Anda di halaman 1dari 76

SKRIPSI

Gambaran Kualitas Hidup Lansia Di Keluarga Mahasiswa/i Fakultas


Kedokteran UKRIDA
Tahun 2021

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik

guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu

M. IBNU SINNA FAIZ HELMY

102013471

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN


DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2020
KEASLIAN SKRIPSI

Saya mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida
Wacana,
Nama Mahasiswa : Mohammad Ibnu Sinna Faiz
Nomor Induk Mahasiswa : 102013471
Jurusan : Kedokteran
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul “GAMBARAN
KUALITAS HIDUP LANSIA DI KELUARGA MAHASISWA/I FAKULTAS
KEDOKTERAN UKRIDA TAHUN 2021” adalah :
1. Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan hasil kuliah, tinjauan lapangan
dan buku–buku serta jurnal acuan yang tertera di dalam referensi pada karya tugas
akhir saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau yang pernah
dipakaiuntuk mendapatkan gelar sarjana di universitas lain, kecuali pada bagian–
bagian sumber informasi dicantumkan dengan cara referensi yang semestinya.
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan yang
tertera di dalam referensi pada karya tugas akhir saya.
Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka karya tugas
akhir ini batal.

Jakarta, Febuari 2021


Yang membuat pernyataan

Materai

Mohammad Ibnu Sinna Faiz Helmy

i
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS SKRIPSI


GAMBARAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KELUARGA MAHASISWA/I
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA TAHUN 2021.
Oleh :
Nama : M.Ibnu Sinna Faiz
NIM : 10201471
Jurusan : Kedokteran
Penjurusan : Kedokteran

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam ujian
komprehensif guna mencapai gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana - Jakarta.
Jakarta, Febuari 2021

Menyetujui:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(dr. Hartanto Wijaya, Sp.PD) (dr. Melda Suryana, M.Epid)

Ketua Program Studi


Sarjana Kedokteran

(dr. Handy Winata,


M.Biomed)

ii
Lembar Pengesahan Karya Tulis Akhir (Skripsi)

Judul Tugas Akhir : GAMBARAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI


KELUARGA MAHASISWA/I FAKULTAS
KEDOKTERAN UKRIDA TAHUN 2021
Nama : Mohammad Ibnu Sinna Faiz Helmy
NIM : 102013471

Jakarta, Febuari 2021

Pembimbing Utama : dr. Hartanto Wijaya, Sp.PD

( )

Pembimbing Pendamping : dr. Melda Suryana, M.Epid

( )

Penguji : dr. Marshell Tendean, Sp.PD

( )

Ketua Program Studi : dr. Handy Winata, M.Biomed


Kedokteran

( )

Dekan FKIK UKRIDA : dr. Antonius Ritchi Castilani, M.Si., DFM

( )

KATA PENGANTAR

iii
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah
diberikan sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan
judul “Gambaran Kualitas Hidup Lansia Di Keluarga Mahasiswa/i Fakultas
Kedokteran UKRIDA Tahun 2021” ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam mencapai gelar Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana. Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tugas ini tidak dapat diselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1) dr. Antonius Ritchi Castilani, M.Si., DFM, selaku Dekan FKIK UKRIDA.
2) dr. Handy Winata, M.Biomed, selaku Ketua Prodi Kedokteran.
3) dr. Hartanto Wijaya, Sp.PD, selaku pembimbing utama yang telah memberikan
bimbingan dan banyak masukan.
4) dr. Melda Suryana, M.Epid, selaku pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan dan banyak masukan.
5) dr. Marshell Tendean, Sp.PD, selaku penguji yang telah memberikan masukan
dan perbaikan untuk skripsi yang lebih baik.
6) Rasa terima kasih juga saya berikan kepada kedua orang tua saya dan keluarga
saya atas dukungan yang diberikan serta teman-teman saya Hendra, Jovie,
Prayoga, Ivan, ardit, Hermita, dan semua pihak yang telah membantu saya
menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas semua
kebaikan kalian. Semoga skripsi ini juga dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Jakarta, Febuari 2021
Penulis

(Mohammad Ibnu Sinna Faiz H)

ABSTRAK

iv
GAMBARAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KELUARGA MAHASISWA/I
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
TAHUN 2021

Mohammad Ibnu Sinna Faiz H


102013471

(xii+76 halaman; tabel; 3 lampiran)


Lansia merupakan suatu proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi seseorang yang “frail”
(lemah, rentan). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2020 lansia berjumlah 28,8 juta
(11% dari total populasi di dunia) dan diperkirakan tahun 2050 jumlah lansia akan mengalami
peningkatan menjadi 22% dari total populasi dunia. Bedasarkan badan pusat statistik (BPS) pada tahun
2019, Jumlah lansia di indonesia sebesar 25,64 juta jiwa atau sekitar 9,60% dari seluruh jumlah
penduduk di indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup lansia
di keluarga mahasiswa/i Di Fakultas Kedokteran Ukrida tahun 2021. Penelitian ini menggunakan
desain cross sectional study dan Teknik sampling yang digunakan purposive sampling non probabilty,
sebanyak 100 responden. Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan dengan cara
membagikan kuesisoner online yang telah di uji validitas dan reabilitasnya dan di sebarkan dengan
menggunakan google form. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar kualitas
hidup lansia dimana yang tertinggi adalah kualitas hidup baik sebanyak 56 responden yaitu 56 %, dan
yang paling terendah adalah yang memiliki kualitas hidup kurang.

Kata Kunci : Lansia, Kualitas Hidup, Lingkungan.


Referensi : 47

ABSTRACT

v
DESCRIPTION OF THE QUALITY OF LIFE IN THE FAMILY OF STUDENTS
FACULTY OF UKRIDA MEDICINE
YEAR 2021

Mohammad Ibnu Sinna Faiz H


102013471

(xii+76 halaman; tabel; 3 lampiran)

Elderly is the process that turns a healthy adult into someone "frail" (weak, vulnerable).
According to the World Health Organization (WHO) in 2020 the number of elderly people is
28.8 million (11% of the world's total population) and it is estimated that in 2050 the number
of elderly people will increase to 22% of the world's total population. Based on the Badan
Pusat Statistik (BPS) in 2019, the number of elderly people in Indonesia is 25.64 million
people or around 9.60% of the total population in Indonesia. The purpose of this study was
to determine the quality of life of the elderly in the families of students of the Ukrida Medical
Faculty in 2021. This study used a cross sectional research design and the sampling
technique used was purposive sampling non probabilty, with 100 respondents. Data
collection in this study was obtained by distributing online questionnaires that had been
tested for their validity and reliability. and distributed using Google Form. The results of
this study indicate that most of the elderly have a good quality of life and have the highest
quality of life, as many as 56 respondents or 56%, and the lowest is elderly who have a poor
quality of life.

Keywords: Elderly, Quality of Life, Environment.

Reference: 47

DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1

vi
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3
1.3 Hipotesis........................................................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................6
2.1 Lansia.............................................................................................................................6
2.1.1 Definisi Lansia........................................................................................................6
2.1.2 Klasifikasi Lansia....................................................................................................6
2.1.3 Proses Penuaan........................................................................................................7
2.2 Kualitas Hidup Lansia.................................................................................................11
2.2.1 Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup...........................................................11
2.3 Penilaian kualitas hidup...........................................................................................13
2.4 Pandemi covid-19.........................................................................................................14
2.4.1 Pencegahan............................................................................................................15
2.5 kualitas hidup lansia di masa pandemi COVID 19.......................................................17
2.6 Kerangka Teori.......................................................................................................20
2.7 Kerangka Konsep...................................................................................................21
BAB III..................................................................................................................................22
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................................22
3.1 Desain Penelitian..........................................................................................................22
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................................22
3.3 Subjek Penelitian..........................................................................................................22
3.3.1 Populasi Target......................................................................................................22
3.3.2 Populasi Terjangkau..............................................................................................22
3.4 Kriteria Inklusi and Ekslusi..........................................................................................22
3.4.1 Kriteria Inklusi......................................................................................................22
3.4.2 Kriteria Eksklusi....................................................................................................22
3.5 Sampling......................................................................................................................23
3.6 Bahan, alat dan cara pengambilan data........................................................................23

vii
3.5.1 Bahan Penelitian....................................................................................................23
3.5.2 Alat Penelitian.......................................................................................................23
3.5.3 Cara Pengambilan Data.........................................................................................24
3.7 Parameter....................................................................................................................24
3.8 Variable Penelitian......................................................................................................24
3.9 Dana Penelitian............................................................................................................25
3.10 Analisis Data..............................................................................................................25
3.11 Definisi Operasional...................................................................................................25
3.12 Pengolahan Data.........................................................................................................27
3.12.1 Editing.................................................................................................................27
3.12.2 Coding.................................................................................................................27
3.12.3Tabulating............................................................................................................28
3.13 Jadwal Penelitian.......................................................................................................28
BAB IV..................................................................................................................................29
ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................................................29
4.1. Deskripsi Penelitian................................................................................................29
4.2. Distribusi Karakteristik Lansia Dikeluarga Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021
29
4.3. Gambaran Kualitas Hidup Lansia di keluarga mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun
2021. 31
4.4. Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Usia Dikeluarga
Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.............................................................................32
4.5. Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin Dikeluarga
Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.............................................................................32
4.6. Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dikeluarga Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021..........................................................33
4.7. Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Status Pernikahan Dikeluarga
Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.............................................................................34
4.8. Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Tempat Tinggal Dikeluarga
Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.............................................................................34
4.9. Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Status Ekonomi Dikeluarga
Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.............................................................................35

viii
4.10. Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Penyakit Penyerta Dikeluarga
Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.............................................................................35
BAB V...................................................................................................................................37
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................37
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................37
5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................................................38
5.3 Saran............................................................................................................................38
Daftar Pustaka........................................................................................................................40
LAMPARIAN........................................................................................................................45

ix
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Tidak Perlu Kaji Etik.......................................46
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian....................................................................47
Lampiran 3. Hasil SPSS...................................................................................64

