Anda di halaman 1dari 71

i

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Gambaran Motivasi Belajar pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik


FKIK UKRIDA Angkatan 2019 Bulan Juni 2022

Oleh

Vincensiana Henny Koesretno Dewi Irwanto


Puspa Pelita Sukma Hermawan
Nur Fatihah Binti Abd Rahman
Theresia Ervina

Tugas Akhir Pendidikan Dokter

Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas


Program Studi Pendidikan Profesi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta Juni 2022
ii

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Gambaran Motivasi Belajar pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik


FKIK UKRIDA Angkatan 2019 Bulan Juni 2022

Oleh

Vincensiana Henny Koesretno Dewi Irwanto 112019150


Puspa Pelita Sukma Hermawan 112019159
Nur Fatihah Binti Abd Rahman 112019181
Theresia Ervina 112019135

Tugas Akhir Pendidikan Dokter

Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas


Program Studi Pendidikan Profesi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta Juni 2022
iii

Gambaran Motivasi Belajar pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKIK


UKRIDA Angkatan 2019 Bulan Juni 2022

Lembar Pengesahan

Pembimbing

Dr. dr. Aris Susanto, MS, Sp. OK

Penguji I Penguji II

dr. Melda Suryana, M. Epid dr. Inggrid Osya Far Far, MARS
iv

Ucapan Terima Kasih

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang diberikan
sehingga tugas penelitian Ilmu Kesehatan Masyarakat ini dapat diselesaikan. Tugas
penelitian dengan judul “Gambaran Motivasi Belajar pada Mahasiswa
Kepaniteraan Klinik FKIK UKRIDA Angkatan 2019 Bulan Juni 2022” ditujukan
untuk memenuhi salah satu tugas akhir bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat program
studi pendidikan profesi kedokteran. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, tugas ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pengerjaan ini:

1. Dr. dr. Aris Susanto, MS, Sp. OK selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

2. dr. Melda Suryana, M. Epid selaku dosen penguji I yang telah memberikan
masukan kepada penulis.

3. dr. Inggrid Osya Far Far, MARS selaku dosen penguji II yang telah
memberikan masukan kepada penulis.

4. Prof. Dr. dr. Rachmadhi Purwana, dr. Julianti Sutanto, M. Kes, SKM, dr.
Ernawaty Tamba, MKM, dr. Djap Hadi Susanto, M. Kes, dr. E. Irwandy
Tirtawidjaja, dan dr. Diana L Tumilisar selaku staf pengajar Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas.

5. Seluruh subjek penelitian serta semua pihak yang namanya tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
penelitian ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca dan
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Jakarta, 30 Juni 2022

Penulis
v

Gambaran Motivasi Belajar pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik


FKIK UKRIDA Angkatan 2019 Bulan Juni 2022

Vincensiana HKD Irwanto, Puspa Pelita SH, Nur Fatihah Binti Abd Rahman, Theresia
Ervina

Email Korespondensi : vincensiana.2016fk108@civitas.ukrida.ac.id,


puspa.2016fk147@civitas.ukrida.ac.id, nur.2016fk271@civitas.ukrida.ac.id,
Theresia.2016fk033@civitas.ukrida.ac.id
Program studi profesi dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UKRIDA

ABSTRAK
(x + 74 pages: 7 tables: 11 lampiran)
Pendahuluan: Motivasi belajar berperan penting dalam mendorong mahasiswa
kepaniteraan untuk menghadapi proses pembelajaran kedokteran dengan beban stres tinggi
dan tuntutan belajar seumur hidup. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat gambaran
motivasi belajar mahasiswa kedokteran khususnya yang telah memasuki pendidikan klinis
di FKIK UKRIDA angkatan 2019 bulan Juni 2022. Metode: Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di FKIK
UKRIDA pada bulan Juni 2022. Subjek penelitian adalah mahasiswa kepaniteraan klinik
aktif angkatan 2019 berjumlah 56 orang menggunakan teknik Consecutive Sampling. Data
tingkat motivasi belajar dikumpulkan menggunakan kuesioner kuesioner Academic
Motivation Scale yang telah dimodifikasi. Hasil: Karakteristik 58 mahasiswa kepaniteraan
klinik ditemukan laki-laki 14 (24,1%), perempuan 44 (75,9%), 17-25 tahun 46 (79,3%),
26-35 tahun 12 (20,7%), tinggal sendiri 48 (82,8%), memutuskan masuk kedokteran atas
kemauan sendiri 32 (55,2%), dorongan dari orang tua untuk masuk kedokteran 26 (44,8%),
dan tinggal bersama orang tua/keluarga 10 (17,2%). Kesimpulan: Gambaran motivasi
belajar dan aktivitas fisik mahasiswa kepaniteraan klnik FKIK UKRIDA dikategorikan
tinggi-sangat tinggi. Proporsi mahasiswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi
(tinggi-sangat tinggi) memiliki proporsi yang hampir sama, yaitu 55,2% dan 48,8%.
Perempuan memiliki motivasi belajar lebih tinggi dibanding laki-laki. Motivasi belajar
mahasiswa yang memutuskan untuk masuk kedokteran atas kemauan sendiri lebih tinggi
dari pada dorongan dari orang tua. Mahasiswa yang tinggal sendiri memiliki tingkat
motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan bila tinggal bersama orang tua.

Kata kunci: Motivasi belajar, mahasiswa kepaniteraan klinik


vi

Prevelence of the level of motivation in learning on students in clinical year of


FKIK UKRIDA batch 2019 in June 2022

Vincensiana HKD Irwanto, Puspa Pelita SH, Nur Fatihah Binti Abd Rahman, Theresia
Ervina

Email Korespondensi : vincensiana.2016fk108@civitas.ukrida.ac.id,


puspa.2016fk147@civitas.ukrida.ac.id, nur.2016fk271@civitas.ukrida.ac.id,
Theresia.2016fk033@civitas.ukrida.ac.id
Faculty of Medicine UKRIDA
ABSTRACT
(x + 74 pages: 7 tables: 11 appendices)

Introduction: level of motivation in learning plays an important role in


encouraging medical student in the clinical year to face the medical learning
process with a high stress load and lifelong learning. This research is to see
a description the level of motivation in learning of medical student in the clinical
years at FKIK UKDA batch 2019 in June 2022. Method: This research is a
descriptive study with a cross-sectional approach. The research was
conducted at FKIK UKRIDA in June 2022. The subjects of the research were
medical student who were active during the clinical year from batch 2019
summing to 56 people using the Consecutive Sampling technique. Data on the
level of motivation to learn were collected using a modified Academic
Motivation Scale questionnaire. Result: Characteristics of 58 clinical
clerkship students found 14 male (24.1%), female 44 (75.9%), 17-25 years old
46 (79.3%), 26-35 years old 12 (20.7% ), lives alone 48 (82.8%), decides to
enter medicine of their own accord 32 (55.2%), encouragement from parents
to enter medicine 26 (44.8%), and lives with parents/family 10 ( 17.2%).
Conclusion: Prevelence of the level of motivation in learning on students in clinical
year of FKIK UKRIDA batch 2019 in June 2022 are categorized as high-very
high. The proportion of students who have a high level of learning motivation
(high-very high) has almost the same proportion, namely 55.2% and 48.8%.
Women have higher learning motivation than men. The level of motivation in
learning on students who decide to enter medicine on their own accord is
higher than the encouragement from their parents. Students who live alone
have a higher level of learning motivation than if they live with their parents.

Keywords: Motivation in learning, medical students in clinical year


vii

Daftar Isi

Halaman Judul: Gambaran Motivasi Belajar pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik


FKIK UKRIDA Angkatan 2019 Bulan Juni 2022 .............................................. i
Halaman Dalam: Gambaran Motivasi Belajar pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik
FKIK UKRIDA Angkatan 2019 Bulan Juni 2022 ............................................. ii
Lembar Pengesahan ............................................................................................................. ii
Ucapan Terima kasih .......................................................................................................... iv
Abstrak................................................................................................................................. v
Abstract............................................................................................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................................................ vii
Daftar Gambar .................................................................................................................... ix
Daftar Tabel ........................................................................................................................ ix
Daftar Lampiran.................................................................................................................. ix
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................... 1
1.1. Latar belakang ............................................................................................................... 1
1.2. Perumusan masalah ....................................................................................................... 2
1.3. Pertanyaan penelitian .................................................................................................... 2
1.4. Hipotesis........................................................................................................................ 2
1.5. Tujuan penelitian........................................................................................................... 2
1.5.1. Tujuan umum .................................................................................................. 2
1.5.2. Tujuan khusus ................................................................................................. 3
1.6. Manfaat penelitian......................................................................................................... 3
1.6.1. Bagi peneliti .................................................................................................... 3
1.6.2. Bagi mahasiswa kedokteran ........................................................................... 3
1.6.3. Bagi institusi ................................................................................................... 4
Bab II Tinjauan Pustaka....................................................................................................... 4
2.1 Mahasiswa .............................................................................................................. 5
2.1.1 Definisi mahasiswa ............................................................................................. 5
2.1.2 Peran mahasiswa................................................................................................. 5
2.1.3 Karakteristik mahasiswa ..................................................................................... 5
2.2 Motivasi belajar ....................................................................................................... 6
2.2.1 Definisi motivasi belajar ..................................................................................... 6
2.2.2 SDT (self-determination theory) ........................................................................ 6
2.2.3 Jenis motivasi Belajar ......................................................................................... 7
2.2.4 Self efficacy ....................................................................................................... 9
2.2.5 Dimensi Motivasi Belajar ................................................................................... 9
2.2.6 Faktor yang berhubungan dengan motivasi belajar ............................................ 11
2.2.7 Gambaran motivasi pada mahasiswa kedokteran ............................................... 12
2.2.8 Strategi Belajar ................................................................................................... 13
2.2.9 Cara mengukur tingkat motivasi......................................................................... 16
2.2.10 Dampak Motivasi Belajar ................................................................................. 17
2.3 Kerangka teori ......................................................................................................... 20
2.4 Kerangka Konsep..................................................................................................... 21
2.4.1 Definisi aktivitas fisik ......................................................................................... 16
Bab III Metode Penelitian .................................................................................................. 22
3.1. Desain penelitian ..................................................................................................... 22
3.2. Tempat dan waktu penelitian .................................................................................. 22
3.2.1. Tempat penelitian ............................................................................................ 22
viii

3.2.2. Waktu penelitian ................................................................................................ 22


3.3. Subjek penelitian ..................................................................................................... 22
3.3.1. Populasi penelitian ............................................................................................. 22
3.3.1.1. Populasi target ......................................................................................... 22
3.3.1.2. Popupasi terjangkau................................................................................. 22
3.3.2. Kriteria inklusi.................................................................................................... 22
3.3.3. Kriteria eksklusi ................................................................................................. 22
3.4. Sampel penelitian .................................................................................................... 23
3.4.1. Besar sampel ...................................................................................................... 23
3.4.2. Besar sampel ...................................................................................................... 23
3.5. Bahan, alat dan cara penelitian ................................................................................ 24
3.5.1. Bahan penelitian ................................................................................................. 24
3.5.2. Alat penelitian .................................................................................................... 24
3.5.3. Cara penelitian.................................................................................................... 24
3.6. Parameter yang diperiksa ........................................................................................ 24
3.7. Definisi operasional................................................................................................. 25
3.8. Rencana pengelolaan dan analisis data ................................................................... 26
3.8.1. Pengolahan data.................................................................................................. 26
3.8.2. Rencana analisis data ......................................................................................... 26
3.9. Instrumen penelitian ................................................................................................ 27
3.9.1. Kuesioner motivasi belajar ................................................................................. 27
3.10. Uji validitas dan reliabilitas..................................................................................... 29
3.11. Dana penelitian ........................................................................................................ 30
3.12. Jadwal penelitian ..................................................................................................... 30
Bab IV Hasil Penelitian ..................................................................................................... 31
4.1. 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner motivasi belajar ............................ 31

4.2. Gambaran motivasi belajar mahasiswa kepaniteraan klinik FKIK UKRIDA angkatan
2019 pada bulan juni 2022................................................................................................. 33
4.2.1. Karakteristik mahasiswa kepaniterann klinik FKIK UKRIDA angkatan 2019 pada
bulan juni 2022 ................................................................................................................ 33
4.2.1 Gambaran tingkat motivasi belajar ........................................................................ 35
4.2.3. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan jenis kelamin ............................. 36
4.2.4. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan usia ............................................ 37
4.2.5. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan tempat penentuan jurusan .......... 37
4.2.6. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan tempat tinggal ............................ 39
Bab V Kesimpulan dan Saran ............................................................................................ 40
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 40
5.2 Saran ............................................................................................................................ 41
5.3. Keterbatasan Penelitian .............................................................................................. 42
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 43
Lampiran............................................................................................................................ 46
ix

Daftar Gambar
Gambar 2.2. Kerangka teori............................................................................................... 20
Gambar 2.3. Kerangka konsep........................................................................................... 21
Gambar 3.1. Cara penelitian .............................................................................................. 24

Daftar Tabel

Tabel 2.1. AMS yang telah dimodifikasi ........................................................................ 17


