRS pasien mengalami putus obat dan kembali
mencurigai ada seseorang yang ingin meracuninya dengan memberinya racun melalui
makanan.
Satu hari SMRS, pasien bertengkar dengan adik pasien karena pasien
memarahi adik pasien tanpa alasan dan adik ikut terbawa emosi sehingga mengatakan
pasien pantas masuk rumah sakit jiwa. Setelah mengatakan hal tersebut pasien pergi
ke dapur dan membawa gunting dan menusukan gunting tersebut ke kaki adik pasien.
Pasien diantar oleh ayah kandung pasien ke rumah sakit jiwa provinsi Jawa
Barat karena meresahkan warga dan keluarga takut dengan perilaku pasien. Ayah
pasien mengatakan bahwa pasien sering mendengar suara bisikan (halusinasi
auditorik) namun tidak melihat adanya orang atau bayangan.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

1. Gangguan psikiatrik :
2
Sejak tahun 2007, pasien pertama kali diantar oleh keluarga ke RSJ Bandung karena
murung dan senang menyendiri. Ayah pasien mengatakan pasien mengalami putus
cinta dengan pacarnya dan semenjak saat itu pasien susah tidur (insomnia), tidak mau
makan, mudah tersinggung (irritable), dan berbicara sendiri di kamar (autistik).
Pasien mendapat terapi Risperidone 2 mg 2x1, Triheksifenidil 2 mg 2x1, Amitriptin 25
mg 3x1. Respon pasien terhadap terapi yang diberikan baik sehingga kondisi pasien
membaik dan dapat pulang.
Pada tahun 2010, pasien masuk RSJ Prov. Jawa Barat karena mengamuk dan marah-
marah pada orang sekitar (agresivitas verbal) akibat pernah menyatakan cinta pada
laki-laki namun ditolak. Ayah pasien mengatakan bahwa pasien sering mendengar
suara-suara bisikan disekitarnya yang tidak terdengar orang lain (halusinasi suara),
dan mencurigai bahwa orang lain mempunyai maksud jahat kepada dirinya (waham
curiga), serta sering mondar-mandir (gelisah). Pasien kurang tidur, pola makan tidak
teratur, dan tidak mandi.
Pada tahun 2013, pasien mulai marah-marah dan mendengar suara bisikan-bisikan
kembali (halusinasi suara) karena tidak rutin kontrol selama hampir 2 tahun. Ayah
pasien tetap mengatakan bahwa pasien kembali curiga pada orang lain yang dengan
maksud untuk meracuni dirinya (waham curiga). Pasien sudah dibawa ke orang
pintar dan sembuh.
Pada tahun 2014, pasien kembali mencurigai ada seseorang yang ingin meracuninya
dengan memberinya racun melalui makanan. Faktor presipitasi ialah putus obat.

2. Riwayat gangguan medik


Pasien sebelumnya dan saat ini tidak ada kelainan medis. Tidak ada riwayat trauma
kepala, kejang, operasi dan patah tulang.

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif


Pasien mengonsumsi rokok sejak usia muda, tidak mengonsumsi alkohol, dan
mengonsumsi pil ekstasi (inex).

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI :

1. Riwayat perkembangan fisik :

Pasien dilahirkan dengan persalinan normal. Pasien merupakan anak kelima dari
duabelas bersaudara. Tidak ada kelainan pada proses tumbuh kembang dari bayi
sampai dewasa.
3
2. Riwayat perkembangan kepribadian :
a. Masa kanak-kanak : proses tumbuh kembang seperti merangkak, berdiri,
berjalan dan berbicara sama seperti anak seusianya. Pasien bersekolah sampai
tamat SD dan melanjutkan sekolah menengah pertama. Mulai dari kanak-
kanak mampu aktif bergaul dengan orang lain di lingkungannya.
b. Masa remaja : pasien melanjutkan pendidikan ke bangku SMP dan
SMA. Hubungan sosial dengan keluarga dan teman-teman pasien tetap
berjalan baik.
c. Masa dewasa : pasien mulai menyendiri dikamar dan bila ada
masalah, tidak menceritakan masalah tersebut kepada orangtua, adik, atau
teman pasien.