x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia.1,2 Lansia merupakan suatu kelompok yang rentan terkena infeksi dan
menderita berbagai gangguan kesehatan akibat dari penurunan fungsi fisik, dan
psikososial dari proses menua yang akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup
lansia.3
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2020 jumlah lansia
saat ini yaitu, berjumlah 28,8 juta (11% dari total populasi di dunia) dan diperkirakan
pada tahun 2050 jumlah lansia dari seluruh total populasi di dunia akan mengalami
peningkatan menjadi 22% dari total populasi dunia.4 Berdasarkan data yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, dididapatkan jumlah lansia di
Indonesia sebesar 25,64 juta jiwa atau sekitar 9,6% dari seluruh jumlah penduduk di
Indonesia.5
Penuaan didefinisikan sebagai suatu proses yang mengubah seorang dewasa
sehat menjadi seseorang yang “frail” (lemah, rentan) terhadap berbagai penyakit
bahkan kematian. Perubahan fisiologis yang terkait usia menyebabkan berkurangnya
mobilitas dan ketangkasan pada individu lansia.6,7 Definisi lansia di Indonesia
menurut Undang-undang Kesejahteraan Lansia No.13 Tahun 1998 adalah individu
yang telah mencapai batas usia diatas 60 tahun.1
Kualitas hidup menurut WHO didefinisikan sebagai persepsi individu dalam
kehidupan, baik dalam konteks nilai budaya, kesehatan (fisik,psikologis), lingkungan,
pendapatan dan sistem sosial yang berkaitan erat dengan tingkat kepuasan hidup.7,8
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup mencakup hal yang sangat luas. Terdapat
berbagai faktor yang memengaruhi kualitas hidup pada lansia antara lain kondisi
fisik, fungsi dan aspek psikososial, pekerjaan dan perubahan dalam peran sosial
dimasyarakat.9 Lansia merupakan kelompok yang rentan terkena infeksi dan
menderita berbagai gangguan kesehatan akibat dari penurunan fungsi fisik, dan

1
psikososial dari proses penuaan yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup
lansia.4,30
Pada awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan menyebarnya penyakit baru
yaitu COVID-19 (Corona virus disease 2019).11 Penyakit covi-19 telah menyabar
luas di seluruh dunia dan tanggal .......penyakit ini di sebabkan oleh jenis virus baru
yaitu Sars-CoV-2, dan dinyatakan sebagai pandemi.11,12 Transmisi virus Sars-CoV-2
terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak langsung dengan orang yang terinfeksi
melalui sekresi saluran pernapasan ataupun droplet yang keluar dari individu yang
terinfeksi seperti batuk, bersin, atau berbicara.13
Lansia merupakan salah satu kelompok yang mengalami dampak signifikan
akibat dari pandemi COVID-19.3 Individu lansia dan individu yang memiliki
penyakit penyerta memiliki risiko tinggi terkena komplikasi berat dari infeksi
COVID-19.39 Pada lansia selain memiliki banyak komorbid juga sering ditemukan
adanya penurunan fungsi kognitif yang membuat mereka sulit untuk mengerti dan
mengikuti protokol kesehatan. Oleh karena itu, akibat adanya pandemi COVID-19,
banyak lansia yang dihimbau atau dipaksa untuk tinggal di rumah serta membatasi
diri dari aktivitas fisik dan sosial yang nantinya akan menyebabkan terjadinya isolasi
sosial.40
Himbauan social distancing dan tetap tinggal di rumah di satu sisi merupakan
salah satu strategi utama yang diperlukan untuk melawan pandemi COVID-19 dan
melindungi lansia dari infeksi COVID-19 tetapi di sisi lain juga memiliki dampak
negatif seperti seperti penurunan aktivitas fisik dan interaksi sosial serta munculnya
sedentary life style.14,15 Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Samlani Z et all, di
dapatkan adanya gangguan kualitas hidup pada seluruh responden lansia di masa
pandemi COVID-19 dengan skor kesehatan mental 34,49% dan skor kesehatan fisik
36,10%.36,10 Lansia yang memiliki penyakit kronis mendapatkan skor yang lebih
rendah lagi yaitu sebesar 29,28%.10
Adanya pembatasan aktivitas fisik dan interaksi sosial sehari-hari dapat
menyebabkan lansia merasa kesepian. Rasa kesepian juga memiliki dampak yang
sangat signifikan terutama pada kesehatan fisik dan mental lansia, karantina memiliki

2
peran besar dalam mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19.16 Namun,
penting juga untuk memahami dampak dari pembatasan ini terkait kesehatan dan
kesejahteraan bagi para lansia.10,16 Saat ini di Indonesia belum ada penelitian yang
meneliti dampak pandemi COVID-19 terhadap kualitas hidup lansia oleh karena itu,
timbul ketertarikan peneliti untuk melihat bagaimana kualitas hidup lansia di keluarga
mahasiswa/i Di Fakultas Kedokteran Ukrida tahun 2021. Penelitian ini bertujuan
untuk memberikan gambaran kesehatan dan kesejahteraan umum populasi lansia.

1.2 Rumusan Masalah


Secara keseluruhan populasi lansia terus mengalami peningkatan, di
Indonesia juga diprediksi akan terjadi peningkatan jumlah lansia setiap tahunnya.
WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi seorang individu terhadap
hidupnya baik dalam konteks budaya, sistem nilai dan dimana individu tersebut
tinggal dalam hubungannya dengan tujuan harapan dan standar dalam suatu
kelompok masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup mencakup hal
yang luas dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor fisik, psikologis,
emosional dan sosial. Lansia merupakan kelompok yang rentan terkena infeksi dan
menderita berbagai gangguan kesehatan akibat dari penurunan fungsi fisik, dan
psikososial dari proses menua yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup
lanjut usia. Lansia merupakan salah satu kelompok yang mengalami dampak
signifikan akibat dari adanya pandemi COVID-19, seperti pembatasan aktivitas di
luar rumah, berinteraksi social merupakan salah satu strategi utama yang
diperlukan untuk melawan pandemi covid-19 dan melindungi lanjut usia dari
infeksi COVID-19. Tetapi, disisi lain juga memiliki dampak negatif seperti
penurunan aktivitas fisik dan interaksi sosial, gangguan psikososial seperti kesepian,
stress, cemas dan lain-lain yang berdampak terhadap penurunan kualitas hidup lansia.

1.3 Hipotesis
-

3
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan Umum:
 Mengetahui bagaimana Gambaran Kualitas Hidup Lansia Di Keluarga
Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021.

Tujuan Khusus:

 Mengetahui gambaran tingkat Kualitas Hidup Lansia Di Keluarga


Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021
 Mengetahui distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Di Keluarga
Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021 berdasarkan usia.
 Mengetahui distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Di Keluarga
Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021 berdasarkan
jenis kelamin.
 Mengetahui distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Di Keluarga
Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021 berdasarkan
tingkat pendidikan.
 Mengetahui distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Di Keluarga
Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021 berdasarkan
status pernikahan.
 Mengetahui Gambaran Kualitas Hidup Lansia Di Keluarga Mahasiswa/i
Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021 berdasarkan penyakit
penyerta.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat bagi peneliti :

 Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.


 Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan pendidikan
program studi sarjana kedokteran di Universitas Kristen Krida Wacana.

4
 Mengembangkan minat dan kemampuan meneliti dalam bidang
penelitian

2. Manfaat bagi intitusi pendidikan :


 Dapat di pergunakan sebagai dasar penelitian mahasiswa/i Fakultas
Kedokteran di masa yang akan datang.
 Dapat memberikan data tentang gambaran tingkat kualitas hidup lansia
di keluarga mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA sehingga
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana dapat
memberikan pelatihan tambahan tentang bagaimana penanganan
komprehensif lansia untuk peserta didiknya.
3. Bagi masyarakat
 Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya yang tinggal
bersama lansia untuk deteksi dini faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup lansia.
 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan
kualitas hidup lansia di lingkungan tempat tinggalnya.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia

2.1.1 Definisi Lansia


Lansia merupakan suatu proses yang mengubah seseorang dewasa sehat
menjadi seseorang yang “frail” (lemah, rentan) dengan berkurangnya sebagian besar
cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit
bahkan kematian secara eksponesial.6 Lansia didefinisikan sebagai tahap akhir dari
suatu proses penuaan, dimana setiap individu yang memasuki usia tua merupakan
kenyataan yang tidak dapat dihindari. Penuaan (menjadi tua = aging) adalah suatu
proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan tubuh dan jaringan dalam
memperbaiki atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya.17 Dengan bertambahnya usia lansia, terdapat banyak permasalahan yang
dialami oleh lansia diantaranya tidak memperoleh akses kesehatan, tidak memiliki
jaminan hari tua, tidak memiliki dukungan sosial dari keluarga atau teman untuk
merawat mereka.7
Menurut World Health Organization (WHO) lansia dikelompokan menjadi
tiga kategotri, yaitu: lansia (elderly) 60-74 tahun, lansia tua (old) 75-90 tahun dan
sangat tua (very old) diatas 90 tahun.8 Di Indonesia, Menurut undang-undang Nomor
13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan, lanjut usia adalah dimana
individu telah mencapai usia 60 tahun ke atas.1,18

2.1.2 Klasifikasi Lansia


Ada beberapa pembagian lansia. Antara lain, menurut World Health
Organization (WHO) dan Badan Pusat Statistik (BPS).19,5

WHO menggolongkan lanjut usia menjadi tiga, yaitu :


1. Usia Lansia (elderly) : umur 60-74 tahun,
2. Usia Lansia tua (old) : umur 75- 90 tahun
3. Sangat Tua (very old) umur diatas 90 tahun.

6
Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan menjadi : 8
1. Usia lansia muda (60-69).
2. Usia lansia madya (70-79).
3. usia lansia tua, 80 tahun keatas.

