Anda di halaman 1dari 69

KITCHEN COFFEE SHOP SEBAGAI SARANA PENDUKUNG

OPERASIONAL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP


PENDAPATAN HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

KERTAS KARYA

OLEH

ROSINTA ULI LIMBONG


102204040

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERSETUJUAN

KITCHEN COFFEE SHOP SEBAGAI SARANA PENDUKUNG


OPERASIONAL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP
PENDAPATAN HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

OLEH

ROSINTA ULI LIMBONG


102204040

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Hasrun Tanjung, S.E. Mukhtar, S.Sos., S.Par., M.A.


NIP. 19580615 198703 1 001

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : KITCHEN COFFEE SHOP SEBAGAI


SARANA PENDUKUNG OPERASIONAL
DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP
PENDAPATAN HOTEL INNA GARUDA
YOGYAKARTA

Oleh : ROSINTA ULI LIMBONG

NIM : 102204040

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.


NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA


Ketua,

Arwina Sufika, S.E., M.Si.


NIP. 19640821 199802 2 001

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

“Kitchen Coffee Shop Sebagai Sarana Pendukung Operasional Dan


Kontribusinya Terhadap Pendapatan Hotel Inna Garuda Yogyakarta”. Pengolahan
industri perhotelan dimulai sejak zaman dahulu hingga sekarang ini memiliki fungsi
dan tugas sebagai pemberi jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum yang
ditujukan kepada pemakai jasa hotel. Oleh karena fungsinya yang konkrit dan
dikelola secara komersial maka setiap hotel harus memberikan jasa terbaik kepada
tamu hotel dalam memenuhi segala kebutuhan-kebutuhannya. Salah satu kebutuhan
itu adalah makan dan minum dimana semua itu bisa didapat dari hotel maupun
restoran yang ada. Dewasa ini sebagia besar dari hotel yang tengah beroperasi banyak
menggunakan sistem Continental Plan, dimana harga dari penjualan kamar sudah
termasuk dengan sarapan pagi. Sarapan adalah suatu kebutuhan manusia yang sangat
sensitive, dikonsumsi oleh manusia yang bekerja aktif maupun yang non aktif,
dimana porsinya lebih sedikit dibuat namun diharapkan dapat memenuhi gizi yang
dibutuhkan, sehingga dapat menghasilkan energi yang dapat dipakai untuk
beraktifitas. Dengan demikian, setiap hotel haruslah dapat menciptakan dan memiliki
tenaga-tenaga yang profesional dalam mempersiapkan sarapan pagi. Sistem kerja
dibuat dan diatur sedemikian rupa sehingga pengolahan makanan untuk sarapan pagi
dapat dikonsumsi pada waktu yang tepat dengan demikian nilai gizi yang terkandung
dalam makanan tetap dalam komposisi yang baik. Seperti halnya dengan Hotel Inna
Garuda Yogyakarta, hotel ini para juru masak yang bertugas benar-benar
memperhatikan segala jenis makanan yang dijual dalam bentuk menu kepada tamu
merupakan hasil pilihan dari olahan yang terbaik.
Keyword : Kitchen Coffee Shop, Profit, Hotel Inna Garuda Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas berkat

dan rahmat yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Meskipun

banyak rintangan dan hambatan dalam menulis kertas karya ini, penulis dapat

melewatinya hingga dapat menyelesaikannya dengan baik.

Adapun alasan dibuatnya kertas karya ini yaitu sebagai salah satu persyaratan

wisuda untuk Program Studi D-III Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Sumatera Utara. Kertas karya ini juga dibuat sebagai penerapan ilmu pengetahuan

yang didapat penulis baik selama menuntut ilimu di bidang studi pariwisata dan

ketika melaksanakan program praktek kerja lapangan di Hotel Inna Garuda

Yogyakarta.

Penulisan kertas karya ini tentu tidak akan selesai apabila tidak ada bantuan

dari yang lainnya. Penulis mendapatkan banyak sekali doa, bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak dalam menyelesaikan kertas kerya ini. Atas berbagai bantuan dan

dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih

kepada:

1) Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

2) Arwina Sufika S.E, M.Si. selaku Ketua Program Studi D-III Pariwisata.

3) Hasrun Tanjung, S.E. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu

dalam pembuatan kertas karya ini.

Universitas Sumatera Utara


4) Mukhtar, S.Sos., S.Par., M.A. selaku dosen pembaca yang membantu dan

memberi arahan dalam penulisan kertas karya ini.

5) Seluruh dosen yang membantu dan penyemangat bagi penulis selama

perkuliahan dan penyusunan kertas karya ini.

6) J.Limbong dan T.br Sitanggang, kedua orang tua yang sangat penulis cintai

yang telah banyak membantu dan mendukung dari segi doa, moril, dan

material dalam menyelesaikan pendidikan penulis.

7) Semua associates Hotel Inna Garuda Yogyakarta yang telah bersedia

memberikan informasi serta telah banyak berbagi pengetahuan dan

pengalaman.

8) Teman-teman seperjuangan PKL di Yogyakarta, Berlindo, Arde, Helda,

Wella, dan Kristiana.

9) Teman-teman dari jurusan D-III Pariwisata stambuk 2010, Cindy, Pebri,

Indra, Nurul, Jufri, Dian, Saed, Dedek, Uci dan teman-teman lainnya yang

tidak penulis sebutkan, atas bantuan dan dukungannya dalam penulisan kertas

karya ini.

10) Adik-adikku stambuk 2012, baik hotel dan usaha wisata selaku penyemangat

dalam pembuatan kertas karya ini.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

telah membantu penulis dalam penulisan sampai penyelesaian karya tulis ini. Semoga

Universitas Sumatera Utara


kertas karya ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi orang-

orang yang membacanya.

Medan, 25 Oktober 2013

Penulis,

Rosinta Uli Limbong

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...…………..…………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iv

BAB I : PENDAHULUAN

1.1.Alasan Pemilihan Judul ……………………………………………………….. 1

1.2.Batasan ………………………………………………………………………… 2

1.3.Tujuan Penulisan Laporan …………………………………………………….. 3

1.4.Metode Penelitian …………………………………………………………….. 4

1.5.Sistematika Penulisan …………………………………………………………. 5

BAB II : URAIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Hotel ………………………………………………………………. 7

2.2. Pengertian dan fungsi dapur …………………………………………………… 9

2.3. Syarat- syarat Dapur Hotel Internasional …………………………………….. 10

2.4 Tugas dan Tanggung Jawab…………………………………………………… 12

2.5 Klasifikasi dan Jenis-jenis Dapur …………………………………………….. 24

2.6 Hubungan Kerja dengan Departemen Lainnya ………………………………. 27

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL INNA GARUDA

YOGYAKARTA

3.1. Sejarah Berdirinya Hotel Inna Garuda Yogyakarta …………………………. 29

3.2. Lokasi Hotel Inna Garuda Yogyakarta …………............................................. 33

Universitas Sumatera Utara


3.3. Struktur Organisasi Hotel Inna Garuda Yogyakarta ……………………….... 36

3.4 Klasifikasi Hotel …………………………………………………………….. 38

3.5 Fasilitas yang Dimiliki Hotel Inna Garuda Yogyakarta ……………………... 40

3.6 Kamar Hotel Inna Garuda Yogyakarta ………………………………………. 44

BAB IV : KITCHEN COFFEE SHOP SEBAGAI SARANA PENDUKUNG

OPERASIONAL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP

PENDAPATAN HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

4.1 Kitchen Coffee Shop sebagai sarana pendukung operasional Hotel Inna Garuda

Yogyakarta ……………………………………………………………………. 46

4.2 Kontribusi Terhadap Pendapatan Hotel Inna Garuda Yogyakarta …………… 48

4.3 Kontribusinya Kitchen Coffee Shop Bagi Pendapatan Hotel …………………. 49

4.4 Hambatan ……………………………………………………………………... 50

4.5 Pentingnya Disiplin Dalam Management Kitchen Coffee Shop Hotel Inna Garuda

Yogyakarta ….………………………………………………………………… 52

4.6 Pembagian Kitchen Section ………………………………………………….. 55

BAB V: PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………. 58

5.2 Saran …………………………………………………………………………… 59

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

“Kitchen Coffee Shop Sebagai Sarana Pendukung Operasional Dan


Kontribusinya Terhadap Pendapatan Hotel Inna Garuda Yogyakarta”. Pengolahan
industri perhotelan dimulai sejak zaman dahulu hingga sekarang ini memiliki fungsi
dan tugas sebagai pemberi jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum yang
ditujukan kepada pemakai jasa hotel. Oleh karena fungsinya yang konkrit dan
dikelola secara komersial maka setiap hotel harus memberikan jasa terbaik kepada
tamu hotel dalam memenuhi segala kebutuhan-kebutuhannya. Salah satu kebutuhan
itu adalah makan dan minum dimana semua itu bisa didapat dari hotel maupun
restoran yang ada. Dewasa ini sebagia besar dari hotel yang tengah beroperasi banyak
menggunakan sistem Continental Plan, dimana harga dari penjualan kamar sudah
termasuk dengan sarapan pagi. Sarapan adalah suatu kebutuhan manusia yang sangat
sensitive, dikonsumsi oleh manusia yang bekerja aktif maupun yang non aktif,
dimana porsinya lebih sedikit dibuat namun diharapkan dapat memenuhi gizi yang
dibutuhkan, sehingga dapat menghasilkan energi yang dapat dipakai untuk
beraktifitas. Dengan demikian, setiap hotel haruslah dapat menciptakan dan memiliki
tenaga-tenaga yang profesional dalam mempersiapkan sarapan pagi. Sistem kerja
dibuat dan diatur sedemikian rupa sehingga pengolahan makanan untuk sarapan pagi
dapat dikonsumsi pada waktu yang tepat dengan demikian nilai gizi yang terkandung
dalam makanan tetap dalam komposisi yang baik. Seperti halnya dengan Hotel Inna
Garuda Yogyakarta, hotel ini para juru masak yang bertugas benar-benar
memperhatikan segala jenis makanan yang dijual dalam bentuk menu kepada tamu
merupakan hasil pilihan dari olahan yang terbaik.
Keyword : Kitchen Coffee Shop, Profit, Hotel Inna Garuda Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Berkembangnya pariwisata di Indonesia beberapa tahun ini berdampak bagi

kemajuan industri pariwisata khususnya Yogyakarta. Yogyakarta adalah salah satu

kota tujuan wisata di Indonesia baik bagi wisatawan dalam negeri maupun wisatawan

asing. Kebutuhan pada aspek pariwisata yang semakin meningkat membuat

banyaknya industri-industri pariwisata yang muncul di Yogyakarta.

