Anda di halaman 1dari 39

RINOSINUSITIS

KRONIS

Pembimbing
Dr. Tantri Kurniawati Sp.THT-KL, M.Kes

Disusun oleh
Diravita Caroline 112016363
Definisi Rinosinusitis Kronik
Rinosinusitis adalah suatu peradangan pada
sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi
virus, bakteri maupun jamur.

rinosinusitis akut bila gejalanya berlangsung


dari beberapa hari sampai 4 minggu

rinosinusitis subakut bila berlangsung dari 4


minggu sampai 3 bulan

rinosinusitis kronis bila berlangsung lebih


dari 3 bulan.
Sinus
Maksila

Sinus Sinus
sfenoid Rinosinusitis Frontal

Sinus
Etmoid
Anatomi Sinus Paranasal

invaginasi mukosa
Secara embriologik Sinus paranasal
rongga hidung

Sinus maksila dan Perkembangan


sinus sfenoid dan
sinus etmoid telah dimulai pada fetus
sinus frontal
ada saat anak lahir usia 3-4 bulan
Sinus Maksila

Sinus Saat lahir


Dewasa
paranasal volume 6-8
volume 15 ml
yang terbesar ml
Sinus Frontal
Sinus Etmoid

Berongga-rongga, Berdasarkan letaknya


Sinus etmoid anterior
terdiri dari sel-sel : sinus etmoid
bermuara di meatus
yang menyerupai anterior dan sinus
medius
sarang tawon etmoid posterior

Dibagian depan sinus


Sinus etmoid
etmoid anterior ada
posterior bermuara di
bagian sempit :
meatus superior
resessus frontal
Sinus Sfenoid

Terletak dalam os
Dipisah oleh
sfenoid
sekat : Septum Volume 5-7,5 ml
dibelakang sinus
Intersfenoid
etmoid posterior
Anatomi hidung dan sinus
Lokasi sinus
Kompleks ostiomeatal (KOM),
potongan koronal
Etiologi dan faktor predisposisi
Rinosinusitis Kronis

Virus Bakteri Jamur

• Menyerang hidung, • Bakteri anaerob : • Aspergillus,


nasofaring dan peptostreptococcus, Cryptococcus
meluas ke sinus Corynebacterium, neoformans, Candida
Bacteroide
• Infeksi virus berulang
merupakan faktor • Bakteri aerob :
penyebab terjadinya staphylococcus
rinosinusitis kronis aureus,
Streptococcus
viridans, H. influenza,
Neisseria flavus
Lanjutan…

Deviasi Septum Dentogen Faktor Resiko Lain

• Paling sering • Penyebab • Kelainan anatomi


ditemukan tersering sinusitis • Rinitis Alergi
• Septum dibentuk kronik
• Polip nasi
oleh tulang dan • Ingus purulen dan
• Obstruksi yang
tulang rawan berbau busuk
disebabkan tumor
• Normal : lurus
• Gangguan
ditengah rongga
clearens
hidung
mucosiliar
• Perubahan
lingkungan
• polutan
Fisiologi Sinus Paranasalis
Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)

• Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembaban
udara inspirasi

Sebagai penahan suhu (thermal insulators)

• Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan panas, melindungi orbita dan fossa serebri dari
suhu rongga hidung yang berubah-ubah.

Membantu keseimbangan kepala

• Mengurangi berat tulang muka

Membantu resonansi suara

• Sinus berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan mempengaruhi kualitas suara.

Sebagai peredam perubahan tekanan udara

• berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak

Membantu produksi mucus

• Efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi
Patofisiologi Rinosinusitis Kronis
Bila terinfeksi organ
yang membentuk
KOM mengalami
oedem, sehingga Bila sumbatan
Kesehatan sinus mukosa yang berlangsung terus
dipengaruhi berhadapan akan akan terjadi
saling bertemu hipoksia dan retensi
oleh patensi sehingga silia tidak lendir sehingga
ostium-ostium dapat bergerak dan timbul infeksi oleh
sinus dan lendir tidak dapat bakteri anaerob.
dialirkan. Maka terjadi
kelancaran gangguan drainase
Selanjutnya terjadi
klirens dari dan ventilasi didalam perubahan jaringan
mukosiliar di sinus, sehingga silia menjadi hipertrofi,
menjadi kurang aktif polipoid atau
dalam kompleks dan lendir yang pembentukan kista.
osteo meatal diproduksi mukosa Bila proses terus
(KOM) sinus menjadi lebih berlanjut terjadi
kental dan merupakan polip
media yang baik untuk
tumbuhnya bakteri
patogen.
Purulen pada infeksi sinus maksilaris
sinistra
Epidemiologi
• Setiap tahun 6 miliar dolar dihabiskan di Amerika Serikat
untuk pengobatan rinosinusitis.