Tabel 3.1. Definisi operasional ....................................................................................... 25
Tabel 3.2. Pernyataan kuesioner motivasi belajar........................................................... 27
Tabel 3.3. Skor dan kategori motivasi belajar................................................................. 29
Tabel 3.5. Akumulasi dana penelitian ............................................................................. 30
Tabel 3.6. Jadwal penelitian ............................................................................................ 30
Tabel 4.1 validasi kuesioner motivasi belajar................................................................... 31
Tabel 4.2 reliabilitas kuisioner motivasi belajar ............................................................... 33
Tabel 4.3 Karakteristik mahasiswa kepaniterann berdasarkan jenis kelamin .................. 33
Tabel 4.4 Karakteristik mahasiswa kepaniterann berdasarkan usia ................................. 34
Tabel 4.5 Karakteristik mahasiswa kepaniterann berdasarkan tempat tinggal ................. 34
Tabel 4.6 Karakteristik mahasiswa kepaniterann berdasarkan penentuan jurusan........... 34
Tabel 4.7 Gambaran motivasi belajar pada mahasiswa kepaniterann klinik FKIK
UKRIDA angkatan 2019 pada bulan juni 2022 ................................................................ 35
Tabel 4.8 Distribusi motivasi belajar berdasarkan jenis kelamin .................................... 36
Tabel 4.9 Distribusi motivasi belajar berdasarkan usia ................................................... 37
Tabel 4.10 Distribusi motivasi belajar berdasarkan penentuan jurusan .......................... 38
Tabel 4.11 Distribusi motivasi belajar berdasarkan tempat tinggal.................................. 39

Daftar lampiran
Lampiran 1. Persetujuan kaji etik ...................................................................................... 46
Lampiran 2. Pergantian judul penelitian............................................................................ 47
Lampiran 3. Informed consent ........................................................................................... 48
Lampiran 4. Instrumen penelitian...................................................................................... 50
Lampiran 5. Pengolahan data kuesioner dalam bentuk SPSS .......................................... 56
Lampiran 6. Pengolahan Kuesioner dalam Bentuk XL .................................................... 61
1

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Motivasi belajar penting dalam mendorong performa akademik pada
mahasiswa kepaniteraan, terutama pada sistem pendidikan kedokteran yang
sering dikaitkan dengan stres tinggi.1 Sekolah kedokteran, khususnya di
jenjang kepaniteraan dihadapkan dengan berbagai tekanan dan tantangan
untuk mencapai tujuan menjadi praktisi kesehatan di kemudian hari
mengharuskan mereka untuk adaptif menghadapi tuntutan belajar seumur
hidup.2 Penelitian Alda et al. mendapatkan bahwa tingkat motivasi pada 95
mahasiswa di Fakultas Kedokteran Airlangga tergolong mempunyai
motivasi adekuat (74.7%), motivasi tinggi (16.9%) dan motivasi rendah
(8.4%).3 Hal ini juga sejalan dengan data yang dikemukakan oleh Wouters
et al. bahwa seharusnya mahasiswa kedokteran memiliki motivasi yang
tinggi karena institusi menerapkan seleksi yang ketat untuk memilih
mahasiswanya demi kualitas performa dan strategi belajar yang tinggi.
Namun, dalam penelitian ini juga mengemukakan bahawa motivasi tiap
mahasiswa dapat berbeda seiring berjalannya pembelajaran di kedokteran. 4
Menurut penelitian Pham et al., motivasi belajar merupakan faktor
yang penting terkait depresi pada mahasiswa kedokteran (PR =2,62,95% CI
: 1.68-4.07) dan pikiran bunuh diri (PR=2,33,95%, CI: 1.34-4.05). Hal ini
juga didukung oleh data bahwa 19,6% subyek penelitiannya memiliki
motivasi yang tidak ditentukan oleh dirinya sendiri (non-self-determined
motivation).5
Beban depresi pada mahasiswa kedokteran ini dapat menyebabkan
penurunan kualitas hidup, dropout, dan bahkan pikiran untuk mengakhiri
hidup. Maka penting untuk mengidentifikasi faktor risiko potensial depresi,
salah satunya menilai motivasi belajar mereka sebagai mahasiswa
kepaniteraan. Temuan ini menimbulkan perhatian yang cukup besar terkait
diperlukannya pengembangan dukungan mental, akademik, dan karir
2

mahasiswa kedokteran, khusunya yang sedang berada di kepaniteraan klinik


agar tidak jatuh kepada kondisi yang merugikan mereka baik dari segi
amotivasi maupun dampak-dampak lain akibat dari masalah yang
ditimbulkan terkait motivasi belajar.
Dengan lulusnya mahasiswa kedokteran dari pendidikan preklinik,
lebih beragam hal-hal yang harus dihadapi baik hubungan intapersonal dan
intrapersonal, faktor lingkungan, dan materi pembelajaran yang didapatkan
selama kepaniteraan. Oleh karenanya, penulisan ini dimaksudkan untuk
melihat gambaran motivasi belajar mahasiswa kedokteran khususnya yang
telah memasuki pendidikan klinis (kepaniteraan klinik) di FKIK UKRIDA
Angkatan 2019.

1.2. Perumusan Masalah


1. Motivasi belajar yang tinggi dibutuhkan mahasiswa kepaniteraan untuk dapat
mendorong performa mereka yang dihadapkan dengan sistem pendidikan
kedokteran yang sering dikaitkan dengan beban stres yang tinggi.
2. Sebanyak 19,6% mahasiswa kedokteran yang memiliki non-self-determined
motivation dan hal ini berhubungan dengan faktor risiko potensial terjadinya
depresi dan pikiran bunuh diri pada mahasiswa kedokteran.
3. Meskipun mayoritas mahasiswa kedokteran cenderung memiliki motivasi
belajar yang adekuat saat awal memasuki pendidikan (74.7%), berbagai hal
baru dapat dihadapi saat memasuki dunia kepaniteraan dan dapat berpengaruh
terhadap tingkat motivasi belajar mahasiswa kepaniteraan.

1.3. Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana frekuensi subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin
pada mahasiswa kepaniteraan klinik FKIK UKRIDA Angkatan 2019 pada
Bulan Juni 2022?
2. Bagaimana distribusi tingkat motivasi belajar pada mahasiswa kepaniteraan
klinik FKIK UKRIDA Angkatan 2019 pada Bulan Juni 2022?
3

1.4. Hipotesis
Diketahuinya gambaran tingkat motivasi belajar yang tinggi pada mahasiswa
kepaniteraan kepaniteraan klinik FKIK UKRIDA Angkatan 2019 pada Bulan
Juni 2022.

1.5. Tujuan Penelitian


1.5.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar pada mahasiswa kepaniteraan
klinik FKIK UKRIDA Angkatan 2019 pada bulan Juni 2022.
1.5.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya frekuensi subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin
pada mahasiswa kepaniteraan klinik FKIK UKRIDA Angkatan 2019 pada
Bulan Juni 2022.
2. Diketahuinya distribusi tingkat motivasi belajar pada mahasiswa kepaniteraan
klinik FKIK UKRIDA Angkatan 2019 pada Bulan Juni 2022.

1.6. Manfaat Penelitian


1.6.1. Bagi Peneliti
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai tingkat motivasi belajar
peserta didik kepaniteraan klinik FKIK UKRIDA Angkatan 2019 pada bulan
Juni 2022.
2. Mendapatkan kesempatan dan pengalaman dalam melakukan penelitian
dalam bidang kesehatan.

1.6.2. Bagi Peserta Didik Kedokteran


• Memberikan informasi dan manfaat bagi peserta didik mengenai gambaran
tingkat motivasi belajar mahasiswa kepaniteraan klinik FKIK UKRIDA.
• Menjadi bahan evaluasi diri untuk terus mengembangkan potensi dan
performa sebagai calon praktisi klinis di masa depan.
4

1.6.3. Bagi Institusi


• Diharapkan dapat menjadi sumber kepustakaan berdasarkan data yang
didapat terkait gambaran tingkat motivasi belajar mahasiswa kepaniteraan
klinik FKIK UKRIDA.
• Memberikan saran dan masukan kepada institusi dan staf pengajar mengenai
upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa kepaniteraan guna
menjadikan lulusan dengan performa yang unggul di bidangnya.
5

Bab II
Tinjauan Pustaka

2.1. Mahasiswa
2.1.1. Definisi mahasiswa
Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.6
Mahasiswa kedokteran akan menempuh 3,5 tahun program studi kedokteran
dan 1,5 tahun program studi profesi dokter.7 Profesi kedokteran adalah pekerjaan
kedokteran yang disadarkan pada keilmuan dan kompetensi yang didapatkan
selama di perguruan tinggi.8
Mahasiswa kedokteran mempunyai tanggung jawab yang beragam. AAMC
American Asociation of Medical Colleges menyatakan mahasiswa kepaniteraan
kedokteran mempunyai peran bukan saja sebagai pelajar tapi juga sebagai seorang
klinisi dalam pelatihan.9

2.1.2. Peran mahasiswa


Secara primer mahasiswa kedokteran harus belajar ilmu kedokteran sesuai
kurikulum, namun mereka juga mempunyai peran sebagai klinisi pasien. Peran
sekunder termasuk mewawancarai pasien, berkomunikasi dengan konsulen,
melakukan pencatatan, melakukan komunikasi dengan keluarga pasien, membantu
prosedur dan membantu perancangan koordinasi dan perancangan lepas rawat.9

2.1.3. Karakteristik mahasiswa


Karakteristik merupakan kata yang menerangkan sifat khas yang sesuai
dengan perwatakan tertentu. Karakteristik mahasiswa adalah sifat khas yang
dimiliki seorang mahasiswa. Karakteristik seorang mahasiswa secara tidak
langsung dapat mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa. Karakteristik
mahasiswa dapat mempengaruhi kegiatan belajar, seperti latar belakang
6

pengetahuan, gaya belajar, usia kronologi, kedewasaan, minat, sosial-ekonomi,


kebudayaan, intelegensi, attitude, prestasi belajar, dan motivasi.10

2.2. Motivasi Belajar


2.2.1. Definisi Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan sebuah konsep yang mempunyai berbagai
definisi maka dengan itu tidak ditemukan hanya satu definisi motivasi yang tepat
untuk mendeskripsikan motivasi. Oleh karena sifatnya yang kompleks motivasi
telah menjadi tumpuan dunia penelitian psikologi. Berbagai penelitian
menghubungkan motivasi dengan dampak baiknya kepada proses pembelajaran
dimana motivasi akan meningkatkan kualitas pembelajaran, penentuan strategi cara
belajar, ketekunan dan peforma pada mahasiswa kedokteran.11

Secara umum studi motivasi di anggap sebagai studi dalam bagaimana


mahasiswa berpikir dan bagaimana mereka berprilaku. Terdapat berbagai definisi
lain antara lain adalah the social cognitive approach dimana motivasi belajar adalah
ketentuan yang ditentukan oleh mahasiswa sendiri dan juga oleh lingkungan
sekitarnya.11 Namun yang paling sering digunakan adalah SDT (self-determination
theory) dimana motivasi terbentuk oleh interaksi dari kebutuhan dan dorongan
dalam diri seseorang dengan lingkungan luar. Motivasi tersebut dapat dibagi
menjadi tiga yaitu motivasi intrisik, motivasi ekstrinsik dan amotivasi.1

2.2.2. SDT (self-determination theory) oleh (Ryan dan Deci, 2008)


SDT menjelaskan motivasi bervariasi bukan saja dari segi kuantitas (derajat
kebesaranya) namun juga secara kualitas yaitu jenis dan orientasinya. Teori
menegaskan kebutuhan dan dorongan psikologis dalam diri harus terpenuhi dan
kebutuhan yang dimaksudkan dapat dibagi kepada tiga yaitui autonomy,
competence dan relatedness. Autonomy merupakan kebebasan individu untuk
memilih, mengungkapkan perasaan tanpa di hakimi sebagai contoh seseorang
mempunyai kebebasan dalam bertanggung jawab memilih cara belajarnya dan
kapan dilakukan. Competence adalah keupayan melawan tentangan dan cabaran
secara yang optimal dengan cara yang adekuat dan di dapatkan feedback yang
7

positif dari peforma yang di keluarkan mahasiswa dan Relatedness merujuk kepada
lingkungan yang memberi dukungan, penghormatan yang mutual serta aman.12

Beberapa penelitian mendapatkan adanya peran dari interest/value sebagai


kebutuhan yang harus di penuhi sebagai salah satu kebutuhan dasar psikologis.
Elemen tidak kalah penting dan menegaskan kepentingan minat mahasiswa kepada
suatu tugas dan apakah tugas tersebut memiliki nilai yang tinggi buat dirinya.
Semakain tinggi kebutuhan-kebutuhan diatas tercukupi maka makin tinggi derajat
motivasi mahasiswa tersebut.13

2.2.3. Jenis motivasi Belajar


Menurut teori self-determination, motivasi belajar berdasarkan pengaruh
kebutuhan personal, dorongan, dan interaksi dengan tekanan eksternal dibagi
menjadi motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan amotivasi. 1

2.2.3.1. Motivasi intrinsik


Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari kebutuhan personal,
kepuasan individu untuk belajar. Hal ini mengacu pada kesenangan seseorang
dalam mempelajari hal-hal baru. Motivasi intrinsik melibatkan minat, kesenangan,
dan kepuasan yang melekat.14, 1

Berdasarkan kepuasan yang didapat selama melakukan aktivitas yang


dikerjakan, motivasi intrinsik ini dibagi lagi menjadi: a.) motivasi intrinsik untuk
mengetahui sesuatu (to know); 2.) motivasi intrinsik untuk mencapai suatu prestasi
(to accomplish); c.) motivasi intrinsik untuk merasakan suatu pengalaman (to
experience stimulation).1

2.2.3.2. Motivasi ekstrinsik


Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari faktor lingkungan
atau rasa kewajiban yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan tindakan
pembelajaran. Motivasi ekstrinsik dapat diurutkan atau dibagi menjadi 4 tingkatan
sepanjang kontinum berdasarkan self-determination theory (SDT), yaitu itu
termasuk regulasi eksternal (reward/punishment), regulasi yang diintrojeksi
(pengendalian diri, penghargaan internal atau hukuman), regulasi yang
8

teridentifikasi (kepentingan pribadi, penilaian sadar), dan regulasi terintegrasi


(Lihat Gambar 1). 12, 1

1. Regulasi eksternal
Regulasi ini merupakan tingkat terendah dari motivasi belajar, Individu
hanya melakukan sesuatu untuk mendapatkan imbalan atau menghindari
hukuman.