3. Riwayat pendidikan :
Pasien mulai memasuki sekolah dasar usia 7 tahun untuk jenjang sekolah dasar (SD)
kemudian melanjutkan pendidikan ke bangku sekolah menengah pertama (SMP) dan
sekolah menengah atas (SMA). Pasien tidak melanjutkan ke tingkat berikutnya karena
tidak berminat untuk melanjutkannya.

4. Riwayat pekerjaan:
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah bekerja.
5. Kehidupan beragama:
Pasien beragama Islam dan rajin beribadah sholat 5 waktu.

6. Kehidupan sosial dan perkawinan :


Pasien belum menikah.

E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayah pasien memiliki seorang 1
orang istri dan memiliki 3 anak, yakni 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki.

Pohon keluarga

Keterangan:
Perempuan
Laki-laki
4
Pasien
Sudah meninggal

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG :


Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien belum menikah dan tidak
bekerja dan tinggal bersama kedua orangtuanya. Pasien lebih suka menyendiri
daripada bergaul dengan teman-temannya. Kehidupan pasien ditanggung oleh ayah
kandung pasien.

III. STATUS MENTAL


A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan:
Postur tubuh normal. Perawatan diri tampak baik. Rambut hitam pendek dengan
kuku bersih dan terawat. Seorang perempuan, penampilan sesuai usia, memakai
baju dan celana RSJ berwarna orange, tampak rapi. Kontak mata ada.
2. Kesadaran:
a. Kesadaran sensorium/neurologik: Compos mentis
b. Kesadaran Psikiatrik: Tidak tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor:
Sebelum wawancara : pasien sedang berbaring di atas kasur.
Selama wawancara : pasien tenang, perhatian terhadap pertanyaan, sering
kali menjawab pertanyaan dengan memainkan rambut
(stereotipi)
Sesudah wawancara : pasien bersalaman lalu mengucapkan terima kasih dan
mondar-mandir di dalam ruang bangsal
4. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif (pasien mendengarkan dan menjawab
pertanyaan)
5. Pembicaraan:
A. Cara berbicara: spontan, intonasi jelas, volume bicara normal.
B. Gangguan berbicara: tidak ada gangguan.

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)


1. Suasana perasaan (mood) : eutimik
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus : cepat
b. Stabilisasi : stabil
c. Kedalaman : dangkal
d. Skala diferensisasi : sempit (pasien mengekspresikan emosi yang terbatas)
e. Keserasian : tidak serasi (ketika menceritakan nenek pasien
meninggal dengan wajah riang dan tertawa)
f. Pengendalian impuls : kuat (pasien tidak marah, tidak mengamuk).
g. Ekspresi : tumpul
h. Dramatisasi : tidak ada akting emosional
5
i. Empati : tidak dapat berempati

C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : disangkal
b. Ilusi : disangkal
c. Depersonalisasi : disangkal
d. Derealisasi : disangkal

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF ( FUNGSI INTELEKTUAL)


1. Taraf pendidikan : tamat SMA
2. Pengetahuan umum : cukup (mengetahui nama presiden sekarang)
3. Kecerdasan : rata-rata
4. Konsentrasi : baik (menjawab pertanyaan 100 - 7 = 93)
5. Orientasi
a. Waktu : baik (pasien mengetahui pada saat wawancara siang hari)
b. Tempat: baik (pasien mengetahui tempat dia berada yaitu rumah sakit
jiwa)
c. Orang : baik (pasien tahu pemeriksa ialah dokter)
d. Situasi : baik (mengetahui ruangan sedang sepi)
6. Daya ingat
a. Tingkat
 Jangka panjang : baik (pasien dapat menceritakan nama sekolah SD, SMP, dan
SMA)
 Jangka pendek : baik (pasien dapat menceritakan makan apa untuk sarapan)
 Segera : baik (pasien mengetahui kegiatannya
sebelum wawancara dengan pemeriksa )
b. Gangguan : Tidak ditemukan adanya gangguan.
7. Pikiran abstraktif
Persamaan : Baik (dapat memberitahukan persamaan apel dan pir)
Perbedaan : Baik (pasien dapat membedakan apel merah dengan apel hijau)
8. Visuospasial : tidak baik (tidak mampu menggambar jam pukul 10.00)
9. Bakat kreatif : berdandan
10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik ( mampu mandi, BAB dan BAK sendiri)