• Tahun 2007 : Amerika Serikat, dilaporkan angka kejadian


rinosinusitis mencapai 26 juta individu.

• Indonesia: DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa


penyakit hidung dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50
pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita
rawat jalan di rumah sakit.

• musim dingin atau cuaca yang sejuk ketimbang hangat


Gejala Klinis Rinosinusitis Kronis
RINOSINUSITIS

Major Symptoms Minor Symptoms

Facial pain/pressure Headache

Facial congestion/fullness Fever (non acute)

Nasal obstruction/blockage Halitosis

Nasal discharge/purulence/discolored posterior drainage Fatique

Hyposmia/anosmia Dental pain

Purulence on nasal exam Cough

Fever (acute rhinosinusitis only) Ear pain/pressure/fullness

a. Facial pain/pressure alone does not constitute a suggestive history for diagnosis in the absence of another
symptom or sign.
b. Fever in acute sinusitis alone does not constitute a seggustive history for diagnosis in the absence of another
symptom or sign.
Diagnosis Rinosinusitis Kronis
No Kriteria Rinosinusitis akut Rinosinusitis Kronis

Dewasa Anak Dewasa Anak

1 Lama gejala dan tanda < 12 < 12 > 12 > 12


minggu minggu minggu minggu

2 Jumlah episode serangan akut, < 4 kali / < 6 kali / > 4 kali / > 6 kali /
masing-masing berlangsung tahun tahun tahun tahun
minimal 10 hari

3 Jumlah episode serangan akut, Dapat sembuh Tidak dapat sembuh


masing-masing berlangsung sempurna dengan sempurna dengan
minimal 10 hari pengobatan pengobatan
medikamentosa medikamentosa
kriteria Task Force on Rinosinusitis gejala mayor skor diberi skor
2 dan gejala minor skor 1

Gejala Mayor Gejala Minor


• Nyeri sinus = skor 2 • Nyeri kepala = skor 1
• Hidung buntu = skor 2 • Nyeri geraham = skor 1
• Ingus purulen = skor 2 • Nyeri telinga = skor 1
• Post nasal drip = skor 2 • Batuk = skor 1
• Gangguan penghidu = skor • Demam = skor 1
2 • Halitosis = skor 1

sedang-berat (skor ≥8) dan ringan (skor <8)


Pemeriksaan Penunjang
• Foto polos posisi Waters, PA, lateral : air-fluid level
CT-Scan
• Gold standard
• Penebalan mukosa, air-fluid level, struktur
tulang, dan kompleks osteomeatal

MRI
• Jarang
• Membedakan sinus yang terisi tumor
dengan yang diisi oleh sekret
VAS (visual analog score )
o Ringan : VAS 0-3
o Sedang : VAS > 3-7
o Berat : VAS >7-10

dapat dilanjutkan dengan menggunakan alur diagnostik dan


terapi sesuai European Position Paper on Rhinosinusitis and
Nasal Polyposis.
Alur Diagnostic
 Rinosinusitis Kronik tanpa Polip Hidung
Diagnosis
• Gejala lebih dari 12 minggu
• Terdapat dua atau lebih gejala, salah satunya harus berupa
hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek (sekret
hidung anterior/ posterior):
- nyeri wajah/ rasa tertekan di wajah
- penurunan/ hilangnya penghidu

Pemeriksaan
Nasoendoskopi
Skema Penatalaksanaan Rinosinusitis Kronis Tanpa Polip
Hidung pada Dewasa
 Rinosinusitis Kronik dengan Polip Hidung
Diagnosis
• Gejala selama lebih dari 12 minggu
• Terdapat dua atau lebih gejala, salah satunya harus berupa
hidung tersumbat/ obstruksi/ kongestiatau pilek (sekret
hidung anterior/ posterior):
- Nyeri wajah / rasa tertekan di wajah
- penurunan/ hilangnya penghidu

Pemeriksaan
Nasoendoskopi
Skema Penatalaksanaan Rinosinusitis Kronis dengan Polip
Hidung pada Dewasa
 Rinosinusitis kronik pada anak
Diagnosis:
• Gejala selama lebih dari 12 minggu
• Terdapat dua atau lebih gejala, salah satunya harus berupa
hidung tersumbat/ obstruksi/ kongestiatau pilek (sekret
hidung anterior/ posterior):
- nyeri wajah/ rasa tertekan di wajah
- penurunan/ hilangnya penghidu

Pemeriksaan
nasoendoskopi
Penatalaksanaan
Medika-mentosa
 Antibiotik : atasi infeksi
 Analgetik : menghilangkan rasa sakit
 Dekongestan : pseudoefedrin
 Tetes hidung poten : fenilefrin dan oksimetazolin (mengurangi
udem)
 Antihistamin
Antibiotika yang dapat dipilih pada terapi rinosinusitis

SINUSITIS AKUT

Lini pertama

Amoksisilin Anak: 20-40mg/kg/hari terbagi dalam 3 dosis

Dewasa: 3 x 500 mg

Kotrimoxazol Anak: 6 - 12 mg TMP/ 30 – 60 mg SMX/ kg/hari terbagi

dlm 2 dosis

Dewasa: 2 x 2 tab dewasa

Eritromisin Anak: 30-50mg/kg/hari terbagi setiap 6 jam

Dewasa: 4 x 250-500mg

Doksisiklin Dewasa: 2 x 100 mg


Lini kedua

Amoksi-clavulanat Anak: 25-45mg/kg/hari terbagi dlm 2 dosis

Dewasa: 2 x 875 mg

Cefuroksim 2 x 500 mg

Klaritromisin Anak: 15 mg/kg/hari terbagi dlm 2 dosis

Dewasa: 2 x 250 mg

Azitromisin 1 x 500 mg, kemudian 1x250 mg selama 4 hari

berikutnya.

Levofloxacin Dewasa: 1 x 250-500 mg


SINUSITIS KRONIK

Amoksi-clavulanat Anak: 25-45mg/kg/hari terbagi dlm 2 dosis

Dewasa: 2 x 875 mg

Azitromisin Anak: 10 mg/kg pada hari 1 diikuti 5mg/kg selama 4

hari berikutnya

Dewasa: 1 x 500 mg, kemudian 1 x 250mg selama 4

hari

Levofloxacin Dewasa: 1 x 250-500mg


Terapi non-medikamentosa
• penggunaan endoskop dengan pencahayaan yang sangat
Sinus Endoskopi terang
• Jaringan patologik yang diangkat tanpa melukai jaringan
Fungsional (BSEF/FESS) normal

• kelainan sinus maksilaris


• polip antrokoanal
Metode Caldwell-Luc • Misetoma
• benda asing

• Biopsy pada lesi sinus etmoid atau frontal


• memperbaiki komplikasi orbita dari sinus etmoid akut atau
Etmoidektomi ekternal frontal

• untuk infeksi akut ketika endoskopi nasal sulit dilakukan


akibat perdarahan mukosa hidung.
Trepinasi sinus frontal
Pencegahan
Menjaga kebiasaan cuci tangan yang ketat dan
menghindari orang-orang yang menderita pilek atau flu

Vaksinasi influenza tahunan untuk membantu mencegah


flu

Obat antivirus untuk mengobati flu

Hindari alergen
Komplikasi
1. Komplikasi lokal
– Osteomielitis (Pott’s puffy tumor)
2. Komplikasi orbital
– Inflamatori edema
– Abses orbital
– Abses subperiosteal
– Trombosis sinus cavernosus.
3. Komplikasi intrakranial
– Meningitis
– Abses dura
– Abses subdural
– Abses otak
Prognosis
• Dubia ad bonam
Kesimpulan
• Rinosinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi
karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.

• rinosinusitis akut bila gejalanya berlangsung dari beberapa hari


sampai 4 minggu, rinosinusitis subakut bila berlangsung dari 4
minggu sampai 3 bulan dan rinosinusitis kronis bila berlangsung
lebih dari 3 bulan.

• Diagnosis rinosinusitis kronis ditegakkan jika terdapat 2 kriteria


mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor.

• Komplikasi akibat sinus paranasal sangat bervariasi, baik lokal, intra


orbital maupun intra kranial.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai