Anda di halaman 1dari 22

LONG CASE

Depresi Pasca-Skizofrenia

Calvin Augurius
112020047

Pembimbing: dr. Safyuni, Sp. KJ


KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN
Identitas Pasien
• Nama Lengkap : Ny. S

• Umur : 43 tahun

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Status Perkawinan : Menikah

• Pendidikan Terakhir : SMP

• Pekerjaan : Penjual pakaian dalam

• Agama : Islam

• Alamat : Cilegon

• Tanggal masuk RSJSH : 19 April 2021

• Rujukan/datang sendiri/keluarga : Diantar oleh pihak keluarga (adik kandung)


Autoanamnesis
• Pasien gaduh gelisah dan membanting barang sejak 1 hari SMRS.
• Pada saat wawancara juga mengeluh melihat adanya setan pocong laki-laki dan menangis sejak 1 hari yang
lalu. Pocong dilihat pasien pada siang hari di jendela dan di sudut area rawat inap RSJSH. Ia juga mengeluh
adanya bisikan berulang berbunyi “Pulang aja!”. Pasien tidak mengetahui faktor yang menyebabkan gejala
tersebut ada padanya dan pernyataan pasien tidak dapat dipatahkan. Pasien tampak menangis selama
wawancara dan tidak merasa tenang. Hal yang membuat gejala pasien membaik adalah bila diberikan obat
dan saat tidur.
• Pasien diketahui sebelum rawat inap di dalam RSJSH, pasien mengalami gaduh gelisah, mengalami
kecenderungan untuk membanting barang yang pada akhirnya dirawat di RSJSH pada tanggal 19 April 2021.
• Pasien juga mengeluh adanya maag karena kurang makan. Pasien merasa lemas dan lesu. Pasien
menjalankan aktivitas seperti biasa dan masih dapat berinteraksi ke sesama penghuni rawat inap.
• Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala semasa hidupnya, tidak ada dirawat di rumah sakit, dan tidak
ada riwayat operasi, juga tidak mengkonsumsi obat narkotika, alkohol maupun rokok semasa hidupnya.
Namun pasien memiliki riwayat pemberian obat sebelumnya berupa obat antipsikotik, dan obat untuk
menurunkan gejala ekstrapiramidal pasien. Riwayat penggunaan obat selalu teratur dan tidak pernah putus
obat.
• Pasien memiliki perasaan sedih, sedih dalam 2 minggu terakhir hilang timbul, sedih menjadi lebih parah bila
pasien ditinggalkan suami dan suaminya kawin lagi. Hal yang memperingan kesedihan pasien berupa dapat
menelpon suami dan anaknya.
• Satu tahun yang lalu, pasien diketahui ada cemas dan curiga berlebihan terhadap suami pasien akan
menikah lagi, pasien merasa cemas dan menelpon suami maupun anaknya setiap 30 menit sekali.
• Adanya gejala lain seperti kejang, batuk, demam, dan gejala neurologis lainnya disangkal oleh pasien.
• Hubungan sosial pasien dengan keluarganya baik, hubungan dengan teman-teman masa SMP juga baik.
Namun pasien memiliki hubungan buruk dengan teman kerjanya, pasien pernah dilempari garam dan tanah
oleh temannya di tempat kerja
Alloanamnesis
• Pertama kali dibawa oleh adik kandungnya pada awal tahun 2020 ke puskesmas, kemudian dirujuk ke RS umum setempat dimana pasien
didiagnosa skizofrenia paranoid. Pasien diberikan obat anti psikotik, dan obat untuk menurunkan efek samping ekstrapiramidal. Pasien
minum obat dengan teratur selama tahun 2020. Pasien juga tidak mengkonsumsi obat narkotika, alkohol maupun rokok semasa hidupnya.

• Pada 19 April 2020 pasien dibawa ke RSJSH Grogol untuk dirawat inap karena gaduh gelisah yang tidak terkontrol dan kecenderungan untuk
membanting barang.

• Selama di rumah, pasien merasa ketakutan dan merasa pasien diketahui ada cemas dan curiga berlebihan terhadap suami pasien akan
menikah lagi, pasien merasa cemas dan menelpon suami maupun anaknya setiap 30 menit sekali. Pasien memiliki perasaan sedih, sedih
dalam 2 minggu terakhir hilang timbul, sedih menjadi lebih parah bila pasien ditinggalkan suami dan suaminya kawin lagi. Hal yang
memperingan kesedihan pasien berupa dapat menelpon suami dan anaknya. Pihak keluarga mengatakan semua gejala ini ada pada awal
tahun 2020 dimana teman kerja pasien melempari garam dan tanah di tempat kerjanya.

• Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala semasa hidupnya, tidak ada dirawat di rumah sakit, dan tidak ada riwayat operasi. Pihak
keluarga juga menyatakan tidak ada gejala lain seperti kejang, batuk, demam, dan gejala neurologis lainnya.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Gangguan psikiatrik

• Pada tahun 2020, pasien sering merasa cemas terhadap suami dan anak. Pasien sering menelpon anak maupun suaminya setiap 30
menit sekali. Seiring berjalannya waktu, pasien juga mengalami ketakutan terhadap bisikan setan yang memerintahkan pasien
untuk pergi. Pasien juga meminta anak untuk tidur menemaninya karena ia ketakutan. Pasien juga suka pergi dari rumah mengikuti
saura bisikan. Kecurigaan pasien terhadap suami juga mulai terjadi, yang awalnya hanya cemas namun sekarang pasien merasa
curiga terhadap suami akan menikah lagi. Pasien memiliki perilaku marah-marah dan gaduh gelisah, dan dilarikan ke RS umum
setempat. Pasien didiagnosa skizofrenia paranoid di RS terkait.

• Pada bulan April 2021, pasien memiliki perilaku sering marah-marah dan ada kecenderungan untuk membanting piring dan barang
lainnya bila suaminya tidak pulang. Pada tanggal 19 April 2021 pasien dibawa ke RSJSH untuk dirawat inap. Pasien baru dirawat inap
selama 1 hari.

2. Riwayat gangguan medik: pasien memilki Riwayat hipertensi

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif: Pasien tidak memiliki riwayat pemakaian zat psikoaktif
4. Riwayat gangguan sebelumnya
perjalanan penyakit
4.5

3.5

2.5

1.5

0.5

0
tahun 2020 19-Apr-21 20 april 2021

cemas gejala depresi gejala psikotik

Keterangan:
 Tahun 2020: Pertama kali muncul gejala cemas, kemudian gejala depresi dan gejala psikotik

 19 April 2021: Pasien di rawat di RSJSH karena keluarga merasa khawatir dengan gaduh gelisah dan gejala bisikan
Riwayat Kehidupan pribadi
 Riwayat prenatal & perinatal
• Pasien merupakan anak pertama dari keenam bersaudara yang diinginkan orang tuanya. semasa hamil dan melahirkan ibu pasien tidak
memiliki masalah ataupun penyakit tertentu.
 Riwayat perkembangan masa kanak awal (0-3 tahun)
• Orang tua pasien mengatakan anaknya normal dan tidak ada masalah dalam tumbuh-kembangnya.
 Riwayat perkembangan masa kanan pertengahan (3-11 tahun)
• Orang tua pasien mengatakan anaknya normal dan mudah bergaul memiliki banyak teman saat SD. Juga tidak terdapat adanya gangguan
belajar, berbicara, ataupun lainnya.
 Riwayat perkembangan masa remaja
• Pasien sekolah sampai SMP, pasien memiliki teman akrab dan mudah bergaul. Pasien tidak memiliki riwayat masalah pubertas seperti haid
pertama yang terlambat atau preferensi seksual yang menyimpang
 Riwayat masa dewasa
• Pasien menikah atas kemauannya sendiri, tidak pernah dengan paksaan. Pasien sempat berpisah dengan suami yang pertama dan memiliki
2 anak perempuan. Pasien menikah lagi dan sampai sekarang masih dengan suami yang kedua. Pasien tidak memilki gangguan seksual.
 Riwayat pekerjaan
• Pasien bekerja sebagai penjual pakaian dalam
 Kehidupan beragama
• Pasien rutin beribadah, tidak selalu shalat lima waktu dan rajin mengikuti pengajian ibadah setempat
 Kehidupan sosial
• Adik kandung pasien menjelaskan bahwa pasien berhubungan baik dengan keluarganya. Pasien
sempat memilki masalah dengan teman kerjanya dengan dilempari garam dan tanah.
Riwayat Keluarga

PEREMPUAN

LAKI-LAKI

PASIEN

MENINGGAL
Pemeriksaan Status Mental
A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan : pasien bersikap cemas, rambut tampak tidak terawat, kuku terlihat rapi dan tidak memakai kutex, pakaian terlihat biasa
saja, tidak ada bagian yang sobek dan tampak sesuai dengan usia.
2. Kesadaran
 Kesadaran sensorium/neurologik : Compos Mentis
 Kesadaran psikiatrik :
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
 Sebelum wawancara : pasien tampak tenang dan tidak ada gerakan yang tidak dibutuhkan
 Selama wawancara : pasien tampak sedih dan tidak ada gerakan yang tidak dibutuhkan
 Sesudah wawancara : pasien tampak tenang dan tidak ada gerakan yang tidak dibutuhkan
4. Sikap terhadap pemeriksaan : kooperatif
5. Pembicaraan
 Cara berbicara : spontan, lancar, dan menjawab sesuai yang ditanyakan oleh pemeriksa
 Gangguan berbicara : tidak ada
B. Alam perasaan (emosi) C. Gangguan persepsi
• Halusinasi: halusinasi auditorik
• Mood: hipotimia
• Ilusi: tidak ada
• Afek: tumpul • Depersonalisasi: tidak ada
• Derealisasi: tidak ada
• Keserasian: serasi

D. Sensorium dan kognitif


1. Taraf Pendidikan : SMP
2. Pengetahuan Umum : Baik (pasien mengetahui siapa presiden Indonesia)
3. Kecerdasan : baik (dapat berhitung dengan baik)
4. Konsentrasi : Baik
D. Sensorium dan kognitif
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu diwawancara, dapat membedakan pagi, siang dan malam
b. Tempat: Baik, pasien mengetahui dirinya dirawat di RSJSH Grogol
c. Orang : Baik, pasien mengetahui sedang diwawancara oleh siapa dan teman di sekitarnya
6. Daya Ingat
a. Tingkat
 Jangka Pendek: Baik (mengingat makanan yang dimakan kemarin sore)
 Jangka Panjang: Baik (mengingat kejadian dari kecil, tanggal lahir)
 Segera : Baik (mengingat nama pemeriksa)
b. Gangguan : tidak ada
D. Sensorium dan kognitif
7. Pikiran Abstrak : Baik
8. Visuospatial : Baik
9. Kemampuan Menolong diri : baik, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi,
makan dan lain-lain