E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
 Produktifitas : terbatas, hanya menjawab ketika pertanyaan diajukan
 Kontinuitas : jawaban sesuai pertanyaan, kadang ada asosiasi
longgar
 Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
 Preokupasi dalam pikiran : pasien ingin pulang ke rumah
 Waham :
 waham curiga (curiga ada orang yang meracuninya)
 Obsesi : tidak ditemukan
 Fobia : tidak ditemukan
 Gagasan rujukan : tidak ditemukan
 Gagasan pengaruh : tidak ditemukan

6
F. PENGENDALIAN IMPULS
Kuat dan baik. Pada saat wawancara pasien tampak tenang dan sopan.

G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : baik (pasien mengatakan tidak boleh memukul orang
walaupun saat marah)
b. Uji daya nilai : baik (pasien mengatakan akan mengembalikan uang
yang jatuh di tengah jalan kepada satpam)
c. Daya reabilitas : baik (pasien tidak mempunyai gangguan perilaku, waham dan
halusinasi)

H. TILIKAN :
Tilikan derajat 3: pasien menyalahkan faktor lain berupa tidak bisa tidur, sakit pada
ulu hati, muntah-muntah sebagai penyebab penyakit.

I. RELIABILITAS : (Reality Testing Ability)/RTA


Baik, pasien tahu bahwa menggunakan zat-zat terlarang itu buruk dan dapat dipenjara

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tensi : 120/80 mmHg
4. Nadi : 86x/menit
5. Suhu badan : 36,5°C
6. Frekuensi pernafasan : 20x/menit
7. Bentuk tubuh :
a. Kepala : normocephali, distribusi rambut merata
b. Mata : pupil bulat isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-
c. Mulut : hipersalivasi (-)
d. Leher : KGB tidak membesar
e. Thorax : tidak tampak retraksi sela iga, dalam batas normal
f. Abdomen : supel, datar, nyeri tekan (-), hepar lien tidak membesar
g. Ekstremitas : normal, tremor (-), rigiditas (-)

8. Sistem kardiovaskuler : S1,S2 reguler, murmur (-), gallop (-)


9. Sistem respiratorius : suara nafas vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)
10. Sistem gastro-intestinal : bising usus (+) normal
11. Sistem musculo-sceletal : deformitas (-), simetris, eutropi
12. Sistem urogenital : nyeri ketok CVA -/-, nyeri tekan suprapubik (-)

B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak ditemukan kelainan
2. Gejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-), Lasegue (-), Kernig (-)
3. Mata : CA-/-, SI -/-
4. Pupil : isokor, refleks cahaya +/+
5. Ofthalmoscopy : Tidak ditemukan kelainan
6. Motorik : normotoni, normotrofi
7
kekuatan motorik
7. Sensibilitas :

8. Sistim saraf vegetatif : dalam batas normal


9. Fungsi luhur : Fungsi Bahasa: baik
Fungsi memori (ingatan): baik
Fungsi orientasi: baik
10. Gangguan khusus : Tidak ditemukan gangguan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usulan:
 Pemeriksaan darah rutin: hemoglobin, hematokrit, trombosit, dan
leukosit
 Fungsi hati: SGOT, SGPT
 Fungsi ginjal: ureum dan kreatinin
 Rontgen thorax