Dengan adanya hal seperti ini D-III Pariwisata Universitas Sumetera Utara

selalu berusaha menciptakan insan-insan pariwisata yang kompeten dan dapat

bersaing bukan hanya di dalam negeri saja, tetapi juga bersaing dalam lingkup

internasional. Untuk mendukung hal tersebut, D-III Pariwisata Universitas Sumatera

Utara membuat program untuk mahasiswa-mahasiswi program studi untuk

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 4 bulan untuk memperkenalkan

dunia industri perhotelan yang sebenarnya.

Suatu dapur hotel sangat menentukan pendapatan bagi hotel dalam

menghasilkan makanan dan minuman yang bermutu dan berkualitas. Mengingat

pentingnya kegiatan ini maka, kitchen coffee shop harus di tangani dan di kerjakan

poleh orang-orang yang professional dan memiliki kemampuan di bidangnya, yaitu

memasak.

Universitas Sumatera Utara


Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Hotel Inna Garuda

Yogyakarta, penulis berniat untuk membahas dan mengangkatnya sebagai kertas

karya yang berjudul “ KITCHEN COFFEE SHOP SEBAGAI SARANA

PENDUKUNG OPERASIONAL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP

PENDAPATAN HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA”

1.2 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah ini pada sasarannya maka penulis membatasi

materi penulisannya agar dapat memberikan gambaran yang lebih terarah kepada

maksud dan tujuan yang di inginkan penulis.

Adapun ruang lingkup permasalahan tersebut, antara lain :

1. Bagaimana kitchen coffee shop sebagai sarana pendukung opersaional Hotel

Inna Garuda Yogyakarta?

2. Bagaimana kontribusi terhadap pendapatan Hotel Inna Garuda Yogyakarta?

3. Bagaimana kitchen coffee shop sebagai sarana dan kontribusi pendapatan

Hotel Inna Garuda Yogyakarta?

1.3 Tujuan Penulisan Laporan

• Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penulis kertas karya ini dibuat sebagai salah satu

persyaratan memenuhi nilai akademis dalam menyelesaikan Program Studi D-III

Universitas Sumatera Utara


Pariwisata Jurusan Perhotelan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Kertas Karya ini menunjukan bahwa penulis telah menyelesaikan praktek kerja

lapangannya dan telah kembali mengikuti pembelajaran seperti biasa. Dan ini juga

dibuat untuk melaporkan semua kegiatan-kegiatan yang terjadi selama penulis

melaksanakan praktik kerja lapangannya di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, dan

disusun berdasarkan data dan pengalaman-pengalaman di hotel.

• Tujuan Operasional

Adapun tujuan operasional penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan kesempatan praktik ini untuk menambah pengalaman dan wawasan

sebanyak-banyaknya dalam menghadapi dunia industri yang sebenarnya, serta

dapat mengembangkan diri melayani tamu dengan pelayanan prima.

2. Menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam lingkungan kerja

selama Praktik Kerja Lapangan berjalan.

3. Memanfaatkan semua fasilitas di Hotel Inna Garuda Yogyakarta sebagai sarana

melatih dan mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah penulis dapatkan selama

mengikuti proses pembelajaran di kampus.

4. Mengetahui produk-produk yang disukai oleh tamu dalam negeri dan luar negeri

atau yang disukai keduanya, saat sarapan, penutup makan siang dan makan malam,

dan sajian yang cocok untuk coffee break.

Universitas Sumatera Utara


1.4 Metode Penelitian

Penulisan kertas karya ini berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian

terhadap objek yang diteliti agar memberikan suatu fakta yang objektif. Adapun

metode yang digunakan penulis dalam penulisan kertas karya ini adalah:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan adalah suatu usaha penulis dalam mengumpulkan dan

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau

sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan

penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis, dan diserrtasi, peraturan-peraturan,

ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik

tercetak maupun elektronik.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan secara langsung di lapangan sehingga diperoleh data-

data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat. Data ini diperoleh dengan

melakukan wawancara kepada narasumber yang bekerja pada bagian atau

departemen yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas

Universitas Sumatera Utara


1.5 Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis membagi pokok-pokok pembahasan

kedalam lima bab yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun pokok-pokok

pembahasan tersebut sebagai berikut:

BAB I : Berisi pendahuluan yang memuat tentang alasan pemilihan

judul, batasan masalah,tujuan penulisan, metode penulisan serta

sistematika penulisan.

BAB II : Berisi tentang yang didalamnya terdapat latar belakang

mengemukakan gambaran umum dan penjelasan mengenai

kegiatan Praktik Kerja Lapangan, serta di dalam bab ini terdapat

juga tujuan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan.

BAB III : Berisi tinjauan umum mengenai Hotel Inna Garuda Yogyakarta

diantaranya sejarah berdirinya, informasi-informasi mengenai

fasilitas hotel, dan susunan organisasi, dan hal-hal umum lainnya

yang diperoleh dari praktik kerja lapangan.

BAB IV : Berisi pembahasan mengenai kitchen coffee shop sebagai sarana

pendukung operasional, kontribusi terhadap pendapatan hotel,

kitchen coffee shop sebagai sarana dan kontribusi pendapatan,

hambatan, pentingnya disiplin dalam manajemen kitchen coffee

shop, pembagian kitchen section.

Universitas Sumatera Utara


BAB V : Berisi kesimpulan penulis dari seluruh pengalaman-pengalaman

yang terjadi selama penulis menjalankan Praktik Kerja

Lapangannya. Juga berisi saran yang membangun.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Hotel

Sejarah perkembangan usaha akomodasi telah dimulai belasan ribu tahun

yang lampau yaitu sejak zaman yunani dan romawi kuno. Salah satu jenis

pemondokan yang dianggap sebagai jenis akomodasi permulaan adalah inn, yang

tidak lebih dari pemondokan, rupa sebagian kecil rumah perorangan yang mana

disewakan kepada pelancong, pedagang selama dalam perjalanan atau orang yang

kebetulan lewat didaerah itu. Setelah mengalami masa yang cukup panjang, pada

tahun 1974 berdirilah hotel pertama, cikal bakal dari inn yang berkapasitas 75 kamar

dengan nama City Hotel di kota New York. Akibatnya, bermunculan hotel-hotel lain

bak jamur di musim hujan.

Dalam masalah akomodasi hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang

paling banyak didunia terbukti jumlah kamar yang terbanyak dari semua jenis

akomodasi adalah disediakan oleh hotel. Beberapa defenisi hotel adalah:

• Hotel adalah bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk menginap para

tamu, makanan, dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan,

dan dikelola secara professional untuk mendapatkan keuntungan

(Rumekso,2002:2).

Universitas Sumatera Utara


• Hotel adalah salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial

yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh penginapan dan

pelayanan makan dan minum (SK Menteri Perhubungan No. 10 Pm. 10 / Pw.

301 / Ph. 77).

• Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk akomodasi

serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainya di dalam hotel untuk umum

yang memenuhi syarat comfort bertujuan komersial dalam jasa tersebut (SK

Menteri Perthubungan No. 241 / II / 1970).

• Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh

bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan/penginapan, makan, minum,

serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial (SK.

Menparpostel No. km. 34 / HK 103 / MPPT. 87).

Secara garis besar, hotel di bagi dalam dua departemen yaitu:

1. Front Of The House Departement, bagian yang langsung berhubungan dengan

tamu.

2. Back Of The House Departemen, yaitu bagian yang mendukung bagian yang

berhubungan langsung dengan tamu.

Universitas Sumatera Utara


2.2 Pengertian dan Fungsi Dapur

Dapur adalah tempat untuk mengelolah makanan, oleh karena itu dapur harus

dan higinies. Pada bagian dapur yang perlu diawasi adalah tempat-tempat dimana

makanan itu diolah (food production area), karena tempat ini sebagai:

1) tempat mengolah segala macam makanan dan minuman

2) tempat penghasil sampah, yang sebagian besar terdiri dari sampah basah dan

sisa-sisa makanan membusuk dan menimbulkan bau busuk

3) tempat mempersiapkan segala jenis makanan dan minuman yang memerlukan

cara penjamahan yang baik

4) tempat bekerja karyawan dapur (kitchen) yang perlu sekali mendapatkan

pengawasan khusus tentang kesehatan fisiknya maupun mental serta keadaan

kebersihan individunya

5) tempat alat-alat pengolahan makanan, alat makan, dan minum serta fasilitas

lainnya yang memegang peranan penting sebagai media penularan penyakit

atau keracunan makanan

6) tempat terdapatnya pembawa basil (carrier) diantara food handler akan

membahayakan bagi para tamu atau karyawan lain.

Dapur yang memenuhi syarat kesehatan adalah sebagai berikut:

a) selalu dalam keadaan bersih

b) mempunyai cukup persediaan air bersih untuk mencuci bahan makanan

c) mempunyai tempat sampah

Universitas Sumatera Utara


d) alat-alat dapur selalu dalam keadaan bersih

e) mempunyai ventilasi yang cukup guna memasukkan udara segar serta

mengeluarkan asap dan bau yang kurang sedap

f) mempunyai tempat penyimpanan bahan makanan yang baik, artinya

tidak sampai tercemar debu menjadi sarang tikus

g) tidak meletakkan zat-zat berbahaya (insektisida) berdekatan dengan

bumbu dapur atau bahan makanan

2.3 Syarat-syarat Dapur Hotel Internasional

Kebersihan lingkungan dapur yaitu mengenai kesehatan dan kondisi

kerbersihan, pemahaman, dan penerapan cara-cara yang memenuhi persyaratan

kebersihan dan kesehatan secara efektif.

1. Lantai Dapur

Hendaknya dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak licin, tidak

menyerap minyak goreng atau bahan makanan lain yang berlemak, dan tidak

retak.

2. Dinding

Dinding harus terbuat dari bahan yang kuat agar mudah dibersihkan. Pada

umumnya, dinding terbuat dari keramik.

Universitas Sumatera Utara


3. Langit-langit

Sebaiknya dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan sederhana

desainnya. Pembersihannya dilakukan satu kali dalam sebulan, pada saat

dapur tidak beroperasi.

4. Ventilasi

Ventilasi yang baik berperan penting dalam penyelenggaraan makanan dalam

jumlah besar. Dengan ventilasi yang baik asap yang timbul pada waktu

mengelolah dapur dari dapur. Ventilasi yang baik dapat dilakukan dengan

menyediakan jendela, lubang angin, extractor fan, dan penghisap asap yang

diletakkan tergantung di langit-langit yang posisinya tepat berada di atas

pengolahan.