2.1.3 Proses Penuaan


Proses penuaan adalah peristiwa yang normal dan alamiah yang dialami oleh
setiap individu. Seiring waktu dengan bertambahnya usia lansia maka fungsi
fisiologis kehidupan mengalami perubahan baik dari segi penampilan fisik, fungsi
dan respon individu lansia, sehingga dapat menyebabkan kerentanan kepada setiap
individu lansia terhadap suatu penyakit, serta hilangnya ketangkasan dan
meningkatkan angka kesakitan.6
Perubahan terjadi di berbagai aspek seperti aspek fisik, mental dan sosial.
Perubahan fisik yang dapat diamati pada lansia yaitu rambut memutih, kulit keriput,
tipis, kering dan longgar, penglihatan tampak berkurang, daya penciuman menurun,
daya pengecap kurang peka terhadap rasa manis dan asin, pendengaran berkurang,
persendian kaku dan sakit.20 Perubahan mental umumnya digambarkan oleh beberapa
kondisi abnormal pada pikiran, emosi, perilaku dan hubungan dengan orang lain,
contohnya adalah skizofrenia, depresi, gangguan kognitif, afektif bipolar, demensia,
dan gangguan perkembangan termasuk autisme.21 Perubahan sosial yang paling
menonjol adalah ketidakmampuan merawat diri sendiri dalam hal kegiatan hidup
sehari-hari seperti berpakaian, menyisir rambut, makan sehingga lambat laun orang
tersebut harus dibantu seseorang. Kegiatan hidup instrumental misalnya menghitung
uang, menggunakan telpon ataupun komputer, menggunakan mesin cuci dan lain
sebagainya akan semakin berkurang dengan seiring bertambahnya usia.20

Tabel 1. Perubahan yang terjadi pada lansia.6


Organ Perubahan yang terjadi
Sistem  Toleransi glukosa terganggu
Endokrin  Penurunan yang bermakna pada dehidroepiandrosteron (DHEA)
 Penurunan testosteron bebas maupun yang bioavailable

7
 Penurunan hormon T3
 Peningkatan hormon paratiroid (PTH)
 Penurunan produksi Vitamin D oleh kulit
 “ ovarian failure ” disertai menurunnya hormon ovarium
 Peningkatan kadar homositein serum
Kardio-  Tidak ada perubahan frekuensi jantung saat istirahat, penurunan
Vaskular frekuensi jantung maksimum
 Berkurangnnya pengisian ventrikel kiri
 Berkurangnya sel pacu jantung (pacemaker) Di nodus SA
 Hipertrofi atrium kiri
 Kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri bertamabah lama
 Menurunnya respon inotropik, kronotropik, lusitropik, terhadap
stimulasi beta adrenergik
 Menurunya curah jantung maksimal
 Menurunnya hipertropi sebagai respon terhadapa peningktan
volume dan tekanan
 Lapisan subEndotel menebal dengan jaringan ikat
 Peningkatan restensi vaskular
Tekanan  Peningkatan tekanan darah sistolik, tekana darah diastolik tidak
Darah berubah
 Berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi beta-adrenerik
 Terganggunya perfusi autoregulasi
Paru – Paru  Penurunan FEV1 dan FVC
 Meningkatnya volume residual
 Ventilantion – perfusion mismatching yang menyebabkan PaO 2
menurun seiringnya bertambahnya Usia : 100- (0,32 x umur)
 Peningkata diameter trakea dan saluran nafas utama
 Membesarnya duktus alveolaris akibat berkurangnya elastisitas
sturktur penyangga parenkim paru, menyebabkan
berkurangnyaarea permukaan
 Penurunan masa jaringan paru
 Ekspansi toraks
 Penurunan tekanan maksimum inspiasi dan ekspirasi
 Kekakuan dinding dada

8
 Berkurangnya difusi CO
Hematologi  Berkurangnya Cadangan sumsum tulang akibat kebutuhan yang
meningkat
 Attenuated retikulosis terhadap pemberian eritropoietein
Ginjal  Menurunnya bersihan kreatinin (creatinin clearance) dan laju
glomerulus (GFR) 10 ml/dekade
 Penurunan masa Ginjal sebanyak 25%, teruatama dari korteks
denagan peningkatan relatif perfusi nefron yukstamedular
 Berukurangnya eskresi dan konversi natrium dan kalium
 Berkurangnya sekresi akibat pembebanan asam
 Aksentuasi pelepasan ADH sebagai respons terhadap dehidrasi
 Meningkatnya ketergantungan prostaglandin ginjal untuk
mempertahankan perfusi
Regulasi suhu  Berkurangnya Vasokontriksi dan vasodilatasi pembuluh darah
tubuh kutaneus
 Berkurangnya produksi keringat
Otot – Otot  Masa otot berkurang secara bermakna (sarkopenia) karena
berukang serat otot
 Efek penuaan paling kecil pada otot diafragma, lebih pada otot
tungkai dibanding lengan
 Berkurangnya inervasi, meningkatny jumlah miofibril per unit otot
 Inflitrasi lemak keberkas otot
 Berkurangnya laju metabolisme basal (berkurang 4% / dekade
seteah usia 50)
Sistem saraf  Hilangnya neuron motor spinal
perifer  Berkurangnya sensasi getar, terutama dikaki
 Berkurangnya sensitivitas termal (hangat- dingin)
 Berkurangnya amplitudo aksi pontensial saraf sensorik
 Berkurangnya ukuran serat yang termeilinasi
 Meningkatnya heterogenitas selaput akson meilen
Sistem saraf  Berkurangnya sedikit masa otak
pusat  Berkurangnya aliran darah otak dan tergantungnya
 Proliferasi astrosit
 Berkurangnya densitas koneksi dendritik
 Berkurangnya mielin dan total lipid otak

9
 Berubahnya neurontrasmiter, termasuk dopamin dan sensorik
 Meningkatnya aktivitas monoamin oksidase
 Melambatnya proses sentral dan waktu reaksi
Gastro-  Berkurangnyaukuran dan aliran darah hati
instestinal  Terganggunya clearance obat oleh hati sehingga membutuhkan
metabolisme fase 1 yang lebih ekstensif
 Tergantungnya respon terhadap cedera pada mukosa lambung
 Berkurangnya masa pankreas dan cadangan enzimatik
 Berkurangnya kontraksi kolon yang efektif dan berkurangnya
absorpsi kalsium
Penglihatan  Terganggunya adaptasi Gelap
 Pengeruhan pada lensa
 Ketidakmampuan untuk fokus pada benda benda jarak deket
(presbiopia)
 Berkurangnya sensitivitas terhadap kontras
Penghidung  Deteksi penghidung kurang dari 50 %
Keseimbangan  Meningkatnya respon ambang vestibular
 Berkurangnya jumlah sel rambut pada organ Corti
Pendengaran  Hilanganya nada berfrekuensi tingga secara bilateral
 Defisit pada proses sentral
 Kesulitan untuk membedakan sumber bunyi
Sistem Imun  Berkurangnya Imunitas yang dimediasi se;
 Rendahnya afinitas produksi antibodi
 Banyaknya nonresptor terhadap vaksinasi
 Berkurangnya hiper sensitivitas tipe lambat
 Terganggunya fungsi macrofag
 Atrofi timus dan hilangnya hormon timus
 Berkurangnya produksi sel B oleh sumsum tulang belakang
Fungsi  Kemampuan meningkatkan fungsi intelektual berkurang
Kognitif  Berkurangnya efisiensi transmisi saraf di otak, menyebabkan
proses informasi melambat dan banyak informasi hilanmgg selama
transmisi
 Berkurangnya kemampuan kemampuan akumulasi informasi baru
dan mengambil informasi dari memori
 Kemampuan mengingat kejadian masa lalu lebih baik dibanding

10
kemampuan mengingat masa kini yang baru saja terjadi

2.2 Kualitas Hidup Lansia


World Health Organization (WHO) mendefinisikan kualitas hidup sebagai
persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan
sistem nilai yang terkait dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian. Kualitas
hidup merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi kondisi fisik
individu, psikologis, tingkat kemandirian, serta hubungan individu dengan
lingkungan.22 Umumnya lansia memiliki kelemahan serta keterbatasan dalam
melakukan aktivitas sehingga kualitas hidup pada lansia menjadi menurun. Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat, maka keluarga memiliki peran yang sangat
penting dalam perawatan lansia untuk meningkatkan kualitas hidupnya.23 Perubahan
fisik yang terjadi pada lansia berkaitan erat dengan perubahan psikososialnya.
Pengaruh yang muncul akibat berbagai perubahan pada lansia tersebut jika tidak
teratasi dengan baik maka cenderung akan mempengaruhi kesehatan lansia secara
menyeluruh.24 Permasalahan psikologis yang dialami lansia merupakan bagian dari
komponen yang menentukan kualitas hidup lansia dan berhubungan dengan
dukungan keluarga serta lingkungan sekitar.22 Interaksi sosial atau dukungan sosial
dalam keluarga dapat berjalan dengan baik apabila keluarga menjalankan fungsi
keluarga dengan baik, terutama dalam fungsi pokok kemitraan (partnership), kasih
sayang (affection), dan kebersamaan (resolve).24

2.2.1 Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup


faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup antara lain:25,26,27

1. Jenis kelamin
Dragomirecha dan Selepova (2015) mengungkapkan bahwa kualitas
hidup laki-laki lansia lebih tinggi dari pada lansia perempuan. Hasil studinya
melaporkan bahwa secara signifikan laki-laki lansia memiliki kepuasan yang
lebih tinggi dalam beberapa aspek antara lain hubungan personal, dukungan
keluarga, keadaan ekonomi, pelayanan sosial, kondisi kehidupan dan
kesehatan, sedangkan lansia perempuan memiliki nilai yang lebih tinggi

11
dalam hal kesepian, ekonomi yang rendah dan kekhawatiran terhadap masa
depan. Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang menyebutkan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan
kualitas hidup lansia46
2. Usia
Seiring bertambahnya usia lansia maka terjadi beberapa perubahan pada
lansia. Antara lain penurunan kondisi fisik, perubahan mental, perubahan
psikososial serta kesehatan lansia yang semakin menurun. Semakin tua usia
lansia ternyata lebih banyak berada pada kualitas hidup yang rendah
3. Pendidikan.
Menurut Kemenkes RI (2013), semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka semakin tinggi tingkat pengetahuan lansia terutama pada pola
hidup sehat dan peduli akan kebersihan. Rendahnya tingkat pendidikan juga
dapat memmengaruhi aksesibilitas lansia ke fasilitas kesehatan. Seseorang
dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah untuk memahami arti kesehatan
dan pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan baik, serta dapat memberikan
respon yang lebih rasional terhadap informasi yang ada .