2. Regulasi yang di introjeksi


Pada tahap ini, individu melakukan sesuatu untuk menghindari rasa bersalah
atau kecemasan, atau dapat juga meningkatkan kebanggan atau harga diri.
Tahap ini sedikit lebih tinggi pada SDT.

3. Regulasi yang teridentifikasi


Tahap ini masuk kepada tekanan eksternal yang telah menjadi bagian
penting atau tujuan yang diinginkan secara pribadi, tetapi lebih karena
tujuan tersebut bernilai, ketimbang diinginkan secara inheren.

4. Regulasi terintegrasi
Pengaruh eksternal pada tahap ini menjadi terintegrasi dengan kepentingan
internal individu, menjadi bagian dari identitas seseorang dan aspirasi
pribadi. Motivasi individu pada tahap ini diregulasi secara eksternal, tetapi
individu tersebut juga merasa senang dengan aktivitas yang dilakukan.

Secara kontras, amotivasi berarti tidak adanya dorongan yang ada dalam diri
individu. Tidak adanya motivasi ini dapat dilihat dari kurangnya kemauan, ataupun
kegagalan untuk bertindak, atau hanya melalui gerakan. Amotivasi atau tidak
adanya motivasi pada seseorang ini juga disebut sebagai no regulation. Di sisi lain,
amotivasi ini menyebabkan kelambanan atau tindakan tanpa niat yang nyata,
berbanding terbalik dengan motivasi intrinsik pada titik yang ekstrim yaitu menjadi
sangat produktif dan spontan.12
9

2.2.4. Self efficacy


Selain yang telah dijabarkan sebelumnya, tipe lain daripada motivasi adalah
self efficacy atau efikasi diri. Efikasi diri pada motivasi belajar didefinisikan sebagai
evaluasi subjektif individu terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan tugas.
Pada sisi akademik yang berorientasi pada prestasi, efikasi diri ini menyangkut
kepercayaan mahasiswa dalam mencapai tujuan tertentu, rasa yang membantu
menentukan pilihan apa yang dibuat, dan seberapa banyak usaha yang ditanamkan
dan berapa lama mereka dapat bertahan dalam mengerjakan suatu tugas. 15

2.2.5. Dimensi Motivasi Belajar


Dimensi motivasi belajar dapat menggambarkan hubungan antara faktor-
faktor yang mendorong dengan faktor-faktor yang membentuk motivasi belajar
secara lebih mendalam. Dinamis memperlihatkan interaksi faktor kepada proses
hingga hasil akhir dari motivasi belajar sebagai contoh motivasi mahasiswa yang
mengerjakan tugas yang diberikan dosen atas dasar ketakutan kepada hukuman
yang akan diterima adalah berbeda dengan mahasiswa yang mengerjakan tugas di
picu oleh niat yang tulus dalam kemauan memberi pelayanan optimal kepada
pasien.12 Hubungan dimensi ini sememangnya kompleks dan pasti berbeda bukan
saja antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya namun dapat di temukan
perbedaan di dalam diri mahasiswa itu sendiri.13

Perbedaan tersebut dapat di jelaskan di dalam subteori yaitu organismic


integration theory. Bedasarkan teori ini telah didentifikasi tiga cara interaksi di
dalam dimensi motivasi belajar. Seseorang bisa mempunyai motivasi intrisik yang
ekstrim (meningkatnya produktivitas dan semua terjadi dalam kondisi spontan),
atau amotivasi yang ekstrim (tidak mempunyai pendirian, kegagalan melakukan
tindakan atau hanya mengikuti alur tujuan tanpa kehendak) dan diantara kedua
ujung ekstrim ini adalah motivasi ektrinsik (sebuah tindakan dipicu dari tekanan
atau regulasi luar).12

Apabila di tinjau dari aspek intrinsik terhadap seseuatu tugas akademis


maka hubungannya terkait dengan pemicu intrinsik tersebut. Dimana telah di
diketahui beberapa faktor yang berhubungan. Salah satunya adalah persepsi
10

terhadap kepentingan dari sebuah tugas akademik. Nilai di artikan sebagai suatu
persepsi minat atau kepentingan tugas tersebut untuk di selesaikan bedasarkan
tujuan tertentu yang ingin di capai oleh mahasiswa. Kemudian, Percieved Self-
efficacy atau self-competence adalah persepsi mahasiswa terhadap keupayaan
dirinya untuk sukses dalam tugas yang dikerjakan. Makin tunggi self-efficacy maka
mahasiswa akan menentukan rencana tujuan yang lebih tinggi, memilih masalah
yang lebih rumit demi mengembangkan dirinya, lebih meregulasi keupayaannya,
bertahan dan mengelola stres dan ansietas lalu secara langsung mencapai peforma
yang lebih tinggi. Seterusnya, Perception of controllability di definisikan sebagai
derajat kontrol mahasiswa terhadap suatu tugas. Contollability di anggap tinggi
apabila mahasiswa mempunyai pendapat kritis atas tugas yang dijalankan. Maka
dengan itu teori dinamis ini menyimpulkan mahasiswa yang bermotivasi akan
menaggapi sesuatu tugas sebagai ‘menarik’ atau ‘berguna’, berasa mampu
menyelesaikan tugas demi kepuasan diri dan mempunyai tanggung jawab atas
progres tugas yang dijalankan.11

Terdapat empat level motivasi ektrinsik yaitu dorongan luar yang secara
bertahap akan di internalisasi dan di interegrasi kedalam diri. Berawal dari
tingkatan terendah external regulation, kemudian masuk ke tahap introjected
(motivasi di sini secara parsial di internalisasi ke dalam diri tapi belum diterima
sebagai suatu tujuan yang di utamakan oleh seseorang). Tahap seterusnya identified
dimana tujuan luar di anggap mempunyai nilai namun hanya karena sesuatu itu
berguna bagi dirinya dan tahap terakhir adalah integrated regulation di sini faktor
eksternal telah di integrasi ke dalam diri secara sempurna dan telah menjadi aspirasi
bagi seseorang. Regulasi tekanan pada tahap identified dan integrated
mencerminkan tujuan seseorang menjadi internal dan tindakan pada saat ini bersifat
autonomi atau self-determine. Jadi individu tersebut di dorong motivasi eksternal
tetapi tetap berkomitmen dan autentik dalam mencapai tujuan. Ketiga kebutuhan
dasar yang di bahas sebelumnya dapat mendorong proses internalisasi dan integrasi.
Relatedness dan competence penting dalam internalisasi dan integrasi dan
autonomy penting untuk supaya terjadinya integrasi.12
11

2.2.6. Faktor yang berhubungan dengan motivasi belajar


Mahasiswa yang mengikuti bidang kedokteran diperngaruhi oleh aspek-
aspek tertentu seperti aspek humanitarian dalam kedokteran, keterbukaan kepada
pengalaman baru, aspek personal dalam rangka mengenal identitas diri melalui
pemilihan profesi, keperluan untuk memenuhi kepuasan berkaria dan pengakuan
diri sebagai seseorang yang berguna. Orisni dkk membagi faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar kepada lima bagian yaitu determinan intrapersonal
(usia dan jenis kelamin), determinan intrerpersonal (kondisi akademis), kognisi
(kepercayaan tertentu), afek (asietas atau depresi yang sering dikaitkan dengan
rendahnya motivasi) dan perilaku (keterlibatan akademik).14
Namun aspek lain juga tidak kalah penting antara lain adalah dukungan dan
dorongan dari orang tua serta dosen pendidik yang mempunyai effek terhadap
motivasi dimana dukungan orang tua berdampak positif meningkatkan motivasi dan
kurangnya kudungan dosen pendidik berdampak negatif menurunkan motivasi.
Pemilihan, pengakuan perasaan dan peluang menetukan tujuan hidup mendukung
sifat autonomy yang tinggi sehingga meningkatkan motivasi intrinsik. Sifat
kepribadian dan sikap positif dalam proses belajar seperti cinta terhadap
pembelajaran, kesungguhan, kebijaksanaan, kemahiran sosial, harapan dan rasa
berterima kasih berkorelasi dengan motivasi. 14

Motivasi yang terbetuk oleh seorang individu turut berbeda dengan


adanya perbedaan geografikal dan ekonomi. Motivasi yang di dorong oleh adanya
peluang pekerjaan dan kestabilan finansial di temui pada negara yang berekonomi
rendah dan disisi yang lain motivasi yang di dorong dari aspek humanitarian
terdapat pada negara dengan berekonomi tinggi. Di Asia sendiri dimana ekonomi
tercampur, di temui latar belakang keluarga memberi dampak kepada motivasi
mahasiswa kedokteran.

Demi memperjelaskan lagi faktor yang berhubungan dengan motivasi


maka dapat dibagi pada tiga bagian

• Faktor individu: Jenis kelamin, pemilihan kedokteran secara mandiri, sikap dan
sifat-sifat positif dan depresi. Penelitian di Thailand menemui jenis kelamin laki-
12

laki mempunyai motivasi ekstrinsik yang lebih rendah dan mempunyai


amotivasi lebih tinggi dari perempuan. Keputusan pemilihan kedokteran mandiri
berhubungan dengan motivasi intrinsik begitu juga dengan sifat kepribadian
yang positif. Sikap dan sifat positif berhubungan dengan motivasi intrinsik
dalam hal keterkaitannya dengan kesejahteraan, makna kehidupan dan emosi-
emosi yang positif. Sifat yang paling terkait dengan motivasi intrisik adalah
kerajinan dan ketekunan mahasiswa dalam pembelajaran. Depresi pula
mempunyai hubungan dengan amotivasi. Motivasi yang kurang dapat
menyebabkan depresi dan sebaliknya depresi dapat mengakibatkan motivasi
yang rendah.
• Faktor pencapaian akademis: Pencapaian akademis tidak memberi dampak besar
kepada mana-mana variable motivasi intrinsik maupun ekstrinsik
• Faktor keluarga: ada dukungan dalam pembelajaran kedokteran oleh keluarga
sangat terkait dengan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik dimana adanya
hubungan motivasi intrinsik yang lebih besar dari ekstrinsik.14
2.2.7. Gambaran motivasi pada mahasiswa kedokteran
Sebuah penelitian oleh Rieza Rizqy et al 2020 menemui bahwa tingkat
motivasi pada 95 mahasiswa di fakultas kedokteran Airlangga menemui mahasiswa
secara berturut-turut mempunyai motivasi tergolong adekuat (74.7%), motivasi
tinggi (16.9%) dan motivasi rendah (8.4%). Hal ini dikarenakan motivasi belajar
adalah dorongan seseorang untuk belajar jadi motivasi sudah harusnya tertanam
dalam jiwa individu mahasiswa. Motivasi intrinsik oleh dorongan sesorang untuk
berjaya dan memajukan diri akan lebih berperan berbanding motivasi ekstrintik
yang lebih mementingkan imbalan. Walaupun begitu masih terlihat perbedaan
derajat pada mahasiswa dimana ada mahasiswa yang tergolong dalam golongan
motivasi tinggi dan juga rendah. Perbedaan tingkat motivasi ini di dukung oleh
perbedaan dan keunikan setiap mahasiswa dalam berbagai faktor seperti perbedaan
karakteristik individu yaitu masing-masing mahasiswa kedokteran, lingkungan dan
kebiasaan belajar. Karakteristik yang di maksudkan adalah dari segi kesadaran dan
pengetahuan tentang kesehatan mental masing-masing. Lingkungan pula berbeda
dari segi budaya dan sosialitas seperti ikatan persahabatan, norma sosial dan nilai
13

keagamaan masing-masing. Kebiasaan belajar diartikan sebagai waktu belajar,


waktu istirahat, waktu pembelajaran semula dan metode pembelajaran yang
berdampak kepada kualitas pembelajaran seseorang yang turut berbeda. Kesemua
faktor yang berbeda pada setiap mahasiswa berhubungan terhadap terjadinya
perbedaan tingkat motivasi.3

Penelitian yang dilakukan oleh Anizio de Almeide mendapatkan motivasi


belajar intrinsik mempunyai skor yang lebih tinggi berbanding ekstrinsik dari 147
mahasiswa kedokteran. Motivasi intrinisik berkait dengan motivasi untuk meraih
sukses dan menambah ilmu pengetahuan, kepuasan dalam menambah ilmu pada
topik yang diminati serta kemauan meningkatkan kemahiran diri. Manakala
ekstrinsik terkait dengan kemauan mendapat hidup yang baik dan masa depan yang
cerah. Penelitian turut mendapatkan mahasiswa perempuan mempunyai skoring
motivasi rata-rata lebih tinggi dari laki-laki kecuali skor pada motivasi ekstrink
dimana tidak ditemukan perbedaan bedasarkan jenis kelamin.16

2.2.8. Strategi Belajar


Cara belajar yang efisien adalah hal yang penting dilakukan oleh mahasiswa
kedokteran. Semua mahasiswa akan mencari berbagai strategi belajar untuk dapat
melewati masa studi kedokteran. Namun strategi belajar yang baik untuk mencapai
keberhasilan akademik masih jarang dibahas oleh sejumlah literatur. Mahasiswa di
perguruan tinggi diharapkan secara mandiri mempelajari, melatih, dan
memperdalam isi pengajaran yang disampaikan dalam perkuliahan dan seminar.
Demikian pula, mereka harus mampu secara mandiri mempersiapkan diri untuk
ujian lisan maupun tertulis yang sering digambarkan sebagai belajar mandiri.17

Mempelajari kedokteran dianggap sangat menuntut dan intensif. Siswa


harus mahir dalam menentukan tujuan pembelajaran mereka sendiri, memperoleh
pengetahuan dan keterampilan baru secara mandiri, dan menilai hasil dari proses
pembelajaran. Yang penting, pembelajaran yang efisien bukan hanya kunci untuk
lulus ujian mendatang dan berhasil menyelesaikan gelar kedokteran, tetapi
memberikan dasar untuk kemajuan profesional seumur hidup dan mengikuti
pengetahuan ilmiah terkini. Oleh karena itu, pembelajaran yang berhasil dan
14

berkelanjutan adalah wajib untuk penyediaan perawatan pasien berkualitas tinggi


dalam jangka panjang.14

Menurut Van Lohuizen, istilah 'strategi pembelajaran' digunakan untuk


kelompok kegiatan pembelajaran terkait yang dimiliki siswa sebagai reaksi
terhadap tujuan pembelajaran tertentu. Dan meskipun ada berbagai klasifikasi
strategi pembelajaran, tiga skala umum muncul yang menggambarkan strategi
belajar, yaitu:14, 18

• Kognitif: berfungsi untuk memproses informasi yang dikumpulkan, seperti


misalnya dalam kuliah dan seminar. Strategi kognitif ini terdiri dari
organisasi, berpikir kritis, pengembangan dan pengulangan materi
pembelajaran (repetitive).
• meta-kognitif: berfungsi untuk membantu siswa mengontrol dan mengatur
kognisi mereka dan dibagi menjadi subskala perencanaan (pengaturan
tujuan), pengaturan, dan pemantauan proses pembelajaran atau sering
disebut dengan teori Self-regulated learning (SRL) yaitu suatu bentuk
pembelajaran seperti membaca ulang, mengembangkan peta konsep,
membuat ringkasan, menyelesaikan kuis, dan mengubah lingkungan, dan
mengevaluasi hasil.
• Berorientasi sumber daya : berfungsi untuk membedakan sumber daya
intrinsic dan ekstrinsik. Subskala intrinsik terdiri dari pengaturan
distraksibilitas, pengaturan usaha dan manajemen waktu sementara
subskala ekstrinsik meliputi pengelolaan lingkungan belajar, pembelajaran
sejawat, dan penggunaan literatur tambahan.

Cluster strategi belajar ini mengidentifikasi pola yang berbeda dari kombinasi
strategi pembelajaran di antara mahasiswa kedokteran dan membagi menjadi 4 tipe
pelajar menurut Hogh et all, yaitu:

• The relaxed learners: tipe pelajar dengan pola kombinasi strategi


pembelajaran yang paling tidak efisien, mereka juga menghabiskan waktu
paling sedikit untuk belajar mandiri. Jumlah tipe pelajar ini berlipat ganda
15

antara survei pertama dan kedua pada penelitian oleh Hogh, hal ini
menunjukkan peningkatan siswa yang pasti akan mengalami masalah
akademik di tahun-tahun mendatang.
• Diligent learners: Tipe pelajar ini sangat siap untuk persyaratan sekolah
kedokteran. Selain itu, peserta didik yang rajin juga mendapat nilai tertinggi
dalam banyak kegiatan belajar lainnya yang memungkinkan penyesuaian
yang fleksibel terhadap berbagai masalah pembelajaran. Fakta bahwa
mereka juga mencapai skor tertinggi dalam strategi pembelajaran kognitif
dan metakognitif menunjukkan pembelajaran yang lebih disukai untuk
memahami dibandingkan hanya dengan menghafalkan sesuatu. Namun,
untuk strategi yang berorientasi terhadap sumber daya yaitu pengelolaan
lingkungan belajar.
• Hard-working learners: tipe pelajar ini bergantung pada startegi repetitive
atau pengulangan, namun mereka akan kesulitan dalam melakukan berbagai
macam jenis aktivitas belajar. Dalam jangka panjang, ini pasti akan menjadi
negatif sehubungan dengan berbagai persyaratan teoritis dan praktis dari
tahun-tahun klinis dan kehidupan profesional sesudahnya di bidang
kedokteran. Walaupun strategi pembelajaran ini dinilai fleksibel, namun
tidak cukup untuk mengikuti tuntutan pembelajaran yang meningkat dan
sangat membutuhkan strategi alternatif.
• Sociable learners: tipe pelajar ini lebih lebih berorientasi pada kerja
kelompok dan diskusi mengenai materi pembelajaran. Pada penelitian oleh
Hogh ini, dijelaskan terjadi perubahan strategi belajar dari mahasiswa
seiring bertambahnya waktu. Kelompok pelajar pertama yang sangat
terlihat adanya perubahan adalah sociable learners. Hal ini disebabkan oleh
jadwal yang lebih memakan waktu sehingga menyisakan sedikit waktu
untuk pertemuan kelompok di tahun praklinis kedua. Dan meskipun dapat
dipahami, setiap penurunan sosialisasi akan menghambat pembinaan
keterampilan penting seperti kerja tim dan karena itu akan mengurangi
motivasi, yang pada gilirannya merangsang diskusi dan pemikiran kritis
tentang materi pembelajaran
16

Pada penelitian yang dilakukan oleh Siqueira, dkk dikatakan bahwa kurikulum
yang lama lebih memfokuskan strategi belajar kognitif. Strategi pembelajaran ini
di program studi kedokteran adalah membagi system pembelajaran menjadi dua
periode yang berbeda, yaitu ilmu dasar dan praktik klinis. Hal ini dinilai tidak
efektif karena dapat mengakibatkan demotivasi pada mahasiswa kedokteran.
Kurikulum yang tidak terintegrasi dengan baik ini menyebabkan siswa hampir tidak
memahami pentingnya ilmu-ilmu dasar untuk praktik mereka di masa depan.
Kurikulum yang terbaru sudah mengembangkan suatu kegiatan yang disebut
dengan problem-based learning (PBL) dan team-based learning (TBL). Metode
pembelajaran aktif ini berpusat pada siswa dan mampu meningkatkan kesadaran
metakognitif. Hasil pada penelitian ini dapat digunakan untuk membuat dekan dan
fakultas sadar akan perlunya mengadopsi strategi yang berfokus pada
mempromosikan pembelajaran mandiri mengenai faktor motivasi siswa. 18

2.2.9. Cara mengukur tingkat motivasi


Antara cara yang dapat digunakan untuk melihat tingkat motivasi yang di
dasarkan oleh motivasi intrinsik dan ekstrinsik adalah AMS Academic Motivation
Scale. AMS merupakan skoring yang di bina oleh Vallerand et all di Canada. Skala
ini di bina bedasarkan aspek yang multi-faktorial. Dimensi pertanyaan di dalam
skala ini mencakupi jenis-jenis motivasi seperti motivasi intrinsik, motivasi
ekstrinsi dan amotivasi. Setiap elemen motivasi lebih di perinci sebagai berikut:
• Intrinsik: Termasuk kedalam motivasi intrinsik adalah stimulasi untuk
mengetahui sesuatu perkara termasuk kebahgiaan untuk mendapat
mengeksplorasi dan memahami ilmu penegtahuan. Seterusnya motivasi
untuk menyelesaikan suatu perkara termasuk kepuasan mendapat hasil akhir
dari pencarian ilmu tersebut dan motivasi mendapatkan stimulasi
pengalaman yaitu melakukan sesuatu demi merasakan pengalaman dari
perlakukan tersebut
• Ekstrinsik: Termasuk regulasi oleh identifikasi yaitu seseorang melakukan
sesuatu atas kehendak melakukanya, regulasi introjeksi dimana seseorang
17

melakukan sesuatu karena dipaksa oleh dirinya dan regulasi ekstrenal


dimana seseorang melakukan sesuatu karena dipaksa oleh lingkungannya.
• Amotivasi: Termasuk adalah kurangnya persepsi kepada prilaku dan hasil
dari prilaku tersebut, ditemukanya kurang motivasi ekstrinsik maupun
intrinsik
Skala AMS ini telah di modifikasi menurut keterapanya terhadap mahasiswa
kepaniteraan yang secara berurutan terdiri dari 25 pertanyaan bedasarkan setiap
elemen motivasi seperti pada tabel satu16

Tabel 2.1. AMS yang telah dimodifikasi

Motivasi intrinsik Pertanyaan


Ilmu Pengetahuan 1,2,3,4
Pefroma 5,6,7,
Stimulasi pengalaman 8,9,10
Motivasi Ekstrinsik
Identifikasi 11,12,13
Regulasi dan introjeksi 14,15,16,17,18
Regulasi ekternal 19,20,21
Amotivasi 22,23,24,25

2.2.10. Dampak Motivasi Belajar


Pada penelitian yang dilakukan oleh Wu et al., motivasi intrinsik secara
signifikan dan berhubungan positif dengan efikasi diri, keterlibatan dalam belajar,
dan kinerja dinamik. Sedangkan, untuk motivasi ekstrinsik tidak terlalu
berhubungan dengan performa akademik mahasiswa. Motivasi ekstrinsik tidak
mempertahankan mahasiswa termotivasi dalam waktu yang lama, melainkan
sebatas membantu mereka melakukan sesuatu yang spesifik dan mendapatkan
imbalan atau reward.15

Menurut Park et al., beberapa kesimpulan dapat ditarik melalui jalur


penelitian mereka, yaitu stres akademik, motivasi, dan nilai membentuk lingkaran
umpan balik. Oleh karenanya, jika salah satu dari ketiga faktor tersebut memburuk,
maka dapat distabilkan sebagai suatu mekanisme psikologi protektif. Misalnya,
nilai akademik yang menurun dapat menyebabkan peningkatan stres, yang pada
18

gilirannya akan menyebabkan motivasi untuk belajar meningkat, kemudian nilai


meningkat, dan mengkoreksi nilai akademis yang menurun. Stres akademik dalam
penelitian mereka dapat dipengaruhi oleh beberapa interaksi diantara motivasi, nilai
akademik, dan personalitas depresi. Sehingga, peningkatan motivasi dapat sebagai
intervensi yang secara kasarnya melawan stres dan depresi khususnya mahasiswa
kedokteran.1

Sebuah studi yang di lakukan oleh Anouk pada tahun 2016 di Amsterdam
mengenai motivasi untuk belajar pada mahasiswa yang di seleksi memasuki fakults
kedokteran mendapati seleksi berperan sebagai stimulasi kepada motivasi namun
motivasi tersebut tidak dapat di pertahankan dalam jangka waktu yang lama.
Seleksi memenuhi kebutuhan dasar psikologis mahasiswa secara eksternal seperti
autonomy (mahasiswa mempunyai konrol atas keputusan mengikuti admisi),
competence (kemampuan menghadapi program kedokteran) dan relatedness
(mahasiswa merasa tergolong dalam kolongan yang istimewa setelah di seleksi).
Namun dengan berjalanya waktu motivasi belajar didapati menurun mungkin
karena peran dari sistem edukasi lebih berperan sebagai stimulasi motivasi
berbanding yang lain belum cukup memdorong untuk mempertahankan motivasi
yang tinggi.4