5. Cahaya

Dengan ruanagn yang cukup terang maka kotoran dan benda-benda yang

masuk ke dalam masakan atau hidangan dapat terlihat. Selain itu, ruangan

yang cahayanya cukup umumnya tidak disukai oleh kecoa, tikus, dan

insektisida lainnya.

6. Saluran Air

Saluran pembuangan air, baik air sisa pencucian bahan makanan maupum

pembuangan sisa makanan yang cair serta air kotor dari pencucian alat dapur

dan alat dapur dan alat saji sedapat mungkin berjalan lancar. Apabila saluran

tersebut terletak dalam dapur maka sebaiknya sepanjang saluran tersebut

Universitas Sumatera Utara


ditiutup dengan alat yang dapat dibuka atau ditutup, misalnya dengan

menggunakan pelat baja. Selain itu, dengan menggunakam alat tersebut akan

memudahkan perbaikan apabila terjadi kemacetan aliran air. Saluran ini

berfungsi juga umtuk pembuangan air sewaktu membersihkan lantai dapur.

2.4 Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam menjalankan opersaional kerja di dapur, setiap individu harus

melaksanakan tugas serta bertanggung jawab atas segala pekerjaannya, untuk

menciptakan hubungan kerja yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dipaparkan satu

persatu sesuai dengan klasifikasi tingkatan atau jabatan dalam pekerjaan.

1. Chef de Cuisine

Merupakan kepala dapur dengan sebutan lainnya adalah Executive Chef. Ia

mengepalai seluruh bagian atau section yang terdapat di kitchen dan

mengkoordinir semua kegiatan didalamnya, seperti operasional, persiapan

(preparing), pengolahan (cooking), administrasi, penyimpanan bahan, dan lain

sebagainya. Sebagai koordinator, Executive Chef ini mengatur serta mengawasi

pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh semua sub-ordinat dan menentukan

kebijakan-kebijakan yang harus dilaksanakan dibagian dapur.

Tugas-tugas pokok Chef de Cuisine adalah:

a) Mengepalai seluruh bagian dan kegiatan kitchen.

Universitas Sumatera Utara


b) Menentukan system operasional, termasuk penyimpanan, kebersihan area, standart

recipe, hygiene, dan sanitasi dapur.

c) Membuat dan menentukan menu harian (Chef Sugesstion).

d) Mengkalkulasi biaya dan mengusahakan perolehan laba optimal.

e) Mengawasi system pemorsian dan penggunaan bahan.

f) Mengatasi complain, melaksanakan persiapan party, menjaga keseimbangan

volume kegiatan dan jumlah tenaga kerja.

g) Mengatur cuti, libur dan tugas-tugas bawahan.

h) Melakukan inventarisasi atas kitchen utensils.

2. Asisten atau wakil kepala (Le Sous Chef)

Dalam suatu dapur yang besar, seorang chef mempunyai beberapa orang staff

yang bertanggung jawab terhadap beberapa bagian yang ada seperti grill rooms,

banquets, coffee shop, dapur pegawai dan lain-lain. Dengan demikian jumlah Sous

Chef mungkin lebih dari satu orang dengan tugas dan tanggung jawab yang

berbeda, misalnya Sous Chef di Coffee Shop, Sous Chef Banquets, Sous Chef

Grilled Room dan lain sebagainya. Sous Chef adalah tangan kanan dari pada chef,

karena Sous Chef inilah yang bertanggung jawab akan kelancaran semua pekerjaan

di dapur serta bertugas menggantikan chef apabila yang berhalangan hadir. Tugas

utamanya adalah jalannya operasional di dapur bagiannya agar berjalan lancar

sesuai dengan ketentuan serta intruksi yang diberikan oleh Chef de Cuisine.

Universitas Sumatera Utara


3. Kepala Bagian (Le Chef de Partie)

Pekerjaan kepala bagian ini, adalah pekerjaan yang khusus dan menghasilkan

sesuatu dari hasil kerja sama beberapa unit bagian. Ditinjau dari segi peranannya,

maka mereka boleh dikatakan “tulang punggung” di dapur. Kepala bagian saus

adalah yang tertinggi diantara kepala bagian yang ada dan Chef de Partie Saucier

adalah pimpinan paling tertinggi diantara Chef de Partie lainnya, seperti kepala

bagian dapur bagian dingin. Sedangkan kepala bagian kue biasanya berdiri sendiri

yang bertanggung jawab pada bagian kue atau pastry.

4. Wakil Kepala Bagian (Le commis Chef)

Mereka membantu kepala bagiannya dalam melaksanakan tugas memasak, yang

banyaknya dalam setiap bagian akan tergantung daripada kebutuhan, seperti

bagian daging mempunyai le commis yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan

bagian sayuran yang terdiri dari beberapa sub-bagian lagi seperti bagian sup,

bagian kentang, dan lain-lain. pada bagian ini, juru masak yang pertama (First

Commis), bertindak sebagai pengganti Le Commis Chef bila sedang berlibur atau

berhalangan.

5. Juru Masak (Commis)

Commis bertugas membantu tugas Chef de Partie dalam melaksanakan tugasnya

mulai dengan dari proses memotong, memasak, hingga memorsikannya. First

Commis akan bertindak sebagai Chef de Partie bila tidak hadir.

Universitas Sumatera Utara


Mereka terdiri dari siswa maupun karyawan pemula yang memperdalam

pengetahuannya di dapur, dan biasanya harus melakukan tugasnya dalam waktu

tertentu (misal dalam 1 tahun) dan kemudian pindah lagi kebagian lainnya dalam

jangka waktu tertentu pula, hingga bersangkutan sudah dinyatakan mahir dalam

bidangnya.

6. Relief Cook

Kelompok ini tidak mempunyai ruang khusus sebagai tempat bekerja, tetapi

bagian ini bertugas untuk menggantikan sementara cook atau chef yang sedang

tidak ada di tempat atau libur (off) kecuali untuk pastry. Mereka berpindah-pindah

dari satu seksi ke seksi lain. ada kemungkinan pada hari senin misalnya mereka

bertugas pada sauce section dan pada hari selasa bertugas di bagian vegetable atau

larder dan sebagainya.

7. Duty Cook

Duty Cook bertugas pada saat bagian besar cook ataupun chef tidak ada di tempat

yaitu pada saat pesanan makanan berkurang atau sepi dan hanya satu, dua pesanan

misalnya antara jam 14.00 hingga jam 17.00. Dan biasanya Duty Cook dalam

bertugas Shop, dari pekerjaan larder hingga ke pekerjaan bagian pastry (tapi hanya

hidangan tertentu dan terbatas).

Universitas Sumatera Utara


8. Night Cook (L’Apprentite)

Kelompok ini hanya bertugas pada waktu malam saja. Diberbagai restoran ada

yang buka melayani tamu selama 24 jam seperti Coffee Shop, Room Service dan

lain sebagainya. Dengan demikian diperlukan cook atau chef yang bertugas pada

waktu malam hari antara jam 22.00 hingga jam 06.00 esok paginya. Mereka

bertugas untuk semua seksi dimulai dari menerima pesananan atau order dari

restoran, kemudian mengolah dan membuat bekerja makanan siap untuk

dihidangkan. Mereka harus bisa bekerja sebagai butcher untuk memasak, hingga

melaksanakan tugas sebagai pastry untuk menyiapakan makanan penutup

(dessert).

9. Employee’s Feeding

Karyawan hotel biasanya mendapat jatah makanan dihotel satu kali satu shift.

Bagian staff cook bertugas mengolah dan menyediakan makanan untuk karyawan

sesuai dengan menu yang telah ditentiukan oleh kepala dapur (chef de cuisine).

Dibeberapa hotel, staff cook juga melaksanakan pekerjaan membersihkan

peralatan dapur yang dipakai dan area ruang makan karyawan.

10. The Carver (Pengukir)

Bagian ini bertugas khusus untuk memotong daging terutama pada restoran yang

khusus menyediakan daging panggangan (grill room) atau pada restoran yang

menggunakan service mewah yaitu service ala perancis dimana ada penyajian

Universitas Sumatera Utara


makanan dalam bentuk khusus yang harus di potong dihadapan tamu (carving)

dengan pemotongan yang benar. Bagian ini tidak mudah untuk dikerjakan karena

memotong dalam dalam bentuk tertentu memerlukan pendidikan dan latihan

khusus dan intensif.

Mereka harus mengetahui bagian daging tertentu yang diminta oleh tamu, misalnya:

Chateaubriand - Harus dari kepala fillett

Tournedos - Dari bagian tengah fillet

Fillet mignon - Dari ujung ekor fillet

Entrecote - Dari bagian lulur luar

Sirloin steak - Sama dengan entrecote

Osso bucco - Bagian betis anak sapi

Tugas utama butcher :

a. Bertugas memotong semua jenis meat, fish, poultry, hingga siap untuk dimasak

oleh seksi sauce.

b. Ikan kadang-kadang dikerjakan oleh bagian khusus di dalam lingkungan seksi ini

yang disebut Fish Manager, karena ikan mempunyai bau tajam dan sering

mencemari aroma makanan lain.

Disamping untuk memotong daging maka bagian ini juga bertugas membuat hiasan

berupa ukiran seperti: ice carving, buah-buahan untuk hiasan buffet, dan lain-lain.

pada usaha catering yang besar atau hotel berbintang, dengan banyak jenis makanan

yang diolah mempunyai struktur organisasi atau pembagian tugas yang lebih

Universitas Sumatera Utara


terperinci, sehingga tidak ada tugas yang terabaikan tanpa penyelesaian, yang mana

brigade dapur dibagi dalam beberapa seksi seperti terlihat pada lampiran ini, dengan

tugas yang khusus sebagai berikut:

a. Bagian Sauce (le saucier)

Bagian ini bertugas menyiapkan makanan utama pokok atau yang biasa disebut

Main Course seperti masakan daging sapi, daging ayam dan ikan-ikan yang tidak

di panggang atau dimasak dalam oven, antara lain makanan yang diproses masak

dengan cara stewed, braised, boiled, grilled, roasted, sauted, dan poeled. Juga

membuat bermacam-macam saus yang panas seperti sause demiglase, sause

béchamel, sause veloute, butter sauce dari masing-masing jenis.

Sauce Section

• Membuat stock (kaldu) dan sauce-sauce yang panas untuk menyertai daging

(meat), ikan (fish), dan unggas (poultry) ataupun binatang buruan.