E. Proses pikir
•Arus pikir
• Produktivitas : sedikit berbicara
• Kontinuitas: Koheren
• Hendaya berbahasa : Tidak ada
• Isi pikiran : 
• Preokupasi: tidak ada
• Waham: waham kejar dan waham rujukan
• Obsesi: tidak ada
• Fobia: tidak ada
• F. Pengendalian impuls: baik (pasien tenang & dapat mengontrol emosi nya saat diwawancara)
• G. Daya nilai
• Daya nilai sosial: baik
• Uji daya nilai: baik
• Daya nilai realita: terganggu
• H. Tilikan: 2 pasien mengatakan dirinya tidak sakit namun kemudian mengatakan dirinya sakit
• I. Reliabilitas: Dapat dipercaya, pasien dapat menceritakan apa yang ia rasakan dan dengan terbuka, bukti
diperkuat dengan alloanamnesis wali pasien
Status Internus
1. Keadaan umum : tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tensi : tidak dilakukan
4. Nadi : tidak dilakukan
5. Suhu Badan : tidak dilakukan
6. Frekuensi napas : tidak dilakukan
7. Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor kulit baik
8. Kepala : Normocephali, terdapat bekas luka pada tangan dan kaki
9. Mata : Pupil bulat, simetris
10. Hidung : Bentuk normal,
11. Telinga : Normal, nyeri tekan -/-
12. Mulut : Bibir pucat dan kering
13. Sistem kardiovaskular : Tidak dilakukan
14. Sistem respiratorius : Tidak dilakukan
15. Sistem gastro-intestinal : Tidak dilakukan
16. Sistem musculo-sceletal : Tidak dilakukan

17. Sistem urogenital : Tidak dilakukan


Status Neurologik
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak dilakukan
2. Gejala rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Mata : Tidak dilakukan
4. Pupil : Tidak dilakukan
5. Ofthalmoscopy : Tidak dilakukan
6. Motorik : Tidak dilakukan
7. Sensibilitas : Tidak dilakukan
8. Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan
9. Fungsi luhur : Tidak dilakukan
10. Gangguan khusus : Tidak dilakukan
Ikhtisar Penemuan Bermakna
• Pasien perempuan berusia 43 tahun dibawa oleh adik kandungnya karean pasien gaduh gelisah dan
membanting barang sejak 1 hari sebelum masuk RSJSH
• Pada saat wawancara juga mengeluh melihat adanya setan pocong laki-laki dan menangis sejak 1 hari yang
lalu
• Didiagnosa skizofrenia paranoid di RS terkait (sebelum masuk RSJSH). Pasien minum obat dengan teratur dan
tidak pernah putus obat
• Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala semasa hidupnya, tidak ada dirawat di rumah sakit, dan tidak
ada riwayat operasi. Pihak keluarga juga menyatakan tidak ada gejala lain seperti kejang, batuk, demam, dan
gejala neurologis lainnya
• Adanya memiliki riwayat hipertensi
• Gejala depresi dengan gejala psikotik yang masih ada
Evaluasi Multiaksial
• AKSIS I : F20.4 depresi pasca-skizofrenia

• DD: F 20.0 Skizofrenia paranoid, F20.5 Skizofrenia residual

• AKSIS II : Tidak ada diagnosis

• AKSIS III : Tidak ada diagnosis

• AKSIS IV : Tidak ada masalah

• AKSIS V : GAF current = 40-31 (beberapa disabilitas dan hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi
Daftar Problem

 Organobiologik : tidak ditemukan adanya masalah


 Psikologik/psikiatrik : terdapat waham rujkan dan kejaran serta halusinasi auditorik
 Sosial/ keluarga : tidak ditemukan adanya masalah

Terapi
• Farmakologi: Risperidone 2x2 mg
• Lainnya: tetap observasi dan rawat inap
• Terapi individu :
• Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai penyakitnya
• Memberikan kesempatan pasien menceritakan masalahnya serta meyakinkan bahwa ia dapat mengatasi
masalahnya jika pasien teratur untuk meminum obat.
• Membantu pasien melatih cara mengendalikan emosi. Juga mengerti keadaannya untuk memperbaiki tilikan
Prognosis
 Faktor yang memperberat •Quo ad vitam: dubia ad bonam
o Awitan muda (laki-laki : 8-25 tahun) •Quo ad functionam: dubia ad bonam (pasien masih
o Berulang kali kambuh dapat berkomunikasi dengan orang lain)

o Tidak ada faktor pencetus • Quo ad sanationam: dubia ad bonam

 Faktor yang memperingan


o Dukungan dari keluarga
o Tidak ada riwayat keluarga dengan skizofrenia
o Tidak ada gangguan organobiologik

Anda mungkin juga menyukai