Begitu juga penelitian oleh Tung di Vietnam pada tahun 2019 mendapati
prevalensi gejala depresi pada mahasiswa adalah 15.2% lima kali lebih besar dari
prevalensi di populasi secara umum dan 7.7% mempunyai idiologi bunuh diri.
19.6% mempunyai motivasi non-self-determined dimana motivasi dipicu oleh
faktor eksternal seperti pengaruh dari keluarga dan norma-norma sosial. Hal
tersebut berdampak kepada penurunan motivasi pada jangka panjang seperti pada
penelitian sebelumnya dimana 57% mahasiswa tidak puas dengan peforma
akademisnya dan 27.7% melaporkan mempunyai keraguan dalam pemilihan karir
sebagai dokter. Mahasiswa tersebut dikatakan mempunyai kecenderungan untuk
drop-out atau tidak melanjutkan pembelajaran setelah selesai menjadi dokter
berbanding mahasiswa yang mempunyai motivasi self-determine 5
19

Maka dapat terlihat berbagai faktor yang membina motivasi, serta interaksi
mahasiswa dengan lingkungan sekitarnya yang di tinjau dari berbagai aspek dan
masing-masing mempunyai peran penting dalam ketahanan mahasiswa dalam
program studi kedokteran. Penelitian yang dilakukan Marina Alves 2020 tentang
hubungan kesadaran metakognisi (Orientasi pikiran dan prilaku terhadap cara
mengatasi masalah dalam pembelajaran menurut teori Achievement goal
orientation) dengan motivasi belajar mahasiswa. Motivasi belajar dalam penelitian
ini di picu oleh faktor ketetarikan terhadap ilmu sains, altruisme, waktu kerja yang
fleksible kestabilan financial, karir yang bergengsi dan meningkatkan status sosial.
Sebagian besar mahasiswa mempunyai orientasi menghidar (83%) berbanding
orientasi menguasai dan menangani masalah (12.5%). Mahasiswa dengan orientasi
menghidar mempunyai asosiasi dengan kesehatan psikologikal yang rendah,
mekanisme koping dan stratergi pembelajaran yang inadekuat, prokastinasi
kurangnya motivasi dan prestasi akademik rendah dimana motivasi disini
berhubungan dengan kepuasan personal dan altruisme.18
20

2.3. Kerangka teori

Gambar 2.2. Kerangka teori


21

2.4. Kerangka Konsep

• Usia
• Jenis kelamin
Tingkat motivasi belajar
• Self determination
• Status tempat tinggal

Gambar 2.3. Kerangka konsep


22

Bab III2

Metodologi Penelitian

3.1. Desain penelitian


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan
pendekatan cross-sectional.
3.2. Tempat dan waktu penelitian
3.2.1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana dengan menggunakan google form.
3.2.2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni 2022.

3.3. Subjek penelitian


3.3.1. Populasi penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran.
3.3.1.1. Populasi target
Populasi target pada penelitian ini adalah mahasiswa kepaniteraan klinik
FKIK UKRIDA pada Bulan Juni 2022.
3.3.1.2.Populasi terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa kepaniteraan klinik
FKIK UKRIDA pada Bulan Juni 2022 angkatan 2019.
3.3.2. Kriteria inklusi
1. Subjek merupakan mahasiswa kepaniteraan FKIK UKRIDA angkatan 2019.
2. Subjek merupakan mahasiswa kepaniteraan aktif angkatan 2019.
3. Subjek bersedia mengikuti dan menjawab google form secara lengkap.
3.3.3. Kriteria eksklusi
1. Mahasiswa kepaniteraan tidak diikutsertakan bila menjawab google form
lebih dari satu kali.
23

3.4. Sampel Penelitian

3.4.1. Sampling Penelitian

Metode sampling yang digunakan yaitu non-probability sampling dengan


teknik Consecutive Sampling.

3.4.2. Besar Sampel

Perhitungan besarnya sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan rumus untuk
penelitian deskriptif kategorik, dimana sampel penelitian adalah seluruh mahasiswa
kepanitraan klinik FK UKRIDA angkatan 2019. Total mahasiswa FK UKRIDA angkatan
2019 yang sedang aktif menjalani kepanitraan per bulan Juni 2022 berjumlah 216.

(Zα)2 PQ
𝑁=
𝑑2

Keterangan:

N: Besar sampel minimal


Zα: Nilai deviasi standar kurva normal pada α 5% = 1,96
P: Proporsi pada kelompok dengan subjek penelitian sebelumnya yaitu 16,9%
(Rizgy R, 2020) = 0,169
Q: (1-P) = 1- 0,169 = 0,831
d: presisi absolut 7% = 0,07
Hasil perhitungan besar sampel berdasasarkan rumus diatas dengan menggunakan
presisi yang dikehendaki sebesar 5% adalah sebagai berikut:

(Zα)2 PQ (1,96)2(0,169)(0,831) (3,8416) (0,169) (0,831) 0,539510462


𝑁= = = = = 53,951 = 54
𝑑2 (0,1)2 (0,01) 0,01

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh jumlah minimal sampel diteliti adalah


54 mahasiswa. Peneliti mengantisipasi adanya kemungkinan subjek berkurang karena
masuk kriteria eksklusi dengan menambahkan jumlah sampel sebanyak 5% sehingga
jumlahnya menjadi 56 mahasiswa.
24

3.5. Bahan, alat, dan cara penelitian


3.5.1. Bahan penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah google form:
https://forms.gle/WR6irpkS3fEpA3DSA

3.5.2. Alat penelitian


Penelitian ini menggunakan link google form yang dapat diakses melalui internet dan
komputer untuk melakukan penyusunan serta analisis data.

3.5.3. Cara penelitian

Instrumen yang digunakan, yaitu Kuesioner


Academic Motivation Scale (AMS) yang Mengajukan etik pada komisi etik.
telah dilakukan modifikasi.

Melakukan pre-tes kuesioner secara acak Setelah lolos kaji etik, dilakukan uji
pada 30 mahasiswa untuk menguji validitas validitas dan reliabilitas
konten kuesioner.

Mengumpulkan hasil kuesioner yang


Kuesioner yang telah valid selanjutnya telah diisi melaui google form:
https://forms.gle/WR6irpkS3fEpA3DSA
dibagikan kepada 56 mahasiswa kepanitraan https://forms.gle/9B5BpKQYCtCdXNrM9
klinik angkatan 2019 dan telah memenuhi
syarat inklusi.

Melakukan pengolahan data.

Mengambil kesimpulan dan saran.

Gambar 3.1. Cara penelitian

3.6. Parameter yang diperiksa


Tingkat motivasi belajar, usia, jenis kelamin pada mahasiswa kepaniteraan klinik.
25

3.7. Definisi operasional


Tabel 3.1. Definisi operasional hubungan tingkat motivasi dan aktivitas fisik terhadap
tingkat stres mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani kepanitraan klinik

N Instrumen Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala


o Penelitian Ukur Ukur
1. Tingkat Dorongan Academi Pengisian 1. Sangat rendah Kategorik
Motivasi belajar yang c kuesioner (20-35%) (Ordinal)
Belajar dapat diukur Motivati 2. Rendah (36-
berdasarkan on Scale 51%)
aspek (AMS) 3. Cukup tinggi
intrinsik, (52-67%)
ekstrinsik, dan 4. Tinggi (68-
demotivasi 83%)
5. Sangat tinggi
(84-100%)
2. Usia Selisih antara Kuesione Mengisi 1. Remaja Kategorik
tahun r google identitas Akhir (17 - (Ordinal)
pengisian form pada 25 tahun)
kuesioner kuesioner 2. Dewasa
dengan tahun Awal (26 -
lahir 35 tahun)
responden. 3. Dewasa
Akhir (36-
45 tahun)
4. Pralansia
(46-59
tahun)

3. Jenis Perbedaan Kuesione Mengisi 1. Laki laki Kategorik


kelamin jenis seksual r google identitas
secara biologis form pada 2. Perempuan (Nominal)
yang dibagi kuesioner
menjadi laki-
laki dan
perempuan
4. Tempat Tempat Kuesione Mengisi 1. Tinggal Kategorik
tinggal seorang r google identitas sendiri
beristirahat form pada 2. Tinggal (Nominal)
atau berpulang kuesioner bersama
setelah orang
melakukan tua/keluarg
kegiatan a
harian dalam
jangka waktu
tertentu
5. Penentuan Pilihan yang Kuesione Mengisi 1. Atas Kategorik
jurusan diambil oleh r google identitas kemauan
mahasiswa form pada sendiri (Nominal)
atau orang lain kuesioner 2. Dorongan
untuk dari
meneruskan orangtua/k
pendidikan eluarga
dalam bidang 3. Lain-lain
tertentu
26

3.8. Rencana pengelolaan dan analisis data


Rencana pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi editing,
coding, processing, dan tabulating.

3.8.1. Pengolahan data


Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) 24. Pengolahan data terbagi menjadi
beberapa proses, yaitu:22
1. Editing
Editting merupakan tahapan pemeriksan validitas data seperti kelengkapan
pengisioan kuesioner, kejelasan jawaban, relevansi dari jawaban dan
keseragaman suatu pengukuran.
2. Coding
Coding merupakan tahap pengklasifikasian data dan jawaban menurut
masing-masing kategori agar mudah dalam pengelompokan data.
3. Processing
Processing merupakan tahap memproses data sehingga dapat dianalisa.
Memproses data dilakukan dengan cara meng-entry (memasukan) hasil
kuesioner dalam master tabel atau database komputer.
4. Tabulating
Tabulating merupakan proses pengelompokan data sedemikian rupa agar
mudah dijumlahkan, disusun, ditata untuk disajikan dan dianalisis. 22

3.8.2. Rencana analisis data


Proses analisis data yang dipakai pada penelitian ini adalah analisis univariat.
27

3.9. Instrumen penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner
Academic Motivation Scale (AMS) yang telah dimodifikasi.

3.9.1. Kuesioner motivasi belajar


Kuesioner motivasi belajar penelitian ini menggunakan kuesioner Academic
Motivation Scale (AMS) yang telah dimodifikasi sesuai konteks kepaniteraan dari 28
pertanyaan menjadi 25 pertanyaan. Kuesioner Motivasi disusun menggunakan
skala Likert dengan alternatif jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu
(RR), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS). Setiap butir pernyataan memiliki
skor yang disesuaikan dengan skala butir pernyataan.

Tabel 3.2. Pernyataan kuesioner motivasi belajar

Aspek Indikator Nomor Item Jumlah


Item
Intrinsik Ilmu Pengetahuan 1,2,3,4 3
Performa 5,6,7 3
Stimulasi Pengalaman 8,9,10 3
Ekstrinsik Identifikasi 11,12,13 3
Regulasi dan Introjeksi 14,15,16,17,18 4
Regulasi ekterna; 19,20,21,22 4
Amotivation 23,24,25 3
Total butir pernyataan 25

3.9.1.1. Metode pengukuran skor dan kategori motivasi belajar


Berikut ini merupakan tahapan yang akan dilakukan untuk menganalisis data
motivasi belajar yang didapatkan dari kuesioner.

1. Data berupa jawaban dari kuesioner akan dibuat dalam tabel distribusi.
2. Setiap item pernyataan memiliki skor berbeda. Skor untuk jawaban SS, S,
RR, KS, dan TS secara berurutan, yaitu 5, 4, 3, 2, 1.
3. Skor nomor 23, 24, 25 untuk jawaban SS, S, RR, KS, dan TS secara berurutan,
yaitu 1, 2, 3, 4, 5.
28

4. Skor jawaban yang diperoleh subjek peneliti dari setiap item pernyataan
kemudian dijumlahkan (total skor).
5. Total skor yang diperoleh kemudian dimasukan kedalam rumus untuk
selanjutnya disesuaikan dengan lima kategori motivasi belajar mahasiswa.
% = n x 100
N

Keterangan:
n : Jumlah nilai yang diperoleh

N: Jumlah nilai ideal

%: Tingkat keberhasilan yang dicapai

6. Hasil disesuaikan dengan tabel kategori motivasi belajar


7. Kesimpulan tingkat motivasi mahasiswa diambil berdasarkan hasil kategori
motivasi belajar.
Mahasiswa memiliki 5 kategori tingkat motivasi belajar. Setiap kategori
memiliki rentang skor yang berbeda. Rentang skor pada setiap kategori motivasi
belajar ditentukan berdasarkan interval kelas. Berikut merupakan perhitungan
interval kelas:

% maksimal = 5/5 x 100% = 100%

% minimal = 1/5 x 100% = 20%

Rentang persentase = 100% - 20% = 80%

Interval kelas % = 80%/5 = 16%


29

Berdasarkan perhitungan interval kelas, kategori motivasi belajar mahasiswa


dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Skor dan Kategori Motivasi Belajar


Rentang Skor Motivasi Belajar

20%-35% Sangat rendah

36%-51% Rendah

52%-67% Cukup tinggi

68%-83% Tinggi

84%-100% Sangat tinggi

3.10. Uji validitas dan reliabilitas


Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan, ketepatan, dan kecermatan
dari setiap butir pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji reliabilitas
berhubungan dengan keandalan alat ukur sehingga dapat digunakan pada sampel yang
sama namun memiliki hasil yang kurang lebih sama. Keandalan alat ukur dilihat dari
koefisien Cronbach alpha. Agar dapat memenuhi syarat, alat ukur harus memiliki koefisien
Cronbach alpha ≥ 0,6. 24

Kuesioner Academic Motivation Scale (AMS) akan diujicoba terlebih dulu pada 30
orang yang dipilih secara acak untuk menguji validitas konten. Kriteria penilaian
instrumen dikatakan valid apabila rhitung lebih besar dari pada r tabel dan sebaliknya
apabila r hitung lebih kecil dari pada r tabel maka instrumen dikatakan tidak valid.
Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan analisa data univariat dengan
bantuan software computer (SPSS 24.0) dan didapatkan seluruh nomor valid.
30

3.11. Dana penelitian


Dana penelitian merupakan perkiraan dana yang telah peneliti gunakan
selama melakukan penelitian. Akumulasi dana dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Akumulasi dana penelitian

Keterangan Jumlah Harga

Print Hard Copy Penelitian 3 Rp. 300.000

Transportasi 1 Rp. 200.000

Total Rp. 500.000

3.12. Jadwal penelitian


Tabel 3.6. Jadwal penelitian hubungan tingkat motivasi belajar dan aktivitas fisik
terhadap tingkat stres mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani kepanitraan
klinik.

Bulan Studi Pustaka Penelitian Penulisan

Mei X

2022

Juni X

2022

Juni X

2022
31

Bab IV
Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner motivasi belajar

Pengujian validitas dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada


kelompok populasi berjumlah 30 responden, terdiri dari mahasiswa kepaniteraan
angkatan 2020-2021 yang tersebar di rumah sakit daerah Tarakan, rumah sakit
daerah Koja, dan FMC. Uji validitas dalam penelitian ini didapatkan hasil untuk 25
item kuesioner yaitu r hitung lebih besar nilainya dari pada r tabel sehingga
kuesioner motivasi belajar dapat dikatakan valid. Uji reliabilitas kuesioner motivasi
belajar didapatkan hasil Cronbach’s Alpha 0,918, sehingga kuesioner ini dapat
dikatakan andal.

Tabel 4.1. Validasi kuesioner motivasi belajar


No. Pernyataan R R Keterangan
Hitung Tabel
1. Saya selalu merasa puas dan senang 0,553 0,361 Valid
dalam mempelajari hal-hal baru
seperti cara mendiagnosis penyakit,
pemeriksaan fisik, tatalaksana,
pemeriksaan penunjang yang
dilakukan selama kepaniteraan klinik
2. Saya merasa semakin puas apabila 0,688 0,361 Valid
pengetahuan tentang ilmu kedokteran
Saya semakin bertambah dalam materi
yang Saya minati
3. Saya merasa pembelajaran di 0,599 0,361 Valid
kepaniteraan mempermudah Saya
dalam mempelajari berbagai hal yang
menarik bagi Saya
4. Saya merasa pembelajaran di 0,625 0,361 Valid
kepaniteraan membantu saya dalam
mencapai karir yang saya pilih
5. Saya merasa kepaniteraan klinik 0,643 0,361 Valid
membantu saya terampil sebagai
seorang dokter di kemudian hari
6. Saya merasa kepaniteraan membantu 0,653 0,361 Valid
saya lebih mengetahui peminatan saya
dalam bidang kedokteran
7. Saya merasa kepaniteraan klinik dapat 0,573 0,361 Valid
meningkatkan kompetensi sebagai
seorang dokter di masa depan
8. Saya sangat menikmati datang ke 0,425 0,361 Valid
rumah sakit selama kepaniteraan
32

karena datang kerumah sakit


merupakan hal yang membahagiakan
bagi saya
9. Saya merasa puas ketika dilibatkan 0,520 0,361 Valid
dalam diskusi saat bimbingan bersama
dokter konsulen yang disukai
10. Saya merasa bahagia ketika membaca 0,520 0,361 Valid
materi kedokteran yang saya sukai
selama kepaniteraan
11. Saya merasa puas apabila saya dapat 0,621 0,361 Valid
mengembangkan diri selama belajar di
kepaniteraan
12. Saya merasa puas apabila saya dapat 0,632 0,361 Valid
mencapai prestasi pribadi yang saya
dapat di kepaniteraan klinik
13. Saya merasa puas apabila melewati 0,503 0,361 Valid
suatu kegiatan yang sulit selama
kepaniteraan klnik
14. Saya merasa rumah sakit 0,516 0,361 Valid
memungkinkan saya untuk dapat
mencapai potensi diri yang unggul
salama kepaniteraan
15. Saya selalu berusaha membuktikan 0,470 0,361 Valid
diri bahwa saya bisa menyelesaikan
kepaniteraan klinik
16. Saya merasa di butuhkan ketika saya 0,707 0,361 Valid
berhasil menyelesaikan kepaniteraan
klinik.
17. Saya selalu berusaha membuktikan 0,487 0,361 Valid
diri sendiri bahwa saya adalah seorang
yang cerdas
18. Saya selalu berusaha membuktikan 0,658 0,361 Valid
diri sendiri bahwa saya bisa berhasil
dalam kepaniteraan klinik
19. Saya merasa harus menyelesaikan 0,495 0,361 Valid
program studi dokter agar
mendapatkan profesi yang bergengsi
20. Saya merasa harus menyelesaikan 0,620 0,361 Valid
program studi dokter untuk
mendapatkan kehidupan yang layak di
masa depan
21. Saya merasa harus menyelesaikan 0,799 0,361 Valid
program studi dokter untuk
mendapatkan lmbalan (pendapatan,
uang, pujian, penghormatan) yang
layak di masa depan
22. Saya merasa saya hanya 0,690 0,361 Valid
mengahabiskan waktu untuk
menjalani kepaniteraan klnik ini.
23. Saya merasa ragu-ragu untuk 0,506 0,361 Valid
melanjutkan kepaniteraan karena tidak
lagi memiliki alasan yang kuat untuk
tetap melanjutkan.
33

24. Saya tidak tahu alasan mengapa saya 0,638 0,361 Valid
datang ke rumah sakit dan saya tidak
khawatir tentang hal itu.
25. Saya tidak tahu dan saya tidak 0,670 0,361 Valid
mengerti apa yang saya lakukan saat
kepaniteraan klnik

Tabel 4.2. Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar

Hasil Uji Reliabilitas


Cronbach’s Alpha N of Items
0.918 25

4.2. Gambaran motivasi belajar mahasiswa kepaniteraan klinik FKIK


UKRIDA angkatan 2019 pada bulan juni 2022

Motivasi belajar berperan penting bagi mahasiswa kepaniteraan klinik FKIK


UKRIDA dalam segala hal kepaniteraan terutama dalam menlancarkan hal
mencapai tujuan akademik, hal ini dapat terlihat melalui gambaran tingkat motivasi
mahasiswa. Motivasi dapat terbentuk oleh beragam faktor dan dapat dibagi menjadi
motivasi intrinsik, ekstrinsik dan amotivasi. Semakin banyak kebutuhan psikologik
dasar manusia terpenuhi maka motivasi akan semakin tinggi dan tertanam kedalam
diri (intrinsik). Namun apabila motivasi tidak datang dari faktor dari luar maka
motivasi yang terbentuk adalah motivasi eksternal. Tanpa dipenuhi kebutuhan dasar
motivasi tidak wujud dalam diri seseorang (amotivasi).

4.2.1. Karakteristik mahasiswa kepaniterann klinik FKIK UKRIDA


angkatan 2019 pada bulan Juni 2022

Tabel 4.3. Karakteristik mahasiswa kepaniteran klinik FKIK UKRIDA angkatan


2019 pada bulan juni 2022 berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persentase % total


mahasiswa
Laki-laki 14 24.1
Perempuan 44 75.9
total 58 100
34

Tabel 4.4. Karakteristik mahasiswa kepaniterann klinik FKIK UKRIDA angkatan


2019 pada bulan juni 2022 berdasarkan usia

Usia Jumlah Persentase %


17-25 46 79.3
26-35 12 20.7
Total 58 100

Tabel 4.5. Karakteristik mahasiswa kepaniterann klinik FKIK UKRIDA angkatan


2019 pada bulan juni 2022 berdasarkan tempat tinggal

Tempat Tinggal Persentase %


Tinggal sendiri 48 82.8
Tinggal bersama 10 17.2
orang tua/keluarga
Total 58 100

Tabel 4.6. Karakteristik mahasiswa kepaniterann klinik FKIK UKRIDA angkatan


2019 pada bulan juni 2022 berdasarkan penentuan jurusan

Penentuan Jurusan Jumlah Persentase%


Atas kemauan sendiri 32 55.2
Dorongan dari orang tua 26 44.8
Total 58 100

Subjek terdiri dari 58 orang. Mayoritas mahasiswa kepaniterann klinik FKIK


UKRIDA angkatan 2019 pada bulan juni 2022 adalah 44 perempuan (75.9%) dari
total 58 mahasiswa. Karakteristik lain seperti usia, tempat tinggal, dan pemilihan
jurusan secara berurutan yaitu mayoritas yang mililiki rentang usia 17-25 tahun
sebanyak 56 mahasiswa (79.3%), 48 mahasiswa (82.8%) tinggal sendiri dan
mayoritas penentuan jurusan sebagai mahasiswa kedokteran atas kemauan sendiri
sebanyak 49 orang (84.5%).
35

4.2.2. Gambaran tingkat motivasi belajar

Tabel 4.7. Gambaran motivasi belajar pada mahasiswa kepaniterann klinik FKIK
UKRIDA angkatan 2019 pada bulan juni 2022

Tingkat motivasi Jumlah Persentase %


Tinggi 32 55.2
Sangat tinggi 26 48.8
Total 58 100

Gambaran tingkat motivasi belajar pada mahasiswa FKIK UKRIDA


dikategorikan tinggi-sangat tinggi dengan persentase mayoritas memiliki motivasi
tinggi yaitu sebanyak 32 orang (55.2%). Hasil dari penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Alda et al pada tahun 2020 dimana 74.7%
mahasiswa mempunyai motivasi yang adekuat dan 16.9% mempunyai motivasi
tinggi dan hanya 8.4% mempunyai motivasi rendah. Penelitian mendapatkan
motivasi akan adekuat atau tinggi oleh karena studi turut mendapatkan hubungan
motivasi dengan stres dimana pada kelompok tingkat stres yang berat mayoritas
mempunyai tingkat motivasi tinggi (12.6%). Hal tersebut disebakan stres yang
tinggi akan dikompensasi mekanisme tubuh supaya kebutuhan dasar psikologi tetap
terpenuhi dan stabil sehingga terbentuk suatu motivasi untuk belajar. Terutama
peran motivasi ekstrinsik dalam menjadi pendorong motivasi mahasiswa saat stres
berat sebagai contoh, ego mahasiswa dalam mempertahankan integritas diri dan
nilai kelulusan lebih tinggi dari kebahagiaan mendapat ilmu.3

Pendapat berbeda didapatkan oleh Hongbin wu et al pada tahun 2020, dimana


mahasiswa yang mempunyai performa akademik yang lebih baik mempunyai
motivasi intrinsik yang tinggi berbanding motivasi ekstrinik. Motivasi intrinisik
adalah seperti kepercayaan diri yang tinggi dan kebahagian adalam mencari ilmu.
Jadi penelitian tentang jenis penggunaan motivasi intrinsik ataupun ekstrinsik bisa
dilakukan setelah di ketahui tingkat motivasi pada mahasiswa kepaniteraan FKIK
UKRIDA sebenarnya tinggi agar dapat lebih diketahui dorongan mahasiswa FKIK
UKRIDA selama kepaniteraan.15
36

4.2.3. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.8. Distribusi motivasi belajar berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa
kepaniterann klinik FKIK UKRIDA angkatan 2019 pada bulan juni 2022

Tingkat motivasi Total


Jenis kelamin Tinggi Sangat
tinggi
Laki-laki 7 7 14
perempuan 25 19 44
Total 32 26 58

Penelitian ini menunjukan bahwa, tingkat motivasi tinggi didominasi oleh


perempuan sebanyak 25 mahasiswa (78.1%). Pada mahasiswa perempuan
perbedaan tipis dapat di lihat antara persentase tingkat motivasi tinggi (56.8%) dan
sangat tinggi (43.1%), sedangkan pada laki-laki pada tingkat motivasi tinggi (50%)
dan sangat tinggi (50%) memiliki prevalensi yang sama besar.

Penelitianya sebelumnya mempunyai pendapat yang beragam. Menurut


Hongbin Wu et all pada tahun 2020 mahasiswa laki-laki mempunyai tingkat
motivasi tinggi dimana mayoritas mempunyai motivasi intrinsik lebih banyak
berbanding perempuan namun laki-laki mempunyai peforma akademis yang lebih
rendah.15 Penelitian ini berkontradiksi dengan penelitian yang dilakukan oleh
Natchaya et al pada tahun 2018 dimana mahasiswa laki-laki mempunyai tingkat
motivasi yang lebih rendah dan mayoritas tergolong dalam motivasi ekstrinisik dan
laki-laki turut ditemukan mempunyai golongan amotivasi yang lebih tinggi
berbanding perempuan.14
37

4.2.4. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan usia

Tabel 4.9. Distribusi motivasi belajar berdasarkan usia pada mahasiswa


kepaniterann klinik FKIK UKRIDA angkatan 2019 pada bulan juni 2022

Tingkat motivasi
Usia Tinggi Sangat Total
tinggi
17-25 27 19 46
26-35 5 7 12
Total 32 26 58

Penelitian ini menunjukan bahwa, mayoritas mahasiswa kepaniteraan klinik


FKIK UKRIDA angkatan 2019 pada bulan juni 2022 memiliki tingkat motivasi
tinggi dengan distribusi usia yang didominasi oleh mahasiswa berusia 17-25 tahun
(79.3%) dari total 58 mahasiwa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wongpakaran (2018) mengenai faktor motivasi pada mahasiswa
kedokteran, dimana usia sebagai faktor deteminan pada mahasiswa kedokteran
memiliki rata-rata usia 18,86 ± 0,74 tahun.14 Penelitian lain yang dilakukan oleh
Anizio de Almeida (2021) mengenai motivasi akademik pada mahasiswa
kedokteran memiliki usia antar 19-30 tahun.16

4.2.5. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan penentuan jurusan

Kebanyakan di negara-negara di Asia, motivasi untuk belajar kedokteran


terkait dengan dukungan keluarga disamping keinginan pribadi mahasiswa sendiri.
Sekolah kedokteran selalu menjadi wahana untuk mencapai pilihan karir teratas
dalam bidang akademis yang tinggi (khususnya saat berada di sekolah menengah
atas), mereka yang masuk kedokteran langsung setelah lulus sekolah menengah atas
cenderung memiliki motivasi untuk melanjutkan pendidikan kedokteran ini datang
dari orang tua.14 Pada penelitian kami, didapatkan 49 dari 58 mahasiswa
kepaniteraan memilih masuk kedokteran atas kemauan sendiri (84,5%). Hal ini
menggambarkan tingginya dorongan yang mengarahkan diri seseorang untuk
meningkatkan motivasi intrinsik dalam mempelajari kedokteran melalui fasilitasi
rasa otonomi yang lebih besar.22
38

Tabel 4.10. Distribusi motivasi belajar berdasarkan penentuan jurusan


pada mahasiswa kepaniterann klinik FKIK UKRIDA angkatan 2019 pada
bulan juni 2022

Tingkat Motivasi Belajar


Tinggi Sangat Total Presentase
Tinggi frekuensi (%)
(N)
Penentuan Atas 27 22 49 84,5
Jurusan kemauan
sendiri
Dorongan 5 4 9 15,5
dari orang
tua
Total 32 26 58 100

Berdasarkan penelitian oleh Watari et al. (2021), keadaan amotivasi pada


mahasiswa rentan pada mereka yang memiliki orang tua yang bekerja di bidang
medis dan memicu motivasi intrinsik IM-to know yang rendah. Hal ini dikaitkan
dengan ketidakmampuan mereka untuk dapat mengkontrol motivasi yang berasal
dari determinan diri sendiri.23 Terdapat 15,5% mahasiswa kepaniteraan dari
penelitian kami yang memilih bahwa alasan mereka masuk kedokteran adalah
dorongan dari orang tua. Meskipun demikian, perbedaan alasan tiap individu untuk
memilih karir medis ini tidaklah salah, karena apabila dorongan dari orang tua ini
mengimbangi atau mendukung ekspresi otonom mahasiswa kepaniteraan maka
dorongan dari orang tua ini dapat dikaitkan dengan orientasi motivasi akademik
intrinsik dan kinerja yang lebih baik.22 Sehingga, saran yang baik terkait motivasi
akademik pada mahasiswa kepaniteraan khususnya adalah bagaimana cara
menstimulasi motivasi intrinsik sebagai unsur terkuat dalam motivasi belajar
berdasarkan Self Determination Theory.24
39

4.2.6. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan tempat tinggal

Tabel 4.11. Crosstabs distribusi tingkat motivasi belajar dan Tempat Tinggal
pada Mahasiswa Kepaniteraan FKIK UKRIDA Angkatan 2019

Tingkat Motivasi Belajar


Tinggi Sangat Total Presentase (%)
Tinggi frekuensi (N)
Tempat Tinggal 27 21 48 82,8
Tinggal sendiri
Tinggal 5 5 10 17,2
Bersama
orang tua
Total 32 26 58 100

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa mahasiswa kepaniteraan Ukrida


angkatan 2019 memiliki hasil yang tinggi pada kelompok subjek yang tinggal sendiri,
dimana mahasiswa kepaniteraan yang tinggal sendiri di kos memiliki tingkat motivasi
belajar yang lebih tinggi (82,8%) dibandingkan yang tinggal Bersama orang tua (17,2%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Malang oleh Nur (2018), dimana
pada penelitian ini dikatakan bahwa mahasiswa yang tinggal di kos/kontrak memiliki
performa akademik yang lebih baik dibandingkan yang tinggal Bersama orang tuaatau di
asrama. Hal ini dapat dilihat dari mahasiswa yang memiliki IPK excellent (45,5%) dan
cumlaude (18,2%) pada kelompok yang tinggal di kos, dan pada kelompok yang tinggal
Bersama orang tua memiliki IPK excellent (19%) dan cumlaude (11,6%).pada penelitian
ini dianggap bahwa performa akademik yang diukur melalui IPK merupakan hasil atau
outcome dari motivasi belajar yang baik. 25

Menurut penelitian-penelitian sebelumnya dikatakan bahwa banyaknya kelompok


subjek yang tinggal sendiri ini juga bisa disebabkan oleh kebanyakan mahasiswa berasal
dari luar daerah, maka dengan tinggal sendiri di kos ataupun di kontrakan bersama teman-
teman dapat membuat mahasiswa kedokteran menjadi lebih dekat dengan teman sesama
jurusannya, sehingga mereka bisa saling berdiskusi mengenai berbagai hal seperti
contohnya berdiskusi untuk memecahkan masalah tentang materi-materi kuliah yang sulit
dimengerti. Selain itu, dengan melihat teman satu kos/kontrakan Ketika sedang belajar,
maka motivasi untuk belajar pada mahasiswa tersebutpun dapat meningkat, sehingga
mereka bisa saling memotivasi untuk meningkatkan performa akademiknya. Peningkatan
motivasi belajar mahasiswa yang tinggal di kos diilai tinggi 25,26
40

Bab V
Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan
1. Gambaran motivasi belajar dan aktivitas fisik mahasiswa kepaniteraan
klnik FKIK UKRIDA dikategorikan tinggi-sangat tinggi.
2. Proporsi mahasiswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi
(tinggi-sangat tinggi) memiliki proporsi yang hampir sama, yaitu 55,2%
dan 48,8%.
3. Berdasarkan karakteristik mahasiswa kepaniteraan klinik FKIK
UKRIDA angkatan 2019 pada bulan Juni 2022, mayoritas terdiri dari
44 perempuan (75,9%), 46 berusia 17-25 tahun (79,3%), 48 mahasiswa
tinggal sendiri (82,8%), dan penentuan untuk masuk kedokteran atas
kemauan sendiri dan dorongan dari orang tua memiliki seslisih yang
kecil (55,2% dan 44,8%).
4. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan jenis kelamin
didapatkan motivasi belajar perempuan lebih mendominasi berdasarkan
tingkat motivasi tinggi maupun sangat tinggi (75,8%).
5. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan usia didapatkan
motivasi belajar tinggi-sangat tinggi didominasi oleh mahasiswa
kepaniteraan klinik berusia antar 17-25 tahun (79,3%%).
6. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan penentuan jurusan
didapatkan motivasi belajar mahasiswa kedpaniteraan klinis yang
menentukan jurusan atas kemauan sendiri (84,5%) memiliki tingkat
motivasi belajar lebih tinggi-sangat tinggi dibandingkan prevalensi
mahasiswa yang didorong oleh orang tua.
7. Distribusi tingkat motivasi belajar berdasarkan tempat tinggal
didapatkan motivasi belajar yang lebih tinggi pada mahasiswa
kepaniteraan yang tinggal sendiri (82,8%) dibandingkan mahasiswa
kepaniteraan yang tinggal bersama orang tua atau keluarga (17,2%)
41

5.2. Saran

1. Mahasiswa kepaniteraan klinik FKIK UKRIDA diharapkan bisa


mempertahankan motivasi belajar yang tinggi.
2. Lembaga pendidikan FKIK UKRIDA diharapkan dapat
mempertimbangan berbagai faktor yang membentuk motivasi
mahasiswa kepaniteraan FKIK UKRIDA agar motivasi belajar tetap
tinggi sepanjang kepaniteraan.
3. Peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai jenis-jenis motivasi belajar mahasiswa FKIK UKRIDA agar
dapat menjadi pedoman untuk meningkatkan motivasi mahasiswa.
4. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk melakukan penelitian
mengenai dampak akhir dari motivasi belajar yaitu performa akademis
untuk lebih lanjut meninjau keberkesanan motivasi belajar yang tinggi
pada mahasiswa kepaniteraan FKIK UKRIDA.
5. Penelitian selanjutnya disarankan lagi mempertimbangkan dampak-
dampak motivasi belajar yang kurang seperti tingkat stres dan gejala
depresi yang turut dapat memberi efek timbal-balik terhadap motivasi
belajar pada mahasiswa kepaniteraan FKIK UKRIDA.
42

5.3. Keterbatasan penelitian

1. Dengan adanya keterbatasan waktu penelitian, kami hanya menilai


tingkat motivasi belajar pada mahasiswa kepaniteraan FKIK UKRIDA
angkatan 2019. Idealnya, kami mengumpulkan data untuk beberapa
angkatan kepaniteraan (2019-2021) yang bermanfaat untuk
mengumpulkan lebih banyak tanggapan terkait perbedaan motivasi
belajar dan faktor lain yang mempengaruhinya (beban setiap stase,
lingkungan rumah sakit).
2. Penelitian kami tidak menilai performa akademik yang dapat menjadi
hasil akhir motivasi intrinsik yang bermakna. Hal ini dikarenakan
minimnya data terkait nilai kumulatif per stase yang sudah diberikan
oleh masing-masing rumah sakit jejaring sebagai indikator performa
akademik mahasiswa kepaniteraan.
3. Hasil akumulasi kuesioner AMS yang telah dimodifikasi dalam
penelitian kami menggunakan skor gabungan untuk menilai tingkat
motivasi belajar pada subjek. Dibutuhkan penilaian lebih lanjut
mengenai jenis motivasi belajar yang lebih spesifik (motivasi intrinsik,
motivasi ekstrinsik, amotivasi) untuk menentukan seberapa
terpenuhinya kebutuhan dasar psikologi subjek yang dapat menjadi
pendorong positif motivasi belajar mereka.
43

Daftar Pustaka
1. Park J, Chung S, An H, et al. A structural model of stress, motivation, and
academic performance in medical students. Psychiatry Investig. 2012
Jun;9(2):143-9.
2. Babenko O. Medical student well-being and lifelong learning: A motivational
perspective. Educ Health (Abingdon). 2019 Jan-Apr;32(1):25-32.
3. Alda R, Utomo B, Hasan H. Correlation between stress level and learning
motivation of pre-clinical medical student in Faculty of Medicine Universitas
Airlangga. JUXTA Jan 2020; 11(1):19-2.
4. Wouters A, Croiset G, Galindo-Garre F. et al. Motivation of medical students:
selection by motivation or motivation by selection. BMC Med Educ
2016;16(37): 2-8.
5. Pham T, Bui L, Nguyen A, et al. The prevalence of depression and associated
risk factors among medical students: An untold story in Vietnam. PLoS One.
2019 Aug 20;14(8):e0221432.
6. Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun
2003 tentang sisdiknas [internet]. 2006 [cited 2022 June 7]. Available from
URL: https://jdih.kemenkeu.go.id.
7. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar pendidikan profesi kedokteran. Jakarta:
Konsil Kedokteran Indonesia; 2006.p.7-10.
8. Daldiyono. Bagaimana dokter berpikir dan bekerja. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama; 2006.p.3.
9. David G, Leah P, Samuel D. The Role of Medical Students During the COVID-
19 Pandemic. Annals of Internal Medicine.2020;1(1):145-146.
10. Rahmayati RD, Liza RG, Syah NA. Gambaran tingkat stres berdasarkan stresor
pada mahasiswa kedokteran tahun pertama program studi profesi kedokteran
dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan 2017. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2019; 8(1):103-11.
11. Pelaccia T Viau Rolland. Motivation in medical education.Taylor and
Francis.2016;1(1).
44

12. Cook D, Artino R. Motivation to learn: an overview of contemporary theories.


Medical education.2016;50(1):997-1014
13. Filgona J. Sakiyo J. Gwang D. et all. Motivation in learning. Asian Journal of
Education and Social Studies.2020;10(4):16-37
14. Wongpakaran N, Paiboonsithiwong S, Songtrijuck N, Kuntawong P, Wedding
D. Factors associated with motivation in medical education: a path analysis.
BMC Med Educ. 2018 Jun 18;18(1):140. doi: 10.1186/s12909-018-1256-5.
15. Wu H. Li S. Zheng J. et all. Medical students’ motivation and academic
performance: the mediating roles of self-efficacy and learning engagement.
Taylor and Francis.2020;25(1).
16. Almeida. A. Maria J. Eliane P. Medical students’ academic motivation: an
analysis from the perspective of the Theory of Self-Determination. Revista
brasileira de educação médica.2021;45(2):1981-5271
17. Hogh A, Hilke BM. Learning strategies and their correlation with academic
success in biology and physiology examinations during the preclinical years of
medical school. PLoS ONE. 2021; 16(1): 1-11
18. Siqueira MA, Goncalves JP, Mendonca VS, Kobayasi R, Arantes-Costa FM,
Tempski PZ, Martins MD. Relationship between metacognitive awareness and
motivation to learn in medical students. BMC Medical Education. 2020; 2
19. Lapau B. Metode Penelitian Kesehatan. Ed 2. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia; 2012: p.302-3.
20. Universitas Widyatama. Metode riset untuk bisnis & manajemen [internet]. 2007
[cited 2022 June 08]. Available from URL:
https://books.google.co.id/books?id=ln8_EO_TevsC&printsec=frontcover&dq
=metode+riset+untuk+bisnis+%26+manajemen&hl=en&sa=X&ved=0ahUKE
witv8SnsdrhAhW6_3MBHfKeBSYQuwUILzAA#v=onepage&q=metode%20r
iset%20untuk%20bisnis%20%26%20manajemen&f=false.
21. Sitinjak T, Durianto D, Sugiarto, Yunarto HI. Model matriks konsumen untuk
menciptakan superior customer value. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama;
2004: p.51-7.
45

22. Tanaka M, Watanabea Y. Academic and family conditions associated with


intrinsic academic motivation in Japanese medical students: A pilot
study. Health Education Journal. 2012;71(3):358-364.
23. Watari T, Nagai N, Kono K, Onigata K. Background factors associated with
academic motivation for attending medical school immediately after admission
in Japan: A single‐center study. J Gen Fam Med. 2022;23(3):164-171.
24. Nugraheni ES, Widyandana D, Hidayah RN. Do autonomy supports improve
medical students’ motivation in a developing country?. JPKI, 2022;11(2): 160-
170
25. Furu NRL. Hubunga tingkat kehadiran, tempat tinggal, dan beasiswa dengan
performa akademik mahasiswa program studi sarjana kedokteran fakultas
kdokteran universitas brawijaya. Malang: Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2018.
26. Daulay N. Motivasi dan kemandirian belajar pada mahasiswa baru. Jurnal
Agama dan Ilmu Pengetahuan. 2021; 18(1): 21-35
46

Lampiran 1 Persetujuan Kaji Etik


47

Lampiran 2 Surat keterangan perbaikan judul penelitian


48

Lampiran 3. Informed consent

Informed Consent

Judul Penelitian

Gambaran Motivasi Belajar pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKIK


UKRIDA Angkatan 2019 Bulan Juni 2022.

Peneliti
Vincensiana HKD Irwanto, Nur Fatihah Binti Abd Rahman, Puspa PS Hermawan,
Theresia Ervina
Mahasiswa profesi kedokteran FK UKRIDA
Jl. Tanjung Duren Selatan IV
081314781592/085883411711
Vincensiana.2016fk108@civitas.UKRIDA.ac.id

Tujuan Penelitian
Anda diminta untuk mengambil bagian dalam sebuah penelitian. Anda perlu
mengetahui alasan penelitian ini dilakukan, sebelum menyatakan bersedia
mengambil bagian dalam penelitian ini. Bacalah petunjuk informasi dibawah ini
dengan seksama. Jika ada sesuatu yang tidak dimengerti dengan baik silahkan
bertanya pada peneliti.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Motivasi Belajar
pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKIK UKRIDA Angkatan 2019 Bulan Juni
2022.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan mengumpulkan data kuesioner yang diisi oleh
responden dan selanjutnya dilakukan proses analisis data.

Risiko Penelitian
Tidak ada risiko pada pengisian kuesioner penelitian ini dan data yang anda berikan
tidak akan mempengaruhi prestasi akademik.
49

Manfaat Penelitian
Tidak akan ada manfaat langsung pada partisipasi anda dalam penelitian ini. Semua
informasi yang didapatkan dari penelitian ini mungkin akan digunakan sebagai
pertimbangan dalam pengembangan kualitas mahasiswa di FKIK UKRIDA.
Kerahasiaan
Demi kebutuhan penelitian ini, keterangan yang anda berikan akan diberi inisial.
Peneliti akan berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan kerahasiaan anda
dengan mengikuti instruksi berikut:
1. Menjaga semua data responden dalam file yang terjaga.
Informasi Kontak
Apabila anda memiliki pertanyaan mengenai penelitian ini, atau mendapatkan
pengalaman yang memberikan efek tidak menyenangkan selama proses penelitian
ini, anda dapat menghubungi peneliti pada kontak yang terdapat pada halaman
pertama.
Kesediaan Responden
Partisipasi anda dalam penelitian ini adalah sukarela. Keputusan untuk ikut serta
dalam penelitian ini sepenuhnya tergantung pada diri anda sendiri. Jika anda
bersedia mengambil bagian dalam penelitian ini, anda diharuskan mencentang
lembar persetujuan. Setelah menandatangani lembar persetujuan, anda masih bisa
mengundurkan diri kapan saja tanpa memberikan alasan. Mengundurkan diri dari
penelitian ini tidak memberi efek pada hubungan anda dengan peneliti. Jika anda
mengundurkan diri dari penelitian sebelum data lengkap terisi, maka data anda akan
dikembalikan pada anda atau akan segera dihancurkan.
Persetujuan
Saya yang menuliskan nama dibawah ini memastikan sudah membaca dan mengerti
informasi yang disediakan, dan telah mendapatkan kesempatan untuk bertanya.
Saya mengerti bahwa partisipasi saya adalah sukarela dan saya bebas kapan saja
mengundurkan diri tanpa memberi alasan dan tidak dibayar. Saya bersedia dengan
sukarela untuk mengambil bagian dalam penelitian ini.
Tanggal………………….

Nama responden ………..NIM………..Inisial Nama………….

Lampiran 4. Instrumen Motivasi Belajar (AMS) yang dimodiifikasi


50

Lampiran 4 Instrumen penelitian

Petunjuk Pengisian: Berilah tanda centang (√) pada kolom nilai angka (score). SS = sangat
setuju, S = setuju, RR = ragu-ragu, KS = kurang setuju, dan TS = tidak setuju. Tidak ada
jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan.

Contoh:

No Pernyataan SS S RR KS TS

1. Saya suka kebersihan. √

Motivasi Belajar

No. Pernyataan SS S RR KS TS
1. Saya selalu merasa puas dan senang dalam
mempelajari hal-hal baru seperti cara
mendiagnosis penyakit, pemeriksaan fisik,
tatalaksana, pemeriksaan penunjang yang
dilakukan selama kepaniteraan klinik
2. Saya merasa semakin puas apabila pengetahuan
tentang ilmu kedokteran Saya semakin
bertambah dalam materi yang Saya minati
3. Saya merasa pembelajaran di kepaniteraan
mempermudah Saya dalam mempelajari
berbagai hal yang menarik bagi Saya
4. Saya merasa pembelajaran di kepaniteraan
membantu saya dalam mencapai karir yang
saya pilih
5. Saya merasa kepaniteraan klinik membantu
saya terampil sebagai seorang dokter di
kemudian hari
6. Saya merasa kepaniteraan membantu saya lebih
mengetahui peminatan saya dalam bidang
kedokteran
7. Saya merasa kepaniteraan klinik dapat
meningkatkan kompetensi sebagai seorang
dokter di masa depan
8. Saya sangat menikmati datang ke rumah sakit
selama kepaniteraan karena datang kerumah
sakit merupakan hal yang membahagiakan bagi
saya
51

9. Saya merasa puas ketika dilibatkan dalam


diskusi saat bimbingan bersama dokter
konsulen yang disukai
10. Saya merasa bahagia ketika membaca materi
kedokteran yang saya sukai selama
kepaniteraan
11. Saya merasa puas apabila saya dapat
mengembangkan diri selama belajar di
kepaniteraan
12. Saya merasa puas apabila saya dapat mencapai
prestasi pribadi yang saya dapat di kepaniteraan
klinik
13. Saya merasa puas apabila melewati suatu
kegiatan yang sulit selama kepaniteraan klnik
14. Saya merasa rumah sakit memungkinkan saya
untuk dapat mencapai potensi diri yang unggul
salama kepaniteraan
15. Saya selalu berusaha membuktikan diri bahwa
saya bisa menyelesaikan kepaniteraan klinik
16. Saya merasa di butuhkan ketika saya berhasil
menyelesaikan kepaniteraan klinik.
17. Saya selalu berusaha membuktikan diri sendiri
bahwa saya adalah seorang yang cerdas
18. Saya selalu berusaha membuktikan diri sendiri
bahwa saya bisa berhasil dalam kepaniteraan
klinik
19. Saya merasa harus menyelesaikan program
studi dokter agar mendapatkan profesi yang
bergengsi
20. Saya merasa harus menyelesaikan program
studi dokter untuk mendapatkan kehidupan
yang layak di masa depan
21. Saya merasa harus menyelesaikan program
studi dokter untuk mendapatkan lmbalan
(pendapatan, uang, pujian, penghormatan) yang
layak di masa depan
22. Saya merasa saya hanya mengahabiskan waktu
untuk menjalani kepaniteraan klnik ini.
23. Saya merasa ragu-ragu untuk melanjutkan
kepaniteraan karena tidak lagi memiliki alasan
yang kuat untuk tetap melanjutkan.
24. Saya tidak tahu alasan mengapa saya datang ke
rumah sakit dan saya tidak khawatir tentang hal
itu.
25. Saya tidak tahu dan saya tidak mengerti apa
yang saya lakukan saat kepaniteraan klnik
52
53
54
55
56

Lampiran 5. Pengolahan data kuesioner dalam bentuk SPSS

Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.918 25

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

MB1 96.0333 116.999 .516 .915

MB2 96.5333 114.671 .657 .913

MB3 95.9000 116.714 .566 .914

MB4 96.5000 115.224 .588 .914

MB5 96.3000 114.286 .605 .913

MB6 96.2667 113.375 .612 .913

MB7 96.2000 115.062 .527 .915


57

MB8 96.1667 118.213 .378 .917

MB9 96.5667 114.392 .459 .916

MB10 97.1667 113.109 .449 .917

MB11 96.3333 113.609 .576 .914

MB12 96.9000 114.852 .594 .914

MB13 96.7667 114.944 .443 .916

MB14 96.6333 115.757 .465 .916

MB15 96.4667 117.223 .422 .916

MB16 96.2333 114.530 .678 .913

MB17 97.6667 113.333 .409 .918

MB18 96.6000 112.524 .613 .913

MB19 97.0000 115.379 .436 .916

MB20 96.2333 115.702 .585 .914

MB21 96.2667 111.720 .774 .910

MB22 96.6333 111.137 .645 .912

MB23 97.0000 114.414 .442 .916

MB24 96.7667 112.392 .590 .913

MB25 96.4667 110.326 .618 .913

Frequencies

Statistics
Penentuan Tingkat Motivasi
Jenis Kelamin Usia Tempat Tinggal Jurusan Belajar
N Valid 58 58 58 58 58
Missing 0 0 0 0 0
58

Frequency Table

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 14 24.1 24.1 24.1
Perempuan 44 75.9 75.9 100.0
Total 58 100.0 100.0

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-25 46 79.3 79.3 79.3
26-35 12 20.7 20.7 100.0
Total 58 100.0 100.0

Tempat Tinggal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggal sendiri 48 82.8 82.8 82.8
Tinggal bersama orang 10 17.2 17.2 100.0
tua/keluarga
Total 58 100.0 100.0

Penentuan Jurusan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Atas kemauan sendiri 49 84.5 84.5 84.5
Dorongan dari orang tua 9 15.5 15.5 100.0
Total 58 100.0 100.0

Tingkat Motivasi Belajar


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tinggi 32 55.2 55.2 55.2
sangat tinggi 26 44.8 44.8 100.0
Total 58 100.0 100.0
59

Pie Chart
60

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis Kelamin * Tingkat 58 100.0% 0 0.0% 58 100.0%
Motivasi Belajar
Jenis Kelamin * Tingkat Motivasi Belajar Crosstabulation
Count
Tingkat Motivasi Belajar
tinggi sangat tinggi Total
Jenis Kelamin Laki-laki 7 7 14
Perempuan 25 19 44
Total 32 26 58
Usia * Tingkat Motivasi Belajar Crosstabulation
Count
Tingkat Motivasi Belajar
tinggi sangat tinggi Total
Usia 17-25 27 19 46
26-35 5 7 12
Total 32 26 58
Tempat Tinggal * Tingkat Motivasi Belajar Crosstabulation
Count
Tingkat Motivasi Belajar
tinggi sangat tinggi Total
Tempat Tinggal Tinggal sendiri 27 21 48
Tinggal bersama orang 5 5 10
tua/keluarga
Total 32 26 58
Penentuan Jurusan * Tingkat Motivasi Belajar Crosstabulation
Count
Tingkat Motivasi Belajar
tinggi sangat tinggi Total
Penentuan Jurusan Atas kemauan sendiri 27 22 49
Dorongan dari orang tua 5 4 9
Total 32 26 58
61

Lampiran 6. Pengolahan Kuesioner dalam Bentuk XL


62

Anda mungkin juga menyukai