Anda di halaman 1dari 32

Nutrition in Public Health and

Preventive Medicine
Dr pembimbing : dr.Ernawaty Tamba, MKM

Coass : Vivie Veronica Tanama 112018191


Adelia Yuantika 112019032

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PERIODE 9 AGUSTUS – 16 OKTOBER 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UKRIDA
WHAT IS MALNUTRITION ?

Malnutrition refers to
deficiencies, excesses or
imbalances in a person’s intake
of energy and/or nutrients

WHO. Malnutrition, 2020; Global Nutrition Report, 2020


UNICEF/WHO/World Bank Group – Joint Child Malnutrition Estimates 2021 edition
Most children with
malnutrition live in Africa and
Asia
WHO. The United Nation Decade of Action on Nutrition 2016-2025
WHO. The United Nation Decade of Action on Nutrition 2016-2025
WHO. The United Nation Decade of Action on Nutrition 2016-2025
INDONESIA
REPUBLIK
INDONESIA
PERMASALAHAN GIZI
Setiap Negara Di Dunia Mengalami
Permasalahan Gizi Indonesia merupakan salah satu negara
dengan double ganda permasalahan
gizi.
Status Gizi Balita, 2013-2018

37,2
30,8

12,1 10,2 11,9


8,0

Stunting Wasting Overweight


single burden double burden triple burden
2013 2018

22,2% balita di dunia


Obesitas Penduduk Usia 18+ tahun
(150,8 juta)
7,5% 5,6%
(50,5 juta) (38,3 juta) 2013 2018

Stunting Wasting Overweight 14,8% 21,8%

Sumber: Global Nutrition Report, 2018 Sumber: Riskesdas, 2013 dan


2018
3
Indonesia:
Negara ke 5 dengan jumlah balita
tertinggi mengalami stunting
Ranking Country Stunting Number of Children who Percentage of
Prevalence (%) are stunted Developing World
(thousand, 2008) Total
( 195.1 million)
1. India 48 60,788 31.2%
2. China 15 12,685 6.5%
3. Nigeria 41 10,158 5.2%
4. Pakistan 42 9,868 5.1%
5. Indonesia 37 7,688 3.9%
6. Bangladesh 43 7,219 3.7%
7. Ethiopia 51 6,768 3.5%
Kurang gizi yang dialami pada anak usia di bawah
lima tahun antara lain stunting, wasting, dan
underweight. Di Indonesia, prevalensi kurang gizi
tersebut cenderung mengalami penurunan dari
tahun 2007 hingga 2018.
Prevalensi kegemukan (IMT ≥ 25 sampai <27) dan
obesitas (IMT ≥ 27) di kalangan orang dewasa
meningkat tajam dan obesitas sekarang menjadi
tantangan masalah gizi terbesar di masa depan yang
dihadapi oleh Indonesia.

Dalam lima tahun, antara tahun 2013 dan


2018, prevalensi obesitas telah meningkat
enam persen dan lebih tinggi.
• Meningkatknya usia harapan hidup berkontribusi terhadap
perubahan pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit
tidak menular.

Penyebab
• Konsumsi Pangan yang tidak Cukup

• beban Penyakit, akses terhadap Pelayanan Kesehatan, dan

Beban Ganda lingkungan yang tidak mendukung

• Kemiskinan dan Ketidakmerataan

Masalah Gizi • Tren demografi dan urbanisasi


• Makanan olahan juga dikonsumsi dengan tingkat yang lebih tinggi,
khususnya di wilayah perkotaan.
• Budaya dan tradisi mempengaruhi gizi ibu hamil dan anak-anak, serta
norma sosial membuat perempuan menikah saat masih muda.
Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap naiknya kasus kelahiran
dengan berat badan kurang.
• Keadaan darurat / bencana alam

SUMBER: Pembangunan Gizi di Indonesia, BAPPENAS 2019


Penyebab
• Praktek pengasuhan yang kurang baik,

• Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care

Stunting (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan
pembelajaran dini yang berkualitas.
• Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.
• Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.

SUMBER: Ringkasan 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting),TNP2K 2017
Intervensi Gizi Sensitif
Intervensi Gizi Spesifik

• 1. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dalam upaya perbaikan gizi


• 1. Pemberian tablet darah untuk remaja putri, calon pengantin, ibu hamil
• 2. Penyediaan air bersih dan sanitasi
(suplementasi besi folat)
• 3. Pendidikan gizi masyarakat
• 2. Promosi dan kampanye tablet tambah darah
• 4. Imunisasi
• 3. Kelas ibu hamil
• 4. Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang • 5. Pengendalian penyakit Malaria
positif Malaria • 6. Pengendalian penyakit TB
• 5. Suplementasi vitamin A • 7. Pengendalian penyakit HIV/AIDS
• 6. Promosi ASI eksklusif • 8. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi,sertaGizipada
• 7. Promosi makanan pendamping-asi Remaja.
• 8. Suplemen gizi mikro (taburia) • 9. Jaminan Kesehatan Nasional
• 9. Suplemen gizi makro (PMT) • 10. Jaminan Persalinan (Jampersal)
• 10. Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam beryodium dan besi • 11. Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS PK)
• 11. Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku • 12. Nusantara Sehat (Tenaga Ahli Gizi dan enaga Promosi Kesehatan, Tenaga
• 12. Tata laksana gizi kurang/buruk Kesling)
• 13. Pemberian obat cacing • 13. Akreditasi Puskesmas dan RS
• 14. Zinc untuk manajemen diare
Dampak Kesehatan Dan Gizi Akibat
Pandemi

Sumber : https://www.unicef.org/indonesia/id
KESIMPULA
N

Anda mungkin juga menyukai