Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Permasalahan kesehatan khususnya gizi merupakan masalah yang masih perlu


diperhatikan di dunia. Permasalahan gizi sekarang ini sudah kompleks, bukan hanya double
 burden bahkan telah menjadi triple burden
bu rden yaitu undernutrition, overnutrtion, dan defisiensi
micronutrient. Permasalahan gizi pada kelompok yang rentan terutama pada anak memiliki
risiko yang lebih besar untuk terjadinya mortalitas. Anak-anak di bawah umur lima tahun
memiliki risiko ganda termasuk kemiskinan, malnutrisi, kesehatan yang buruk, dan stimulasi
 buruk di lingkungan rumahnya yang berdampak pada perkembangan kognitif, motorik, dan
sosial emosional khususnya pada negara berkembang (Grantham-Mcgregor et al., 2007). Gizi
 buruk pada seribu hari pertama kehidupan
k ehidupan anak
an ak dapat
d apat menyebabkan
men yebabkan pertumbuhan
pertumbuh an terhambat
yang tidak dapat dirubah pada saat mereka sudah dewasa, seperti gangguan kognitif yang dapat
mengurangi kinerja di sekolah dan saat mereka bekerja (Miller et al., 2016)

Indonesia merupakan salah satu negara yang prevalensi gizi kurang pada balita masih
cukup tinggi. Prevalensi nasional memberikan gambaran fluktuatif dari 18,4 persen pada tahun
2007 dan menurun menjadi 17,9% pada tahun 2010, dan meningkat lagi menjadi 19,6% pada
tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013). Kurang gizi akan berdampak langsung terhadap fungsi
sistem neuron dari susunan pusat saraf dimana zat besi diketahui memiliki peranan yang sangat
 penting yaitu sebagai metabolisme transmitter pada sistem susunan pusat saraf yang
memegang komando terhadap semua fungsi tubuh. Efek tidak langsung dari kekurangan gizi
yaitu anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Sehingga pada
keadaan kurang gizi perkembangan kognitif anak terhambat dan aktivitas tubuhnyapun
menurun (Irianto, 2014).

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Triple Burden of Malnutrition ?


2. Apa saja Faktor Penyebab Terjadinya Triple Burden of Malnutrition ?
3. Dampak apa saja yang akan ditimbulkan dari Triple Burden of Malnutrition ?
4. Bagaimana bentuk pengendalian yang dilakukan ?

1.3 TUJUAN

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tr iple Burden Malnutrition

Tiga beban masalah gizi atau Triple Burden of Malnutrition (TBM) adalah masalah


gizi yang mencakup undernutrisi (stunting dan wasting), defisiensi zat gizi mikro dan
obesitas (WHO, 2016). Masalah tersebut merupakan penyumbang terbesar secara global
dan sangat mempengaruhi tingkat kesehatan setiap negara (The Committee on World Food
Security, 2017). Jadi, Triple Burden of Malnutrition adalah tiga beban masalah gizi yang
meliputi undernutrition, overnutrition dan micronutrient deficiency yang terjadi dalam satu
waktu di suatu wilayah. Berikut adalah penjelasan dari tiga masalah gizi yang terjadi di
Indonesia :

a. Stunting : Disini stunting masuk dalam kategori undernutrition, stunting sendiri


yaitu keadaan dimana anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya.
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu lama,umumnya karena asupan makan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi. Faktanya, 30,8% balita di Indonesia
mengalami stunting (Riskesdas, 2018), dan perlu mendapat perhatian lebih
karena akan menimbulkan dampak jangka panjang dalam kehidupannya, yaitu
 berkurangnya tingkat produktifitas seseorang saat usia muda, dan juga
meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular saat tua (The World Bank,
2015).
 b. Overweight dan Obesitas : Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan
menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih (overweight ) dan
obesitas. Overweight   dan obesitas adalah suatu kondisi dimana perbandingan
 berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan secara universal,
namun merupakan dua hal yang berbeda Overweight   adalah berat badan yang
melebihi berat badan normal, sedangkan obesitas adalah kelebihan akumulasi
lemak dalam tubuh. Tetapi karena lemak tubuh sulit untuk diukur, berat badan
tubuh yang berlebihan dianggap akumulasi lemak (CDC, 2010). Maraknya

3
kedai cepat saji dengan harga yang murah akan berpeluang bagi masyarakat
umum untuk mengonsumsi lebih banyak makanan cepat saji yang tinggi kalori.
Hal tersebut dapat meningkatkan faktor risiko untuk terjadinya obesitas
(NHLBI, 2018). Jika obesitas terjadi, dampak yang ditimbulkan akan
 berlangsung seumur hidup, seperti metabolik sindrom, diabetes mellitus tipe II,
 penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit liver, dislipidemia, dan lain-lain
(NHLBI, 2018).
c.  Micronutrient Deficiency :  Micronutrient Deficiency yaitu kekurangan zat gizi
mikro seperti vitamin dan mineral (Vitamin A, Asam Folat, Iodium, Zat Besi
dan Seng). Gangguan yang terjadi akibat Micronutrient Deficiency antara lain
seperti Anemia Gizi, KVA (Kekurangan Vitamin A) dan GAKI (Gangguan
Akibat Kurang Iodium). Sedangkan defisiensi zat mikro yang sering terjadi
adalah anemia zat besi yang akan berdampak pada keterlambatan
 perkembangan dan gangguan perilaku (CDC, 1998). Anemia gizi juga
menyerang tiap kelompok umur terutama anak-anak, wanita hamil dan wanita
usia subur.

Grafik dibawah ini menunjukkan perbandingan status gizi / Triple Burden


 Malnutrition di Indonesia dalam (%) persentase :

Triple Burden Malnutrition di Indonesia


70
59
60
48.9
50

40 35.4 37.1 36.8 37.2


30.8
30 26.3
19.1
20

10

0
Overnutrition Defisiensi Mikronutrient Stunting

2007 2013 2018

Sumber : Hasil Riskesdas 2018

4
Bisa dilihat bahwa prevalensi overnutrition  atau gizi lebih mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, defisiensi mikronutrient mengalami peningkatan pada tahun 2007 yaitu
sebesar 59%, sedangkan untuk stunting posisi paling tinggi berdasarkan Riskesdas 2013
yaitu sebesar 37,2% dan berhasil diturunkan sebesar 30,8%.

2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Tr iple Burden of M alnutrition

Sebuah studi Bank Dunia menyoroti empat faktor utama di Indonesia:

1. Lingkungan Kesehatan dan Biologis : Pengaruh penyakit, yaitu meningkatnya usia


harapan hidup yang berarti secara statistik akan meningkatkan pula jumlah orang-orang
yang mengalami penyakit menular ke penyakit tidak menular.

2. Lingkungan Ekonomi dan Pangan : Pengaruh ketersediaan dan kualitas makanan di dekat
rumah, akses ekonomi terhadap pangan yang mempengaruhi konsumsi. Naiknya
kekayaan nasional ,yang tidak diimbangi dengan ketahanan pangan, tetapi masih banyak
 juga konsumsi makanan berlemak sehingga membuat konsumsi lemak per kapita naik
dua kali lipat. Konsumsi makanan olahan juga terus meningkat, khususnya di wilayah
 perkotaan.

3. Lingkungan Fisik/Bangun : Pengaruh perilaku kegiatan individu, yaitu banyak kota tidak
ramah bagi pejalan kaki sehingga tidak mendukung aktivitas fisik, selain itu tempat-
tempat yang menyediakan makanan sehat terbatas. Mereka yang bekerja dan sekolah
tidak punya banyak pilihan selain makanan siap saji di luar rumah.

4. Lingkungan Sosial Budaya : Pengaruh media pendidikan, tekanan teman sebaya dan
 budaya. Budaya dan tradisi yg mempengaruhi gizi ibu hamil dan anak-anak, serta norma
sosial membuat perempuan menikah saat masih muda. Faktor-faktor ini berkontribusi
terhadap naiknya kasus kelahiran dengan berat badan kurang.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk pada balita,
yaitu: (1) Keluarga miskin; (2) Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi

5
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Diakses pada 26 Desember 2018

http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%2
0Riskesdas%202018.pdf 

Worldbank Indonesia Health Sector Review. 2012. Indonesia Menghadapi Beban Ganda


 Malnutrisi. Diakses pada 26 Desember 2018

http://documents.worldbank.org/curated/en/278471468258284433/pdf/NonAsciiFileNam
e0.pdf

Diah Novitasari. 2014. Masalah Gizi Ganda di Indonesia. Diakses pada 27 Desember 2018

https://diahdidin.wordpress.com/2014/03/15/masalah-gizi-ganda-di-indonesia/

Hello sehat. Apa yang terjadi pada anak yang mengalami malnutrisi. Diakses pada 2 Januari 2018

https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/dampak-malnutrisi-pada-anak/

Sheylanisya. Upaya Pencegahan Triple Burden, Seberapa Sadarkah Orang Tua. Diakses pada 10
Januari 2019

https://www.kompasiana.com/sheylanisya/5c2ca23ec112fe5276095da4/upaya-
 pencegahan-triple-burden-malnutrition-seberapa-sadarkah-orangtua

 Neva Arunika Utami. 2017. Overweight  dan Obesitas. Diakses pada 12 Januari 2019

http://eprints.undip.ac.id/57603/3/Neva_Arunika_Utami_22010113120055_Lap.KTI_Ba
 b2.pdf 

Kemenkes RI. 2017. Ingin Sehat? Mulailah Perhatikan Mikronutrien Tubuh. Diakses pada 12
Januari 2019

http://www.depkes.go.id/article/view/17110100004/ingin-sehat-mulailah-perhatikan-
mikronutrien-tubuh.html

13
School Of Parenting. Apa Itu Stunting dan Bagaimana Cara Mencegahnya. Diakses pada 12
Januari 2019

https://schoolofparenting.id/apa-itu-stunting-dan-bagaimana-cara-mencegahnya/

Diannisa Damar Rahmahani. Masih Maraknya Malnutrisi Dikota Metropolitan. Diakses pada
13 Januari 2019

https://www.kompasiana.com/diannisadamar/5bf62d346ddcae7204180fd3/masih-
maraknya-malnutrisi-dikota-metropolitan

Siti Aisah. Program Unggulan Pemerintah Dalam Upaya Penanggulangan Masalah


 Kekurangan Gizi. Diakses pada 13 Januari 2019

https://www.academia.edu/13392994/BERBAGAI_PROGRAM_UNGGULAN_PEMER 
INTAH_DALAM_UPAYA_PENANGGULANGAN_MASALAH_KEKURANGAN_GI
ZI

14

Anda mungkin juga menyukai