• Menyiapkan semua jenis saus serta jenis daging, ikan, binatang buruan, hingga

siap untuk dihidangkan pada tamu.

b. Bagian panggang-panggangan (le rottisseur)

Bagian ini mengerjakan semua makanan yang dipanggang serta dimasak dalam

oven (grilled & roasted), dan juga makanan yang digoreng (deep fat fried food)

seperti ikan, kentang dan berbagai makanan kecil lainnya.

Juga menyiapkan pendamping/ pengering bahan makanan pokok, seperti yang

di roast, tomat, jamur, dan yarkshire pudding serta roast gravy.

Universitas Sumatera Utara


Roast Section

• Bertanggung jawab atas semua hidangan jenis dari roast cooking.

• Memasak semua jenis daging, unggas dan binatang buruan dengan proses

roasting dan grilling.

• Membuat atau memasak ikan dengan proses grilling dan deep fat frying.

• Memasak sayuran dan kentang dengan proses deep fat frying.

• Membuat sauce dan garnish untuk makanan yang di olah bagian ini, (garnish

untuk classical food).

c. Bagian Ikan (le poissonier)

Kecuali ikan yang dipanggang dan dimasak di dalam oven, bagian ini

menyiakan semua makanan panas yang terbuat dari ikan berikut dengan sausya

seperti Bonne-Femme, Cardinal dan sebagainya. Sedangkan tugas pembersihan

dan memotong, dilakukan dalam suatu sub-bagian yang disebut dengan Fish

Manger di bagian dapur dingin (butcher)

Fish Section

• Bidang ikan laut dan darat (tawar)

• Dan grilling dan deep fat frying.

• Membuat saus panas dan garnish yang diperlukan untuk makanan yang

dihasilkan oleh bagian ini.

Universitas Sumatera Utara


d. Bagian Sayur (I’entremettier)

Mengerjakan dan menyediakan semua hidangan pendamping makanan utama

(side dish), antara lain nasi, sayuran, kentang, (kecuali yang digoreng), telur

dan makanan yang tetbuat dari tepung seperti bakmi, spaghetti, ravioli, gnochi,

dan lain-lain. Juga sayuran sebagai pendamping/ pengering makanan pokok

seperti wortel, kembang kol, bayam dan lainnya.

Vegetable Section

• Khusus bidang sayur-sayur

• Memasak semua jenis makanan dari kentang selain dari proses deep fat

frying

• Memasak nasi dan berbagai jenis hidangan pasta (farinaseous)

• Turut memasak telur untuk makan siang

e. Bagian Soup (le potager)

Didalam suatu dapur yang cukup besar biasanya bagian ini dipisahkan karena

kesibukannya membuat soup, consomme, dan lain-lain, sedangkan dalam suatu

dapur kecil, bagian ini biasanya disatukan dengan bagian sayur.

Soup Section

• Khusus bagian kaldu (kuah) masakan

• Membuat semua jenis stock (kaldu) yang dibutihkan oleh bagian sup ini

• Membuat atau memasak berbagai jenis sup panas

• Terkadang bagian ini tugas memasak untuk makanan siang

Universitas Sumatera Utara


f. Dapur Makanan Dingin (le garde manger)

Bagian ini menyiapkan aneka makanan pembuka (appetizer) dingin, seperti

russian salad, sausage salad dan aneka saus dingin dan bagian ini merupakn

bagian yang cukup banyak hubungannya dengan bagian lain baik dalam

persiapan awal, menyiapkan dan mensupplai makanan daging dingin, ayam

juga memberikan dekorasi pada makanan dingin. Selain dari itu juga membuat

sandwich, canape, soup dingin serta buah-buahan. Dibagian ini juga terdapat

suatu sub-bagian yang disebut Butcher atau tukang potong, yang bertanggung

jawab langsung kepada Chef atau Sous Chef. Sub-bagian ini lah yang

memotong daging menjadi bagian yang siap di masak (ready to cook), juga

membuat sausages, hamburger, pate, dan sebagainya. Pada bagian ini tidak

tercatat proses pemasakan menggunakan api/ kompor.

Larders Section

• Cold Buffet : membuat semua makanan dingin untuk buffet, sandwiches,

canapes, dan makanan kecil untuk cocktail party.

• Hor’s D’oeurve : membuat semua makanan pembangkit selera yaitu

appetizer atau hors d’ouevre

• Juga membuat salad, dressing, saus dingin dan dressert dari buah-buah

segar. Semua bagian ini dipisahkan dan berdiri sendiri dengan tugas masing-

masing.

Universitas Sumatera Utara


g. Bagian Pengolahan Kue (le pattisier)

Bagian membuat berbagai macam kue, pudding, ice cream, dan juga membuat

dan menyediakan kepetluan lain seperti bakmi, ravioli, pete dough, vol-au-

vents, tartlette dan lain-lainnya. Tidak semua hotel memiliki bagian ini

terutama hotel sedang atau kecil, tergantung kebutuhan dan pertimbangan atas

untung ruginya, bila lebih ekonomis membeli kue-kue, ice cream, dan juga roti

dan sejenisnya dari luar. Di bagian ini ada sub-bagian pengolahan roti yang

disebut dengan bakery, atau le Boulanger.

Bakery Section

• Khusus membuat roti-roti dan sejenis (tawar)

• Membuat semua jenis roti (dengan ragi) seperti sandwiches, bread french

bread, croissant, danish pastry, roll brioche

• Membuat kue-kue (dessert) yang dimasak melalui proses baking dan

umumnya di hidangkan panas.

Pastry Section

• Khusus bidang kue-kue dengan segala variasi kue

• Membuat semua jenis kue-kue (manis) untuk makanan penutup seperti cake,

pudding, pie, soufflé, roulade, French pastry dan lain-lain

• Membuat saus-saus manis untuk dihidangkan bersama kue-kue tadi

• Membuat dekorasi dari gula-gula baik yang dihidangkan bersama kue

maupun untuk pajangan pada meja buffet.

Universitas Sumatera Utara


• Membuat ice cream, dan hidangan yang dibuat dari ice cream seperti

banana split, coupe st.jacques, caupe denmark, osatta napolitaine, baked

Alaska (omellete norwegiennie)

• Membuat makanan setengah jadi yang akan dilanjutkan oleh bagian lain

seperti adonan mie (noddles) bouchies, valau-vents, pie.

Ada hotel yang melakukan tugas-tugas ini pada seksi bakery bahkan

pastry dan bakery ada kalanya digabung saja menjadi satu bagian dengan lokasi

yang berdekatan karena hubungan keduanya sangat erat sekali.

Pantry atau Breakfast Section

• Menyiapkan semua jenis sari buah (juice), buah-buahan untuk makanan pagi

(breakfast)

• Menyiapkan hidangan dari roti yang diambil dari bagian bakery

• Memasak telur untuk breakfast

• Membuat minuman panas breakfast

• Memasak daging (ham, bacon, sausage) ikan

• Melengkapi kebutuhan breakfast

Universitas Sumatera Utara


2.5 Klasifikasi dan Jenis-jenis Dapur

Kecenderungan untuk membagi-bagi dapur dalam hotel menjadi berbagai

seksi dan fungsi-fungsinya tersendiri sudah merupakan keharusan. Hal ini dibuat

untuk memperlancar operasional kerja dapur hotel agar terjaminnya proses produksi

serta pelayanan.

Secara garis besar dapur dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu

Continental Kitchen, Combinated Preparation & Finishing Kitchen, Seperated

Preparation & Finishing Kitchen serta Conivenience Kitchen. Dalam perhitungan

golongan dapur ini didasarkan kepada besar kecilnya usaha hotel atau jasa pangan

yang dibuka dengan perkiraan jumlah orang yang akan dilayani.

1. Continental Kitchen

Merupakan performace dapur biasa dimana pada umumnya terdapat pada

perusahaan jasa pelayanan makanan dalam ukuran atau terdapat pada hotel-hotel

kecil. Fungsi dan ruang lingkup kegiatannya hanya menyiapkan jenis-jenis menu

tetap serta menyiapakan banquet dalam jumlah yang kecil dalam kitchen seperti ini

penentuan standart menu lebih baik ukuran resep dan porsi, bersifat fleksibel.

Ruang dapur model ini hanya terdiri atas satu ruangan persiapan dan produksi.

Ruangan atau bagian produksi merupakan bagian yang menjadi sentral kegiatan

karena disini tergabung kegiatan pengolahan berbagai macam kegiatan memasak,

kegiatan pemorsian, kegiatan penyelesaian. Semua makanan panas disajikan pada

suatu tempat yang disebut Couter.

Universitas Sumatera Utara


2. Combinated Preparation & Finishing Kitchen

Bentuk dapur ini sangat berbeda dengan bentuk dapur conventional karena disini

tempat pemisahan antara bagian yang mempersiapkan dengan yang mengolah

makanan. Oleh sebab itu dapur kombinasi persiapan makanan dan skala menengah

yang memungkinkan untuk mempersiapkan sejumlah standart menu dan porsi

tertentu.

3. Separated Preparation & Finishing Kitchen

Sistem ini sesuai untuk diterapkan dalam usaha jasa pelayanan makanan atau

perhotelan dalam skala besar dan modern. Dapur model ini dipisah-pisah menjadi

bagian persiapan, bagian pengolahan yang dibagi-bagi menjadi beberapa seksi,

bagian pemorsian dan bagian penyelesaian. Dengan adanya pembagian ini maka

bermacam-macam menu serta jenis makanan yang bervariasi dapat disajikan

dalam jumlah yang besar serta dalam waktu yang cepat. Namun untuk

kelancarannya sangat diperlukan standart menu serta standart porsi yang jelas.

Untuk jenis dapur ini, bagian pengolahan dibagi menjadi empat (4) bagian yaitu :

a) Bagian Leader

Leader adalah bagian yang mengolah makanan dingin, baik makanan pembuka

maupun makanan pokok, saus dingin seperti mayonnaise, vinaigrette, makanan

dingin yang dipersipkan misalnya salad, cold slaw, serta cold d’oeuvre seperti

canapes, pate, galatine.

Universitas Sumatera Utara


b) Saucer

Bagian pengolahan saus ini mempunyai fungsi dan ruang lingkup pekerjaan

menyiapkan dan membuat berbagai macam saus serta makanan yang panas yang

pada dasarnya merupakan makanan pokok (main dish). Macam-macam saus dasar

yang harus dipersiapkan bagian ini misalnya béchamel/ saus putih, demiglace,

tomato sauce dan lain sebagainya. Makanan panas yang disiapkan terdiri dari

daging kambing, sapi, babi, dan bahan laut seperti ikan, kerang, dan bahan unggas

seperti ayam, itik, kalkun dan makanan panas lainnya misalnya boallotine, pizza.

c) Patisserie

Bagian patisserie ini mempunyai fungsi dan ruang lingkup pekerjaan

mempersiapkan serta membuat bermacam-macam kue, roti, manisan, eskrim dan

makanan (dessert) lainnya.