4. Status Pernikahan
Lansia yang memiliki pasangan hidup memiliki kualitas hidup yang
lebih baik, dimana pasangan hidup memiliki fungsi sebagai pendorong
kualitas hidup yang lebih baik (supporting) dalam berbagai hal seperti emosi,
pemecahan masalah, keuangan, maupun pengasuhan. Kehilangan pasangan
hidup dapat menyebabkan stres atau gangguan psikologis pada lansia.

5. Faktor Ekonomi
Pada lansia, lebih banyak yang sudah tidak bekerja, yang berdampak
pada penghasilan yang rendah bahkan ada lansia yang sudah tidak
berpengahasilan , dimana para lansia kehilangan banyak hal di masa tuanya.

6. Status Kognitif

12
Lansia dengan gangguan fungsi kognitif mulai tampak kebingungan/tidak
mampu mengenali tempat yang biasanya ditinggali serta mengalami masalah
dalam kehidupannya sosialnya.

7. Dukungan Keluarga
Lansia yang tinggal dengan keluarga memiliki kualitas hidup cenderung
lebih baik, hal ini karena tinggal bersama keluarga menimbulkan rasa
percaya diri, nyaman, dipedulikan serta dicintai sehingga lansia dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan lebih baik.

8. Status Gizi
Status gizi lansia berpengaruh terhadap kualitas hidup, dimana pada
lansia yang menderita malnutrisi mengalami peningkatan morbiditas dan
mortalitas yang menyebabkan menurunnya kualitas hidup lansia.

9. Penyakit Penyerta
Penyakit penyerta dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Adanya
riwayat penyakit penyerta seperti, hipertensi, diabetes melitus, asam urat,
dan jantung. Lansia yang memiliki penyakit penyerta dapat menghambat
aktivitasnya, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup lansia.

2.3 Penilaian kualitas hidup


Penilaian kualitas hidup menurut WHO diukur dengan menggunakan
kuesioner WHOQoL (World Health Organization Quality of Life). Kuesioner
WHOQoL - BREF terdiri atas 26 pertanyaan, antara lain 2 pertanyaan umum.
Domain kesehatan fisik terdiri atas 7 pertanyaan tentang rasa nyeri, istirahat tidur,
mobilisasi, aktifitas, pengobatan dan pekerjaan. Domain psikologi terdiri atas 6
pertanyaan tentang perasaan positif, cara berpikir, harga diri, dan spiritual.
Hubungan sosial dengan 3 pertanyaan tentang hubungan individu, hubungan sosial
dan aktivitas seksual. Domain lingkungan dengan 8 area pertanyaan yang meliputi
keamanan fisik, lingkungan rumah, sumber keuangan, fasilitas kesehatan,
mudahnya mendapat informasi kesehatan, rekreasi, transportasi. Perhitungan untuk

13
menentukan skor kualitas hidup merupakan penjumlahan dari semua skor yang
didapat setiap pertanyaan. Skor tersebut tersebut akan dijumlahkan untuk
mendapatkan skor total dan kemudian dibagi menjadi 3 kategori, yaitu kualitas
hidup baik bila skor total > 96, kualitas hidup cukup bila skor total 61-95, kualitas
hidup kurang bila skor total 26-60.29

2.4 Pandemi covid-19


Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19
ini dinamakan Sars-Cov-2 , merupakan virus zoonosis (ditularkan dari hewan dan
manusia).30 Sars-Cov-2 merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan
tidak bersegmen dengan ukuran partikel 120-160 nm. 31 Sars-Cov-2 termasuk
dalam familia Coronaviridae, sub familia Coronavirinae, genus Betacoronavirus,
subgenus Sarbecovirus.30
Pada tanggal 31 januari 2021 sudah di temukan sebanyak 101.561.219
kasus pasien terkonfirmasi positif dengan angka kasus kematian 2.196.944 kasus di
seluruh dunia yang terjangkit COVID-19.32 Di Indonesia pada tanggal 31 januari
2021 ditemukan sebanyak 1.066.313 kasus terkonfirmasi positif COVID-19,
dengan kesembuhan mencapai (78%) atau 862.502 dan angka kematian sekitar
(4.2%) atau 29.728 kasus kematian.33
Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang luas, mulai dari
tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS,
sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau sedang, 13,8%
mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam keadaan kritis, serta
sebagian besar proporsi pada infeksi asimtomatik belum diketahui. 34 Pasien yang
terinfeksi virus SARS-CoV-2, sebagian besar menunjukkan gejala-gejala seperti
demam, batuk, bersin, dan sesak napas.3621

2.4.1 Pencegahan
Covid-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu
pengetahuan terkait pencegahannya masih terbatas. Kunci pencegahan meliputi

14
pemutusan rantai penularan dengan karantina mandiri , deteksi dini, dan melakukan
proteksi dasar.30 Pencegahan dapat dilakukan dengan istilah social physical
distancing, karantina mandiri, penggunaan masker dan upaya lainnya.30.38,49

1. Upaya Kebersihan Personal dan Rumah


Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu mencegah
persebaran virus, yaitu menjaga kebersihan diri/personal dan rumah dengan
cara:

 mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya 20 detik
atau menggunakan hand sanitizer, serta mandi atau mencuci muka jika
memungkinkan, sesampainya di rumah atau di tempat bekerja, setelah
membersihkan kotoran hidung, batuk atau bersin dan ketika makan atau
mengantarkan makanan;

 hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum
dicuci;

 jangan berjabat tangan;

 hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit;

2. Pembatasan Interaksi Fisik untuk Individu (Physical contact/physical


distancing).49
Virus corona diketahui penyebaran utamanya melalui tetesan pernapasan,
terutama saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin oleh karena itu, menjaga
jarak fisik yang aman dianjurkan untuk mengurangi penularan. WHO
merekomendasikan menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang lain. Langkah
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengganti istilah social distancing
dengan physical distancing disebut sebagai hal yang tepat dan disetujui para
ahli. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :49

1. tidak berdekatan atau berkumpul di keramaian atau tempat-tempat umum,


jika terpaksa berada di tempat umum gunakanlah masker.

15
2. tidak menyelenggarakan kegiatan/pertemuan yang melibatkan banyak
peserta (mass gathering).
3. hindari melakukan perjalanan baik ke luar kota atau luar negeri;
4. hindari berpergian ke tempat-tempat wisata;
5. mengurangi berkunjung ke rumah kerabat/teman/saudara dan mengurangi
menerima kunjungan/tamu;
6. mengurangi frekuensi belanja dan pergi berbelanja. Saat benar-benar
butuh, usahakan bukan pada jam ramai;
7. menerapkan work from home (WFH);
8. jaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter (saat mengantri, duduk di
bus/kereta);
9. untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di rumah.
10. untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah

3. Karantina Mandiri
Karantina orang adalah pembatasan kegiatan atau pemisahan orang yang tidak
sakit, tetapi kemungkinan terpapar agen infeksi atau penyakit menular, dengan tujuan
memantau gejala dan mendeteksi kasus sejak dini.39 Karantina berbeda dari isolasi,
yang merupakan pemisahan orang-orang sakit atau terinfeksi dari orang lain,
sehingga mencegah penyebaran infeksi atau kontaminasi.

Lokasi karantina itu sendiri dapat dilakukan di rumah, tempat saudara atau
fasilitas umum lainnya, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi setempat.
Karantina adalah tindakan untuk mencegah dan melindungi seseorang dari tertularnya
penyakit COVID-19.30 Selama dalam masa karantina terdapat dampak yang sangat
serius seperti berkurangnya aktivitas fisik, dan kurangnya informasi yang berkaitan
dengan aktivitas fisik yang baik pada lansia.

16
2.5 kualitas hidup lansia di masa pandemi COVID 19.
Era pandemi saat ini, kelompok lansia merupakan kelompok yang paling
berisiko mengalami keparahan/morbiditas dan mortalitas akibat penyakit Covid-19.
karena kelompok lansia memiliki risiko tinggi terjadi komplikasi berat. 40 Kelompok
lansia merupakan salah satu alasan di himbau untuk social distancing, Untuk itu
pencegahan penularan penyakit melalui upaya promotif dan preventif kepada
kelompok lansia sangat penting dilakukan, baik di tingkat keluarga, masyarakat dan
fasilitas Kesehatan..40,41 sangat dibutuhkan dukungan dari keluarga dan masyarakat
agar kesehatan dan kualitas hidup lansia selama masa pandemi Covid-19 dapat tetap
terjaga seoptimal mungkin.

