Dokter Pembimbing:
dr. Metra Syahar, Sp.U
Disusun oleh:
Diravita Caroline (11.2016.363)
ANATOMI DAN FISIOLOGI TESTIS
Struktur
Dibentuk oleh jaringan ikat TUNICA
ALBUGINEA
Dibungkus oleh TUNICA VAGINALIS td
Lamina Visceralis dan Parietalis
Bagian dalamnya TUNICA VASCULOSA
Lapisan pembuluh darah
Dari mediastinum testis (pada margo
posterior) keluar ductuli efferentes
Di dorso cranial testis terdapat ujung
FUNICULUS SPERMATICUS sehingga
testis tergantung dalam cavum scroti
Testis memiliki 2 fungsi yaitu:
Produksi androgen.
Testosterone dibentuk di sel interstitial leydig
di jaringan ikat testis. Salah satu fungsi
testosterone yaitu penurunan testis.
Penurunan testis terjadi pada 2 bulan akhir
kehamilan pada saat testis mensekresikan
testosterone dalam jumlah cukup.
Produksi spermatozoa.
Spermatogenesis terjadi di tubulus
seminiferous.
DEFINISI
Undescended testis (UDT) atau kriptorkismus
adalah gangguan perkembangan yang ditandai
dengan gagalnya penurunan salah satu atau
kedua testis secara komplit ke dalam skrotum.
Kriptorkismus
. cryptos (Yunani) : tersembunyi
. orchis yang dalam bahasa latin disebut
testis
EPIDEMIOLOGI
UDT paling sering terkena pada kongenital laki
laki
Pada bayi prematur sebanyak 30,3% dan sekitar
3,4% pada bayi cukup bulan.
Bayi dengan berat lahir < 900 gram seluruhnya
mengalami UDT, sedangkan dengan berat lahir
< 1800 gram 68,5 % UDT
2/3 kasus UDT unilateral
Dan
1/3 kasus UDT bilateral
ETIOLOGI
Genetik
Riwayat bayi prematur, BBLR rendah, dan
kembar,hipospadia
kelainan pada gubernakulum testis
kelainan intrinsik testis
defisiensi hormon gonadotropin
EMBRIOLOGI
Mgu ke6 Primordial germ cell pindah ke
gonadal ridge
gen SRY (sex
Gonadal testikular bipotensial
deter mining
atau sel ovum
region Y)
FSH Sel sertoli MIF regresi duktus mulerian
Mgu ke8
hCG
Mgu ke10 +LH Sel leydig Testosteron diferensiasi duktus
wolfian mjd epididimis, vas deferens dan vesika
seminalis
DESENSUS TESIS
Fase transabdominal
Fase ingioscrotal
(mediasi oleh CGRP)
Dapat berlangsung hingga
usia bayi 12 bulan
KLASIFIKASI UDT
UDT sesungguhnya (true
undescended): testis mengalami
penurunan parsial melalui jalur
yang normal, tetapi terhenti.
Dibedakan menjadi teraba
(palpable) dan tidak teraba
(impalpable).
Testis ektopik: testis mengalami
penurunan di luar jalur
penurunan yang normal.
Testis retractile: testis dapat
diraba/dibawa kedasar skrotum
tetapi akibat refleks kremaster
yang berlebihan dapat kembali
segera kekanalis inguinalis
PATOFISIOLOGI
Suhu di dalam rongga abdomen kurang lebih 120C lebih tinggi
daripada suhu di dalam skrotum testis abdominal selalu
mendapatkan suhu yang lebih tinggi daripada testis
normalmengakibatkan kerusakan selsel germinal testis.
selsel germinal testis telah mengalami kerusakanprogresif
testis menjadi mengecil.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Tidak menjumpai testis di kantong skrotum,
Pasien dewasa mengeluh karena infertilitas
Ada benjolan di perut bagian bawah
Riwayat terapi hormonal pada ibu
Riwayat lahir prematur, keluarga dengan UDT
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dimulai dari anterosuperior
iliac spine, meraba daerah inguinal dari lateral
ke medial
Dilakukan di ruangan yang tenang dan hangat
Pasien dlm keadaan relaksasi dengan posisi frog
leg position
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
UDT unilateral tidak memerlukan pemeriksaan
laboratorium lebih lanjut.
Diperlukan pemeriksaan analisis kromosom dan
hormonalmenyingkirkan intersex
Pemeriksaan LH, FSH,dan testosteron (bayi ,3
bulan)
Pemeriksaan stimulasi hCG
Prinsip : mengukur kadar testosteron pada
keadaan basal dan 2448 jam setelah stimulasi.
Pada bayi, respon normal setelah hCG test
bervariasi antara 210x bahkan 20x, kanak
kanak sekitar 510x, masa pubertas hCG hanya
sekitar 23x.
Bila respon rendah UDT
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
Membantu menentukan lokasi testis terutama
didaerah inguinal, di mana hal ini akan mudah
sekali dilakukan perabaan dengan tangan
CT scan dan MRI diperuntukkan testis intra
abdomendan kecurigaan risiko keganasan testis
Venografi menentukan vanishing
testis/anorchia
Laparoskopi
DIAGNOSIS BANDING
Testis ektopik: testis mengalami penurunan di
luar jalur penurunan yang normal.
Testis retractile: testis dapat diraba/dibawa ke
dasar skrotum tetapi akibat refleks kremaster
yang berlebihan dapat kembali segera ke kanalis
inguinalis, bukan termasuk UDT yang
sebenarnya
Anorkismus
TERAPI
hCG,gonadotropin releasing hormone(GnRH)
atau LHreleasing hormone (LHRH).
dosis hCG sebanyak 250IU/ kali pada bayi, 500
IU pada anak sampai usia 6 tahun dan 1000 IU
pada anak lebih dari 6 tahun. Terapi diberikan 2
kali seminggu selama 5 minggu. Angka
keberhasilannya 6 ± 55%.
TERAPI
Tujuan operasi pada UDT adalah:
(1) mempertahankan fertilitas
(2) mencegah timbulnya degenerasi maligna
(3) mencegah kemungkinan terjadinya
torsio testis
(4) melakukan koreksi hernia
(5) secara psikologis mencegah terjadinya rasa
rendah diri karena tidak mempunyai testi
KOMPLIKASI
Infertilitas
Hernia inguinalis
Keganasan: risiko keganasan testis kriptorkid
1050x lebih besar dibandingkan testis skrotal
normal
Torsio testis
akibat orkidopeksi : lesi pada duktus deferens,
lesi arterial, atrofi testis
PENUTUP
Undescended testis (UDT) adalah gangguan
perkembangan yang ditandai dengan gagalnya penurunan
salah satu atau kedua testis secara komplit ke dalam
skrotumPenegakkan diagnosis UDT harus dapat dilakukan
lebih awal sehingga penatalaksanaan baik hormonal atau
pembedahan dapat dilakukan lebih awal. Dengan
penatalaksanaan lebih awal, diharapkan terjadi penurunan
risiko yang terjadi pada testis terutama risiko infertilitas.
Esensi terapi rasional yang dianut hingga saat ini
adalah memperkecil terjadinya risiko komplikasi dengan
melakukan reposisi testis kedalam skrotum baik dengan
menggunakan terapi hormonal ataupun dengan cara
pembedahan (orchiopexy).
TERIMA KASIH