VI. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang perempuan berusia 29 tahun, beragama Islam, belum menikah,
pendidikan terakhir SMA, tidak bekerja, tinggal di Desa Ciburuy. Sejak tahun 2007,
pasien pertama kali diantar oleh keluarga ke RSJ Bandung karena murung dan senang
menyendiri. Ayah pasien mengatakan pasien mengalami putus cinta dengan pacarnya
dan semenjak saat itu pasien susah tidur, tidak mau makan, hanya mengurung diri
(depresi), dan berbicara sendiri di kamar (autistik). Faktor presipitasinya adalah putus
pacar.
Dua minggu SMRS pasien mulai putus minum obat karena sudah bosan
minum obat dan merasa dirinya sudah sehat. Namun belum tampak adanya gejala-
gejala akibat putus obat.
Satu minggu SMRS pasien mulai timbul adanya gejala seperti kurang
tidur,mondar-mandir (gelisah), kadang-kadang pasien berdiri di depan rumah bicara
sendiri secara berterusan (autistik), tertawa sendiri dan mengatakan ada bisikan ada
orang yang ingin meracuni dirinya kembali (halusinasi suara), dan marah-marah
warga-warga sekitarnya (agresivitas verbal).
Satu hari SMRS, pasien bertengkar dengan adik pasien sehingga menusuk kaki
adik pasien dengan gunting dan mengigit tangannya karena adik pasien mengatakan
bahwa pasien pantas masuk rumah sakit jiwa.
Pasien diantar oleh ayah kandung pasien ke rumah sakit jiwa provinsi Jawa
Barat karena meresahkan warga dan keluarga takut dengan perilaku pasien.
Saat wawancara dengan pasien, pasien tenang dan kooperatif. Pasien
mengatakan bahwa ia dibawa ke rumah sakit jiwa karena tidak bisa tidur, sakit di ulu
8
hati, dan muntah-muntah. Pasien juga menyangkal bahwa ia mendengar suara bisikan
dan melihat suatu bayangan namun pasien curiga ada orang yang ingin meracuni
dirinya sebelum masuk rumah sakit (waham curiga). Selama mengikuti
perkembangannya, keadaan pasien bertambah baik. Waham curiga dan halusinasi
suara disangkal. Pasien mengatakan bahwa ia ingin cepat pulang walaupun diakhir
setiap penjelasan dari pertanyaan yang diberikan (preokupasi).
Dari hasil pemeriksaan status mental didapatkan seorang perempuan,
penampilan sesuai usia dan berpakaian rapi. Perawatan diri tampak baik. Pada saat
wawancara pasien tenang, perhatian terhadap pertanyaan, sering kali menjawab
pertanyaan dengan memainkan rambut. Cara berbicara pasien spontan, artikulasi dan
intonasi jelas, volume suara normal. Suasana perasaan (mood) pasien tampak eutimik,
afek ekspresi afektif kedalaman tampak dangkal dan ekspresi tampak tumpul. Pasien
memiliki isi pikir untuk segera kembali pulang ke rumah untuk bertemu dengan
keluarga. Tilikan derajat 3 karena pasien menyalahkan faktor lain berupa tidak bisa
tidur, sakit pada ulu hati, muntah-muntah sebagai penyebab penyakit.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


Aksis 1:
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat dinyatakan mengalami:
1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan gangguan dalam
kehidupan sehari-hari (hendaya) pada fungsi psikososial dan pekerjaan.
2. Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO, karena
 Tidak terdapat adanya gangguan kesadaran neurologik
 Tidak tampak ada retardasi mental
 Tidak ada riwayat trauma kepala yang dapat menimbulkan disfungsi.
3. Gangguan kejiwaan ini akibat dari penggunaan zat psikoaktif tidak ada (-).
4. Gejala yang terdapat pada pasien mengarah pada skizofrenia, karena:
a. “thought echo”: isi pikiran pasien berulang atau bergema di kepalanya,
dan isi pikiran berulang (pasien berulang kali ingin pulang ke rumah)
b. Terdapat waham curiga bahwa ada orang yang ingin meracuninya
c. Terdapat gejala-gejala “negatif”, seoerti sikap apatis, respon emosional
yang menumpul atau tidak wajar, menarik diri dari pergaulan sosial
5. Gejala skizofrenia yang dialami diiringi bersamaan dengan perilaku pasien yang
suka menyendiri, perilaku menunjukkan hampa tujuan dan tanpa maksud, afek

9
pasien dangkal disertai cekikikan, isi pikir berisi preokupasi, waham curiga
sehingga berdasarkan PPDGJ III, pasien didiagnosis Skizofrenia Hebefrenik
(F20.1)
6. Kondisi pasien ini juga dapat didiagnosis banding dengan Skizoafektif Tipe
Manik (F25.0), karena:
 Adanya peningkatan afek yang tak begitu menonjol yang dikombinasi
dengan iritabilitas dan kegelisahan yang memuncak.
 Adanya gejala-gejala definitif skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama
menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu
sesudah yang lain
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
Aksis IV : masalah putus obat, masalah dengan keluarga
Aksis V :Global Assessment of Functioning (GAF) Scale 60-51 gejala sedang
(moderate), disabilitas sedang

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis 1 : F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Z91.1 Ketidak-patuhan terhadap pengobatan
DD: F25.0 Skizoafektif Tipe Manik
Aksis II : tidak ada ciri kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
Aksis IV : masalah putus obat, masalah keluarga
Aksis V : GAF 60-51 gejala sedang, disabilitas sedang

IX. PROGNOSIS
1. Faktor yang mempengaruhi prognosis :
Faktor yang mempengaruhi prognosis baik:
- Presipitasi jelas
- Adanya dukungan keluarga untuk sembuh
- Gejala positif
Faktor yang mempengaruhi prognosis buruk:
- Onset usia muda
- Riwayat pramorbid buruk
- Menarik diri dan berstatus single
- Gejala negatif
- Relaps berulang kali
2. Kesimpulan prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad malam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam

X. DAFTAR PROBLEM
10
 Organobiologik : tidak ditemukan kelainan fisik
 Psikologi/psikiatrik : waham curiga, halusinasi auditorik, agresivitas verbal
 Sosial/keluarga : tidak memiliki pekerjaan, masalah keluarga

XI. TERAPI

1. Psikofarmaka
R/ Risperidone tab 2 mg No XIV
S 2 dd tab 1
----------------------------------------------
R/ Trihexyphenidyl tab 2 mg No XIV
S 2 dd tab 1
-----------------------------------------------
R/ Chlorpromazin tab 100 mg No.X
S 2 dd tab 1
-----------------------------------------------

Pro: Nn. EY
Umur: 29 tahun

2. Psikoterapi suportif
- Psikoventilasi: pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahannya, apa
yang menjadi kekhawatiran pasien kepada therapist, sehingga therapist dapat
memberikan problem solving yang baik dan mengetahui antisipasi pasien dari factor-
faktor pencetus.
- Persuasi: membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu control dan minum obat
secara rutin.
- Desensitisasi: pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada di lingkungan kerja untuk
meningkatkan kepercayaan diri.

3. Edukasi
- Edukasi keluarga mengenai penyakit pasien dan menerima kondisi pasien
- Edukasi bahwa kondisi pasien seperti ini dapat dibantu dengan mendukung
kesembuhan pasien
- Edukasi bahwa kerja sama keluarga sangat diperlukan untuk memastikan pasien
minum obat teratur dan kontrol teratur
- Edukasi agar pasien selalumenjalan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya, yaitu
menjalankan sholat 5 waktu.

XII. LAMPIRAN

Follow Up
Rabu, 26 Juli 2017 11.45 WIB
Selamat siang, teh. Saya Diravita, dokter Iya, siang juga dok. Boleh kok.

11
muda dari Jakarta ingin mengobrol sedikit
dengan teteh. Apa teteh bersedia?

Baik, teh. Teteh namanya siapa? Eka Yuanita


Tempat sama tanggal lahir kapan teh? Di Serang, 7 Juni 1988
Teh Eka sudah menikah? Belum, dok.
Teteh sebelumnya kerja dimana? Di rumah aja. Tapi sebelumnya pernah jadi
waitress 1 bulan sama jadi karyawan di
pabrik hair dryer seminggu doang.