Pada karakteristik tertentu penyakit COVID-19 memiliki prognosis lebih


buruk pada beberapa kasus. Berikut beberapa karakteristik penderita yang memiliki
prognosis buruk, yaitu :39
1. Usia lebih dari 60 tahun. Semakin tinggi usia, setelah >60 tahun, makin tinggi
risiko kematian.
2. Menderita penyakit kronis tidak menular, antara lain diabetes, penyakit jantung,
kanker.
3. Mengalami kemunduran imunologik karena alasan apa pun: Menggunakan obat
penekan imun (immuno-suppressant), misalnya pada para penerima transplantasi
organ; dalam terapi onkologik atau belum lama mendapatkan kemoterapi maupun
radioterapi; menderita infeksi HIV/AIDS.

lansia merupakan kelompok populasi yang sangat rentan untuk terinfeksi


Covid-19. hal ini, disebabkan karena lansia memiliki kondisi immunosenescence
(penurunan imunitas pada usia lanjut). Oleh sebab itu peraturan yang telah ditetapkan
pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun daerah sangat dihimbau atau dipaksa
untuk tetap tinggal di rumah terutama bagi lansia, yang merupakan salah satu
kelompok yang rentan terhadap COVID-19 agar terhindar dari terpaparnya virus.30
Kurangnya aktivitas fisik diketahui merupakan faktor resiko tertinggi keempat
serta dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kognitif, gangguan mental dan

17
emosional. Masa pandemi merupakan salah satu penyebab berkurangnya aktivitas
fisik pada lansia. Aktivitas fisik merupakan hal yang penting bagi lansia terutama
untuk menjaga tingkat kemandirian, kesehatan mental, dan kesejahteraan, serta
mempertahankan kualitas hidup.42,43 Lansia yang tidak melakukan aktivitas fisik
secara teratur dapat berdampak pada kesehatan mental, hilangnya tingkat
kemandirian, penurunan fungsi tubuh, bahkan merasa kesepian.43 Selain itu, ikatan
sosial juga penting untuk mendorong lansia untuk melakukan aktivitas fisik. 41
Hubungan sosial yang kurang selama karantina dapat menyebabkan rasa kesepian
serta mempercepat penurunan fisik dan kognitif pada individu lansia.43

Menurut Penelitian yang dilakukan oleh samlani Z et all, di dapatkan adanya


gangguan kualitas hidup pada seluruh responden lansia di masa pandemi covid-19
yaitu dengan skor kesehatan mental 34,49% dan skor kesehatan fisik 36,10%. Lansia
yang memiliki penyakit kronis mendapatkan skor yang lebih rendah lagi yaitu sebesar
29,28%.10
Adanya pembatasan aktivitas fisik dan interaksi sosial sehari hari melalui
social distancing dapat menyebabkan terjadinya isolasi sosial juga bagi para lansia
yang merupakan penyebab utama terjadinya rasa kesepian. Merasa kesepian inilah
yang membuat lansia merasakan tersisihkan, terpencil dari orang lain karena merasa
berbeda dengan orang lain, tersisih dari kelompoknya, merasa tidak diperhatikan oleh
orang-orang disekitarnya, terisolasi dari lingkungan, serta tidak ada seseorang tempat
berbagi rasa dan pengalaman. Kondisi ini menimbulkan perasaan tidak berdaya,
kurang percaya diri, ketergantungan, dan juga lansia merasa diterlantarkan.43-5 Rasa
kesepian juga memiliki dampak sangat serius pada kesehatan fisik dan mental lansia,
seperti stress dan gangguan psikiatri lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa rasa kesepian berhubungan erat dengan terjadinya depresi, gangguan tidur dan
rasa cemas yang juga akan mempengaruhi kesehatan fisik lansia dan pada akhirnya
akan menurunkan kualitas hidupnya.4

18
2.6 Kerangka Teori

Pandemi covid-19

lansia di keluarga
mahasiswa/i
fakultas kedokteran
uk

Himbauan sosisal
distancing/phiscal
distancing

Fisik Psikososial Sosial Lingkungan

Kualitas hidup

WHOQOL-BREF

19
Bagan 2.1 Kerangka Teori

2.7 Kerangka Konsep

Usia Kuiesoner Kualitas Hidup :


Jenis kelamin WHO Baik
Status WHOQoL-BREF Cukup
pernikahan Kurang
Tingkat
pendidikan
Tempat tinggal
Status ekonomi
Riwayat penyakit
menahu

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan studi observasional yang
menggunakan desain cross sectional study melalui pendekatan secara deskriptif
berupa penelitian non eksperimental.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Ukrida Wacana. Pengumpulan
data dilaksanakan pada tahun 2021

3.3 Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi Target


Seluruh Individu lansia dari Keluarga mahasiswa/i Fakultas Kedokteran
Ukrida.

3.3.2 Populasi Terjangkau


Individu lansia dari seluruh Keluarga mahasiswa/i Fakultas Kedokteran
Ukrida serta yang memenuhi kriteria inklusi dan esklusi.

21
3.4 Kriteria Inklusi and Ekslusi

3.4.1 Kriteria Inklusi


1. Individu yang bersedia menjadi responden.
2. individu yang berusia 60 tahun keatas.
3. Lansia yang berada di keluarga mahasiswa/i Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana.

3.4.2 Kriteria Eksklusi


1. Kuisoner yang tidak di isi dengan lengkap
2. Lansia yang tidak sehat dan dalam keadaan tidak sadar
3. Lansia yang memiliki gangguan kejiwaan dan gangguan kognitif berat
4. Lansia yang memiliki Gangguan Penglihatan dan Pendengaran.

3.5 Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah dengan metode purposive sampling.
Sampelnya adalah lansia yang berada di keluarga mahasiswwa/i Fakultas Kedokteran
UKRIDA. Sampel yang dibutuhkan penelitian sebanyak 100 orang dan bersedia
menjadi subjek penelitian. Populasi penelitian ada besar sampel yang memenuhi
karakteristik penelitian. Besar minimal sampel dihitung menggunakan rumus
Lemeshow.

( Za )2 PQ
Rumus : n=
d2
( 1.96 )2 x 0,5 x 0,5
n= 2
( 0.1 )
0.38416 x 0,25
n=
0.01
n = 96,04
= 100
Keterangan :
n = jumlah sampel
Za = Deviat baku alfa (1,96)

22
P = Proporsi maksimal estimasi = 0,5
Q = 1-P = 1-0,5 = 0,5
d = presisi absolut/ sampling eror = 10% (0,1)

3.6 Bahan, alat dan cara pengambilan data

3.5.1 Bahan Penelitian


Data penelitian yang akan digunakan adalah data primer, yaitu data yang
diambil secara langsung dari lansia.

3.5.2 Alat Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner World Health
Organization Quality Of Life (WHOQOL) – BREF Dan diberikan secara online
melalui aplikasi google form

3.5.3 Cara Pengambilan Data


1. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan
mengambil sampel pada lansia yang menjadi bagian dari Keluarga
mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas kedokteran ukrida yang
memenuhi kriteria inklusi sehingga jumlah sampel yang dikehendaki
terpenuhi.
2. Semua pasien lansia yang bagian dari keluarga Mahasiswa/i FKIK
UKRIDA yang berpotensi masuk dalam penelitian, diberi informasi
mengenai penelitian ini, jika setuju pasien akan menandatangani lembar
informed consent.
3. Kuesioner akan diberikan secara online via email ke mahasiswa/i
fakultas kedokteran ukrida, kemudian kuesioner akan diberikan ke
individu lansia untuk diisi dengan bantuan mahasiswa/i FK ukrida.
4. Semua peserta penelitian yang menjadi subyek penelitian akan diberi
kuesioner yang harus diisi dan dikembalikan pada penulis melalui email.

23
Setelah semua kuisioner yang telah terisi terkumpul dari responden
selanjutnya akan diberibkan penilaian untuk setiap jawaban dari pertanyaan yang telah
disediakan dengan menggunakan skala ukur yang sudah ditentukan sebelumnya.

3.7 Parameter

Parameter yang diperiksa dalam penelitian ini adalah gambaran tingkat


Kualitas Hidup lansia di keluarga mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun
2021 Data tersebut diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah diisi responden.

3.8 Variable Penelitian


•Variabel terikat : kualitas hidup lansia
•Variabel bebas :
• Usia.
• Jenis kelamin.
• Tingkat. pendidikan.
• Status pernikahan.
• Tempat tinggal
• Status ekonomi
• Penyakit penyerta

3.9 Dana Penelitian

3.10 Analisis Data


Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat.
Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan distribusi dari variabel dan
karakteristik subjek dari masing-masing variabel dengan menggunakan tabel dan
diubah menjadi grafik.

3.11 Definisi Operasional


Tabel 3.1

24
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Sumber dan Pengumpulan Data

Definisi Cara
Variabel Alat Ukur Hasil Skala
Operasional Pengukuran
persepsi individu Wawancara Kuisoner
dalam kehidupan,
baik dalam
konteks nilai
budaya, kesehatan
(fisik,psikologis),
Kualitas 1. >95= Baik Ordinal
lingkungan,
Hidup 2. 61-95= Sedang
pendapatan dan
Lansia 3. 26-60= Buruk
sistem sosial yang
berkaitan erat
dengan usia
harapan hidup
hingga tingkat
kepuasan hidup
Perbedaan antara
yang tercatat
laki laki dan KTP/ SIM/
Jenis dari kuisoner/ 1. Laki– laki Nominal
perempuan secara Kuisoner
Kelamin wawancara 2. Perempuan
biologis sejak
seseorang lahir
Lamaya pasien
hidup dalam tahun
yang di hitung dari yang tercatat
KTP/SIM/ 1. 60-75
tahun lahir hingga dari Ordinal
Usia Kuisoner 2. 75-90
tahun penelitian kuisoner/waw
3. >90
itu dilakukan ancara
berdasarkan data
rekam medik
Kuisoner
Status pendidikan data diri 1. Tidak sekolah
adalah jenjang 2. SD
pendidikan formal yang tercatat
3. SMP katagorik
Tingkat terakhir yang dari kuisoner
4. SMA
Pendidikan ditempuh oleh atau
5. Sarjana/S1
lansia wawancara
6. Pasca Sarjana

25
Status pernikahan Kuisoner
lansia saat ini yang tercatat data diri
1. Tidak Menikah
Status dari kuisoner Nominal
2. Menikah
Pernikahan atau
3. Janda/Duda
wawancara

Lingkungan Kuisoner
tempat tinggal data diri
merupakan tempat
dimana dan yang tercatat
1. Bersama
Tempat melakukan dari kuisoner Nominal
keluarga
tinggal aktifitas sehari- atau
2. Sendiri
hari dan wawancara
melakukan
interaksi sosial
dengan orang lain.
Merupakan Kuisoner
1. Dari Keluarga
pehasilan yang di yang tercatat data diri
2. Tabungan
Status dapat untuk dari kuisoner Nominal
sendiri
ekonomi memenuhi atau
3. Pensiunan
kebutuhan sehari- wawancara
4. kerja
hari
menggambarkan Kuisoner
suatu penyakit data diri
yang bisa diderita 1. Tidak memiliki
dalam kurun penyakit
yang tercatat penyerta
Riwayat waktu yang lama,
dari kuisoner 2. Memiliki Nominal
penyakit bahkan bertahun-
atau penyakit
penyerta tahun serta dapat
wawancara penyerta
menyebabkan
kondisi seseorang
semakin melemah
secara bertahap

3.12 Pengolahan Data


Setelah data berhasil di kumpulkan langkah selanjutnya yang dilakukan
adalah mengolah data sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh data tersebut.
Proses pengolahan data di lakukan dengan menggunakan beberapa tahap
sebagai berikut :

26
3.12.1 Editing
Pada tahap ini data dikumpulkan dan di periksa kembali apakah
sudah lengkap jawabannya atau tidak, memeriksa nama dan identitas
responden dan data yang di berikan berkesinambungan atau tidak
dalam arti tidak ditemukan data yang bertentangan satu dengan yang
lain.