4. Conveince Kitchen

Dapur ini dipersiapkan khusus untuk membuat makanan jadi (pelayanan makanan

jadi) sehingga tidak memerlukan sesuatu ruangan pendingin, ruangan untu

menyimpan, ruangan untuk persiapan serta ruangan penyimpanan alat-alat seperti

microvive open, convention open maupun alat-alat penggorengan. Untuk makanan

dingin hanya memerlukan ruangan penyimpanan (store room) dan peralatan

pendingin (refrigerator) dan peralatan penyimpanan makanan yang sudah

dipersiapkan sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara


2.6 Hubungan Kerja dengan Department Lainnya

1. Front Office

a. Melaporkan berapa tamu yang check-in

b. Mengetahui berapa banyak orang yang akan breakfast, lunch, dan dinner

2. Restaurant dan Room Service

a. Mengantarkan menu alacarte ke kamar

b. Melaporkan berapa buffet yang akan digunakan untuk lunch dan dinner

c. Memberi tahu produk apa yang habis pada saat breakfast, lunch, dan dinner

3. Stewarding

a. Menyediakan seluruh alat-alat bersih yang diperlukan oleh kitchen

b. Mencuci dan merawat semua peralatan dan perlengkapan yang ada

4. Engineering and Maintenance

a. Membetulkan dan mengecek apa bila ada kebocoran gas

b. Membetulkan kompor serta oven yang rusak

c. Mengontrol AC yang ada di ruangan sous chef, cold kitchen, dan pastry

d. Mengontrol dan membersihkan mesin ice cube

e. Mengontrol penggunaan listrik dalam dapur

5. Store Room

a. Menangani pembelian produk, bahan-bahan serta alat penunjang yang dipakai

untuk operasional

b. Menangani pembelian snack & makanan untuk coffee break

Universitas Sumatera Utara


6. Human Resources

a. Pengadaan tenaga kerja serta pemutusan hubungan kerja staff

b. Menangani surat peringatan bagi staff

c. Menangani cuti karyawan

d. Menangani promosi jabatan

Universitas Sumatera Utara


BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL INNA GARUDA YOGJAKARTA

3.1. Sejarah Berdirinya Hotel Inna Garuda Yogyakarta

a. Tahun 1911 Grand Hotel de Djogja mulai beroperasi, namun khusus

menampung tamu-tamu Gubernur Belanda saja. Tahun 1938 hotel tersebut

mengalami perubahan. Bangunannya dibagi menjadi dua buah sayap, yakni

sayap utara dan sayap selatan, serta bangunan utama berada ditengahnya.

Tahun 1942 Jepang menduduki dan menguasai wilayah Indonesia termasuk

Yogyakarta. Grand Hotel de Djogja pun ikut dikuasai oleh Jepang. Kemudian

Jepang merubah nama hotel tersebut menjadi “Hotel Asahi” (Matahari Terbit)

dan dikelola oleh orang jepang, yaitu Mr. Kawasaki, Mr. Yamaha dan Mr.

Suzuki.

b. Indonesia tidak tinggal diam. Pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan segenap

pengorbanan dan titik darah penghabisan, para pejuang memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia. Hotel Asahi langsung diambil alih oleh bangsa

Indonesia. Sesuai dengan jiwa semangat pada saat itu, hotel tersebut diganti

namanya menjadi “Hotel Merdeka”. Tahun 1946 karena keadaan politik yang

tidak aman, untuk sementara Yogyakarta dijadikan sebagai Ibu Kota Republik

Indonesia. Hotel Merdeka menjadi perkantoran oleh para Menteri Kabinet.

Sejak Desember 1945 hingga Maret 1964, kamar 911 dan 912 “Hotel

Merdeka” digunakan sebagai kantor MBO (Markas Besar Oemoem) Tentara

Keamanan Rakyat pimpinan Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Universitas Sumatera Utara


c. Pemerintah Indonesia mengganti nama “Hotel Merdeka” menjadi “Hotel

Garuda” pada tahun 1950. Tahun 1975 pemerintah menyerahkan pengelolaan

hotel kepada PT. NATOUR. Kemudian PT. NATOUR merenovasi “Natour

Garuda” dan menjadikan hotel tersebut yang awalnya berbintang satu menjadi

hotel berbintang empat. Pelaksanaan renovasi berakhir pada tahun 1984 dan

menelan biaya hampir 9 milyar. Untuk mempertahankan citra sebagai hotel

yang kaya akan sejarah, maka bagunan sayap utara dan sayap selatan tetap

dipertahankan, serta bangunan utama yang ditengah dijadikan tingkat tujuh.

Diawal tahun 1985 “Natour Garuda” yang berstatus BUMN melaksanakan

Trial Opening sebanyak 120 kamar. Pelaksanaan agung Grand Opening

Ceremony dilaksanakan pada tanggal 29 juni 1985 (tepatnya pada hari sabtu

pahing yang merupakan hari baik, yaitu hari kelahiran Sri Sultan Hamengku

Buwono IX), yang diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX

(Gubernur DIY). Pada tahun 1987 secara resmi ”Natour Garuda” dikukuhkan

oleh pemerintah melalui Depparpostel sebagai hotel berkategori bintang

empat.

d. Seiring berkembangnya kepariwisataan Indonesia pada umumnya dan

kepariwisataan Yogyakarta pada khususnya, PT. NATOUR melaksanakan

perluasan untuk “Natour Garuda” dengan menambah sebanyak 120 kamar

menjadi 240 kamar siap jual. Perluasan “Natour Garuda” diresmikan pada

tanggal 29 Juni 1991 oleh Sri Paduka Paku Alam VIII yang menjabat sebagai

Gubernur DIY saat itu. Dengan demikian “Natour Garuda” telah mengukir

Universitas Sumatera Utara


sejarahnya sebagai hotel yang diresmikan oleh dua raja yang sekaligus

menjabat sebagai gubernur DIY. Pada tanggal 30 Desember 1996 diresmikan

“Prasasti Panglima Besar Jenderal Soedirman” di “Natour Garuda” yang

dipimpin oleh pimpinan pusat Paguyuban WEHRKREISE Yogyakarta

(Daerah Perlawanan III) Ketua Umum Bapak Jenderal TNI (Purn) Soesilo

Soedarman.

e. Tahun 1993 PT. NATOUR bergabung dengan PT. Hotel Indonesia

Internasional, dan menjadi PT.HII – Natour melalui Departemen Keuangan

Pasal 108 UU No. 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas. Secara legalitas

PT. HII – NATOUR berubah menjadi PT. HIN (Hotel Indonesia Natour) pada

tanggal 19 Maret 2001. Pada akhir tahun 2002 hingga sekarang hotel-hotel,

restaurant, dan catering dibawah naungan PT. HIN menyandang nama INNA

sebagai nama bisnis korporat sekaligus nama komersial. PT. HIN yang dahulu

menyandang nama hotel dan natour telah resmi menyandang nama INNA

yang menaungi 13 hotel dan restaurant, antara lain: Inna Putri Bali, Inna

Grand Bali Beach, Inna Garuda, Inna Kuta Beach, Inna Samudra Beach, Inna

Simpang, Inna Tretes, Inna Sindu Beach, Inna Bali, Inna Dibya Putri, Inna

Muara, Inna Adi Sucipto Restaurant and Catering.

f. 1908 – 1942 : Grand Hotel De Djogdja atau “Hotel Jogja”

Pada masa kependudukan Belanda di Indonesia pemerintahan penjajah ingin

membangun sebuah hotel pada lokasi yang strategis yaitu pada urat nadi

Yogyakarta, tepatnya di jalan Malioboro. Hotel yang berbentuk cottages

Universitas Sumatera Utara


tersebut dibangun pada tahun 1908 dan pada masa itu merupakan hotel

terbesar dan termewah di Yogyakarta dan diberi nama "GRAND HOTEL DE

DJOKDJA". Hotel tersebut mulai dioperasikan pada tahun 1911 dan hanya

menampung tamu-tamu militer Belanda saja.

g. 1942 -1945 : Hotel Asahi

Pada tahun 1942 Jepang tanpa diundang masuk dan menguasai Indonesia,

tidak terkecuali Yogyakarta berserta Grand Hotel De Djokdja-nya. Jepang

mengubah nama hotel itu menjadi Hotel Asahi.

h. 1945 -1950 : Hotel Merdeka

Dengan pengorbanan yang berat pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia

memproklamasikan kemerdekannya. Hotel Asahi diambil alih oleh bangsa

Indonesia dan sesuai dengan jiwa serta semangat pada saat itu hotel tersebut

diganti namanya menjadi "HOTEL MERDEKA". Pada tahun 1946 karena

keadaan politik dan untuk mengamankan Republik, kota Yogyakarta menjadi

Ibukota Republik Indonesia dan untuk sementara Hotel Merdeka dijadikan

perkantoran oleh para menteri kabinet pada saat itu. Dalam usaha Belanda

untuk kembali mencengkeramkan kuku mereka di Indonesia terjadilah perang

dengan pihak Indonesia yang berjuang gigih mempertahankan kedaulatannya.

Hotel Merdeka dijadikan markas oleh para pejuang Indonesia. Alm. Panglima

Besar Jenderal Sudirman sempat tinggal di hotel tersebut selama beberapa

bulan.

Universitas Sumatera Utara


i. 1950 -1982 : Hotel Garuda

Pada tahun 1950 Hotel Merdeka diganti namanya menjadi Hotel Garuda oleh

pemerintah Indonesia kemudian pada tahun 1975 pengelolaan hotel oleh

pemerintah diserahkan kepada PT. Natour.

j. 1982 – 2001 : Natour Garuda

Pada tahun 1982 PT. Natour dipercayai oleh pemerintah untuk merenovasi

Hotel Garuda dan ditingkatkan dari hotel berbintang satu menjadi hotel

berbintang tiga.

k. 2001 – Now : Inna Garuda

Pada bulan Maret 2001, PT. Natour bergabung dengan PT. Hotel Indonesia,

nama hotel pun ini diubah menjadi Inna Garuda.

3.2 Lokasi Hotel Inna Garuda Yogyakarta

Lokasi merupakan salah satu faktor penting untuk memperhatikan dalam

pendirian sebuah hotel tersebut. Tujuan penentuan lokasi yang sangat tepat agar dapat

beroperasi dengan lebih efisien dari sisi produsen agar dapat dijangkau dengan mudah

dari sisi konsumen.