Kok cuma sebentar doang teh?emang ada Ngga ada masalah. Tapi kata bapak ga boleh,
masalah sama atasan atau teman teteh? di rumah aja. Cuma ngepel, nyapu, ikut
bantuin masak ibu
Teteh terakhir sekolah apa? Dapat ijasah SMA sama dapet ijasah, dok.
ngga?
Di rumah tinggal sama siapa, teh? Sama bapak, ibu, ama adek.
Oh ya, teh Eka berapa bersaudara? Aku anak pertama. Terus ada Mega, Rafli. 3
bersaudara, dok.
Pernah berantem nggak sama Ngga pernah dok.
bapak/ibu/adek?
Sering dijenguk oleh keluarga? Cuma bapak sama ibu doang. Kalo adek sih
ga pernah.
Teh Eka dibawa kesini sejak kapan? Tahun 2006, karena aku diracunin sama
orang. Tapi obat dari dr. Dhian aku cocok
dikasih obat tidur sama vitamin B kompleks.
(waham curiga)
Teteh dibawa kesini sama siapa? Sama bapak.
Kenapa dibawa kesini teh? Ngga ngerti. Ngomongnya nginep dulu di
hotel Prodeo minta pekerjaan tapi gaada.
Yang waktu dulu diracunin inget ngga siapa Ngga. Waktu dulu di Riau obatnya nggak
orangnya? enak rasanya mau mati. Tapi obat dari dr.
Dhian bagus. (waham curiga)

Teh suka ngeliat ada bayangan atau suara Ngga ada


bisik-bisik ngga?
Yang teteh rasain sekarang itu apa? Seneng soalnya obatnya bagus dari dr. Dhian.
Tapi sedih juga pengen pulang soalnya disini
udah sebulan. (preokupasi)

Inget hari ini hari apa, teh? Hari Rabu, bulan Juli tanggal 26
12
Teteh tau sekarang dimana? Letaknya Tau di rumah sakit jiwa. Di daerah Cisarua.
dimana?
Kan teteh dibawa ke rumah sakit, tau ngga Gara-gara gabisa tidur sama muntah-muntah.
sakit gara-gara apa?
Gabisa tidur gara-gara kenapa, teh? Ya kepikiran mau bantuin keluarga tapi
gabisa karena aku banyak kekurangan.
Soalnya gaada kerjaan yang pas buat aku apa.
Aku belum bisa mandiri. Bapak aku juga
bilang udah gede kok masih nyusahin
orangtua. Apalagi 30 tahun harusnya udah
lepas.
Terus ibu teteh pernah jenguk teteh? Kasian dok liat muka ibu item-item. Kayak
keracunan obat. Dia nyebur ke bawah kayak
mati. Akhirnya ngga kesini lagi. (asosiasi
longgar)
Coba sekarang berhitung ya, bu. 100 – 7 93
berapa?
93-7 berapa? 86 dok
Teteh tau ngga presiden sekarang ini siapa? Pak Jokowi, dok.

Kamis, 27 Juli 2017 13.35 WIB


Teh Eka, boleh saya ngobrol lagi sama teteh? Boleh kok, dok.
Perasaan teteh hari ini gimana? Senang? Pengen pulang. Dok, kalo gaada kunjungan
Sedih? bisa ngga aku minta tolong ke suster Sabrina
sama dr. Dhain buat pulang naik ambulans
aja.(preokupasi)

Emang teteh disini udah berapa bulan? Udah sebulan terus kunjungan aku cuma satu
kali. Terus ditelfon ngga aktif jadi aku
khawatir. Pengen pulangnya naik ambulans
aja. (preokupasi)

Loh bukannya sering dikunjungin sama Iya sih sama ibu bapak. Adek aku mah
keluarga, teh? orangnya cuek. Nggak kasian sama aku.

Emangnya teteh berantem sama adek? Pernah Ngga pernah


mukul ngga?

Teteh pernah kerja ngga? Pernah jadi waitress sebulan kayak ngelap-
13
ngelap piring sama ngetik menu di komputer.
Tapi disuruh bapak cuma sebulan aja.
Katanya ngga bakal kepake cuma 3 bulan itu
kata Bapak Eka yang ngomong.

Kenapa disuruh bapak berenti kerja, teh? Nggatau. Kata bapak di rumah aja bantu ibu
ngepel, nyapu.
Oh ya, ngomong-ngomong kakek nenek Kebetulan dua-duanya kakek nenek sudah
teteh masih ada? meninggal dok. (Sambil cekikikan)
Tau kenapa meninggalnya? Nggatau
Baik, teh. Untuk hari ini cukup segini dulu Iya, dok. Aku masuk dulu ya, dok.
ngga apa-apa ya, teh?

Jumat, 28 Juli 2017 14.50 WIB

Teh, boleh nanya?Teteh pernah dipukul Ngga pernah, dok.


orang?Atau kecelakaan?
Pernah kejang-kejang ngga sebelumnya? Ngga pernah juga dok.
Pernah pakai obat-obatan terlarang ngga teh? Wah ngga pernah, dok. Itu kan bahaya buat
kayak narkoba gitu? badan dan bapak ibu sering bilang kalo pake
itu bisa masuk penjara.

Teteh inget ngga waktu SD SMP sama SMA SD nya di Kayu Ambon 1 Lembang, SMP 9
sekolah dimana? sini, sama SMA 1 Banten.
Teh, inget ngga tadi pagi makan apa? Makan nasi terus ada ayamnya sama ada buah
jeruk.
Sebelum ketemu saya teteh ngapain? Aku mah cuma di dalem kamar aja jalan-jalan
sama tiduran di kasur.
Teh, tau ngga persamaan apel sama pir? Sama-sama buah, dok
Kalo apel merah sama apel hijau bedanya Sama-sama buah tapi beda warna doang, dok.
apa?
Teh masih rajin sholat ngga disini? Masih sholat kok dok. Sholat 5 waktu.

Teh, pernah merasa curiga sama orang lain Ngga pernah


ngga?
Waktu hari rabu kemarin teteh bilang ada Iya itu mah dulu saya ngerasa ada yang mau
yang mau racunin. Masa lupa teh? racunin saya mau bikin saya mati, kalo
sekarang sih udah ngga.

Teteh baik-baik aja kan sama keluarga teteh? Baik. Ngga pernah berantem. Makanya aku

14
mau pulang naik ambulans aja. Tolong
bilangin ke suster Sabrina ya dok biar aku
pulang naik ambulans juga gapapa
(preokupasi)
Iya, teh. Ngomong-ngomong teteh pernah Ngga pernah. Cuma temenan doang.
pacaran?
Masa sih ngga pernah coba buat pacaran? Ya nggatau. Soalnya ngga pernah ada yang
ngajak pacaran. Jadi cuma temenan.
Teteh pernah ngerasa ngga dipeduliin nggak? Pernah sama bapak. Masa aku dibawa ke
rumah sakit jiwa sama bapak padahal aku
pengen kursus komputer tapi gapunya uang.

Oh begitu ya, teh. Teteh makan sehari berapa 3 kali kalo disini. 1 kali kalo di rumah
kali?
Mandi berapa kali teh? Sekali doang, dok. Disini dingin jadi aku
mandi sekali tapi lama-lamain biar wangi.
Pernah diejek ngga sama orang lain teh? Pernah sama anak kecil tetangga dibilang “
orang gelo”
Terus teteh marah atau pukul anaknya? Marah tapi aku diemin ajalah. Soalnya kalo
aku pukul jadi masalah besar kan ya.
Baik, teh. Kalau teteh melihat uang di tengah Ya mending aku balikin uangnya ke satpam
jalan apa yang teteh lakuin? aja lah soalnya dosa kalo ngambil punya
orang lain.

Baik, teh. Terimakasih ya untuk waktunya Iya. Sama-sama dok.


ngobrol-ngobrol sama saya. Silahkan kembali
ke kamarnya ya, teh.

15
LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Disusun oleh:
Diravita Caroline
11-2016-363

Diajukan kepada:
dr. Lenny Irawati Y, Sp.KJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 24 Juli 2017 – 26 Agustus 2017

16
17

Anda mungkin juga menyukai