3.12.2 Coding
Melakukan pengkodean data dengan angka atau kode tertentu
sehingga lebih mudah dan sederhana.

3.12.3Tabulating
Pada tahap ini data dikelompokkan ke dalam tabel tertentu menurut
sifat yang dimiliki sesuai tujuan penelitian.

3.13 Jadwal Penelitian


Bulan (Tahun 202)
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep ok Mar
1 Studi pustaka
Persiapan alat dan
2
bahan penelitian
3 Penelitian

27
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Febuari 2021 di Fakultas Kedokteran
UKRIDA. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan Kuesioner yang diisi o
leh responden melalui google form. Subjek dalam penelitian ini adalah Lansia yang
berada di keluarga mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA dan jumlah yang
mengisi kuesioner adalah 100 responden. Hasil penelitian Gambaran Kualitas Hidup
Lansia Di Keluarga Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021. Berdas
arkan data yang diperoleh, maka selanjutnya akan dilakukan pengelolahan data
dengan menggunakan program SPSS.

4.2. Distribusi Karakteristik Lansia Dikeluarga Mahasiswa/i FK UKRIDA


Tahun 2021
Karakteristik responden lansia yang diteliti meliputi usia, jenis
kelamin,tingkat pendidikan,status pernikahan,tempat tinggal,ekonomi dan penyakit
penyerta. Hasil analisis karakteristik responden lansia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Status
Pernikahan, Tempat Tinggal, Ekonomi dan Penyakit Penyerta Dikeluarga Mahasiswa/i FK UKRIDA
Tahun 2021
Frekuensi Presentasi

Usia 60- 75 tahun 69 69%


76-90 tahun 29 29%
> 90 tahun 2 2%

28
Jenis Kelamin Perempuan 46 46%
Laki-laki 54 54%

Tingkat Pendidikan Tidak sekolah 7 7%

SD 12 12%

SMP 9 9%

SMA 38 38%

Sarjana/S1 27 27%

Pasca Sarjana 7 7%

Status Pernikahan Menikah 74 74%

Tidak Menikah 0 0%

Janda/Duda 26 26%

Tempat Tinggal Bersama Keluarga 96 96%

Tinggal Sendiri 4 4%
Sendiri 2 2%

Ekonomi Dari Keluarga 16 16%

Tabungan Sendiri 10 10%

Pensiunan 35 35%

Kerja 39 39%

Penyakit Penyerta memiliki penyakit 83 83%


penyerta

Tidak Memiliki 17 17%


Penyakit Penyerta

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan hasil pengumpulan data karakteristik


lansia dari 100 sampel yang memperlihatkan bahwa mayoritas responden paling

29
banyak ditemukan berusia 60–75 tahun yaitu sebanyak 69 orang (69%). Beradasarkan
Sebaran jenis kelamin yang tertinggi adalah laki-laki 54 responden yaitu 54,0%, kem
udian sebaran terendah adalah perempuan yaitu sebanyak 46 responden yaitu (46,0
%), Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang paling banyak memiliki riwayat
pendidikan terakhir yaitu SMA sebanyak 38 responden (38%). Berdasarkan segi
status pernikahan yang tertinggi adalah responden yang menikah sebanyak 74
responden yaitu (74%). Berdasarkan tempat tinggal yang memperlihatkan bahwa
responden paling banyak ditemukan memiliki tempat tinggal yaitu sebanyak 96
responden (96%), Berdasarkan sumber penghasilan yang memperlihatkan bahwa
sumber pengahasilan responden paling banyak yaitu berasal responden yang berkerja
yaitu sebanyak 39 responden (39%). Berdasarkan hasil dari sebaran segi penyakit
penyerta paling tinggi ditemukan yaitu pada lansia yang memiliki penyakit penyerta
sebanyak 83 responden yaitu 83%.

4.3. Gambaran Kualitas Hidup Lansia di keluarga mahasiswa/i FK UKRIDA


Tahun 2021.

Tabel 4.2 Gambaran Kualitas Hidup Lansia di keluarga mahasiswa/i Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun
2021

Frekuensi Persentase
Kualitas Hidup Baik 56 56%

Cukup 44 44%

Kurang 0 0%

Pada tabel 4.2 menunjukkan hasil pengumpulan data dari 100 sampel yang me
mperlihatkan bahwa sebaran dari segi kualitas hidup lansia dimana yang tertinggi ada
lah kualitas hidup baik sebanyak 56 responden yaitu 56 % dan yang paling terendah
adalah yang memiliki kualitas hidup kurang sebanyak 0 responden, yaitu 0 %.
Serupa dengan peneliti sebelumnya Agnieszka Beata Ćwirlej-Sozańska (2016)
menunjukan bahwa Skor profil QOL tidak ada geriatri yang memiliki kualitas hidup
buruk, sedangkan 56% termasuk dalam kategori "baik" dan 50,8% memiliki kualitas

30
hidup "sangat baik".48 Kualitas hidup lansia seharusnya menjadi perhatian penting
bagi para profesional kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari
suatu tindakan, intervensi, atau terapi. 47

4.4. Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Usia Dikeluarga


Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.
Karakteristik responden lansia yang diteliti meliputi usia. Hasil analisis karakt
eristik responden lansia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Usia Dikeluarga Mahasiswa/i FK
UKRIDA Tahun 2021

KATEGORI_USIA
USIA
60-75 75-90 >90 Total
KUALITAS_HIDUP BAIK 42 13 1 56
SEDANG 27 16 1 44
Total 69 29 2 100

Pada tabel 4.3 menunjukan hasil pengumpulan data dari 100 sampel
responden yang memperlihatkan bahwa distribusi gambaran kualitas hidup Lansia
berdasarkan usia yang paling tinggi adalah lansia yang bersuisa 60-75 tahun yaitu
sebanyak 42 responden (42%) berada dalam katagori “baik”, Dan yang paling
terendah adalah yang memiliki kualitas hidup sedang dengan usia > 90 tahun
sebanyak 1 responden(1%)

Cari jurnal Pendukung

4.5. Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin


Dikeluarga Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.
Karakteristik responden lansia yang diteliti meliputi Jenis kelamin. Hasil anali
sis karakteristik responden lansia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin Dikeluarga
Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.

JENIS_KELAMIN Total

31
JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN
KUALITAS_HIDUP BAIK 32 24 56
SEDANG 22 22 44
Total 54 46 100

Pada tabel 4.4 menunjukan hasil pengumpulan data dari 100 sampel responden
yang memperlihatkan bahwa sebaran jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki
sebanyak 54 responden yaitu (54,0%), Dimana 32 responden (32%) berada dalam
katagori “baik”, kemudian 22 responden (22%) berada dalam katagori “cukup”.

Cari jurnal Pendukung

4.6. Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Tingkat


Pendidikan Dikeluarga Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.
Karakteristik responden lansia yang diteliti meliputi tingkat pendidikan. Hasil
analisis karakteristik responden lansia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dikeluarga
Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.

PENDIDIKAN Total
PENDIDIKAN TIDAK SARJANA PASCA
SEKOLAH SD SMP SMA S1 SARJANA
KUALITA BAIK 3 8 3 23 14 5 56
S_HIDUP
SEDANG 4 4 6 15 13 2 44
Total 7 12 9 38 27 7 100

Pada tabel 4.5 menunjukkan hasil pengumpulan data dari 100 sampel
responden yang memperlihatkan bahwa sebaran berdasarkan tingkat pendidikan yang
tertinggi adalah SMA sebanyak 38 responden (38%), Dimana 23 responden (23%)
berada dalam katagori “baik”, kemudian 15 responden (15%) berada dalam katagori
“cukup

32
4.7. Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Status Pernikahan Dikeluarga
Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.
Karakteristik responden lansia yang diteliti meliputi Status Pernikahan. Hasil an
alisis karakteristik responden lansia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Status Pernikahan Dikeluarga Mahasiswa/i FK
UKRIDA Tahun 2021

PERNIKAHAN
STATUS PERNIKHAN
JANDA/DUD
MENIKAH A Total
KUALITAS_HIDUP BAIK 44 12 56
SEDANG 30 14 44
Total 74 26 100
Pada tabel 4.6 menunjukkan hasil pengumpulan data dari 100 sampel
responden yang memperlihatkan bahwa sebaran berdasarkan status pernikahan yang
tertinggi adalah responden yang menikah sebanyak 74 responden yaitu 74 %, Dimana
44 responden (44%) berada dalam katagori “baik”, kemudian 30 responden (30%)
berada dalam katagori “cukup”.

