• Keluhan ini hilang timbul dan sudah dirasakan selama beberapa tahun. Saat ini keluhan
muncul selama 1 bulan terakhir.
• Keluhan disertai kesulitan tidur. Keluhan tidak disertai keyakinan bahwa tingkah laku orang
lain itu pasti akan memfitnah, membahayakan, atau menjahati dirinya.
• Saat keluhan muncul, pasien berbicara sendiri, tidak nyambung jika diajak bicara, menjadi
malas dan membutuhkan orang lain untuk merawat diri.
• Pada saat keluhan tidak muncul, pasien dapat berbicara nyambung dan menjalankan
aktivitas normal seperti memasak, menyapu, merawat diri, dan bersosialisasi dengan
tetangga.
Anamnesis Sistem
• Sistem serebrospinal : pusing (-), nyeri kepala (-), demam (-)
• Sistem kardiovaskular : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
• Sistem pernapasan : sesak nafas (-), batuk (-)
• Sistem urogenital : BAK dalam batas normal
• Sistem integumentum : pruritus (-), luka (-), memar (-)
• Sistem muskuloskeletal : nyeri otot (-), kaku (-), nyeri sendi (-)
Grafik Perjalanan Penyakit
Gejala Klinis Keterangan:
Silsilah Keluarga
Riwayat Pribadi
Riwayat Kelahiran
• Pasien lahir spontan, cukup bulan, tidak ada penyulit ditolong oleh dukun.
Perkembangan Awal
• Perkembangan motorik, bicara, dan sosial sama dengan teman sebayanya.
Riwayat Pendidikan
• Pasien menempuh tingkat pendidikan sampai SD, namun tidak lulus.
Riwayat Pekerjaan
• Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Riwayat Pribadi
Riwayat Perkembangan Seksual
• Pasien mengalami perkembangan seksual sesuai dengan orang normal.
Riwayat Perkawinan
• Pasien menikah 1 kali, dan suami meninggal pada tahun 2010.
Kesimpulan Alloanamnesis
• Pasien saat ini berbicara sendiri, tidak nyambung jika diajak berbicara, dan tidak
mampu merawat diri. Keluhan hilang timbul dan sudah dirasakan selama 1
bulan.
• Pasien memiliki riwayat pengobatan tidak rutin. Gejala pertama kali muncul
pada saat pasien berusia 20 tahun dan mendapat rawat inap di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta.
• Pasien beberapa kali mengalami kekambuhan terhadap gejalanya tersebut dan
saat ini berobat di RSUD dr. Soeroto Ngawi.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik Pemeriksaan Sistem
• Cerebrospinal : DBN
2. Bentuk Badan : tidak ada kelainan • Kardiovaskular : DBN
3. Berat Badan : 68 kg • Respirasi : DBN
• Gastrointestinal : DBN
4. Tinggi Badan : 165 cm • Urogenital : DBN
Tanda Vital • Muskuloskeletal : DBN
• Skizofrenia Residual
Pembahasan
Diagnosa skizoafektif dapat ditegakkan jika gejala-gejala definitif adanya skizofrenia
dan ganggguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam
beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama,
dan jika sebagai konskuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik
skizofrenia maupun episode manik atau depresif. Pasien memenuhi kriteria tersebut
dimana pasien mengalami halusinasi auditorik, isi pikiran berupa “thought of echo”
disertai dengan penurunan konsentrasi dan perhatian, tidur terganggu, afek depresif,
kehilangan minat dan kegembiraan.
Pembahasan
Skizoafektif tipe depresif dapat ditegakkan karena hanya terdapat gangguan afektif
depresi dan gangguan berulang didominasi oleh skizoafektif tipe depresif. Untuk
suatu diagnostik yang menyakinkan, persyaratan berikut harus di penuhi semua:
• Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik
depresif maupun kelainan perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian episode
depresif.
• Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu, dan sebaiknya ada dua,
gejala khas skizofrenia (sebagaimana ditetapkan dalam pedoman diagnostik
skizofrenia).
Rencana Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Psikologi : MMPI
• Pemeriksaan Penunjang : EEG
Diagnosis
• AKSIS I : F25.1 Skizoafektif Tipe Depresif
• AKSIS II : Belum ditemukan
• AKSIS III : Z00-Z99 tidak melakukan kontrol rutin
• AKSIS IV : Belum ditemukan
• AKSIS V : GAF 60-51 gejala sedang, disabilitas sedang
Penatalaksanaan
Psikofarmaka
• Halperidol 1,5 mg 2 x 1
• Stelosi 5 mg 2 x 1
• Arkine 2 mg 2 x 1
• Amitriptillin 25 mg 1 – 0 – 0
• Clobazam 10 mg 0 – 0 – 1
Terapi Fisik
• Membantu pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas
sehari-hari secara bertahap.
• Memberi dorongan kepada pasien untuk bisa olahraga ringan
Penatalaksanaan
Psikoterapi Terapi Spiritual
• Menjelaskan kepada pasien terkat • Pasien diberikan edukasi agar
penyakit yang dia derita. tetap menjalankan sholat 5
• Menjelaskan kepada keluarga waktu sebagai bentuk
pasien terkait penyakit yang mendekatkan diri pada Tuhan
pasien derita dan selalu
Terapi Rehabilitatif
supaya hati kita menjadi lebih
memberikan dukungan kepada • Terapi kerja dibutuhkan agar tenang dan masalah dapat kita
pasien. pasien tidak memikirkan apa lalui dengan baik.
• Memberikan kesempatan pasien yang dia alami dan lebih
untuk mencurahkan isi hati serta berfokus ke hal positif. Edukasi Keluarga
keinginan pasien kepada keluarga Pekerjaan dimulai dari yang
dekat. Menceritakan semua ringan dan tidak membebani • Keluarga diharapkan untuk
masalah yang dia hadapi kepada pasien. Hal ini juga perlu selalu mendukung kegiatan
keluarga. dukungan dan pengawasan positif yang dilakukan oleh
• Menyarankan untuk kontrol rutin keluarga. pasien dan mendukung untuk
ke poli jiwa untuk evaluasi kesembuhan pasien dengan
kesehatan pasien. tidak mendiskriminasi ataupun
mengasingkan pasien. Serta
selalu mendukung pasien untuk
kontrol rutin untuk berobat.
Prognosis
Indikator Pada pasien Prognosis
Rencana Follow-Up
• Evaluasi kondisi medis secara umum
• Evauasi hasil terapi: penurunan gejala dan peningkatan
fungsi
• Evaluasi pengobatan: kepatuhan dalam minum obat,
efektivitas obat dan efek samping yang mungkin muncul
Terima
Kasih