Lokasi hotel termasuk lokasi yang strategis, tidak terlalu jauh dari stasiun

kereta api, kurang lebih 500 meter, dan 10 km dari Bandara Adisutjipto. Hotel ini

terletak diantara beberapa tempat wisata di Yogyakarta, seperti : Keraton Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara


yang berjarak 1 km, Pantai Parangtritis berjarak ± 30 km, kawasan Hutan Kaliurang

berjarak sekitar 24 km.

Hotel Inna Garuda Yogyakarta berlokasi dijalan Malioboro No.60

Yogyakarta. Lokasi tersebut letaknya sangat strategis, lokasi dapat dilihat dari

berbagai segi :

1. Segi Historis

Hotel Inna Garuda Yogyakarta merupakan hotel bersejarah, karena hotel

tersebut pernah dipakai sebagai tempat atau markas perjuangan tentara Indonesia

dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia.

2. Segi Pemasaran

Hotel Inna Garuda Yogyakarta merupakan hotel yang berlokasi di pusat

keramaian Yogyakarta yang sekaligus menjadi tempat tujuan wisata utama

Yogyakarta. Yang terletak di jalan Malioboro yang terkenal sebagai pusat kota dan

pusat keramaian kota Yogyakarta. Selain itu jalan Malioboro merupakan kawasan

pusat perbelanjaan yang sangat terkenal, baik wisatawan domestik maupun

wisatawan mancanegara. Hotel Inna Garuda Yogyakarta juga dekat dengan sarana

transportasi seperti, kereta api, terminal bus dan bandara.

3. Segi Kepariwisataan

Hotel Inna Garuda Yogyakarta merupakan hotel yang berlokasi tidak jauh dari

objek wisata, antara lain:

Universitas Sumatera Utara


a. Pusat Informasi Pariwisata (di Kepatihan)

b. Keraton Yogyakarta

c. Puro Pakualaman

d. Taman Sari

e. Benteng Vendeburg

f. Tugu Yogyakarta

g. Monumen Jogja Kembali

h. Taman Sari Water Castle

Universitas Sumatera Utara


3.3 Struktur Organisasi Hotel Inna Garuda Yogyakarta

Ganeral Manager

F&B Marketing Chief OPAL Residence Manpower


Manager Manager Acc Mgr

Sales PR
Chef
Manage Manager FO Mgr EHK Duty Adm
Chef Mgr Mgr
Rest &
bar Legal
Sous Officer
Chef Acc & EDP
Banquet Officer Manager Recident
Manager Manager Eng TM

Chief Purchasing Chief


Steward Manager Elektrik Chief
Securit
Chief
Cost Mekanik
Contolle

Credit
Manage

Universitas Sumatera Utara


Struktur Organisasi Kitchen Coffee Shop Hotel Inna Garuda Yogyakarta

Sous Chef

Chef de Party

Supervisor

Demi Chef

Cook Helper
Casual

Traineer

Universitas Sumatera Utara


3.4 Klasifikasi Hotel

Hotel Inna Garuda Yogyakarta termasuk salah satu hotel yang masih

dipegang oleh pemerintah tepatnya dibawah naungan kementerian BUMN (Badan

Usaha Milik Negara).

Beberapa klasifikasi Hotel Inna Garuda Yogyakarta menurut kategorinya

masing–masing, yaitu:

• Berdasarkan Harga Jual Kamar (Plan System)

Hotel Inna Garuda Yogyakarta merupakan hotel yang menggunakan sistem

”Continental Plan” dimana harga kamar termasuk satu kali sarapan pagi.

• Berdasarkan Jumlah Kamar (Size Number of Room)

Hotel Inna Garuda Yogyakarta bisa dikatakan sebagai hotel yang besar dan

mempunyai standart fasilitas hotel bintang 4, hotel ini mempunyai 233 kamar.

• Berdasarkan Lokasi Hotel

Sebagai layaknya sebuah hotel, pemilihan lokasi selalu didasarkan pada

beberapa pertimbangan. Beberapa pertimbangan pokok adalah lokasi yang berada

dekat dengan pusat bisnis atau kegiatan pemerintah, dekat dengan akses para

pengunjung seperti stasiun kereta api, bandara atau terminal bus. Selain itu

dipertimbangkan juga mengenai kemungkinannya untuk berkembang atau

mengadakan ekspansi. Pada saat itu pertama kali didirikan Inna Garuda

Universitas Sumatera Utara


mempertimbangkan hal-hal tersebut. Hotel Inna Garuda Yogyakarta terletak pada

lokasi yang sangat strategis di Jalan Malioboro No.60 Jogyakarta, 55213. Hampir

semua pusat kegiatan dan ciri khas kota Yogyakarta bisa dicapai dengan mudah dari

lokasi tersebut tanpa harus mengeluarkan biaya transportasi yang mahal dan tanpa

menghabiskan waktu. Pusat bisnis, lesehan, pusat pemerintahan dan gedung-gedung

bersejarah, stasiun kereta api serta Kraton Kesultanan Yogyakarta juga dekat dengan

lokasi hotel.

• Berdasarkan Lamanya Hotel Beroperasi

Hotel Inna Garuda Yogyakarta beroperasi sepanjang tahun, yaitu 365 hari

dalam setahun, 30 hari dalam sebulan, tujuh hari dalam seminggu, dan 24 jam dalam

sehari. Tidak pernah tutup atau libur sehingga hotel ini termasuk kedalam jenis hotel

“Full Length Operation Hotel” atau disebut juga “unseasonal hotel”.

• Berdasarkan Kelas

Diklasifikasikan ke dalam hotel berbintang 4 berdasarkan atas: jumlah kamar,

fasilitas yang dimiliki, dan service yang diberikan kepada tamu.

• Berdasarkan Jenis Tamu Hotel

Hotel Inna Garuda Yogyakarta bisa dikatagorikan sebagai Convention Hotel,

karena secara umum tamu yang datang dan menginap disini merupakan pegawai

pemerintah maupun swasta, serta usahawan yang selalu mengadakan meeting/

rapat.

Universitas Sumatera Utara


• Berdasarkan Lamanya Tamu Menginap (Length of Stay)

Hotel Inna Garuda Yogyakarta bisa dikatagorikan sebagai Semi-Residential

Hotel, karena pada umumnya lama tamu yang menginap dihotel dalam jangka waktu

yang lama, rata-rata tamu yang menginap lebih dari 2 hari.

3.5 Fasilitas yang Dimiliki Hotel Inna Garuda Yogyakarta

Hotel Inna Garuda Yogyakarta adalah hotel yang memiliki spesifikasi hotel

bintang empat. Sesuai dengan spesifikasi pemerintah Indonesia melalui BUMN Inna

Garuda memiliki fasilitas sebagai berikut :

1) Ruang Pertemuan ( Convention Room)

Convention room merupakan ruang yang biasanya digunakan sebagai ruang

pertemuan, ruang seminar, dan acara sejenisnya. Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta

memiliki beberapa convention room.

Daftar convention room beserta kapasitasnya di Inna Garuda Yogyakarta

sebagai berikut:

• BOROBUDUR HALL

Size 25x25 Theatre 600 Class 300 U-Shape 200

• NAKULA-SADEWA ROOM

Size 18x32Theatre 350 Class 200 U-shpe 150

• MENDUT ROOM

Size 20x16Theatre 200 Class 150 U-Shape 75

• PRAMBANAN ROOM

Universitas Sumatera Utara


Size 20x8 Theatre 100 Class 75 U-Shape 40

• KALASAN ROOM

Size 20x8 Theatre 100 Class 75 U-Shape 40

• SAMBISARI ROOM

Size 20x8 Theatre 100 Class 75 U-Shape 40

• BIMA ROOM

Size 10x8 Theatre 75 Class 40 U-Shape 25

• ARJUNA ROOM

Size 8x8 Theatre 50 Class 30 U-Shape 20

• KRESNA ROOM

Size 6x4 Theatre 25 Class 15 U-Shape 10

• YUDHISTIRA ROM

Size 6x5 Theatre 25 Class 15 U-Shape 15

• ASEAN ROOMS ( 6 ROOMS )

Size 8x7 Theatre 60 Class 30 U-Shape 20

1. Indonesia Room

2. Brunei Room

3. Malaysia Room

4. Thailand Room

5. Singapore Room

6. Philipine Room

Universitas Sumatera Utara


Dengan mempunyai kapasitas yang sama yaitu 200 orang.

- Nakula Hall dengan kapasitas 200 orang.

- Sadewa Hall dengan kapasitas 200 orang.

2) Restoran

Hotel Inna Garuda memiliki fasilitas food and beverage yang dapat memenuhi

kebutuhan tamu. Food and Beverage di hotel terdapat dalam bentuk restoran.

Restoran di hotel menyediakan makanan yang cukup lengkap sehingga memudahkan

para pengunjung tanpa keluar hotel bagi tamu yang menginap.

Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta para tamu dapat menikmati makanan dan

minuman yang lezat. Penuh cita rasa dan bergizi adalah kata yang tepat untuk

menggambarkan pilihan menu yang tersedia. Hotel memiliki tiga restoran dan sebuah

bar yang menawarkan berbagai macam.

Adapun restoean dan lounge yang ada di Hotel Inna Garuda Yogyakarta,

antara lain :

a. Malioboro Coffee Shop

Merupakan main restaurant di Hotel Inna Garuda Yogyakarta , menyediakan menu

ala carte dan buffet dalam suasana tradisional Indonesia khususnya Yogyakarta.

Menyediakan makanan authentique Indonesia , Oriental , Javanese dan Continental.

1.Buffet Breakfast : 06.00 a.m – 10.00 a.m

2.Buffet Lunch : 11.00 a.m – 02.00 p.m

3.Buffet Dinner : 07.00 p.m – 10.00 p.m

Universitas Sumatera Utara


4.Room Service : 24 Jam

b. Handrawina Restoran

Terletak di ground floor lobby bersebelahan persis dengan Mataram Lounge

dengan kapasitas 100-150 orang.

c. Merapi Restoran

Terletak di lantai dua Hotel Inna Garuda dengan kapasitas 100 orang.

d. Mataram Lounge

Merupakan salah satu tempat bersantai atau tempat untuk sekedar mengobrol

dengan rekan kerja maupun keluarga. Dilengkapi dengan home theatre layar lebar

sehingga dapat menikmati secangkir kopi atau minuman kesukaan sambil menonton

siaran tv kabel. Terletak di ground floor lobby restaurant bersebelahan dengan

Malioboro Coffee Shop Restaurant, menyajikan menu makanan ringan, coffee, juice,

soft drink dan ala carte menu. Kapasitas restoran ini sebanyak 16 seat dengan waktu

operasional 24 jam.