CARI JURNAL PENDUKUNG

4.8. Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Tempat Tinggal Dikeluarga


Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.
Karakteristik responden lansia yang diteliti meliputi tempat tinggal. Hasil analis
is karakteristik responden lansia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7. Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Tempat Tinggal Dikeluarga Mahasiswa/i FK
UKRIDA Tahun 2021.

TEMPAT_TINGGAL
TEMPAT TINGGAL
BERSAMA
KELUARGA SENDIRI Total
KUALITAS_ BAIK 55 2 57
HIDUP SEDANG 43 0 43

33
Total 98 2 100
Pada tabel 4.7 menunjukkan hasil pengumpulan data dari 100 sampel
responden yang memperlihatkan bahwa sebaran berdasarkan tempat tinggal yang
tertinggi adalah tinggal bersama keluarga 96 responden yaitu (96%), Dimana 55
responden (55%) berada dalam katagori “baik”, kemudian 43 responden (43%)
berada dalam katagori “cukup”.

4.9. Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Status Ekonomi Dikeluarga


Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.
Karakteristik responden lansia yang diteliti meliputi Status ekonomi. Hasil anali
sis karakteristik responden lansia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Status Ekonomi Dikeluarga Mahasiswa/i FK
UKRIDA Tahun 2021.

STATUS_EKONIMI
STATUS EKONOMI DARI
KELUARGA SENDIRI PENSIUNAN KERJA Total
KUALITAS_ BAIK 8 3 20 25 56
HIDUP SEDANG 8 7 15 14 44
Total 16 10 35 39 100

Pada tabel 4.8 menunjukkan hasil pengumpulan data dari 100 sampel
responden yang memperlihatkan bahwa sebaran berdasarkan status ekonomi yang
tertinggi adalah responden yang bekerja sebanyak 39 responden (39%), Dimana 25
responden (25%) berada dalam katagori “baik”, kemudian 14 responden (14%)
berada dalam katagori “cukup”.

4.10. Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Penyakit Penyerta


Dikeluarga Mahasiswa/i FK UKRIDA Tahun 2021.
Karakteristik responden lansia yang diteliti meliputi penyakit penyerta. Hasil
analisis karakteristik responden lansia adalah sebagai berikut:

34
Tabel 4.9Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Penyakit Penyerta Dikeluarga Mahasiswa/i FK
UKRIDA Tahun 2021

PENYAKIT_PENYERTA
MEMILIKI TIDAK MEMILIKI
PENYAKIT PENYERTA
PENYAKIT PENYAKIT
PENYERTA PENYERTA Total
KUALITAS_ BAIK 43 13 56
HIDUP SEDANG 40 4 44
Total 83 17 100

Pada tabel 4.9 menunjukkan hasil pengumpulan data dari 100 sampel responden
yang memperlihatkan bahwa sebaran berdasarkan penyakit penyerta yang tertinggi ad
alah responden yang tidak memiliki penyakit penyerta sebanyak 83 responden yaitu
83 % , Dimana 43 responden (43%) berada dalam katagori “baik”, kemudian 40
responden (40%) berada dalam katagori “cukup”.

35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
 Gambaran tingkat Kualitas Hidup Lansia Di Keluarga Mahasiswa/i
Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021 dari hasil pengumpulan data
sebanyak 56% dari 56 responden menunjukan kualitas hidup baik Dan
yang paling terendah adalah yang memiliki kualitas hidup kurang
sebanyak 0 %, yaitu 0 responden.
 Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia berdasarkan usia Di Keluarga
Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021 menunjukkan
hasil, Dimana usia paling banyak adalah usia 60-75 tahun sebanyak 69%
yaitu 69 responden, dimana 42 lansia (baik) dan 27 lansia (cukup).
kemudian sebaran usia terendah pada kelompok usia >90 tahun yaitu
sebanyak 2% yaitu 2 responden, dengan hasil 1 responden (baik) dan 1
responden (cukup).
 Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia berdasarkan jenis kelamin Di
Keluarga Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021
menunjukkan hasil pengumpulan data dari sampel yang memperlihatkan
sebaran jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki 54 responden yaitu 54,0%,
kemudian dan sebaran jenis kelamin terendah adalah perempuan yaitu
sebanyak 45 orang yaitu 45,5 %. Dimana 32 reponden laki-laki dalam
katagorik (baik) dan 22 reponden laki-laki (Cukup). Sedang pada
perempuan Sebanyak 24 responden dalam katagorik (baik) dan 22
responden (Cukup).
 Distribusi Gambaran Kualitas Hidup Lansia berdasarkan tingkat
Pendidikan Di Keluarga Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA
Tahun 2021 menunjukkan hasil tingkat pendidikan yang banyak adalah
SMA sebanyak 38 responden (38%), dimana 23 lansia (baik) dan 15 lansia

36
(cukup). kemudian sebaran Pendidikan yang terendah adalah tidak
bersekolah yaitu sebanyak 7 responden yaitu 7 %, dimana 3 lansia (baik)
dan 4 lansia (cukup).
 Gambaran Kualitas Hidup Lansia berdasarkan status pernikahan Di
Keluarga Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021
menunjukkan hasil tertinggi adalah responden yang menikah sebanyak 74
responden yaitu 74 %. Dimana 44 responden di katagotikan kualitas hidup
(baik) dan 30 responden dalam katagori (Cukup) dan yang paling terendah
adalah yang tidak menikah sebanyak 0 responden, yaitu 0 %.
 Gambaran Kualitas Hidup Lansia berdasarkan status Ekonomi Di
Keluarga Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA Tahun 2021
menunjukkan hasil tertinggi adalah responden yang masih bekerja
sebanyak 39 responden yaitu 39 %, dimana 25 responden dikatagorikan
dalam kualitas hidup (baik) dan 14 responden (Cukup). paling terendah
adalah responde yang memiliki tabungan sendiri sebanyak 10 responden,
yaitu 10 %. Dimana 3 responden dikatagorikan dalam kualitas hidup
(baik) dan 7 responden (Cukup).

5.2 Keterbatasan Penelitian


1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam penyebaran kuisoner, dikarenakan
pandemi COVID-19 kuisoner yang diseberkan secara online dalam bentuk
google form.
2. dimana sampel online memiliki keterbatasan yaitu belum tentu dapat
memastikan bahwa yang menjawab adalah orang yang bersangkutan.
3. penelitian ini hanya memberikan hasil gambaran kualitas hidup lansia secara
umum, tidak memberikan hubungan kualitas hidup lansia dimasa pandemi
covid-19.

5.3 Saran
Bagi Masyarakat

37
Peneliti menyarankan agar hasil penelitian ini digunkan untuk meningkatkan
peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup lansia di
lingkungan tempat tinggalnyada faktor faktor yang mempengaruhi.

Bagi Dinas Medis


Dari hasil penelitian yang di dapat, peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat
menambah ilmu pengetahuan mengenai kualitas hidup lansi dan dapat menjadi
refrensi atau dasar untuk penelitians selanjutnya.

Bagi Peniliti Selanjutnya


Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar peniliti dapat meneliti dengan menguji
faktor-faktor yang belum diuji pada penelitian ini, dan diharapakan menggunakan
populasi yang lebih besar serta kurun waktu yang leih lama agar hasil penelitian
lebih baik.

38
Daftar Pustaka

1. Kementerian Kesehatan RI. Gambaran kesehatan lanjut usia di Indonesia. Buletin


Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 2013:h.1-27.
2. Aniyati Sri, Kamalah Aisyah Dzil. Gambaran Kualitas Hidup Lansia Diwilayah
Kerja Puskesmas Bojong I Kabupaten Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan. Vol.14 No.1; Februari 2018. Available online at:
http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/JIKK/index
3. Pfefferbaum Betty, S Carol. North M.D, at all. Mental Health and the Covid-19
Pandemic. New England Journal of Medicin 383;6. August 2020: h 511-13.
4. Khairani. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kesepian pada Lansia Didesa
Cucum Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar. Nursing Journal ; Vol.V No.1 2014.
5. Statistik Penduduk Lanjut Usia di DKI Jakarta Tahun (2019). Available online at:
http://statistik.jakarta.go.id/statisik-penduduk-lanjut-usia-di-dki-jakarta-tahun-
2019/ . Januari 2020
6. Setiati S, Alwi I, Sudoyo Aru W,et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
Keenam Jilid III. Jakarta Pusat: internaPublishing; 2014. P.3672-76
7. Esther Rita H, Ricci Steven, et al. Quality of Life in Elderly with cognitve
Imprairmenr and Mental Disorder in kelurahan KaliAnyar, West Jakarta. Journal
Of medicine ;Vol.13 No.2, Juni 2014: hlm. 117-127
8. Tripathi Rakesh K. Quality of Life: An Important Issue in Geriatric Research,
India. Journal of Gerontology & Geriatric Research.Res .2012; vol 1:e114. doi:
10.4172/2167-7182.1000e114.
9. Hidayati Aghnia Rizki, Gondodiputro Sharon, Rahmiati Lina. Elderly Profile of
Quality of Life Using WHOQOL-BREF Indonesian Version: A Community-
Dwelling. Althea Medical Journal. 2018; 5(2) doi:
http://dx.doi.org/10.15850/amj.v5n2.1417
10. Samlani Z, Lemfadli Y, Errami AA, Oubaha S, Krati K (2020) The impact of the
COVID-19 pandemic on quality of life and well-being in Morocco. Arch
Community. Med Public Health 6(2): 130-134. DOI:
https://dx.doi.org/10.17352/2455-5479.000091

39
11. Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kemenkes RI. Hindari Lansia Dari COVID-
19. Jakarta; 2020. Available online at:
http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2020/04/23/21/hindari-lansia-dari-
covid-19.html.
12. World Health Organization. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation
Report – 70[Internet]. WHO; 2020 [updated 2020 March30;cited2020March31].
Available: http://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-
reports/20200330-sitrep-70-covid-19.pdf?sfvrsn=7e0fe3f8_2
13. World Health Organization. Modes of transmission of virus causing COVID-19:
implications for infection prevention and control (IPC) precaution
recommendations. Maret 2020. Available online at:
WHO/2019nCoV/Sci_Brief/Transmission_modes/2020.3
14. John Wiley, Sons Ltd. The impact of Covid-19 pandemic on elderly mental health.
Int J Geriatr Psychiatry. 2020; p. 1–2. DOI:10.1002/gps.5320
15. Goethals Luc, Barth Nathalie, Guyot Jessica, e David Hupin, et all. Impact of
Home Quarantine on Physical Activity Among Older Adults Living at Home
During the COVID-19 Pandemic: Qualitative Interview Study. JMIR Aging 2020.
vol.3. iss.1. e19007. p.1-4. http://aging.jmir.org/2020/1/e19007/.
16. Bedford J, Enria D, Giesecke J,􀉸 Heymann DL, Ihekweazu C, et al. (2020)
COVID-19: towards controlling of a pandemic. Lancet􀉸395:􀉸1015-1018. Link:
https://bit.ly/2WhGvXV
17. Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. Mengenal usia lanjut
dan perawatannya. Jakarta : Salemba Medika ; 2012. pp. 32, 46
18. Maylasari Ika S.t, Rachmawati yeni, et al. Badan Pusat Statistik. Statistik
Penduduk Lanjut Usia 2019. Jakarta, Desember 2019 : h.12-5.
19. World Health Organization Quality of Life. Development Of The World Health
Organization WHOQOL-BREF Quality of Life Assesment. 2012, Psychological
Medicine.

40
20. Hidayanty DF. Hubungan aktivitas fisik dan aktivitas kognitif terhadap kejadian
demensia pada lansia di kelurahan sukabumi selatan tahun 2012. FK UIN Syarif
Hidayatullah 2012: h.5.
21. Ayu ningtyas D, Misnaniarti, Rayhani Marisa. Analisi kesehatan mental pada
masyarakat di Indonesia dan stratergi penanggulangnya. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat; sumatra selatan, Maret 2018, 9(1):1-10. DOI:
https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.1-10
22. Reno RB. Hubungan Status Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di Panti
Wreda Dharma Bhakti Surakart. 2010. [2012 September 19] Available:
http://etd.eprints.ums.ac.id/.
23. Baroya Ni'mal, Ririanty Mury, Amalia Yuliati. Perbedaan Kualitas Hidup Lansia
yang Tinggal di Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia. e-Jurnal
Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 1) Januari 2014
24. Putri W, dan Permana I. Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup
Lansia di Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Vol.8. No.9. 2012. [2012 Juli 20]. Available: http:/ / www.lib.ui.ac.id
25. Helin Ardiani, Lilis L, Rossy. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kualitas
Hidup Di kelurahan Mugasari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Jurnal
Kesehatan Reproduksi, vol.8 No.1, 2014.
26. Indrayani, Ronoatmodjo Sudarto.Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Kualitas Hidup Lansia Didesa Cipasung Kabupaten Kuningan Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan Reproduksi, 2018, 9(1): h.69-78.
27. Sari Kurnia Novita. Status gizi, penyakit kronis dan Konsumsi obat terhadap
Kualitas hidup Dimensi kesehatan fisik Lansia. Jurnal kesehata, 2013: h. 12-3.
28. Ardiani Helin, Lismayanti Lilis, Rossy Rosnawaty. Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan Kualitas Hidup lansia di kelurahan Mugarsari Kecamatan
tamansari Kota Tasikmalaya Tahun 2014. Jurnal kesehatan,2014: h.45-55.
29. Skevington SM, Lofty M, O’Connel KA. The World Health Organization’s
WHOQOL-BREF quality of life assessment: psychometric properties and results

41
of the international field trial, a report from the WHOQOL Group. Qual Life Res
2014; 13: 299-310.
30. Yurianto Achmad, Sitohang Vensya R, Waworuntu Wiendra. Pendoman
Pencegahan dan Pengedalian CoronaVirus Disesase (Covid-19). Revisi ke 4.
Jakrta selatan: Kementerian Kesehatan RI; 2020. h.12
31. Kam KQ, Yung CF, Cui L, Lin Tzer Pin R, Mak TM, Maiwald M, et al. A Well
Infant with Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) with High Viral Load. Clin
Infect Dis. 2020; published online February 28. DOI: 10.1093/cid/ciaa201
32. World Health Organization. WHO Corona Virus Disease (COVID-19) Dashboard.
1 september 2020. Available online at: https://covid19.who.int/
33. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Update Penanganan COVID-19.
Jakarta; januari 2020. Available online at: https://covid19.go.id/peta-sebaran
34. Han Y, Yang H. The transmission and diagnosis of 2019 novel coronavirus
infection disease (COVID-19): A Chinese perspective. J Med Virol. 2020;
published online March 6. DOI: 10.1002/ jmv.25749 \
35. World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory
infection when novel coronavirus (nCoV) infection is suspected. Geneva: World
Health Organization; 2020.
36. Rothan HA, Byrareddy SN. The epidemiology and pathogenesis of coronavirus
disease (COVID-19) outbreak. J Autoimmun. 2020; published online March 3.
DOI: 10.1016/j.jaut.2020.102433.
37. Susilo Adityo, Rumende C. Martin, Pitoyo Ceva W, SantosO Widayat Djoko Mira
Yulianti, at.al. Coronavirus Disease 2019: Review of Current Literatures. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia. Vol. 7 No. 1. Maret 2020: h.46-8.
38. Erlina Burhan, Agus Dwi Susanto, Sally A Nasution. Protokol Tatalaksana Covid-
19. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI.) Jakarta. 2020:h. 21-22.
39. Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pendoman Pencegahan
dan pengedalian Corona virus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta. Juli 2020: h 9-
11.

42
40. Kementerian Kesehatan RI. Panduan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia pada era
Pandemi Covid-19. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2020: h.1
41. Zhong B, Chen S, Tu X, Conwell Y. Loneliness and Cognitive Function in Older
Adults: Findings From the Chinese Longitudinal Healthy Longevity Survey. J
Gerontol B Psychol Sci Soc Sci 2017 Jan;72(1):120-128. doi:
10.1093/geronb/gbw037
42. Sun F, Norman IJ, While AE. Physical activity in older people: a systematic
review. BMC Public Health 2013 May 06;13:449. doi: 10.1186/1471-2458-13-449
43. Goethals1 Luc, Barth MSc Nathalie, Guyot Jessica. Impact of Home Quarantine
on Physical Activity Among Older Adults Living at Home During the COVID-19
Pandemic: Qualitative Interview Study. JMIR Aging 2020;3(1):e19007): h 2-4.
doi: 10.2196/19007
44. Septiningsih Dyah Siti, Na’imaTri h. Kesepian Pada Lansia Usia: Studi Tentang
Bentuk, Faktor Pencetus dan Stategi Koping. Jurnal Psikologi. 2015: h 3-4
45. Yuliana. Menjaga Kesehatan Mental Lansia Selama Pandemi COVID-19. Jurusan
Biologi. September 2020: h.5-7. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/
46. Supraba., Parahita. N. Hubungan Aktivitas Sosial, Interaksi Sosial dan Fungsi
Keluarga dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas I
Denpasar Utara Kota Denpasar. 2015

43
LAMPARIAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Tidak Kaji Etik

44
Lampiran 2. Kuesioner penelitian

45
46
47
48
49
4

50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Lampiran 3.

Statistics
USIA
N Valid 100
Missing 0
Mean 1,33
Median 1,00
Percentiles 25 1,00
50 1,00
75 2,00

USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60-75 69 69,0 69,0 69,0
75-90 29 29,0 29,0 98,0
> 90 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Statistics
JENIS_KELAMIN
N Valid 100
Missing 0
Mean 1,46
Median 1,00
Percentiles 25 1,00
50 1,00
75 2,00

JENIS_KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 54 54,0 54,0 54,0
PEREMPUAN 46 46,0 46,0 100,0

61
Total 100 100,0 100,0

Statistics
PERNIKAHAN
N Valid 100
Missing 0
Mean 1,52
Median 1,00
Percentiles 25 1,00
50 1,00
75 3,00
PERNIKAHAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid menikah 74 74,0 74,0 74,0
janda/duda 26 26,0 26,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Statistics
STATUS_EKONIMI
N Valid 100
Missing 0
Mean 2,97
Median 3,00
Percentiles 25 2,00
50 3,00
75 4,00

STATUS_EKONIMI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DARI 16 16,0 16,0 16,0

62
KELUARGA
SENDIRI 10 10,0 10,0 26,0
PENSIUNAN 35 35,0 35,0 61,0
KERJA 39 39,0 39,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Statistics PENYAKIT_PENYERTA
PENYAKIT_PENYERTA Cumulative
N Valid 100 Frequency Percent Valid Percent Percent
Missing
Valid TIDAK MEMILIKI 0
Mean PENYAKIT PENYERTA 1,17 83 83,0 83,0 83,0
Median MEMILIKI PENYAKIT1,00
Percentiles 25 1,00 17 17,0 17,0 100,0
PENYERTA
Total 50 1,00 100 100,0 100,0
75 1,00
Statistics
LINGKUNGA
PSIKOLOGI N SOSIAL FISIK
N Valid 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0
Mean 2,65 2,11 2,93 1,06
Median 3,00 2,00 3,00 1,00
Percentiles 25 2,00 2,00 3,00 1,00
50 3,00 2,00 3,00 1,00
75 3,00 2,00 3,00 1,00

FISIK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 94 94,0 94,0 94,0
CUKUP 6 6,0 6,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

63
PSIKOLOGI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 3 3,0 3,0 3,0
CUKUP 29 29,0 29,0 32,0
KURANG 68 68,0 68,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

SOSIAL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CUKUP 7 7,0 7,0 7,0
KURANG 93 93,0 93,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

LINGKUNGAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 7 7,0 7,0 7,0
CUKUP 75 75,0 75,0 82,0
KURANG 18 18,0 18,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

64

Anda mungkin juga menyukai