Universitas Sumatera Utara


Daftar Restoran yang ada di Inna Garuda Yogyakarta :

No. Nama Restaurant Letak Jam buka-tutup

1 Malioboro Coffee Shop Lobby level 6.00 pm-12.00 pm

BF, LNCH, DNR


2 Merapi Lantai 2
Group

3 Mataram Lounge Lobby level 9.00 am - 12.00 pm

4 Handrawina restaurant Shoutern area 9.00 pm- 3.00 am

3.6 Kamar di Hotel Inna Garuda Yogaykarta

Tinggal di Hotel Inna Garuda Yogyakarta merupakan sebuah kenikmatan

yang diharapkan pada Standard Internasional Hotel yang akan dikenalkan terhadap

seluruh tamu yang menginap. Hotel Inna Garuda Yogyakarta memiliki 223 kamar

yang siap untuk dijual. Hotel Inna Garuda Yogyakarta memiliki berbagai jenis dan

tipe kamar yang disediakan kepada tamu yang akan menginap.

Selain itu, harga kamar juga menentukan tipe dan fasilitasnya. Hotel Inna

Garuda Yogyakarta biasanya membedakan kamar tersebut dapat dikatakan Sudirman

Suite, Executive Suite, Junior Suite, Deluxe Room, maupun Superior Room. Menurut

pemandangan atau view yang dapat dilihat dari kamar tersebut. Akan tetapi tidak

menutup kemungkinan karena perbedaan fasilitas. Spesifikasi kamar Hotel Inna

Garuda Yogyakarta antara lain pendingin ruangan / AC, telepon dengan sambungan

Universitas Sumatera Utara


langsung, televisi kabel, kulkas mini, bath tub dengan air panas dan dingin, serta

perlengkapan mandi yang telah disediakan

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

KITCHEN COFFEE SHOP SEBAGAI SARANA PENDUKUNG

OPERASIONAL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN

HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

4.5 Kitchen Coffee Shop sebagai sarana pendukung operasional Hotel Inna

Garuda Yogyakarta

Bagian Kitchen Coffee Shop Inna Garuda di bagi 3 shift, yaitu jam 07.00-

15.00 , 15.00-23.00 dan 23.00-07.00 dengan 5 hari kerja 1 hari libur. Coffe Shop Inna

Garuda Yogyakarta memang tidak dipisahkan, karena semua staff dan trainee akan

melakukan semua pekerjaan, tanpa ada yang ahli dibidang tertentu.

Jika masuk pagi maka akan wajib datang 30 menit lebih awal untuk

menyiapkan stall omelet dan gorengan, untuk di hidangkan di Malioboro Coffee

Shop. Lalu mencheck semua makanan yang telah di sajikan di Malioboro Coffee

Shop.

Setelah itu, menjaga stall omelet di oven kitchen Malioboro Coffe Shop, ketika

tamu-tamu telah datang dibuatkan pesanan para tamu yang berbagai macam isinya

bisa di request oleh tamu dan bahkan sempat mengalami masa yang sangat sulit

ketika tamu sangat ramai ketika musim libur, banyak sekali tamu-tamu memesan

dalam porsi yang banyak dan tidak mau mengantri lalu kembali dengan marah-marah

karena pesanan nya belum di buat, belum lagi ada tamu yang meminta isi omelet nya

Universitas Sumatera Utara


aneh-aneh seperti memakai daun bawang atau bawang merah dan di tambah cabai, itu

sangat membuat kewalahan karena harus memotong bahan yang di pesan tersebut,

adapun condiment yang tersedia di stall omelet hanya cheese, paprika, onion dan,

mushroom.

Tidak lupa juga bolak balik ke depan (Malioboro Coffee Shop) untuk

mengecek sarapan yang tadi dihidangkan. Jika breakfast sudah selesai maka lanjut

clear-up makanan makanan sisa di Malioboro Coffe Shop lalu mencheck kembali

sisa-sisa tersebut bila masih bisa di hidangkan esok hari atau membuang yang sudah

tidak layak di sajikan, jika sudah selesai membereskan maka selanjutnya menyiapkan

prepare untuk breakfast esok hari seperti memotong sayuran, memotong condiment,

membuat gudeg beserta baceman dan condimentnya untuk di stall gudeg dan

memotong untuk fruit cocktail&salad yang akan di lanjutkan pengolahan nya oleh

shift sore dan shift malam. Dan jika ada orderan maka pekerjaan akan terhenti untuk

membantu staff dalam menyajikan orderan. Kalau semua pekerjaan telah selesai, bisa

beristirahat, bila tidak sempat beristirahat pekerjaan dilanjutkan sampai pulang jam

15.00 WIB.

Pekerjaan shift siang biasanya melanjutkan pekerjaan yang pagi, atau

membuat kan orderan atau ala carte yang biasanya lebih ramai dibandingkan pada

shift pagi berjalan, apalagi jika hujan datang maka orderan akan sangat ramai. Jam

pulang shift siang biasanya lebih teratur dibandingkan shift pagi.

Universitas Sumatera Utara


4.2 Kontribusi Terhadap Pendapatan Hotel Inna Garuda Yogyakarta

Food and Beverage Department Hotel Inna Garuda Yogyakarta merupakan

outlet yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar disamping penjualan utama

hotel yaitu kamar. Keuntungan yang diperoleh hotel adalah dari penghasilan hotel

berupa produk yang dijual kepada tamu. Contoh produk yang dijual oleh hotel yaitu

makanan dan minuman. Kitchen Coffee Shop yang merupakan sebagai outlet

pendukung memiliki peranan sebagai buffet breakfast, lunch, dan dinner di hotel

tersebut. Khusus untuk breakfastnya, seluruh tamu hotel yang menginap dapat

menikmati makanan yang tersedia di buffet secara free. Tetapi tamu yang berasal dari

luar hotel atau bukan tamu yang menginap di hotel dapat memesan menu Ala Carte.

Kitchen Coffee Shop menyediakan menu ala carte bagi tamu yang ingin

memesan menu yang diinginkan. Yang dimaksud dengan menu ala carte ialah suatu

menu yang disusun dengan harga tiap item makanan, jadi tamu dari dalam hotel

maupun dari luar hotel dapat memesan makanan dan minuman dengan cara ala carte.

Dalam menu ala carte kitchen coffee shop harus memiliki konsep produk

yang bervariasi yang dapat dijual dan menguntungkan. Cost control yang sangat teliti

sangat diperlukan dalam mengembangkan produk. Kualitas dan cita rasa adalah suatu

kunci keberhasilan dalam pengembangan produk yang akan dinikmati oleh tamu

hotel.

Universitas Sumatera Utara


4.3 Kontribusinya Kitchen Coffee Shop Bagi Pendapatan Hotel

Dari uraian bab demi bab yang telah penulis sampaikan pada halaman

sebelumnya ada satu kontribusi yang dihasilkan oleh Kitchen Coffee Shop Hotel Inna

Garuda Yogyakarta bagi manajamen, yaitu revenue yang dihasilkan dari berbagai

outlet F&B yang langsung berhubungan dengan kitchen coffee shop dalam

operasional sehari-harinya, yang sudah menjadi sistem yang harus dijalankan oleh

seluruf staff Hotel Inna Garuda Yogyakarta secara menyeluruh. Sehingga dapat

memajukan hotel Inna Garuda Yogyakarta dalam hal fasilitas dan pelayanan yang

langsung berkaitan erat dengan kontribusi yang dihasilkan dari kitchen coffee shop

Hotel Inna Garuda Yogyakarta, bukan hanya dari hasil produk dari kitchen coffee

shop saja tetapi juga berasal dari kepuasan customer tertentnya, sehingga

mendatangkan repeat business, yang pada akhirnya akan membawa tamu datang

kembali berulang-ulang ke Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

Dengan berjalannya semua sistem yang telah dibuat oleh manajemen hotel

Inna Garuda Yogyakarta tentunya akan dapat memberikan satu catatan tersendiri

khususnya bagi staff kitchen coffee shop agar berupaya semaksimal mungkin dalam

menjalankan tugasnya, walaupun ada kendala di fasilitas yang tersedia di kitchen

coffee shop tetapi tetap melakukan tugas dengan baik dengan baik ditunjang dengan

keprofesionalan dalam hal bekerja, tentunya ini juga akan menjadi salah satu

kontribusi yang sangat besar bagi manajemen diluar kontribusi revenue yang

dihasilkan oleh kitchen coffee shop Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara


4.4 Hambatan

Hambatan yang penulis alami dibagi menjadi beberapa aspek, diantaranya:

a. Aspek Operasional

Kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan untuk menjalankan

operasional terutama untuk para trainee. Sehingga para trainee tidak dapat secara

langsung menerapkan apa yang sudah diajarkan oleh para staff yang ada.

Keterbatasan alat-alat yang dimiliki sehingga menggangu pada saat membuat sebuah

produk. Oleh karena itu para trainee belajar kreatif untuk memecahkan masalah

dalam mengerjakan setiap pekerjaan. Jika tidak demikian pekerjaan banyak pekerjaan

yang tidak terselesaikan.

b. Aspek Personalia

Sangat kurangnya tenaga kerja yang ada di hotel sehingga mengakibatkan

para trainee dituntut untuk bertindak sesuai dengan para staff. Tidak adanya basic

training untuk pekerja baru maupun training baru. Penulis dipaksa ikut kerja tanpa

adanya orientasi bagaimana melakukan pekerjaan di masing-masing outlet. Namun,

disinilah pentingnya istilah “learning by doing”, besarnya rasa inisiatif yang selalu

kampus ajarkan sangatlah berguna. Dengan ini penulis terbiasa menangkap hal yang

baru dan belum sama sekali dipelajari dengan mudah. Karena tidak selamanya staff

dapat mengajarkan para trainee hal-hal baru, pada saat itulah jika tidak menggunakan

inisiatif pribadi banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan sebelum waktunya atau

Universitas Sumatera Utara


pada waktu yang tepat karena staff nya sendiri sering menghilang atau “missing” di

tempat kerja.

c. Aspek Training

Perbedaan bahasa disini sangatlah terasa, walaupun masih di dalam negeri

namun ada saja beberapa bahasa yang penulis tidak pahami. Karena para staff sudah

terbiasa menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari. Pada akhirnya

setelah menjalani hampir dua bulan praktik, penulis pun sudah memahami hampir

60% bahasa Jawa, walaupun apabila penulis yang harus berbicara masih belum pasif.

Karena hambatan inilah seringnya terjadi miss communication antar staff yang

disebabkan oleh perbedaan persepsi satu sama lainnya, seperti staff yang baru masuk

belum diberi training sehingga terjadilah perbedaan pendapat yang terkadang

membingungkan penulis. Dan kurangnya staff permanen pun menjadi masalah, sebab

pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh staff permanen sering dibeban kepada

anak trainee.

Universitas Sumatera Utara


4.5 Pentingnya Disiplin Dalam Management Kitchen Coffee Shop Hotel Inna

Garuda Yogyakarta

Disiplin adalah factor terpenting yang dibutuhkan untuk menjadi seorang

professional dalam pekerjaan anda. Ada banyak bentuk disiplin yang akan

mempengaruhi anda dalam pekerjaan yang anda lakukan dan juga dalam kehidupan

pribadi anda.

Dalam fokus program perkembangan ini, kita akan membicarakann 3 bentuk

disiplin, yaitu :

1. Disiplin Kesehatan Pribadi

2. Disiplin Waktu Kerja

3. Disiplin Tempat Kerja

Bila anda menganggap diri anda seseorang yang professional, anda harus

selalu mengikuti bentuk-bentuk disiplin berikut ini, dan anda juga harus memonitor

rekan kerja anda dan juga bawahan anda, jadi mereka akan menuruti aturan-aturan

ini:

1. Disiplin Kesehatan Pribadi

Aturan berikut ini adalah faktor yang sangat penting yang menjadikan dapur agar

tetap bersih dan menghindarkan adanya kemungkinan keracunan dan pencemaran

makanan.

Anda harus selalu mematuhi aturan-aturan sebagai berikut :

a. Anda harus selalu bersih dan kelihatan rapi sebelum anda memulai pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara


b. Seragam anda harus kelihatan bersih ketika anda mulai bekerja.

c. Anda harus selalu mengenakan seragam lengkap, seperti : topi, neck tie,

celemek dan sepatu yang sesuai.

d. Jagalah rambut anda agar selalu kelihatan rapi.

e. Jagalah kuku anda agar tetap pendek dan bersih, jangan gunakan cat kuku

pada sewaktu anda bertugas.

f. Jangan merokok ditempat pembuatan makanan.

g. Basuhlah selalu tangan anda setelah anda pergi ke toilet.

h. Jangan meludah di dapur ditempat pencucian.

Bila anda selalu mematuhi aturan-aturan di atas, anda akan dapat menghindari

setiap pengaruh yang kurang baik terhadap orang lain.

2. Disiplin Waktu Kerja

Karena kita merupakan suatu industri pelayanan jasa maka sasaran utama kita

adalah untuk menyenangkan hati dan memuaskan tamu-tamu kita.

Bila hal tersebut tidak kita lakukan, secara tidak langsung tamu akan merasa

tidak puas dan tentunya tidak akan datang kembali ke hotel kita.

a. Anda harus bekerja di tempat kerja anda 10 menit sebelum anda memulai

pekerjaan anda, jadi anda mempunyai waktu untuk menyerahkan dan menjelaskan

sesuatu yang perlu anda kerjakan.

b. Jangan tidur atau memperpanjang waktu istirahat anda melebihi batas waktu yang

telah ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


c. Bila anda tidak dapat hadir ketempat kerja anda tepat pada waktunya, maka anda

harus memberitahukan hal tersebut kepada atasan anda segera, baik melalui

telepon maupun surat, dan anda juga harus memberitahukan atasan anda, kapan

anda dapat hadir kembali di tempat kerja anda.

d. Bila anda sakit, dan ketika anda kembali ketempat kerja anda, maka anda harus

meminta surat keterangan sakit dari klinik yang diakui oleh hotel.

e. Ingatlah selalu bahwa anda sendiri yang akan bertanggung jawab atas segala

tindakan perbuatan anda.

3. Disiplin Tempat Kerja

Ingatlah selalu bahwa tempat kerja anda mungkin menjadi tempat yang

berbahaya untuk bekerja di dalamnya, jika disiplin tidak pernah dilaksankan.

Ditempat kerja anda terdapat banyak minyak panas, gas dan alat-alat berat lainnya,

yang semuanya berada disekeliling anda dan anda harus menjaga tempat kerja anda

agar dapat memperkecil terjadinya suatu kecelakaan (musibah).

Bila anda memenuhi aturan-aturan berikut ini, maka hal tersebut akan

membuat tempat kerja anda menjadi lingkungan yang nyaman bagi anda yang

bekerja di dalamnya.

a. Anda harus senantiasa menjaga agar daerah tempat kerja anda bersih dan

terorganisir dengan rapi.

b. Seluruh perlengkapan dan alat-alat anda harus tetap bersih dan semua pisau harus

tetap dalam keadaan tajam.

Universitas Sumatera Utara


c. Jangan bersorak ataupun berteriak terhadap sesama rekan kerja dan setiap

perdebatan harus diselesaikan dengan cara disiplin dan secara dewasa.

d. Jangan melemparkan benda-benda terhadap sesama rekan kerja.

e. Jangan berlari atupun bermain disekitar dapur.

f. Patuhilah selalu perintah atasan anda tanpa mengeluh, kecuali anda merasa apa

yang diberitahukannya berbahaya bagi keselamatan anda atau hal tersebut

bertentangan dengan kepercayaan (keyakinan) agama anda.

g. Laporkan segera jika ada orang yang tidak berkepentingan memasuki tempat kerja

anda kepada pengawas atasan anda.

4.6 Pembagian Kitchen Section

1. Kitchen Coffee Shop

Coffee Shop ini buka 24 jam untuk melayani pesanan ala carte , room service,

dan breakfast. Khusus menu breakfast berganti setiap hari dan menyediakan

11 stalls food, diantaranya adalah :

- Makanan tradisional ( Gudeg, Pecel, Lontong Sayur, Jajanan Pasar, dan Bubur

manis)

- Pancake dan Sosis bakar

- Aneka jus segar

- Sereal dan susu

- Soup

Universitas Sumatera Utara


- Salad

- Aneka buah buahan

- Makanan utama (Nasi goreng, Bihun goreng, Ayam goreng, dan lainnya,

tergantung dengan menu perharinya)

- Gorengan (Mendoan, Money Bag, Kaki Naga, dan Spring Roll)

- Aneka roti (Roti manis, Roti tawar, dan Roti Perancis)

- Bubur Ayam

2. Cold Kitchen

Bagian ini biasanya mengolah aneka makanan pembuka (appetizer) dingin,

seperti macam-macam salad dan berbagai macam fresh fruit, baik untuk

breakfast, lunch dan dinner. Serta biasanya untuk lunch menyediakan

minuman tradisional seperti es campur, es cincau, es dawet, es buah dan lain-

lain.

3. Main Kitchen (Banquet)

Banquet kitchen bertangung jawab khusus untuk menangani lunch, dinner

serta event besar seperti wedding party, birthday party, dan table manner.

Bagian ini menangani segala jenis soup dan maincourse. Ada 4 jenis menu

yang terdapat di banquet Hotel Inna Garuda, yaitu : Indonesian Food, Chiness

Food, European Food dan Javaness Food.

4. Butcher

Universitas Sumatera Utara


Butcher bertanggung jawab terhadap ketersediaan semua protein hewani,

seperti daging sapi, daging ayam, daging bebek, dan semua jenis seafood

seperti scallops, mussel, udang, cumi, dan ikan. Outlet ini bertanggung jawab

untuk pemorsian semua protein hewani yang nantinya hasilnya akan diambil

setiap section untuk breakfast, lunch maupun dinner.

5. Pastry and Bakery Section

Pastry and Bakery bertanggung jawab dalam menyediakan sarapan (aneka roti

(roti manis, roti tawar, roti Prancis), jajanan pasar, aneka kukusan (ubi,

pisang, jagung, dan kacang) dan bubur manis), hidangan penutup untuk

makan siang dan makan malam, dan hidangan-hidangan untuk coffee break.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Selama mengkaji dan mempelajari, banyak hal yang penulis dapatkan selain

keterampilan dan ilmu, maka akhirnya penulis berhasil menyusun sebuah kertas karya

yang berjudul “Kitchen Coffee Shop Sebagai Sarana Pendukung Operasional dan

Kontribusinya Terhadap Pendapatan Hotel Inna Garuda Yogyakarta”. Didalam

kertas karya ini penulis dapat menarik kesimpulan yang menjadi inti dari penulisan

kertas karya ini, dan mempunyai hubungan judul diatas, kesimpulan tersebut antara

lain :

Bahwa Kitchen Coffee Shop merupakan salah satu bagian yang terdapat pada

suatu manajemen hotel, yang sangat menunjang dalam operasional sebuah hotel,

dibawah naungan F & B Product Departement. Kitchen Coffee Shop mempunyai

peranan sangat penting dalam kemajuan sebuah hotel, karena kitchen coffee shop

merupakan bagian yang menyediakan produk-produk makanan untuk kebutuhan hotel

dan para tamu-tamu hotel yang menginap di hotel.

Dalam operasional pada bagian kitchen coffee shop perlu diperhatikan

beberapa hal yang meliputi koordinasi dengan bagian atau departemen lain, baik itu

dalam satu lingkup departemen F&B atau juga degan departemen lainnya. Ada

beberapa kendala yang kadang-kadang harus dihadapi oleh staff Kitchen Coffee Shop,

tetapi belum ada gantinya.

Universitas Sumatera Utara


Kemampuan untuk melakukan analisis terhadap biaya pendapatan hotel perlu

ditingkatkan pada level supervisor yang merupakan tenaga midlle manager, yang

suatu ketika dapat menjadi manajer dan eksekitif. Chef, dalam hal ini sebagai senior

harus lebih banyak memberikan panduan pada karyawan kitchen agar nantinya dapat

melakukan tugas analisis tanpa banyak kendala.

5.2 SARAN

Adapun saran yang penulis berikan demi meningkatkan pelayanan dalam Hotel

Inna Garuda sendiri adalah segera adakan penambahan peralatan guna mendukung

operasional khususnya pada bagian Kitchen Coffe Shop. Membuat produk-produk

tebaru untuk menambah variasi menu sehingga tidak monoton, karena hampir setiap

hari produk yang dibuat itu-itu saja, hanya dalam menu cycle nya saja yang dirubah.

Melakukan pengontrolan rutin terhadap kedisiplinan karyawan, dimaksudkan agar

terciptanya kerapihan dalam melakukan pekerjaan yang bermanfaat untuk

mempermudah jalannya operasional. Dan lebih menggalakan lagi mengenai

kebersihan dapur dan kebersihan dalam melakukan suatu pekerjaan. Juga menjalin

kekompakan dengan department lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai